Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KOMUNITAS III

TENTANG KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)

Dosen Pengampu : Fajar Tri Asih., S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh :

TABAH SEPTO WIBOWO


11/2199/PR/0128

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya

sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah “Kesehatan Ibu dan Anak”.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Fajar Triasih., S.Kep. Ns.M. Kes selaku dosen pengampu mata

kuliah yang telah mengarahkan dan membimbing dalam

menyelesaikan makalah ini.

2. Teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini saya menyadari keterbatasan kemampuan

dalam pengetahuan sehingga penulis yakin makalah ini ini masih jauh dari

kesempurnaan, namun penulis telah berusaha semaksimal mungkin dengan

memanfaatkan bantuan dari berbagai sumber.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran.

Purwokerto, 19 November 2014

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan

yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu

menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan

Masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat

darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan. Sistem

kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh

dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat tranportasi atau

komunikasi (telepon genggam, telepon rumah), pendanaan, pendonor

darah, pencacatan pemantauan dan informasi KB. Dalam pengertian ini

tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka

masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta

pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak.

Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya

kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang

optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil

Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak

untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan

landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.


Salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah

menurunkan angka kematian ibu menjadi 125 per 100.000 kelahiran

hidup, dan angka kematian neonatal 16 per 1000 kelahiran hidup. Namun

sampai saat ini sasaran tersebut belum tercapai.

Menurut data survei demografi dan kesehatan Indonesia

tahun2007:

1. Angka kematian Neonatal di Indonesia sebesar 19 kematian/1000

kelahiran hidup

2. Angka kematian Bayi 26,9 kematian/1000 kematian hidup

3. Angka kematian Balita sebesar 44 kematian/1000 kelahiran hidup

4. Angka kematian Ibu Hamil dan saat melahirkan masih mencapai

228/100.000 kelahiran hidup.

B. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah :

1. Untuk melengkapi tugas mata kuliah Komunitas III

2. Untuk mengetahui definisi KIA

3. Untuk mengetahui ruang lingkup KIA

4. Untuk mengetahui tujuan KIA


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Upaya Kesehatan ibu dan anak adalah upaya dibidang kesehatan

yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu

meneteki, bayi dan anak balita serta anak prasekolah.

Dalam KIA keluarga mempunyai peran yang besar dalam

mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun

tahap-tahap kritisnya, dan yang paling berperan sebagai pendidik anak-

anaknya adalah ibu. Peran seorang ibu dalam keluarga terutama anak

adalah mendidik dan menjaga anak-anaknya dari usia bayi sehingga

dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan orang tua terutaa ibunya.

(Asfryati, 2003)

B. Tujuan Program KIA

Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya

kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang

optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil

Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak

untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan

landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya. Sedangkan tujuan

khusus program KIA adalah :


1. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan , sikap dan perilaku),

dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan

teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan

keluarga,paguyuban 10 keluarga, Posyandu dan sebagainya.

2. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah

secara mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga,

Posyandu, dan Karang Balita serta di sekolah Taman Kanak-Kanak

atau TK.

3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu

hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki.

4. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas,

ibu meneteki, bayi dan anak balita.

5. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan

seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita,

anak prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan

keluarganya.

C. Prinsip Pengelolaan Program KIA

Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan

peningkatan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan

efisien. Pelayanan KIA diutamakan pada kegiatan pokok :

1. Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan

mutu yang baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya.


2. Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada

peningkatan pertolongan oleh tenaga professional secara berangsur.

3. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga

kesehatan maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta

penanganan dan pengamatannya secara terus menerus.

4. Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1bulan)

dengan mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi tingginya.

D. Pelayanan dan Jenis Indikator KIA

1. Pelayanan antenatal :

Adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama

masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal.

Standar minimal “5 T “ untuk pelayanan antenatal terdiri dari :

a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

b. Ukur Tekanan darah

c. Pemberian Imunisasi TT lengkap

d. Ukur Tinggi fundus uteri

e. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.

Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan

dengan ketentuan waktu minimal 1 kali pada triwulan pertama,

minimal 1 kali pada triwulan kedua, dan minimal 2 kali pada triwulan

ketiga.

2. Pertolongan Persalinan
Jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada

masyarakat :

a. Tenaga profesional : dokter spesialis kebidanan, dokter umum,

bidan, pembantu bidan dan perawat.

b. Dukun bayi :

Terlatih ialah dukun bayi yang telah mendapatkan latihan

tenaga kesehatan yang dinyatakan lulus.

Tidak terlatih ialah dukun bayi yang belum pernah dilatih

oleh tenaga kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan

belum dinyatakan lulus.

c. Deteksi dini ibu hamil berisiko :

Faktor risiko pada ibu hamil diantaranya adalah :

1) Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun .

2) Anak lebih dari 4

3) Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang 2

tahun atau lebih dari 10 tahun

4) Tinggi badan kurang dari 145 cm

5) Berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan atas kurang

dari 23,5 cm

6) Riwayat keluarga mendeita kencing manis, hipertensi dan

riwayat cacat kengenital.

7) Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau

panggul.
Risiko tinggi kehamilan merupakan keadaan penyimpangan

dan normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan

kematian ibu maupun bayi .

Risiko tinggi pada kehamilan meliputi :

1) Hb kurang dari 8 gram %

2) Tekanan darah tinggi yaitu sistole lebih dari 140 mmHg dan

diastole lebih dari 90 mmHg

3) Oedema yang nyata

4) Eklampsia

5) Perdarahan pervaginam

6) Ketuban pecah dini

7) Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu.

8) Letak sungsang pada primigravida

9) Infeksi berat atau sepsis

10) Persalinan premature

11) Kehamilan ganda

12) Janin yang besar

13) Penyakit kronis pada ibu antara lain Jantung, paru, ginjal.

14) Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi

kehamilan.

Risiko tinggi pada neonatal meliputi :

1) BBLR atau berat lahir kurang dari 2500 gram

2) Bayi dengan tetanus neonatorum


3) Bayi baru lahir dengan asfiksia

4) Bayi dengan ikterus neonatorum yaitu ikterus lebih dari 10 hari

setelah lahir

5) Bayi baru lahir dengan sepsis

6) Bayi lahir dengan berat lebih dari 4000 gram

7) Bayi preterm dan post term

8) Bayi lahir dengan cacat bawaan sedang

9) Bayi lahir dengan persalinan dengan tindakan.

d. Indikator pelayanan kesehatan ibu dan bayi

Terdapat 6 indikator kinerja penilaian standar pelayanan

minimal atau SPM untuk pelayanan kesehatan ibu dan bayi yang

wajib dilaksanakan yaitu  :

Cakupan Kunjungan ibu hamil K4

1) Pengertian

Kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang kontak

dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan ANC

sesuai dengan standar 5T dengan frekuenasi kunjungan

minimal 4 kali selama hamil, dengan syarat trimester 1 minimal

1 kali,  trimester II minimal 1 kali dan trimester III minimal 2

kali . Standar 5 T yang dimaksud   adalah :

a) Pemeriksaaan atau pengukuran tinggi dan berat badan

b) Pemeriksaaan atau pengukuran tekanan darah

c) Pemeriksaan atau pengukuran tinggi fundus


d) Pemberian imunisasi TT

e) Pemberian tablet besi

2) Definisi operasional

Perbandingan antara jumlah ibu hamil yang telah

memperoleh ANC sesuai standar K4  disatu wilayah kerja pada

kurun waktu tertentu dengan penduduk sasaran ibu hamil

3) Cara perhitungan

Pembilang : Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh

pelayanan ANC sesuai standar K 4 disatu wilayah kerja pada

kurun waktu tertentu.

4) Sumber data :

a) Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan ANC

sesuai standar K4 diperoleh dari catatan register kohort ibu

dan laporan PWS KIA.

b) Perkiraan penduduk sasaran ibu hamil diperoleh dari Badan

Pusat Statistik atau BPS kabupaten atau propinsi jawa

timur.

5) Kegunaan

a) Mengukur mutu pelayanan ibu hamil

b) Mengukur tingkat keberhasilan perlindungan ibu hamil

melalui pelayanan standar dan paripurna. Jumlah ibu hamil

yang telah memperoleh pelayanan ANC sesuai standar K4

Perkiraan penduduk
c) Mengukur kinerja petugas kesehatan dalam

penyelenggaraan pelayanan ibu hamil

E. Manajemen Kegiatan KIA

Pemantauan kegiatan KIA dilaksanakan melalui Pemamtauan

Wilayah setempat-KIA (PWS-KIA) dengan batasan :

Pemamtauan Wilayah Setempat KIA adalah alat untuk pengelolaaan

kegiatan KIA serta alat untuk motivasi dan komunikasi kepada sector lain

yang terikat dan dipergunakan untuk pemamtauan program KIA secara

teknis maupun non teknis. Melalui PWS-KIA dikembangkan indikator-

indikator pemantauan teknis dan non teknis, yaitu :

1. Indikator Pemantauan Teknis : Indikator ini digunakan oleh para

pengelola program dalam lingkungan kesehatan yang terdiri dari :

a. Indikator Akses

b. Indikator Cakupan Ibu Hamil

c. Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

d. Indicator penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat

e. Indikator Penjaringan Faktor resiko oleh Tenaga Kesehatan

f. Indikator Neonatal

2. Indikator Pemamtauan Non teknis :

Indikator ini dimasksudnya untuk motivasi dan komunikasi

kemajuan maupun masalah operasional kegiatan KIA kepada para

penguasa di wilayah, sehingga di mengerti dan mendapatkan


bantuan sesuai keperluan. Indikator-indikator ini dipergunakan

dalam berbagai tingkat administradi, yaitu :

a. Indikator pemerataan pelayanan KIA

Untuk ini dipilih AKSES (jangkauan) dalam pemamtauan

secara teknis memodifikasinya menjadi indicator pemerataan

pelayanan yang lebih dimengerti oleh para penguasa wilayah.

b. Indikator efektivitas pelayanan KIA :

Untuk ini dipilih cakupan (coverage) dalam pemamtauan

secara teknnis dengan memodifikasinya menjadi indicator

efektivitas program yang lebih dimengerti oleh para penguasa

wilayah.

Kedua indicator tersebut harus secara rutin dijabarkan per bulan,

perdesa serta dipergunakan dalam pertemuan-pertemuan lintas

sektoral untuk menunjukkan desa-desamana yang masih

ketinggalan.

Pemantauan secara lintas sektoral ini harus diikuti dengan

suatu tindak lanjut yang jelas dari para penguasa wilayah perihal :

peningkatan penggerakan masyarakat serta penggalian sumber

daya setempat yang diperlukan.

F. Persyaratan Dan Mekanisme Kartu Insentif Anak (KIA)

1. Ketentuan Kartu Insentif Anak (KIA).

a. Sebagai Kartu Insentif Anak yang berdomisili di Kota Surakarta.


b. Memberikan fasilitas tertentu pada berbagai bidang sesuai

kebutuhan anak.

c. KIA bisa digunakan pula sebagai Kartu Identitas Anak sebelum

anak memiliki Identitas Resmi (KTP)

d. Waktu penyelesaian KIA untuk perseorangan 7 (tujuh) hari kerja

dan untuk kolektif 14 (empatbelas) hari kerja.

e. Pembuatan KIA tidak dipungut biaya (gratis).

f. KIA dapat diperoleh dengan menunjukan Akta Kelahiran, hal ini

dimaksudkan agar:

1) Orang tua memiliki kesadaran yang tinggi terhadap anaknya

untuk mencarikan akta kelahiran.

2) Mendukung RENSTRANAS tahun 2011, bahwa semua anak

Indonesia tercatat kelahirannya.

3) Mendukung RENSTRA Kota Surakarta Tahun 2011,

bahwa semua anak Surakarta tercatat kelahirannya.

4) Mendukung Program Kota Surakarta sebagai Kota Layak

Anak.

5) Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak untuk

menjamin kehidupan, pertumbuhan dan perkembangannya

secara wajar baik jasmani , rohani maupun sosial.

2. Persyaratan

a. Mengisiformulirpermohonan KIA.

b. Foto copy Akta Kelahiran Anak.


c. Foto copy Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga Orang Tua.

d. Pas foto anakberwarnaukuran 2 X 3 (2 lembar).

3. Mekanisme.

a. Penduduk atau yang mewakili (membawa kuasa) melapor ke

Dinas.

b. Penduduk atau yang mewakili (membawa kuasa)mengisi dan

menandatangani formulir permohonan KIA

c. Petugas Dinas melakukan verifikasi dan validasi berkas

permohonan.

d. Petugas melakukan perekaman data ke dalam data base KIA.

e. Dinas menerbitkan KIA dengan diberikan kepada pemohon.

G. Target Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

1. Target program adalah meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat pada

tahun 2014 dalam program gizi serta kesehatan ibu dan anak yaitu :

2. Ibu hamil mendapat pelayanan Ante Natal Care (K1) sebesar 100%.

3. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih sebesar 90%.

4. Cakupan peserta KB aktif sebesar 65%.

5. Pelayanan kesehatan bayi sehingga kunjungan neonatal pertama (KN1)

sebesar 90% dan KN Lengkap (KN1, KN2, dan KN3) sebesar 88%.

6. Pelayanan kesehatan anak Balita sebesar 85%.


7. Balita ditimbang berat badannya (jumlah balita ditimbang/balita

seluruhnya (D/S) sebesar 85%).

8. ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan sebesar 80%.

9. Rumah Tangga yang mengonsumsi Garam Beryodium sebesar 90%.

10. Ibu hamil mendapat 90 Tablet Tambah Darah sebesar 85% dan Balita

usia 6-59 bulan mendapatkan Kapsul Vitamin A sebanyak 85%.

11. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap kepada bayi 0-11 bulan sebesar 90

%.

12. Penguatan Imunisasi Rutin melalui Gerakan Akselerasi Imunisasi

Nasional (GAIN) UCI, sehingga desa dan kelurahan dapat

mencapai Universal Child Immunization (UCI) sebanyak 100%.

13. Pelaksanaan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam

mendukung terwujudnya Desa dan Kelurahan Siaga aktif sebesar 80%

H. Strategi Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Strategi Promosi Peningkatan KIA serta percepatan penurunan AKI

dan AKB adalah melalui Advokasi, Bina Suasana dan Pemberdayaan

Masyarakat yang didukung oleh Kemitraan.

1. Advokasi

Advokasi merupakan upaya strategis dan terencana untuk

mendapatkan komitmen dan dukungan dari para pengambil keputusan

dan pihak terkait (stakeholders) dalam pelayanan KIA.

2. Bina Suasana
Bina Suasana merupakan upaya menciptakan opini publik atau

lingkungan sosial, baik fisik maupun non fisik, yang mendorong

individu, keluarga dan kelompok untuk mau melakukan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait dengan upaya peningkatan

KIA serta mempercepat penurunan AKI dan AKB. Bina suasana salah

satunya dapat dilakukan melalui sosialisasi kepada kelompok-

kelompok potensial, seperti organisasi kemasyarakatan, kelompok

opini dan media massa. Bina suasana perlu dilakukan untuk

mendukung pencapaian target program KIA.

3. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya menumbuhkan

kesadaran, kemauan, kemampuan masyarakat dalam mencegah dan

mengatasi masalah KIA. Melalui kegiatan ini, masyarakat diharapkan

mampu berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan berperan serta

dalam pemberdayaan masyarakat di bidang KIA.

4. Kemitraan

Kemitraan dalam penanganan masalah KIA adalah kerjasama

formal antara individu-individu, kelompok-kelompok peduli KIA atau

organisasi-organisasi kemasyarakatan, media massa dan swasta/dunia

usaha untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan KIA di

masyarakat.
BAB III

ANALISIS

Dengan adanya program-program Puskesmas melalui program

kesehatan keluarga seperti Antenatal Care (ANC) kepada seluruh ibu

hamil didesa. Maka perawat mampu mengawasi kesehatan ibu hamil

beserta anaknya. Dengan adanya program ini perawat mampu

memprogramkan apa yang harus disiapkan dan dilakukan apabila seorang

ibu hamil akan melahirkan, seperti mempersiapkan kendaraan ambulan

desa, mengontrol kesehatan ibu hamil, dan menyiapkan alat untuk situasi

gawat darurat.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan adanya program KIA maka akan tercapai kemampuan

hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi

ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia

Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan. anak untuk

menjamin proses tumbuh kembang optimal.


DAFTAR PUSTAKA

Notoadmodjo, S. 2008. Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Rineka Cipta.

Mubarak, dkk. 2007. Kesehatan Ibu dan Anak KIA. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kementerian Kesehatan RI. Rencana Operasional Promosi Kesehatan Ibu dan

Anak.  (www.promkes.depkes.go.id accesed 19 November 2014)

Anda mungkin juga menyukai