Anda di halaman 1dari 11

KEGAWATAN

BENCANA FLU
BURUNG
KELOMPOK 3
1. Ibnu Nawawi
2. Indri Siti Azahra
3. Intan Tiara
4. Issy Farisianah
5. Julaeha
6. Neng Ina.L
7. Nur Indah.T
8. Nuriyyah
Pengertiaan Flu Burung
Flu burung ( Avian Influenza – AI ) adalah penyakit unggas yang menular disebabkan
virus influenza tipe A dari keluarga Orthomyxoviridae. virus ini paling umum
menjangkiti unggas ( Ayam,kalkun,itik dll ) juga berbagai jenis burung liar. Beberapa
virus flu burung juga diketahui bisa menyerang mamalia,termasuk manusia. Penyakit
pada binatang ini telah ditemukan sejak tahun 100 tahun lalu di italia, tepatnya 1878.
( Darel W. 2008 : 17 )

Virus influenza merupakan virus RNA termasuk dalam family Orthomyxoviridae.


asam nukleat virus ini beruntai tunggal, terdiri dari 8 segmen gen yang mengkode
sekitar 11 jenis protein. Virus influenza mempunyai selubung / simpai yang terdiri
dari kompleks protein dan karbohidrat. Virus ini mempunyai tonjolan ( spikes ) yang
digunakan untuk menempel pada reseptor yang spesifik pada sel-sel hospesnya pada
saat menginfeksi sel. Terdapat 2 jenis spikes yaitu yang mengandung hema glutinin
(HA) dan yang mengandung neuraminidase (NA) yang terletak dibagian terluar dari
virion ( Horimoto T,Kawaoka Y.2001 : 129 – 149 )
Penyebab / Etiologi penyakit Flu burung
Penyebab flu burung adalah virus influenza dari family Orthomyxoviridae yang termasuk
tipe A subtype H5,H7,dan H9. Virus H9N2 tidaklah menyebabkan penyakit berbahaya pada
burung tidak seperti H5 dan H7. Gejala penyakit flu burung pada manusia adalah demam,
anoreksia, pusing, gangguan pernafasan ( sesak ), nyeri otot dan mungkin konjungtivitis yang
terdapat pada penderita dengan riwayat kontak dengan unggas yang terinfeksi semisal
peternak atau pedagang unggas. Gejalanya tidak khas dan mirip gejala flu lainnya, tetapi
secara cepat gejala menjadi berat dan dapat menyebabkan kematian karena terjadi
peradangan pada paru ( pneumonia ). Gejala pada unggas yang terinfeksi diantaranya jengger
dan pial kebiru-biruan keluar darah dari hidung,feses kehijau-hijauan dan banyak
mengandung air,pada paha sering terdapat bercak-bercak darah,kematian unggas serentak
terjadi dalam hitungan hari selain itu,pada burung liar akan menjadi karier.
Epidemologi
Data epidemologi yang berhubungan dengan penyakit flu burung sampai bulan juni 2007
sebanyak 313 orang diseluruh dunia telah terjangkit virus A1 dengan 191 diantaranya
meninggal ( CFR = 61 % ). Kasus penyakit ini meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2003
tercatat 4 kasus kemudian berkembang menjadi 46 kasus ( 2004 ),97 kasus ( 2005 ),116 kasus
(2006), dan pada tahun 2007 tertanggal 15 juni sudah dilaporkan terjadi 50 kasus dengan angka
kematian 66%. Negara yang terjangkit sebagian besar adalah Negara – Negara di asia
(Thailand, kamboja, Vietnam, china, dan Indonesia) tetapi sekarang menyebar ke Irak dan
Turki. Di Indonesia sejak juli 2005 sampai dengan pertengahan juni 2007 tercatat terdapat 100
kasus dengan 80 kematian ( CFR = 80 % ),sebagian besar kasus berasal dari jawa dan Sumatra,
provinsi yang terbanyak yang terjangkit penyakit ini adalah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan
banten. Penyakit ini sudah berjangkit di 11 provinsi dan 37 kabupaten / kota.
Factor resiko
Factor resiko terbesar flu burung adalah mengalami
kontak dengan unggas yang sakit atau dengan permukaan
yang terkontaminasi oleh bulu,air liur,atau kotoran milik
unggas yang terinfeksi.
Dalam beberapa kasus yang sangat langka,flu burung
dilaporkan ditularkan dari satu manusia ke yang lain,pola
penularannya dari manusia ke manusia masih misterius.
Berbagai orang dari segala usia yang terjangkit dilaporkan
meninggal setelah mengalami infeksi
Penularan / Penyebaran
Meskipun reservoir alami virus A1 adalah unggas liar yang sering bermigrasi (bebek liar), tetapi
hewan tersebut resisten terhadap penyakit ini. Menurut WHO,kontak hewan tersebut dengan
unggas ternak menyebabkan epidemic flu burung dikalangan unggas. Penulran penyakit terjadi
melalui udara dan ekskret ( kotoran,urin,dan ingus ) unggas yang terinfeksi.
Virus A1 dapat hidup selama 15 hari diluar jaringan hidu,virus pada unggas akan mati pada
pemanasan 80ºc selama 1 menit dan virus pada telur akan mati pada suhu 65ºc selama 5 menit.
Virus akan mati dengan pemanasan sinar matahari dan pemberian desinfektan.
Secara genetic virus influenza tipe A sangat labil dan tidak sulit beradaptasi untuk menginfeksi
spesies sasarannya. Virus ini tidak memiliki sifat proof reading,yaitu kemampuan untuk
mendeteksi kesalahan yang terjadi dan memperbaiki kesalahan pada saat replikasi. Ketidak
stabilian sifat genetic virus ini lah yang mengakibatkan terjadinya strain/jenis/mutan virus yang
baru
Mekanisme penularan flu burung pada manusia melalui beberapa cara :
Virus – unggas liar – unggas domestic – manusia
Virus – unggas liar – unggas domestic – babi – manusia
Virus – unggas liar – unggas domestic – ( dan babi ) – manusia – manusia
Penanggulangan flu burung
Menurut Ririh ( 2006 : 189 – 192 ), melihat adanya kondisi peternakan yang
memburuk akibat adanya wabah flu burung. Departemen pertanian
mengeluarkan beberapa kebijakan,kebijakan ini diharapkan membantu
peternakan sehingga dapat menjalankan aktivitas beternak kembali.
Departemen pertanian menginstruksikan pada segenap jajaran dinas
peternakan didaerah – daerah untuk melakukan hal yang sama saat
menemukan adanya indikasi flu burung.
1. Peningkatan biosekuriti
2. Depopulasi
3. Melakukan pengawasan produk unggas
4. Melakukan sosialisasi
Sosialisasi flu burung dengan melakukan penyuluhan kepeternakan dimasing
masing daerah,adanuya sosialisasi diharapkan warga di sekitar lokasi
peternakan mengerti dan paham akan bahaya flu burung. Dengan demikian
masyarakat akan menjaga kondisi lingkungan dan kesehatan nya.
Pencegahan
Menurut Ririh ( 2006 : 187 – 188 ) tindakan yang bisa kita lakukan adalah :
a. Mencaga kebersihan diri sendiri antara lain mandi dan sering cuci tangan
dengan sabun,terutama yang sering bersentuhan dengan unggas
b. Membersihkan lingkungan sekitar tempat tinggal kita
c. Menggunakan alat pelindung diri,bagi yang biasa kontak dengan unggas
d. Melepaskan sepatu,sandal dll diluar rumah
e. Bersihkan alat pelindung diri menggunakan deterjen san air hangat
f. Pola hidup sehat secara umum dapat mencegah flu burung seperti istirahat
yang cukup dll
Hambatan dan Kesulitan
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk
memberantas penyakit flu burung yang sangat ditakuti oleh
masyarakat sehubungan dengan tingkat kematiian tinggi pada
unggas dan menyebabkan kerugian yg sangat besar pada
industry perunggasan diindonesia,penularan penyakit pada
manusia,dan mengganggu perekonomian nasional.
Belum berhasilnya pemberantasan flu burung di Indonesia
dikarenakan hal – hal berikut :
a. Unggas liar sebagai reservoir
b. Sistem peternakan dan pemeliharaan hewan di Indonesia
c. Gaya hidup masyarakat di Indonesia
d. Pelanggaran terhadap aturan pemerintah tentang lalu lintas
hewan
e. Banyak masyarakat yang belum tahu tentang flu burung
Tugas dan Tanggung Jawab
Puskesmas
Fasilitas kesehatan tingkat pertama ( FKTP ) :
Tugas dan fungsinya :
a. Melakukan kegiatan penyuluhan / KIE di masyarakat
b. Melatih kader kesehatan,desa siaga dan posyandu dalam mengenal
tanda – tanda FB dan upaya pencegahannya
c. Mendeteksi dini kasus – kasus suspek FB
d. Memberikan Oseltamivir sedini mungkin pada setiap kasus suspek
FB dan merujuk ke RS rujukan terdekat
e. Meningkatkan kewaspadaan dengan menggunakan APD dalam
tatalaksana suspek FB di puskesmas
f. Melakukan penelusuran factor risiko penularan diwilayahnya
g. Membantu dinas kesehatan kabupaten / kota dalam kegiatan
surveilans dan observasi kontak unggas sakit / mati atau kontak
kasus konfirmasi FB dalam upaya deteksi dini kasus FB
h. Melaporkan ke dinas kesehatan kabupaten / kota setempat dalam
waktu 24 jam sejak deteksi suspek Fb
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai