Anda di halaman 1dari 4

TAFAKUR

Menggali Makna Memetik Hikmah


Edisi 2 / 2022 Jumat, 11 Januari 2022

Manhaj Intelektual Muslim


Oleh : Ivan Ardhiansyah*

S
Qur'an
uatu hari, syeikh Mutawalli as-
Sya'rawi pernah ditanya oleh
seorang orientalis, “Apakah ayat-
ayat di Al-
kalian
orang kafir. Meskipun jumlah umat islam
memang banyak,tapi mayoritas itu masih
dalam kualitas rendah, baru setingkat
menjalankan syari'at.
Itu pun hanya sebagian
seluruhnya benar?” seperti,hanya shalat
Sang syaikh saja, atau zakat
menjawab tegas, saja,atau zakat saja.
“Iya saya yakin Kesan yang muncul
benar” orientalis itu dimasyarakat adalah
bertanya lagi, “Lalu, islam sebagai identitas
mengapa Allah yang bersimbol ritual.
jadikan orang-orang
Sebelum memahami bagaimana harusnya
kafir berkuasa atas kalian, padahal dalam
menjadi muslim yang ideal,maka kita perlu
Al-Qur'an di sebutkan bahwa; ‘Dan Allah
memahami makna islam yang
sekali-kali tidak akan memberi jalan
sesungguhnya. Para orientalis ingin
kepada orang-orang kafir untuk
menyamakan islam dengan agama-agama
menguasai orang-orang yang beriman
yang lain yang memberi nama agama
(Mukmin)’?” (QS An-Nisa,4;141). Sang
masing-masing dengan nama
syeikh menjawab “Karena kami masih
pembawanya, nama tempat kelahiranya
Muslimin belum Mukminin".
atau ras penganutnya.Seyyed Hossein
Dari sini kita bisa menyimpulkan Nasr dengan tegas menyatakan: “Islam
bahwa muslim yang berkualitas mukmin adalah agama yang utama,yang namanya
itulah yang tidak akan dikuasai oleh orang-

Page | 1
tidak terkait dengan individu atau kelomok benar ? atau bagaimana menjadi seorang
etnis tertentu,tapi berkaitan dengan ide muslim yang benar? untuk masuk pintu
sentral agama itu.” Berbeda dari semua islam,seseorang harus memulainya dengan
agama lainya,penamaan islam sebagai din membaca syahadat. Bersyahadat tidak sah
hanya berkaitan dengan konsep,misi dan jika hanya diucapkan tanpa kesadaran. Orang
ajaran di dalamnya yang bersifat universal. gila,bayi atau anak-anak yang belum baligh,
orang yang mabuk yang tidak mempunyai
Nama islam sebagai konsep dapat di
kesadaran tidak sah jika dipaksa
lacak berasal dari akar kata s-l-m. Kata ini
mengucapkan syahadat. Jadi memasuki pintu
dalam Al-Qur’an yang disebut secara eksplisit
islam dengan syahadat itu memerlukan
sebayak 73 kali. Jika dikaji secara etimologis
kesadaran penuh, karena syahadat adalah
(lughatan),kata “islam” merupakan bentuk
pintu pertama dari seluruh pintu-pintu
masdar dari kata aslama (‘menundukan’ atau
kewajiban berislam.
‘menghadapkan wajah’ atau ‘berserah diri’).
Setelah mengucapkan syahadat,
Asal katanya salima (‘selamat’ atau
seorang muslim tentu mempunyai
‘menyelamatkan’) yang juga menurunkan
konsekuensi yang lain,yaitu menjalankan
kata sallama (‘menyerahkan diri’), salam
seluruh rukun islam yang empat setelah
(‘kesejahteraan’, atau ‘keselamatan’) dari
syahadat, Shalat, Puasa, Zakat,dan Naik Haji.
kata itulah terbentuklah kata islam. Dari
Masalahnya tidak semua umat islam mau
makna tersebut jelaslah bahwa kata islam itu
mengerjakan dengan sempurna. Ada yang
mengandung berbagai konsep.
baru mengerjakan shalat, ada pula yang tidak
Dalam Al-Qur’an,makna islam dapat shalat tapi rajin berpuasa,ada yang rajin
dikelompokan sedikitnya ada tiga: Pertama, berumrah tapi shalatnya tidak selalu
Tunduk; Kedua, berserah diri; Ketiga, penuh,dan seterusnya. Jika demikian maka
menyelamatkan. Tunduk disini adalah sangat mungkin yang bersangkutan akan
tunduk terhadap hukum-hukum yang telah di melakukan perbuatan dosa.
bebankan kepada manusia. Berislam adalah Orang yang mengaku berislam dan
berserah diri atau pasrah,yaitu menyerahkan terus menerus mengerjakan islam, tapi disisi
diri kepada Allah dan taat kepada hukum lain disadari atau tanpa disadari,juga
Allah tanpa tawar-menawar. Sedangkan melakukan perbuatan dosa, mencuri,
berislam adalah menyelamatkan yaitu berzina, menipu, membunuh, dan lain
menyelamatkan semua umat manusia dari sebagainya. Menurut Rasulullah SAW adalah
segala bencana yang akan muncul,baik dari golongan orang-orang yang “bangkrut”. Nabi
diri sendiribmaupun orang lain. Saw bersabda: “Tahukan kalian siapakah
orang yang bangkrut itu?” Mereka
Jika kita sudah memahami islam
menjawab: “orang yang bangkrut
dengan benar,maka seharusnya kita
dikalangan kami adalah orang yang tidak
memahami bagaimana berislam secara

Page | 2
memiliki dirham dan tidak pula memiliki bahwa Iman adalah perkataan,amal
harta/barang”. Rasulullah Saw bersabda: perbuatan dan pengetahuan yang
“sesungguhnya orang yang bangkrut dari bertambah dengan ketaatan serta berkurang
umatku adalah orang yang datang pada Hari karena perbuatan maksiat.
Kiamat dengan membawa pahala shalat,
Pengertian Iman yang lebih tinggi lagi
puasa, zakat. Namun ia juga datang dengan
adalah cinta. Beriman adalah mencintai.
membawa dosa kezaliman. ... Hingga apabila
Maka beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
kebaikanya telah habis dibagi-bagikan
berarti mencintai Allah dan Rasul-Nya.
kepada orang-orang yang dizaliminya
Keimanan kepada Allah menjadi sempurna
sementara belum semua kezalimanya
ketika keimananya itu menjelma menjadi
tertebus, diambilah kejelekan/atau
rasa cinta yang agung. Jika seseorang
kesalahan yang dimiliki orang orang-orang
mencintai kedua orang tuanya misalnya, dia
yang dizaliminya lalu ditimpakan
akan melakukan sesuatu yang membuat
kepadanya,kemudia ia dicampakan ke dalam
kedua orang tuanya suka dan ridha;
neraka.”
menghindari sesuatu yang dibenci keduanya;
Jadi dari hadits di atas dapat dipahami
memberikan sesuatu yang
bahwa berislam itu tidak sekedar
membahagiakanya, dan seterusnya.
mengerjakan rukun-rukunya saja,tapi juga
disertai dengan perbuatan baik. Keseluruhan Demikian pula jika seorang mukmin
amalan dan proses berislam itu ternyata mencintai Allah dan Rasul-Nya,dia tidak akan
mempunyai tujuan tertentu yang capaianya melakukan perbuatan apapun kecuali untuk
meliputi seluruh kehidupan manusia atau keridhaanAllah; ia tidak akan melakukan
yang bias disebut dengan Maqasid asy- perbuatan yang di benci Allah; ia tidak akan
Syariah. Di antaranya adalah syariat dapat melarang kecuali karena Allah. Mengingat
menjaga jiwa, agama, akal, keturunan, harta, Iman itu mengandung keyakinan dalam
dan alam. Inilah tingkatan pertama dalam hati,ikrar dengan lisan dan yang terpenting
berislam yaitu berislam dengan Ritual. adalah pengamalan dengan anggota tubuh
alias perbuatan,maka tanda-tanda seseorang
Yang kedua adalah berislam tingkat
dapat dilihat dan dibuktikan dengan
Iman. Rasulullah Saw bersabda “Iman itu ada
perbuatan yang mana semua di realisasikan
tujuh puluh atau enam puluh cabang
ke dalam 70 an cabang yang telah disebutkan
lebih,yang paling utama adalah ucapan
dalam hadits tadi. Jadi singkat kata,umat
‘Lailahailallah’,sedangkan yang paling
islam itu mundur dan terpuruk karena tidak
rendahnya adlah menyingkirkan sesuatu
menjalankan cabang keimanan dalam
yang mengganggu dari jalan,dan malu itu
kehidupan mereka. Tak hanya itu,bahkan
salah satu cabang iman.” Dalam buku I’tiqad
masih banyak yang melakukan maksiat.
Ahl as-Sunnah Syarh Ashab al-Hadits
dinyatakan dengan jelas para ulama sepakat

Page | 3
Yang ketiga adalah berislam pada Pertama, Berpikir dalam Worldview islam
tingkat ihsan. Di dalam kutipan hadits, disertai keimanan kepada Allah SWT sebagai
Rasulullah pernah didatangi oleh malaikat konsep sentral. Semua konsep dalam islam
jibril, jibril pun berkata, “apakah Ihsan?” bersentuhan dengan konsep Tuhan. Ilmu
Rasulullah Saw bersabda “Engkau beribadah berasal dari Allah. Alam Semesta ciptaaan
kepada Allah seakan-akan Engkau melihat- Allah. dst. Kedua, Berpikir dengan worldview
Nya,dan jika Engkau tidak melihat- islam harus selalu dikaitkan dengan wahyu.
Nya,sesungguhnya Ia melihatmu (HR Bukhari Wahyu memiliki peran sebagai petunjuk (al
No 50)”. Huda), pembeda (al Furqan), penjelas (al
Bayan) dan dijelaskan hadist membentuk Din
Ihsan adalah ibadah tingkat tinggi.
Islam yang sempurna dan mengatur segala
Pada tingkat ini,menurut Abu Bakar as-
aspek kehidupan. Ketiga, Berpikir dengan
Shiddiq Ra,ibadah bukan karena motif pahala
worldview islam merupakan metode berpikir
dan dosa atau karena mencari
yang tawhidi (integral), artinya, berfikir
kemuliaan,tapi karena rasa cinta kepada
multidimensional, yaitu mempertimbangkan
Allah dan Rasul-Nya. Seseorang pada tingkat
aspek syariat, aqidah, akhlak, dan kombinasi
ini disebut sebagai Muhsin. Maka bisa kita
aspek dunia akhirat. Keempat, Berpikir
simpulkan bahwa berbuat baik yang tinggi
dengan Worldview islam berdasarkan hal-hal
nilainya itu adalah berbuat baik dengan
yang tampak (empiris) dan tidak tampak (non
kesadaran penuh bahwa ia melakukan itu
empiris).
seakan-akan ia melihat Allah dihadapanya.
Jika seorang muslim sudah mencapai
Jika seseorang memahami akidah
tingkat muhsin dengan mengamalkan Islam-
dengan benar maka keislamannya akan
Iman-Ihsan maka dia akan mencapai
meningkat menjadi akhlak yang dijaga
keshalehan secara individual dan sosial; dan
ketaqwaan. Maka pengetahuan (syariah),
dengan mengamalkan ilmu akan
keimanan (aqidah) dan perbuatan (akhlaq)
memperoleh kuslitas Alim dan shaleh secara
dalam islam berpuncak pada cara pandang
Intelektual.Dengan hal tersebut,maka umat
(worldview) yang benar.
Islam akan menjadi Khayru Ummah (umat
Untuk mencapai tingkat Ulul albab terbaik) dan Ummatan wasathan (umat
maka muslim hendaknya mempelajari pertengahan).
manhaj berpikir dalam islam. Menurut Prof.
Hamid Fahmy Zarkasyi, Manhaj berpikir
tersebut memiliki empat elemen,yaitu : *Kelas 12 TKJ SMK Al Qolam Magetan

Referensi :
- Prof. Hamid Fahmy Zarkasyi – MINHAJ : Berislam dari Ritual hingga Intelektual

Page | 4

Anda mungkin juga menyukai