Anda di halaman 1dari 81

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dalam dunia usaha sekarang ini terjadi begitu cepat

sehingga menimbulkan persaingan yang semakin ketat khusunya dalam

pengelolaan unit usaha kecil menengah. Persaingan merupakan hal yang harus

dihadapi dengan membuat dan mencari strategi yang tepat dalam

memperkenalkan produk atau usaha yang dijalani, baik dalam segi penetapan

harga, kreatifitas kemasan serta tehnik promosi yang dapat membantu

mempertahan kan produk di pasaran.

Dalam upaya memberikan kepuasan konsumen serta menghasilkan

tanggapan yang positif dan meningkatkan penjualan, maka suatu usaha harus

dapat menentukan harga yang tepat. Peranan alokasi dari harga dapat membantu

para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi

yang diharapkan berdasarkan kekuatan membelinya. Harga adalah salah satu hal

yang sangat strategis terhadap keputusan pembelian yang menjadi awal dari

munculnya kepuasan konsumen.

Selain harga, kemasan juga dapat mempengaruhi kepuasan konsumen,

karena apabila kemasan yang dirancang dengan baik bisa menimbulkan daya tarik

konsumen. Kemasan tidak hanya berfungsi sebagai wadah pembungkus dan

pelindung suatu produk, tetapi juga dapat menarik perhatian konsumen untuk

1
2

melakukan keputusan pembelian sehingga akan mempengaruhi kepuasan

konsumen suatu produk.

Selain harga dan kemasan, promosi juga dapat mempengaruhi kepuasan

konsumen suatu produk. Dengan dilakukannya promosi maka konsumen akan

lebih muda mengenal produk tersebut. Kegiatan promosi dapat menarik minat beli

konsumen dan mempengaruhi pihak lain agar dapat mengetahui produk yang

dipromosikan. Promosi merupakan peran penting dalam suatu usaha, karena

mengkomunikasikan suatu produk kepada konsumen, dapat membuat konsumen

yang semulanya tidak tertarik untuk membeli dapat berubah pikiran menjadi

tertarik pada produk tersebut dan kemudian melakukan pembelian.

Kepuasan konsumen merupakan aspek penilaian yang dilakukan langsung

oleh konsumen. Hal ini dapat dibuktikan dengan mengetahui tingkat pada

penjualan produk dari usaha yang menjadi objek pemuas kebutuhan bagi

konsumen. Kepuasan konsumen akan mudah didapat apabila penetapan harga ,

kemasan yang menarik serta promosi yang dilakukan dapat mengajak konsumen

untuk mencoba produk yang di tawarkan. Konsumen akan merasa puas apabila

barang yang ia dapat kan sesuai dengan apa yang konsumen itu sendiri harapkan,

setelah mendapatkan kepuasan konsumen maka secara otomatis konsumen akan

beralih menjadi pelanggan, inilah yang dapat mempengharui pendapatan suatu

usaha.

Saat ini usaha dibidang makanan berkembang dengan pesat, salah satunya

yaitu usaha makanan ringan. Usaha makanan ringan memberikan pengaruh yang

positif terhadap pertumbuhan perekonomian dalam industri bisnis makanan


3

ringan. Banyak jenis makanan ringan yang beredar dipasar, salah satunya adalah

makanan ringan berupa Kipang, Kipang adalah makanan ringan yang sudah cukup

lama berada di Indonesia, makanan yang bahan baku nya ini adalah beras ketan

yang dipanaskan hingga mengembang, kemudian diberi larutan gula yang bahan

baku nya berasal dari gula merah maupun gula putih, larutan ini juga berfungsi

untuk memberikan rasa pada makanan Kipang serta sebagai perekat antara beras

yang sudah mengembang pada proses pembuatan Kipang. Walaupun makan ini

sederhana dan banyak di buat dengan alat-alat manual, tapi cukup mampu

bersaing dipasar.

Beberapa produk Kipang yang telah beredar dipasar pada saat ini membuat

banyaknya perbedaan yang signifikan, mulai dari harga, kemasan dan promosi

yang dimiliki masing-masing produk. Hal ini membuat para pengusaha makanan

ringan berupa kipang harus menetapkan strategi pemasaran dengan baik supaya

produk Kipang tersebut dapat bertahan di pasar. Meskipun persaingan dalam

dunia usaha makanan ringan semakin ketat, tetapi makanan ringan berupa Kipang

dapat tetap bertahan dan mampu bersaing dengan usaha makanan ringan lainnya.

Salah satunya yaitu usaha makanan ringan Kipang Pak Wadi Desa Aek Loba.

Usaha Kipang Pak Wadi Desa Aek Loba beralamat di Aek Loba Dusun II

Kebun Sayur, Kec. Aek Kuasan. Usaha ini berdiri pada tahun 2003, pada saat itu

Pak Wadi memiliki karyawan sebayak 3 orang saja. Pak Wadi sendiri di bantu

oleh istri dan anak sulung nya yang membantu mengembangkan usaha pada awal

merintisnya usaha ini.


4

Modal awal yang digunakan sebesar Rp. 10.000.000,- untuk membangun

usaha ini. Dengan memulai dari pembelian bahan baku yang di gunakan sebagai

bahan utama dalam bentuk barang yang di perjual belikan ke konsumen dan

adapun alat-alat pembantu untuk melakukan produksi Kipang itu sendiri.

Pada Tahun 2007 Usaha Pak Wadi mulai meningkat hasil penjualannya

dan mulai menambah karyawan sebanyak 3 orang yang memiliki tugas tugas

tertentu untuk mengefensiasi kinerja dalam usahanya.

Kipang Pak Wadi sendiri menggunakan pembungkus produk (kemasan)

plastik pembungkus yang memiliki 2 Ukuran yaitu dengan menggunakan ukuran

kecil dan besar. Ukuran kecil untuk dipasarkan ke pedagang kecil dan yang

berukuran besar untuk pesanan acara khusus.

Kipang yang di kemas dengan bentuk kemasan kecil di beri patokan harga

Rp. 500,- sedangkan untuk kemasan dalam bentuk kemasan besar di beri patokan

harga Rp. 50.000,- harga yang termasuk terjangkau untuk konsumen khususnya

konsumen dengan tingkatan menengah kebawah.

Pak Wadi sendiri melakukan kegiatan promosi dengan cara melakukan

kegiatan distribusi langsung kepedagang kecil guna memperkenalkan usahanya.

Selain itu untuk meningkatkan hasil penjualan Pak Wadi juga memasarkan produk

kipangnya dengan cara menerima pesanan untuk acara acara hajatan seperti acara

pernikahan, sunatan dan lain sebagainya.

Saat ini Pak Wadi berhasil menjalankan usahanya yang dapat menghasil

kan keuntungan Rp 150.000,- s.d Rp. 250.000,- perhari. Pendapatan

dikalkulasikan untuk hasil penjualan perbulannya mencapai Rp 4.500.000,- s.d


5

Rp. 6.000.000,- sedangkan untuk pesanan khusus untuk acara hajatan tidak terlalu

berpengaruh dengan hasil penjualan dikarenakan pemesan hanya terjangkau dari

jiran tetangga saja belum meluas ke daerah daerah lainnya.

Tabel 1.1
Hasil Penjualan
Maret sampai Agustus 2018
Bulan Penjualan
Maret Rp 5.500.000
April Rp 5.000.000
Mei Rp 4.750.000
Juni Rp 4.500.000
Juli Rp 6.000.000
Agustus Rp 5.750.000

Sumber : Kipang Pak Wadi, 2018

Berdasarkan table 1.1 diatas dapat disimpulkan bahwa hasil penjualan

pada produk Kipang Pak Wadi di Desa Aek Loba mengalami kenaikan dan

penurunan pada penjualan produk Kipang Pak Wadi serta belum mengalami

kestabilan pada hasil penjualannya. Walaupun harga yang ditawarkan pada

produk Kipang Pak Wadi terjangkau, kemasan yang rapi berfungsi sebagai

pembungkus produk serta promosi dilakukan dengan baik tetapi tetap mengalami

penurunan dari pendapatan rata-rata penjualan pada produk Kipang Pak Wadi.

Dalam hal ini naik turun nya penjualan tergantung dari proses kepuasan

konsumen terhadap produk yang di jual belikan.

Alasan peneliti memilih Kipang Pak Wadi di Desa Aek Loba karena

harga, kemasan, dan promosi pada penjualan makanan ini sangat penting untuk

kepuasan konsumen yang menjadi prioritas utama dalam menjalan suatu bisnis
6

usaha, setelah mendapatkan kepuasan konsumen maka secara otomatis konsumen

akan lebih memilih produk tersbut, hal ini bisa menjadi hal yang positif bagi

pengusaha. Hal positif yang timbul adalah membuat konsumen menjadi

pelanggan, dapat meningkatkan laba perusahaan khususnya, dan bisa

memperpanjang umur dari usaha yang di jalankan.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul: “Pengaruh Harga, Kemasan, Promosi

Terhadap Kepuasan Konsumen UMKM Kipang Pak Wadi di Desa Aek Loba

Kec. Aek Kuasan”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut “Apakah harga, kemasan, promosi

berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kepuasan konsumen pada

produk Kipang Pak Wadi di Desa Aek Loba ”?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis untuk melakukan penelitian ini adalah “Untuk

mengetahui pengaruh harga, kemasan, promosi berpengaruh secara parsial dan

simultan terhadap kepuasan konsumen pada produk Kipang Wak Adi Desa Aek

Loba”.
7

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan penulis dengan adanya penelitian ini adalah :

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dengan

menerapkan teori – teori yang diperoleh dalam perkuliahan, sehingga dapat

menambah pemahaman peneliti dalam bidang pemasaran khususnya yang

berhubungan dengan variabel harga, kemasan, promosi dan Kepuasan

Konsumen.

2. Bagi Fakultas

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan

wawasan serta memberikan informasi atau masukan sebagai bahan

pembanding bagi penelitian lain, dan sebagai wujud Dharma Bakti Kepada

Perguruan Tinggi pada umumnya dan Fakultas Ekonomi Universitas Asahan.

3. Bagi Akademisi / Almamater

Sebagai syarat menyelesaikan tugas penulisan ilmiah, juga dapat menambah

wawasan ilmu pengetahuan khususnya di bidang pemasaran dan menambah

pengalaman dalam melakukan penelitian secara ilmiah.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan

dan referensi dalam melakukan penelitian untuk permasalahan yang sama.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian di buat berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

peneliti-peneliti sebelumnya yaitu: Arfiani Bahar, dan Herman Sjaharuddin

(2015). Melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk Dan

Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Dan Minat Beli Ulang”.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis kualitas produk, kualitas

pelayanan, kepuasan konsumen dan minat beli ulang pada konsumen di Mc

Donald's Alauddin Makassar. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Mc

Donald's Alauddin Makassar. Sampel berjumlah 80 responden. Hasil pengujian

hipotesis juga menggunakan analisis jalur melalui SPSS Versi 21.0 membuktikan

bahwa Koefisien Determinasi terlihat bahwa R Square atau koefisien determinasi

yaitu 0.595. 0.000 yang lebih kecil dari 0.005 atau kolom t=3 .659 yang lebih

kecil dari titik kritis 3.423. Dengan demikian hasil dari penelitian ini Ho ditolak

dan Ha Diterima. Dalan pengujian secara serempak (Uji-F) hasil uji F yaitu

fhitung > ftabel (24.954>3.97) dan nilai signifkan sebesar 0,000. Dalam penelitan

ini Ho diterima dan menolak Ha.. Hasil Uji Parsial (Ujit) Berdasarkan dapat

dilihat yaitu pada nilai t dengan nilai df=n–k-1 = 80-2-1=77, maka diperoleh

bahwa variabel kualitas produk dengan nilai t hitung lebih besar dari t tabel

(2.384>2.641) dan tingkat signifikan lebih kecil dari 0.05 (0.020<0.05), yang

berarti H1 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas produk berpengaruh

8
9

signifikan secara parsial terhadap kepuasan konsumen. Nilai signifikan lebih kecil

dari 0.05 (0.040<0.05), maka dapat disimpul kan bahwa H2 diterima yang berarti

kualitas pelayanan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap minatbeli ulang.

Dan variabel kepuasan dengan nilai t hitung lebih besar dari t tabel (3.659>3.423)

dan nilai signifikan lebih kecil dari 0.05(0.000<0.05), maka dapat disimpulkan

bahwa H3 diterima.

Dharu Kusuma Wardani, Patricia Diana Paramita, Maria M Minarsih

(2016). melakukan penelitisan dengan judul “Pengaruh Produk, Harga dan

Promosi Terhadap Kepuasan Konsumen yang Bedampak pada Repurchase

Itention”, Penelitian ini dilatar belakangi oleh fenomena bisnis mereka, yaitu

volume penjualan PT. Ntronik Lintas Nusantara melalui fase berfluktuasi setiap

bulan, ini menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan untuk voucher transaksi yang

dinilai elektrik menurun, indikator dapat dilihat dari volume penjualan umumnya

menurun dan diduga konsumen telah beralih ke distributor pesaing. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh produk, harga dan promosi untuk kepuasan

pelanggan dan pembelian kembali itention. Ukuran sampel yang digunakan dalam

penelitian ini sebanyak 94 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan

convienen sampling. Analisis statistik dilakukan pada regresi dan pengujian

hipotesis linier berganda. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan; 1)

Ada pengaruh positif dan signifikan pada produk kepuasan pelanggan, 2) Ada

pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kepuasan konsumen, 3) Ada

pengaruh positif dan signifikan pada promosi kepuasan pelanggan, 4) Ada positif

dan produk dampak yang signifikan, harga dan promosi bersama-sama untuk
10

kepuasan pelanggan, 5) Ada pengaruh positif dan signifikan terhadap produk niat

pembelian kembali, 6) Ada pengaruh positif dan signifikan terhadap harga niat

pembelian kembali, 7) Ada positif dan dampak yang signifikan pada promosi niat

pembelian kembali, 8) Ada dampak positif dan signifikan terhadap kepuasan

pelanggan, pembelian kembali niat. 9) Ada produk berpengaruh positif dan

signifikan, harga, promosi dan kepuasan pelanggan bersamasama menuju niat

pembelian kembali ,. Koefisien determinasi adalah sebesar 0,712 yang berarti

variasi dipengaruhi perubahan dari produk kepuasan pelanggan, harga dan

promosi oleh 71,2%, sedangkan sisanya 28,8% dipengaruhi oleh faktor lain di luar

penelitian. Koefisien determinasi adalah 0,281, yang berarti variasi niat pembelian

kembali perubahan yang terkena dampak produk, harga, promosi dan kepuasan

pelanggan dari 28,1%, sedangkan sisanya 71,9% dipengaruhi oleh faktor lain di

luar penelitian. Produk hal ini dibuktikan dalam analisis statistik dimana nilai

koefisien regresi promosi (b1) sebesar 0,288 dan t hitung (3,508) > t tabel (1,662)

atau sig t 0,001 < 0,05, dengan demikian H1 diterima. Harga hal ini dibuktikan

dalam analisis statistik dimana nilai koefisien regresi harga (b2) sebesar 0,289 dan

t hitung (3,779) > t tabel (1,662) atau sig t (0,000) < 0,05, dengan demikian H2

diterima. Promosi hal ini dibuktikan dalam analisis statistik dimana nilai Nilai

koefisien regresi promosi (b3) sebesar 0,244 dan t hitung (3,046) > t tabel (1,662)

atau sig t (0,003) < 0,05, dengan demikian H3 diterima.

Dahniar Feranita Septiani (2018). Melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan

Konsumen Pada Waroeng Jeans Cabang Jalan P. Antasari Kota


11

Samarinda”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh: 1 ) kualitas

produk terhadap kepuasan konsumen pada Waroeng Jeans Cabang Jalan

P.Antasari Kota Samarinda.; 2 ) kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen

pada Waroeng Jeans cabang Jalan P.An tasari Kota Samarinda.; 3 ) kualitas

produk dan kualitas pelayanan secara simultan terhadap kepuasan konsumen pada

Waroeng Jeans Cabang Jalan P.Antasari Kota Samarinda.Hasil penelitian

menyimpulkan bahwa: 1 ) kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan konsumen, hal ini dapat dilihat dari t hitung untuk variabel

kompetensi sebesar 2,551 > 1.990 dan nilai signifikansi 0,006 < 0,05; 2 kualitas

pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen, hal

ini dapat dilihat dari t hitung untuk variabel kompetensi sebesar 3,186 > 1.990 dan

nilai signifikansi 0,000 < 0,05; 3 kualitas produk dan kualitas pelayanan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen, hal ini dapat

dilihat dari F hitung untuk variabel kompetensi sebesar 46,381 > 3,11 dan nilai

signifikansi 0,000 < 0,05.Hasil penelitian menunjukkan bahwa H1 diterima maka

artinya kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan

konsumen. Hasil penelitian, menunjukkan bahwa H2 diterima maka artinya

kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan

konsumen. Hasil penelitian, menunjukkan bahwa H3 diterima maka artinya

kualitas produk dan kualitas pelayanan secara simultan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepuasan konsumen.


12

Fida Fatimah (2013) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan Konsumen Air Mineral Asa Di

Samarinda” PT. Asa Sumber Rezeki merupakan perusahaan swasta yang

bergerak dalam memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK), dimana

tingkat persaingan bisnis ini cukup ketat. Untuk menarik minat konsumen,

perusahaan dituntut untuk mampu melakukan pemasaran yang tepat sasaran,

sehingga perusahaan bisa mengetahui apa saja yang menjadi daya tarik untuk

meningkatkan jumlah penjualannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui dan menganalisis faktorfaktor bauran pemasaran yang terdiri dari

produk (X1), harga (X2), tempat/distribusi (X3), dan promosi (X4) terhadap

kepuasan konsumen (Y) air mineral Asa di Samarinda, serta untuk mengetahui

variabel bauran pemasaran mana yang paling berpengaruh. Pengambilan data

dilakukan dengan pengumpulan data primer melalui kuisioner, sedangkan metode

analisis menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil analisis dengan

menggunakan SPSS (Statistical Product and Services Solution) versi 20

menunjukkan bahwa price secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

kepuasan konsumen. Dari hasil koefisien regresi Y = 2,578 + 0,074 + 0,275 -

0,049 + 0,083 menunjukkan variabel produk (= 0,074), harga (= 0,275),

tempat/distribusi (= -0,049), dan promosi (= 0,083). Nilai R (Koefisien Korelasi)

yang diperoleh sebesar 0,243 atau 24,30% dan nilai R Square (Koefisien

Determinasi) sebesar 0,059 atau 5,9%. Hasil uji simultan (Uji F) menunjukan

bahwa secara bersama-sama variabel produk, harga, tempat/distribusi, dan

promosi tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen air mineral


13

Asa di Samarinda. Hasil uji parsial (Uji t) menunjukan bahwa hanya variabel

harga yang berpengaruh signifikan sedangkan variabel produk, tempat/distribusi,

dan promosi tidak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen air mineral Asa di

Samarinda.

Gladis Mongkau, Lotje Kawet, Jantje Sepang (2017), melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Tempat

Terhadap Kepuasan Konsumen pada Pasar Tradisional Remboken (Studi

Kasus pada Masyarakat Desa Sinuian”. Salah satu kelebihan pasar tradisional

adalah harga yang dijual pedagang dapat ditawar oleh pembeli, sehingga harga

yang terjadi adalah persetujuan dari penjual dan pembeli. Faktor yang dapat

mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian dapat diukur

dengan variabel harga, pelayanan, kualitas, lingkungan fisik, lokasi, dan

keragaman barang. Kepuasan konsumen juga berarti sejauh mana manfaat sebuah

produk dirasakan sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan. Penelitian ini

bertujuan untuk mencari bagaimana pengaruh kualitas produk, harga dan tempat

terhadap kepuasan konsumen pada pasar tradisional Remboken. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh konsumen yang berada di Desa Sinuian Kecamatan

Remboken. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Rao Purba,

kemudian diperoleh total sampel sebanyak 93 responden. Teknik analisis data

yang digunakan adalah uji asumsi klasik dan analisis regresi linier berganda

dengan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji F dan uji t. Untuk menguji

valid dan tidaknya pernyataan yang akan diajukan dengan membandingkan nilai r

hitung dibandingkan dengan r table, dengan taraf signifikan 5% dan jumlah


14

responden sebanyak 93 orang, angka kritis dari r table (table r Product moment)

pada lampiran yang diperoleh adalah sebesar 0,205. - Item valid bila r hitung > r

tabel (0,205) - Item tidak valid bila r hitung < r tabel (0,205), maka dapat

disimpulkan : 1. Produk, Harga, dan Tempat secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap Kepuasan Konsumen di Pasar Tradisional Kecamatan

Remboken. Hasill uji secara serempak (Uji F) pada persamaan diketahui besarnya

nilai F = 8,200 signifikansi 0,000<0,05. Sehingga dapat disimpulkan secara

bersama-sama variable. Dalam hasil penelitian ini maka Ho diterima dan menolak

Ha sehingga secara serempak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. 2.

Produk secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan

Konsumen di Pasar Tradisional Kecamatan Remboken. Dalam hasil penelitian ini

maka H1 diterima dan menolak Ha. 3. Harga secara parsial berpengaruh positif

dan signifikan terhadap Kepuasan Konsumen di Pasar Tradisional Kecamatan

Remboken. Dalam hasil penelitian ini maka H2 diterima dan menolak Ha

sehingga secara serempak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. 4.Tempat

secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Kepuasan Konsumen

di Pasar Tradisional Kecamatan Remboken. Dalam hasil penelitian ini menolak

H3 dan menerima Ha.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan penghubung antara organisasi dengan

konsumennya. Peran penghubung ini akan berhasil bila semua upaya pemasaran

diorientasikan kepada konsumen. Keterlibatan semua pihak dari manajemen


15

puncak hingga karyawan non manajerial dalam merumuskan maupun mendukung

pelaksanaan pemasaran dalam melakukan aspek. “Marketing is a societal by

which individuals and groups obtain what they need and want through creating,

offering, and freely exchanging products and services of value with others.”

Kotler dan Keller (2012:5). Pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan

dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan ingin

menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa

yang bernilai dengan orang lain. Machfoedz (2010:140) mengemukakan bahwa

pemasaran adalah suatu proses yang diterapkan perusahaan untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan konsumen dengan menyediakan produk (barang dan

jasa). Konsumen tertentu yang merupakan sasaran upaya pemasaran disebut pasar

sasaran”. Stanton dalam Sunyoto (2013:1) mengemukan bahwa pemasaran adalah

suatu sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan, dan mensdistribusikan barang jasa yang

dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Tujuan pemasaran adalah mengubah orientasi falsafah manajemen pemasaran lain

yang ternyata telah terbukti tidak berhasil mengatasi berbagai persoalan, karena

adanya perubahan dalam ciri-ciri pasar dewasa ini yang cenderung berkembang.

Perubahan tersebut terjadi antara lain karena pertambahan jumlah penduduk,

pertambahan daya beli, selera konsumen, peningkatan dan meluasnya hubungan

atau komunikasi, perkembangan teknologi, dan perubahan faktor lingkungan

pasar lainnya. Subagyo (2010:311) mengemukakan bahwa Tujuan pemasaran

adalah apa yang ingin kita capai, sebuah tujuan pemasaran memperhatikan
16

keseimbangan antara produk dan target pasar. Ini berhubungan dengan produk

apa yang kita jual pada pasar tertentu supaya meningkatkan volume penjualan,

memberikan kepuasan kepada pelanggan, dan memaksimalkan laba. Menurut

Sunyoto (2013:2) pemasaran bertujuan untuk membantu perusahaan dalam

menjaga kelangsungan hidupnya secara sehat karena pemasaran yang efektif

menghendaki agar suatu perusahaan haruslah benar-benar spesifik dalam

menetapkan sasaran-sasarannya. Dalam hal ini pemasaran memegang peranan

penting untuk menjalankan usaha untuk tetap mampu bersaing di dunia bisnis.

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kagiatan pokok yang dilakukan

oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup

usahanya dan mampu bersaing di pasaran.

Menurut Kotler (2002:9) pemasaran adalah proses sosial yang di dalam

nya individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan

produk yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan Menurut Basu Swasta

(2000:8) Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang

ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan

mendistribusikan barang atau jasa, ide kepada pasar agar dapat mencapai pasar

sasaran.

Dari defenisi diatas pada dasar nya pemasaran tidak hanya kegiatan yang

dilakukan untuk menjual barang atau pun jasa, tapi juga merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa guna

mencapai sasaran ataupun tujuan dari pasar.


17

2.2.2. Harga

Menurut Sabran (2009:67) harga adalah salah satu elemen pemasaran yang

menghasilkan pendapatan, elemen lain menghasilkan biaya. Harga merupakan

elemen termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan, fitur produk,

saluran, dan bahkan komunikasi membutuhkan banyak waktu. Sedangkan

menurut Kotler dan Armstrong (2009:55) menyatakan bahwa harga adalah suatu

sistem manajemen perusahaan yang akan menentukan harga dasar yang tepat bagi

produk atau jasa dan harus menentukan strategi yang menyangkut potongan

harga, pembayaran ongkos angkut, dan berbagai variabel yang bersangkutan.

Harga merupakan elemen yang mampu membuat suatu patokan yang

menjadi dasar bagi konsumen untuk mendapatkan barang atau jasa yang di

tawarkan oleh pengusaha. Harga (price) adalah sejumlah uang yang dibayar oleh

pelanggan untuk memperoleh produk ( Kotler dan Amstrong 2000:73).

Dalam hal ini, harga merupakan variable penting yang digunakan oleh

konsumen dengan berbagai alasan, baik karena alasan ekonomis atau pun alasan

lainya yang berkaitan dengan kebutuhan konsumen. Maka dari itu harga adalah

tolak ukur bagi konsumen untuk mendapat kan apa yang menjadi kebutuhan nya.

Jika konsumen merasa cocok dengan harga maka mereka akan cenderung

melakukan pembelian ulang untuk produk yang sama.


18

2.2.2.1. Tujuan Penetapan Harga

Penjual barang dalam menetapkan harga dapat mempunyai tujuan yang

berbeda satu sama lain antar penjual maupun antar barang yang satu dengan yang

lain. Tujuan penetapan harga menurut Harini (2008:55) adalah sebagai berikut:

1. Penetapan harga untuk mencapai penghasilan atas investasi. Biasanya besar

keuntungan dari suatu investasi telah ditetapkan presentasenya dan untuk

mencapainya diperlukan penetapan harga tertentu dari barang yang

dihasilkannya. 

2. Penetapan harga untuk kestabilan harga. Hal ini biasanya dilakukan untuk

perusahaan yang kebetulan memegang kendali atas harga. Usaha

pengendalian harga diarahkan terutama untuk mencegah terjadinya

Persaingan harga, khususnya bila menghadapi permintaan yang sedang

menurun. 

3. Penetapan harga untuk mempertahankan atau meningkatkan bagiannya

dalam pasar. Apabila perusahaan mendapatkan bagian pasar dengan luas

tertentu, maka ia harus berusaha mempertahankannya atau justru

mengembangkannya. Untuk itu kebijaksanaan dalam penetapan harga

jangan sampai merugikan usaha mempertahankan atau mengembangkan

bagian pasar tersebut. 

4. Penetapan harga untuk menghadapi atau mencegah persaingan. Apabila

perusahaan baru mencoba-coba memasuki pasar dengan tujuan mengetahui

pada harga berapa ia akan menetapkan penjualan. Ini berarti bahwa ia belum

memiliki tujuan dalam menetapkan harga coba-coba tersebut. 


19

Penetapan harga untuk memaksimalkan laba. Tujuan ini biasanya menjadi

anutan setiap usaha bisnis. Kelihatannya usaha mencari untung mempunyai

konotasi yang kurang enak seolah-olah menindas konsumen. Padahal

sesungguhnya hal yang wajar saja. Setiap usaha untuk bertahan hidup

memerlukan laba. Memang secara teoritis harga bisa berkembang tanpa batas.

2.2.2.2 Strategi Penetapan Harga

Harga yang di tetapkan atas suatu produk baru harus dapat memberikan

pengaruh yang baik bagi pertumbuhan pasar. Ada dua hal yang perlu di

perhatikan dalam penetapan harga produk baru dan harga bauran produk

(Tjiptono, 2009:49) yaitu :

1. Skimming Pricing, merupakan strategi yang menetapkan harga tinggi pada

suatu produk baru, dengan dilengkapi aktifitas promosi yang gencar.

2. Penetration Pricing, merupakan strategi dengan menetapkan harga rendah

pada awal produksi, dengan tujuan dapat meraih pangsa pasar yang besar

dan sekaligus menghalangi masuknya para pesaing.

Dengan harga rendah perusahaan dapat pula mengupayakan tercapainya

skala ekonomi dan menurutnya biaya per-unit. Sedangkan Menurut Kotler dan

Amstrong (2001:341) dalam menetapkan harga sebuah produk, perusahaan

mengikuti sebuah prosedur lima langkah, yaitu :

1. Perusahaan dengan seksama merumuskan tujuan pemasarannya, seperti

bertahan hidup, memaksimalkan harga saat ini, memaksimalkan pendapatan

saat ini, memaksimalkan pertumbuhan penjualan.


20

2. Perusahaan menentukan skedul permintaan, yang menunjukan kuantitas

yang mungkin diberi per periode pada berbagai tingkatan harga. Semakin

tinggi elastisitas permintaab, semakin ti nggi yang dapat di tetapkan oleh

perusahaan.

3. Perusahaan memperkirakan bagaimana biayanya bervariasi pada tingkatan

keluaran yang berbeda dengan tingkat akumulasi pengalaman produksi yang

berbeda.

4. Perusahan meneliti harga pesaing sebagai baris untuk memposisikan harga

nya.

5. Perusahaan memilih harga akhirnya, menyatakan dalam cara psikologis

yang paling efektif, mengkoordinasikan dengan elemen bauran pemasaran

yang lain, memeriksa apakah harga tersebut dapat diterima oleh distributor

dan dealer, tenaga penjualan perusahaan , pesaing, pemasok dan

6. pemerintah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan penetapan harga menurut

Kotler dan Amstrong (2001:452) antara lain:

1. Penetapan harga jual

Keputusan penetapan harga, seperti halnya keputusan bauran pemasaran

lainnya harus berorientasi pada pembeli. Penrtapan harga yang berorientasi pada

pembelian yang efektif mencakup bebrapa besar nilai yang ditempatkan

konsumen atas manfaat yang mereka terima dari produk tersebut dan penetapan

harga yang sesuai dengan nilai ini.


21

2. Elastisitas harga

Seberapa responsive permintaan terhadap suatu perubahan harga. Jika

permintaan hamper tidak berubah karena sedikit perubahan harga, maka

permintaan tersebut tidak elastis/inelastic. Semakin tidak elastis permintaan,

semakin besar kemungkinan penjual menaikan harga.

3. Perbandingan produk akan mengevaluasi harga serta nilai dari produk

pembanding sejenis lainya.harga pesaing

Faktor lain yang mempengharui keputusan penetapan harga perusahaan

harga perusahaan adalah harga pesaing dan kemungkinan reaksi pesaing atas

tindakan penetapan harga yang dilakukan perusahaan. Seorang konsumen yang

cendrung membeli suatu.

2.2.2.3. Indikator Harga

Indikator yang digunakan dalam penelitian ini merujuk menurut Suharno

dan Sutarso (2010:183) dalam penetapan harga yaitu :

1. Strategi menurut biaya, sebagai pendekatan harga yang melihat aspek biaya

sebagai penentu harga.

2. Berdasarkan permintaan, dimana harga estimasi volume penjualan yang

dapat di jual berdasarkan pada pasar tertentu dengan harga tertentu.

3. Berdasarkan persaingan, sebagai pesaing titik tolak penetapan harga bias

ditetapkan sama, diatas atau dibawah pesaing.

4. Berdasarkan kebutuhan konsumen, dimana pemasar menentukan harga

yang menyediakan nilai maksimal kepada pelanggan, sehingga

pelangganlah yang menentukan dan sebagai titik total penetapan harga.


22

2.2.3. Kemasan

Menurut Tjiptono (2002:106) Pengemas (packaging) merupakan proses

yang berkaitan dengan perancagan dan pembuatan wadah (container) atau

pembungkus (wrapper) untuk suatu produk. Sedangkan menurut Kotler dan keller

(2009:27) pengemasan adalah kegiatan dan memproduksi wadah atau bungkus

sebagai sebuah produk. Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk,

struktur, material, warna, citar, tipografi dan elemen-elemen desain dengan

informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Klimchuk dan Krasovec

(2006:33).

Kemasan tidak hanya suatu aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk

melindungi isi produk selain itu kemasan juga dikatakan sebagai identitas

tersendiri yang dapat membedakan dengan produk-produk dari perusahaan yang

lain.

2.2.3.1. Fungsi Kemasan

Menurut Tjiptono (2007:106) fungsi utama kemasan adalah :

1. Manfaat komunikasi

Manfaat utama dari kemasan adalah sebagai media pengungkap informasi.

Informasi tersebut meliputi cara penggunaan produk dan informasi khusus

( efek samping, frekuensi pemakaian optimal, dan sebagainya). Informasi

lainnya berupa segel atau symbol bahwa produk tersebut halal dan telah

lulus pengujian dari instasi pemerintah yang berwenang.


23

2. Manfaat fungsional

Kemasan sering kali memastikan peranan fungsional yang penting, seperti

memberikan kemudahan dalam penggunaan, perlindungan dan

penyimpanan produk.

3. Manfaat perseptual

Kemasan juga bermanfaat dalam menanamkan persepsi tertentu dalam

benak konsumen.

Kemasan memberikan kontribusi yang penting bagi kelancaran penjualan

produk perusahaan, dengan kemasan konsumen menjadi mudah mengidentifikasi

produk yang akan digunakannya.

2.2.3.2 Tujuan Kemasan.

Menurut Fandy Tjiptono (2008:106), kemasan merupakan Proses yang

berkaitan dengan perancangan dan pembuatan atau pembungkus untuk suatu

produk. Tujuan pembuatan kemasan antara lain meliputi:

1. Sebagai pelindung isi (protection), misalnya dari kerusakan, kehilangan

dan berkurangnya kadar isi.

2. Untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan (operating), misalnya

supaya tidak tumpah dan sebagai alat pemegang

3. Memberikan daya tarik

4. Sebagai identitas produk

5. Distribusi

6. Informasi
24

2.2.3.3 Indikator Kemasan

Indikator yang digunakan dalam penelitian merujuk kepada Kotler

(2000:418) indikator kemasan adalah :

1. Sebagai tempat.

2. Pembungkus yang menarik.

3. Dapat melindungi.

4. Praktis.

2.2.4. Teori Promosi

Promosi merupakan salah satu strategi pemasaran, menurut Subagyo

(2010:129) Promosi adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk

menyampaikan atau mengkomunikasikan suatu produk kepada pasar sasaran,

untuk memberi informasi tentang keistimewaan, kegunaan dan yang paling

penting adalah tentang keberadaannya, untuk mengubah sikap ataupun untuk

mendorong orang untuk bertindak dalam membeli suatu produk. Sedangkan

Menurut Sistaningrum (2002:98) Promosi adalah suatu upaya atau kegiatan

perusahaan dalam mempengaruhi konsumen aktual maupun konsumen potensial

agar mereka mau melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan saat ini

atau dimasa yang akan datang. Promosi merupakan salah satu variabel dalam

bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam

memasarkan produk (Lupiyoadi, Hamdani, 2014:154). Promosi menurut

Herlambang (2014:56) ialah salah satu aspek yang penting dalam manajemen

pemasaran dan sering dikatakan sebagai proses berlanjut. Tahap-tahap

pelaksanaan promosi yang dikemukakan oleh Herlambang (2014:58) antara lain:


25

1. Menentukan tujuan

2. Mengidentifikasi pasar yang dituju

3. Menyusun anggaran

4. Memilih berita

5. Menentukan promotional mix

6. Memilih media mix

7. Mengukur efektifitas

8. Mengendalikan dan memodifikasi

2.2.4.1. Tujuan Dan Fungsi Promosi.

Dalam hal ini tujuan promosi ialah untuk mempengaruhi konsumen

dalam mengambil keputusan untuk melakukan pembelian. Promosi tidak

hanya sekedar berkomunikasi ataupun menyampaikan informasi, akan

tetapi juga menginginkan komunikasi mampu menciptakan

suasana/keadaan dimana para pelanggan bersedia memilih dan memiliki

produk, menurut Swasta (2000:245-246) tujuan fungsi promosi ialah

sebagai berikut:

1. Memberikan Informasi

Promosi dapat menambah nilai suatu barang dengan memberikan

informasi kepada konsumen, promosi dapat memberikan informasi baik

tentang barangnya, harganya, ataupun informasi lain yang memiliki

kegunaan kepada konsumen. Tanpa adanya informasi seperti itu orang

segan atau tidak akan mengetahui banyak tentang suatu barang, dengan
26

demikian promosi merupakan suatu alat bagi penjual dan pembeli untuk

meberitahu kepada pihak lain tentang kebutuhan dan keinginan mereka,

sehingga kebutuhan dan keinginan tersebut dapat dipengaruhi dengan

mengadakan pertukaran yang memuaskan.

2. Membujuk Dan Mempengaruhi

Promosi selain bersifat memberitahu juga bersifat untuk membujuk

terutama kepada pembeli-pembeli potensial, dengan mengatakan bahwa

suatu produk ialah lebih baik dari pada produk yang lainnya.

3. Menciptakan Kesan Image

Promosi dapat memberikan kesan tersendiri bagi calon konsumen

untuk produk yang diklankan, sehingga pemasar menciptakan promosi

sebaik-sebaiknya misalnya untuk promosi periklanan “advertising” dengan

menggunakan warna, ilustrasi, bentuk atau layout yang menarik.

4. Promosi Merupakan Suatu Alat Mencapai Tujuan

Promosi dapat digunakan untuk mencapai tujuan yakni untuk

menciptakan pertukaran yang menguntungkan melalui komunikasi,

sehingga keinginan mereka dapat terpenuhi. Dalam hal ini komunikasi

dapat menunjukkan cara-cara untuk mengadakan pertukaran yang saling

memuaskan.
27

2.2.4.2 Jenis-Jenis Promosi

Untuk menciptakan dan memelihara keunggulan pembeda (differential

advantage) dari apa yang ditawarkan pesaing maka akan membutuhkan promosi

penjualan yang dilakukan dengan menggunakan alat-alat promosi. Menurut Peter

dan Olson (2000;181-185), ada 4 jenis promosi penjualan, yaitu:

1. Iklan

Iklan (Advertising) adalah penyajian informasi non personal mengenali

produk, merek, perusahaan atau toko yang dilakukan dengan bayaran tertentu.

Iklan ditujukan untuk mempengaruhi afeksi dan kognisi konsumen. Pada iklan

biasanya ditampakkan organisasi yang mensponsorinya. Dalam praktiknya, iklan

telah dianggap sebagai manajemen citra (image management), menciptakan dan

memelihara citra dan makna dalam benak konsumen. Iklan dapat disajikan

melalui media seperti televisi, radio, majalah, surat kabar dan macam-macam

media lain yang mendukung usaha yang dijalankan.

2. Promosi Penjualan

Promosi penjualan (Sales promotion) adalah rangsangan langsung yang

ditujukan kepada konsumen untuk melakukan pembelian. Banyaknya jenis

promosi penjualan termasuk di dalamnya penurunan harga temporer melalui

kupon, rabat, penjualan multi kardus, kontes dan undian, perangko dagang,

pameran dagang, dan ekshibisi.


28

3. Penjualan Personal

Penjualan personal (personal selling) melibatkan interaksi personal

langsung antara seorang pembeli potensial dan seorang penjual. Penjualan

personal dapat menjadi metode promosi yang hebat untuk 2 alasan berikut:

1. Pertama, komunikasi personal dengan salesman dapat meningkatkan

keterlibatan konsumen dengan produk dan atau proses pengambilan

keputusan. Oleh karena itu, konsumen dapat lebih termotivasi untuk masuk

dan memahami informasi yang disajikan salesman tentang suatu produk.

2. Kedua, situasi komunikasi saling silang/interaktif memungkinkan salesman

mengadaptasi apa yang disajikannya agar sesuai dengan kebutuhan informasi

setiap pembeli potensial. Beberapa produk konsumsi tertentu biasanya

dipromosikan melalui penjualan personal seperti produk asuransi.

4. Publisitas

Publisitas (publicity) adalah bentuk-bentuk komunikasi tentang

perusahaan, produk, atau merek si pemasar yang tidak membutuhkan pembayaran.

Misalnya, penjabaran produk atau merek baru, perbandingan merek di media

sosial, surat kabar, majalah berita, diskusi di radio dan di TV semuanya

menyajikan berbagai informasi produk bagi para konsumen. Kadangkala

publisitas dapat lebih efektif daripada iklan karena konsumen dapat dikatakan

telah siap untuk menerima pesan yang disampaikan. Di samping itu, komunikasi

publisitas dapat dianggap lebih berwibawa karena tidak disajikan oleh organisasi

pemasaran.
29

2.2.4.3. Indikator Promosi

Indikator yang digunakan dalam penetian ini merujuk kepada Kotler

(2012:604) yaitu :

1 Sales promotion, yaitu insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan

mencoba atau pembelian produk dan jasa. 

2 Public relations and publicity, yaitu berbagai program yang dirancang untuk

mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individual

yang dihasilkan. 

3 Personal selling, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon

pembeli dengan tujuan melakukan penjualan. 

4 Direct marketing, yaitu melakukan komunikasi pemasaran secara langsung

untuk mendapatkan respon dari pelanggan dan calon tertentu, yang dapat

dilakukan dengan menggunakan surat, telepon, dan alat penghubung

nonpersonal lain.

2.2.5 Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen merupakan respon konsumen terhadap ketidak

sesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakan

setelah pemakaian. Kepuasan konsumen adalah evaluasi purna beli terhadap

alternatif yang dipilih yang memberikan hasil yang sama atau melampaui harapan

konsumen. Menurut Philip Kotler (2009:35) kepuasan konsumen adalah perasaan

senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya

terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Konsumen

tidak akan merasa puas jika produk yang ia dapatkan tidak sesuai dengan
30

harapannya, dan sebaliknya konsumen akan merasa puas jika produk yang di

dapat oleh konsumen sesuai dengan harapannya. Sedangkan menurut Mowen dan

Minor (2002:89) mendefinisikan kepuasan konsumen sebagai keseluruhan sikap

yang ditunjukkan oleh konsumen dengan memberikan penilaian setelah

memperoleh dan mengkonsumsi barang atau jasa. Konsumen yang merasa puas

biasanya tetap setia menggunakan produk dalam waktu yang lebih lama, selain itu

konsumen juga melakukan evaluasi setelah melakukan pembelian di mana

alternatif yang dipilih membeli kembali ketika perusahaan mengembangkan

produknya Kepuasan konsumen juga dapat diartikan sebagai persepsi pelanggan

dimana harapannya telah terpenuhi atau terlampaui.

Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat mempengaruhi

keberlangsungan usaha suatu perusahaan. Perusahaan harus menempatkan

kepuasan konsumen sebagai prioritas utama yang harus diperhitungkan dalam

melakukan perencanaan usaha. Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa pada dasarnya kepuasan konsumen adalah tanggapan atau perasaan senang

konsumen setelah membandingkan hasil atau kinerja yang konsumen rasakan

dengan harapan konsumen, pada umumnya harapan konsumen merupakan

perkiraan konsumen terhadap apa yang akan meraka terima dalam mengkonsumsi.

2.2.5.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat mempengaruhi

keberlangsungan usaha suatu perusahaan, maka dari itu ada beberapa fakor-faktor

yang menjadi bahan pertimbangan bagi pengusahaan. Faktor-faktor yang

mendorong kepuasan menurut Daryanto dan Setyobudi (2014: 53-54) :


31

1) Kualitas produk

Konsumen akan merasa puas apabila membeli dan menggunakan produk yang

memiliki kualitas baik.

2) Harga

Untuk konsumen yang sensitif, harga murah adalah sumber kepuasan dan bagi

konsumen yang tidak sensitif terhadap harga, komponen harga relatif tidak

penting.

3) Kualitas pelayanan

Kualitas pelayanan sangat tergantung pada tiga hal yang meliputi sistem,

teknologi, dan manusia.

4) Faktor emosional

Untuk beberapa produk yang berhubungan dengan gaya hidup, seperti pakaian,

kosmetik, dan mobil, faktor emosional merupakan faktor yang penting untuk

menentukan kepuasan konsumen. Rasa bangga dan percaya diri merupakan nilai

emosional yang mendasari kepuasan konsumen.

5) Biaya dan kemudahan

Konsumen akan semakin puas apabila biaya relatif murah, nyaman, dan efisien

dalam memperoleh produk atau pelayanan.

2.2.5.2 Strategi Meningkatkan Kepuasan Konsumen

Menurut Tjiptono (2003:134-141), ada beberapa strategi untuk

meningkatkan kepuasan konsumen yaitu:


32

1) Strategi Relationship Marketing

Strategi relationship marketing merupakan strategi di mana transakasi

pertukaran antara konsumen dan perusahaan berkelanjutan, tidak berakhir setelah

pembelian pertama dan nantinya akan menimbulkan kesetiaan konsumen.

2) Strategi Superior Customer Service

Strategi superior customer service merupakan strategi di mana perusahaan

menawarkan pelayanan yang lebih unggul daripada perusahaan lain yang sejenis.

3) Strategi Unconditional Service Guarantees

Strategi unconditional service guarantees merupakan strategi di mana

perusahaan memberikan kepuasan kepada konsumen dengan memberikan jaminan

kualitas produk atau jasa.

4) Strategi penanganan keluhan yang efisien

Strategi penanganan keluhan dapat memberikan peluang untuk mengubah

konsumen yang tidak puas menjadi konsumen yang puas. Proses penanganan

keluhan dimulai dari identifikasi dan penentuan sumber masalah yang

menyebabkan pelanggan tidak puas. Sumber masalah tersebut kemudian diatasi,

ditindak lanjuti, dan diupayakan agar tidak menimbulkan masalah yang sama di

masa yang akan datang.

5) Strategi peningkatan kinerja perusahaan

Strategi peningkatan kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan upaya

seperti melakukan pemantauan dan pengukuran kepuasan konsumen secara

berkesinambungan, memberikan pendidikan dan pelatihan kepada pihak

manajemen dan karyawan, menilai kemampuan karyawan dalam memuaskan


33

konsumen, dan memberikan empowerment yang lebih besar kepada para

karyawan dalam melaksanakan tugasnya.

6) Menerapkan Quality Function Deployment

Quality Function Deployment (QFD) merupakan strategi untuk merancang

suatu proses sebagai tanggapan terhadap kebutuhan konsumen. QFD

menerjemahkan apa yang dibutuhkan konsumen menjadi apa yang dihasilkan

perusahaan dengan melibatkan konsumen dalam proses pengembangan produk.

2.2.5.3 Indikator Kepuasan Konsumen

Menurut teori Kottler dalam jurnal Suwardi (2011), menyatakan kunci

untuk mempertahankan pelanggan adalah kepuasan konsumen. Indikator

Kepuasan konsumen dapat dilihat dari :

1. Re-purchase : membeli kembali, dimana pelanggan tersebut akan kembali

kepada perusahaan untuk mencari barang / jasa.

2. Menciptakan Word-of-Mouth : Dalam hal ini, pelanggan akan mengatakan hal-

hal yang baik tentang perusahaan kepada orang lain.

3. Menciptakan Citra Merek : Pelanggan akan kurang memperhatikan merek dan

iklan dari produk pesaing.

4. Menciptakan keputusan Pembelian pada Perusahaan yang sama : Membeli

produk lain dari perusahaan yang sama.


34

2.3. Kerangka Konseptual.

Harga
(X1)

Kemasan
Kepuasan Konsumen
(X2)
(Y)

Promosi
( X3)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan

pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono,

2010). Sedangkan menurut (Arikunto, 2006:67) hipotesis adalah sebuah jawaban

sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang

terkumpul.

Berdasarkan pengertian diatas,maka penulis menetap kan hipotesis

penelian ini adalah “Harga, kemasan dan promosi berpengaruh secara parsial dan

simultan terhadap kepuasan konsumen pada produk Kipang Pak Wadi Desa Aek

Loba”.
35

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sifat Penelitian

3.1.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan data primer yaitu

data yang di peroleh langsung dari sumber aslinya berupa wawancara, pendapat

dari individu dan obeservasi dari suatu objek. Data primer mengacu pada daftar

pernyataan langsung kepada pihak terkait yang dikumpulkan oleh peneliti untuk

melakukan penelitian.

3.1.2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian ini adalah penelitian deskriptif, penelitian deskriptif adalah

penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti

serta hubungannya antara satu variabel dengan yang lainnya.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni sampai bulan September 2018

yang berlokasi di dusun 2 Kebun Sayur kelurahan Desa Aek Loba Kecamatan

Aek Kuasan.

Ta
bel 3.1
35
36

Time Schedule Penelitian


Bulan
Rancangan
No Oktober November Desember Januari Pebruari
Penelitian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Sebar koesioner
penelitian
2. Input data penelitian
3. Output penelitian
4. Bimbingan Bab I dan
V (melampirkan hasil
output SPSS)
5. Seminar Hasil Skripsi
6. Sidang Meja Hijau

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah sekelompok edintitas yang lengkap yang dapat berupa

orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada

dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat – syarat tertentu yang berkaitan dengan

masalah penelitian (Erlina, 2011). Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah

konsumen yang membeli Kipang Pak Wadi Desa Aek Loba, Asahan, Sumatera

Utara.
37

Tabel 3.2
Jumlah Konsumen
Bulan Jumlah
Konsumen /
bulan
Maret 110 orang
April 100 orang
Mei 95 orang
Juni 90 orang
Juli 120 orang
Agustus 115 orang
Jumlah 630 orang

Dalam penelitian ini, jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 630

konsumen.

3.3.2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang digunakan untuk

memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2011). Sampel dalam penelitian ini

adalah konsumen Kipang Pak Wadi Desa Aek Loba dilakukan pada bulan Maret

sampai Agustus. Menentukan jumlah sampel digunakan rumus Slovin yaitu :

N
n= 2
1+ Ne

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

e = Tingkat Kesalahan Pengambilan Sampel (10%)

Berdasarkan rumus tersebut maka :

N
n=
1+ N (e ¿¿ 2) ¿
38

630 630
n= n= = 86,30
1+ 630¿ ¿ 1+ 630(0,1)

Jumlah sampel yang diambil dibulatkan menjadi 86 konsumen. Adapun

teknik penarikan sampel yang akan dilakukan adalah dengan teknik sample

random sampling. Karakteristik sampel adalah yang telah menjadi pembeli ulang

setelah 1 tahun.

Agar hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel masih tetap dapat

dipercaya atau masih bisa mewakili karakteristik populasi, maka cara penarikan

sampelnya harus dilakukan secara seksama. Cara pemilihan sampel dikenal

dengan nama teknik pengambilan sampel. Secara umum, sampel yang baik adalah

yang dapat mewakili sebanyak mungkin karakteristik populasi, artinya sampel

harus valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Teknik

pengambilan sampel dengan menyebarkan kuesioner. Jumlah responden diambil

secara acak ditentukan jumlahnya sebesar 86 responden yang membeli Kipang

Pak Wadi di Desa Aek Loba.

3.4. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari hasil

Observasi, wawancara (interview) dan daftar pernyataan (questionnare) yang

dilakukan kepada konsumen Kipang Pak Wadi Desa Aek Loba, Kabupaten

Asahan, Sumatera Utara.


39

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen baik dari

buku, jurnal, majalah, situs internet dan berbagai informasi yang ada

hubungannya dan berkaitan dengan penelitian ini.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data sebagai

berikut :

1. Pengamatan (Observasi) yaitu melakukan pengamatan langsung pada objek

yang diteliti.

2. Wawancara (interview) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan mengajukan beberapa pernyataan kepada konsumen kipang Pak Wadi

Desa Aek Loba.

3. Penyebaran angket (questionnaire), pengumpulan data dengan menyebarkan

angket berupa daftar pernyataan yang diberikan konsumen Kipang Pak Wadi

Desa Aek Loba.

4. Angket yang diberikan dalam bentuk pilihan berganda agar responden tidak

sulit untuk menjawab.

5. Studi dokumentasi, dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari

dokumen-dokumen yang diperoleh dari konsumen konsumen Kipang Pak

Wadi Desa Aek Loba.


40

3.6. Definisi Operasional Variabel

Menurut (Sugiyono, 2014;84) menyatakan bahwa variabel penelitian

adalah segala sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

ditarik kesimpulannya. Pada dasarnya variabel penelitian merupakan segala

sesuatu yang menjadi fokus penelitian untuk diamati. Variabel penelitian ini

adalah variabel independen ( X ) yang terdiri dari 3 (tiga) variabel yaitu Harga

(X1), Kemasan (X2) dan Promosi (X3) terhadap variabel dependen (Y) yaitu

Kepuasan Konsumen.

Definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberitahu

bagaimana cara mengukur suatu variabel dalam penelitian ini variabel yang

diteliti adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3
Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Indikator Skala
Pengukuran
Harga Harga adalah nilai tukar atau a. Harga sesuai dengan Likert
(X1) sejumlah uang yang harus daya beli.
dibayarkan untuk mendapatkan b. Kesesuaian harga
seperangkat barang atau jasa dengan kualitas
yang diperlukan pada UMKM produk.
Kipang Pak Wadi di desa Aek c. Daya saing harga.
Loba Kec.Aek Kuasan. d. Harga sesuai dengan
permintaan.
Kemasan Kemasan adalah desain kreatif a. Sebagai tempat Likert
(X2) yang mengaitkan bentuk, produk.
struktur, material, warna, citra, b. Melindungi produk
tipografi dan elemen-elemen c. Produk di kemas
desain dengan informasi dengan baik.
produk agar produk dapat d. Kemasan praktis.
dipasarkan pada UMKM
Kipang Pak Wadi di desa Aek
41

Loba Kec.Aek Kuasan.


Promosi Promosi adalah kegiatan yang a. Promosi secara Likert
(X3) ditujukan untuk mempengaruhi langsung ke pedagang
konsumen agar mereka dapat kecil.
menjadi kenal akan produk b. Mengenalkan usaha
yang ditawarkan oleh pada kemasan.
perusahaan kepada mereka dan c. Memberikan
kemudian mereka menjadi informasi tentang
senang lalu membeli produk produk atau pe
tersebut pada UMKM Kipang mesanan produk dari
Pak Wadi di desa Aek Loba mulut ke mulut.
Kec.Aek Kuasan.
Kepuasan kepuasan konsumen sebagai a. Re-purchase Likert
Konsumen keseluruhan sikap yang b. Menciptakan Word of
(Y) ditunjukkan oleh konsumen Mouth
dengan memberikan penilaian c. Menciptakan Citra
setelah memperoleh dan Merek
mengkonsumsi barang atau d. keputusan Pembelian
jasa pada UMKM Kipang Pak pada Perusahaan
Wadi di desa Aek Loba Kec. yang sama
Aek Kuasan.

3.7. Skala Pengukuran Variabel.

Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian menggunakan ska

la Likert, yang mana digunakan untuk mengukur pendapat, sikap dan persepsi

seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005).

Variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian

indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item

instrument yang dapat berupa pernyataan atau pernyataan. Setiap jawaban yang

diberikan akan diberi skor, yaitu :

Tabel 3.4
Instrumen Skala Likert
No Pernyataan Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
42

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1


Sumber : (Sugiono, 2005;103)

3.8. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas.

3.8.1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menguji data yang telah didapat setelah

dilakukan penelitia merupakan data yang valid atau tidak dengan menggunakan

alat ukur kuesioner dan dengan menggunakan software SPSS for windows dengan

ketentuan apabila r hitung > r table berarti data empirik dari variabel penetian

adalah valid, dalam penelitian ini peneliti melakukan uji validitas untuk mengukur

suatu instrumen sesuai dengan apa yang di inginkan oleh peneliti. Instrumen yang

valid adalah instrument yang mampu mengukur apa yang seharusnya diukur

(Sugiyono 2014; 133). Jumlah responden di uji coba sebanyak 30 respoden bukan

bagian dari sampel penelitian. Pengujian validitas dapat dilihat rumus Correlated

Item Total Correlation dengan nilai-nilai antara variabel independen terhadap

variabel dependen).

3.8.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan

alat pengukur yang sama. Menurut (Sugiyono 2014;121) reliabilitas adalah

instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama,

akan menghasilkan data yang sama. Untuk melihat reliabilitas masing-masing

instrumen yang digunakan, penulis menggunakan koefisien Cronbach Alpha

dengan menggunakan software SPSS 20,0 for windows. Suatu instrumen

dikatakan reliabel jika nilai dari koefisien Cronbach Alpha > 0,6.
43

3.9. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

apakah sampel yang ditetapkan telah dapat dilakukan analisis dan melihat

apakah model prediksi yang dirancang telah dapat dimasukkan ke dalam

serangkaian data, maka perlu dilakukan pengujian data. Untuk mendapatkan

model regresi yang baik harus terbebas dari penyimpangan data yang terdiri dari

multikolonieritas, heteroskedastisitas, dan normalitas. Cara yang digunakan untuk

menguji penyimpangan asumsi klasik adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005;89).

3.9.1. Uji Normalitas

Menurut (Ghozali, 2005;110) menyatakan bahwa uji normalitas adalah

untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan

variabeldependennya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang

baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pada

prinsipnya normalitas data dapat diketahui dengan melihat penyebaran data (titik)

melalui grafik dan uji kolmogrov-smirov (K-S).

1. Uji Grafik

a. Uji Grafik Histogram

1. Model regresi memenuhi asumsi normalitas apabila data pada grafik menyebar

disekitar garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan poladistribusi

normal.
44

2. Model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas apabila data pada grafik

menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal dan

tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya.

b. Uji PP-Plot

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal atau grafik PP-Plot menunjukkan

pola terdistribusi normal, maka model regresi memenuhi

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik p-plot, tidak menunjukkan pola terdistribusi normal, maka

model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Statistik

Menurut (Ghozali, 2005;156) uji normalitas dengan grafik dapat

menyesatkan apabila tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara

statistik biasanya sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan selain menggunakan uji

grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang digunakan dalam

penelitian ini untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non

parametrik. Kolmogrov-smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat

hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal apabila nilai signifikan >5% (0,05)

H0 : Residual tidak berdistribusi normal apabila nilai signifikan <5% (0,05)

3.9.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas ini dilakukan dengan melihat nilai variance

inflation factor atau VIF. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukanadanya korelasi antar variabel bebas. Pada model regresi yang
45

baik, sebaiknyatidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.Untuk mendeteksi

ada tidaknya dengan melihat 1 nilai tolerance dan lawannya, 2 variance inflation

factor.

Kedua ukuran ini menujukkan setiap variabel bebas manakah yang

dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas bebas

yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai

tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF, karena VIF = 1 tolerance dan

menunjukkan adanya kolenieritas yang tinggi. Nilai cut off yang dipakai oleh nilai

tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10. Apabila terdapat variabel

bebas yang memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 nilai VIF kuranng dari 10,

maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikoleniaritas antar variabel bebas

dalam model regresi (Ghozali, 2005;91).

3.9.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,

maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.

Menurut (Ghozali, 2005;105) Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas

atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Dasar analisis:

(1) Jika ada pola tertentu, serta titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang

teratur atau bergelombang, melebar kemudian, menyempit, maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.


46

(2) Jika tidak ada pula yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.10. Metode Analisa Data

Untuk menganalisis data dalam penelitian ini digunakan uji regresi linier

berganda atau multiple regression analysis. Persamaan atau Model regresi

berganda menurut (Sugiyono 2014;86) adalah sebagai berikut:

Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+e

Dimana : Y = Kepuasan Konsumen

a = Konstanta

X1 = Harga

X2 = Kemasan

X3 = Promosi

b1 = Koefisien Regresi Harga

b2 = Koefisien Regresi Kemasan

b3 = Koefisien Regresi Promosi

e = Term of error

Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan

tingkat kesignifikanan α = 5%.

3.10.1. Pengujian Hipotesis

3.10.1.1. Uji F (Uji simultan)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh yang serempak (simultan)


47

terhadap variabel terikat. Pengujian hipotesis secara simultan (Ghozali, 2005;84).

Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut :

H0 : b1 = b2 = b3 = 0, artinya Harga, Kemasan, Promosi secara parsial tidak

berpengaruh terhadap Kepuasan Konsumen Kipang Pak

Wadi di Desa Aek Loba Kec.Aek Kuasan.

Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya Harga, Kemasan, Promosi secara parsial

berpengaruh terhadap Kepuasan Konsumen Kipang Pak

Wadi di Desa Aek Loba Kec. Aek Kuasan.

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

Jika hasil Fhitung> Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima demikian sebaliknya

apabila hasil Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

3.10.1.2. Uji t (Uji Parsial)

Uji t atau uji Parsial adalah untuk menguji apakah suatu variabel bebas

berpengaruh secara individu terhadap variabel terikatnya. Pengujian hipotesis

parsial (Ghozali, 2005;84). Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut :

H0 : b1, b2, b3 = 0, artinya Harga, Kemasan, Promosi secara simultan tidak

berpengaruh terhadap Kepuasan Konsumen Kipang Pak

Wadi di Desa Aek Loba Kec.Aek Kuasan.

Ha : b1, b2, b3 ≠ 0, artinya Harga, Kemasan, Promosi secara simultan

berpengaruh terhadap Kepuasan Konsumen Kipang Pak

Wadi di Desa Aek Loba Kec.Aek Kuasan.

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

Jika hasil t hitung> t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, sebaliknya,


48

Apabila hasil t hitung< t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.

3.10.1.3. Koefisien Determinasi ( Uji-R2)

Koofesien Determina R2 pada intinya digunakan untuk mengukur

seberapa besar kontribusi dan kemampuan varian dari variabel bebas menjelaskan

variabel terikat. Jika R2 semakin besar nilainya atau mendekati 1, maka dapat

dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X1, X2, X3 kuat pada variabel terikat Y.

Berarti model yang digunakan semakin kuat menerangkan pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat. Menurut (Ghozali, 2005; 83).


49

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini digunakan dua metode untuk menganalisis data primer

yang telah diperoleh yaitu metode analisis deskriptif dan metode analisis

kuantitatif. Metode analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui secara umum

gambaran responden penelitian. Sedangkan metode analisis kuantitatif digunakan

untuk mengetahui validitas dan reliabilitas data serta pengaruh antara variabel

bebas (Harga, Kemasan, Promosi) terhadap variabel terikat (Keputusan

Konsumen) melalui pengolahan data primer dari kuesioner. Proses penganalisaan

data ini peneliti menggunakan bantuan software SPSS 20.0 for windows.

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat Kipang

Kipang adalah makanan ringan yang sudah lama berada di indonesia.

Makanan yang terbuat dari beras ketan atau pun kacang yang dilarutkan dengan

larutan gula yakni gula aren menjadikan panganan ini memiliki ciri khas pada rasa

nya. Kipang ini terlebih dahulu terkenal di daerah Mandailing Natal (MADINA)

dan juga di Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Tahun 1986 dan 1989 panganan ini

banyak dijumpai di Mandailing Natal dan juga di kota Bukit Tinggi. Panganan ini

juga menjadi makanan ciri khas dari kedua daerah ini. Sampai saat ini Kipang

49
50

masih menjadi makanan yang disukai masyarakat contohnya Kipang yang di

produksi oleh UMKM milik Pak Wadi.

Usaha Kipang Pak Wadi Desa Aek Loba beralamat di desa Aek Loba

Dusun II Kebun Sayur. Usaha ini berdiri pada tahun 2003, pada saat itu Pak Wadi

memiliki karyawan sebayak 3 orang saja. Pak Wadi sendiri di bantu oleh istri dan

anak sulung nya yang membantu mengembangkan usaha pada awal merintisnya

usaha ini. Bahan baku Kipang Pak Wadi ini adalah beras ketan yang dipanaskan

hingga mengembang, kemudian diberi larutan gula yang bahan baku nya berasal

dari gula aren maupun gula putih, larutan ini juga berfungsi untuk memberikan

rasa pada makanan Kipang serta sebagai perekat antara beras yang sudah

mengembang pada proses pembuatan Kipang.

4.1.2. Visi dan Misi

1. Visi

“Terciptanya ketertarikan terhadap makanan ringan Kipang sebagai

makanan yang menjadi pilihan konsumen diantara makanan ringan lainnya”.

2. Misi

1. Mengembangkan pemasaran produk Kipang yang berbasis pada karakter lokal,

tradisional, dan minat khusus yang berwawasan lingkungan, berkelanjutan dan

berorientasi pada pemberdayaan masyarakat.

2. Meningkatkan produktivitas produk Kipang melalui pemahamanan kepuasan

konsumen, peningkatan kualitas, manajemen, dan sumber daya manusia.


51

3. Mengembangkan pemasaran produk Kipang yang sinergis, unggul dan

bertanggung jawab untuk meningkatkan penjualan dan memperpanjang umur

usaha Kipang.

4.1.3. Sktruktur Organisasi

Wadi

Syafridah Ikhsan

Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3 Anggota 4

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

4.1.4. Tugas dan Fungsi

1. Wadi

Bertugas mengontrol semua kegiatan pembelian bahan baku produk,

produksi pembuatan Kipang, pendistribusian produk.

2. Syafrida

Bertugas melakukan pencatatan semua kegiatan keluar masuknya uang dan

pemesanan produk Kipang.

3. Ikhsan

Bertugas untuk mengatur jalan kegiatan produksi Kipang dan

pendistribusian produk Kipang kepada para pemesan.

4. Anggota

Petugas produksi Kipang dan pendistribusian produk Kipang.

4.1.5. Analisis Deskriptif


52

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner.Penelitian

ini dilakukan dengan wawancara dan membagikan kuesioner kepada 86 orang

responden, dimana responden yang menjawab penelitian ini adalah konsumen

Kipang Pak Wadi. Adapun jumlah pernyataan seluruhnya adalah 15 butir

pernyataan, yang terdiri dari 11 butir pernyataan untuk Variabel X dan 4 butir

pernyataan untuk Variabel Y.

Kuesioner disebar kepada responden yang berisikan pernyataan-

pernyataan mengenai harga, kemasan dan promosi terhadap kepuasan konsumen

pada produk UMKM Kipang Pak Wadi di Desa Aek Loba. Berikut adalah data

dari 86 orang responden pada penelitian yang telah dilakukan.

4.1.5.1. Identitias Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini dapat dilihat dari jenis

kelamin, usia, pendidikan .

1. Jenis Kelamin

Tabel 4.1
Jenis Kelamin
Frequency Percent
LAKI-LAKI 44 51.2
Valid PEREMPUAN 42 48.8
Total 86 100.0
Sumber : Hasil Penelitian Diolah (2018)

Tabel 4.1 menunjukkan mayoritas kepuasan konsumenberdasarkan jenis

kelamin responden adalah laki-laki 51.2% dan perempuan sebesar 48.2% .

2. Usia

Tabel 4.2
Usia
Frequency Percent
Valid 25 s.d 34 14 16.3
35 s.d 44 34 39.5
53

>45 38 44.2
Total 86 100.0
Sumber : Hasil Penelitian Diolah (2018)

Tabel 4.2 menunjukkan jumlah kosumen berdasarkan usia responden 25

s.d 34 tahun adalah sebesar 16.3% usia 35-44 tahun adalah sebesar 39.5%, dan

usia >45 tahun adalah sebesar 44.2%.

3. Pendidikan
Tabel 4.3
Pendidikan
Frequency Percent
SD 10 11.6
SMP 23 26.7
SMA 41 47.7
Valid
D3 3 3.5
S1 9 10.5
Total 86 100.0
Sumber : Hasil Penelitian Diolah (2018)

Tabel 4.3 menunjukkan jumlah konsumen yang menjadi responden adalah

pendidikan SD sebesar 11.6%, pendidikan SMP sebesar 26.7%, pendidikan SMA

sebesar 47.7%, pendidikan D3 sebesar 3.5% dan pendidikan S-1 sebesar 10.5%.

4.1.5.2. Deskriptif Variabel

Secara deskriptif persentase hasil penelitian dengan variabel-variabel yang

diteliti terdiri dari Variabel Independen (X), yaitu Harga (X 1), Kemasan (X2),

Promosi (X3) dan Variabel Dependen Kepuasan Konsumen (Y). Tanggapan

responden diukur dengan menggunakan Skala Likert dengan 5 skor jawaban

sebagai berikut :

Tabel 4.4
Skor Pernyataan
No. Pernyataan Skor
1. Sangat Setuju 5
2. Setuju 4
3. Kurang Setuju 3
54

4. Tidak Setuju 2
5. Sangat Tidak Setuju 1
Sumber :(Sugiyono, 2005)

Secara keseluruhan, hasil jawaban dari butir-butir instrumen kuesioner

dari variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :

1. Harga (X1)

Tabel 4.5
Harga
Buti Frekuensi Total
r SS % S % KS % TS % STS % F %
P1 35 40.7 51 59.3 0 0 0 0 0 0 86 100
P2 33 38.4 51 59.3 2 2.3 0 0 0 0 86 100
23. 86 100
P3 25 29.1 41 47.6 20 0 0 0 0
3
P4 53 61.6 33 38.4 0 0 0 0 0 0 86 100
Sumber : Hasil Penelitian diolah, (2018).

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 86 orang responden untuk

variabel harga pada Tabel 4.6, yaitu :

a. Pada butir 1 (Harga Kipang Pak Wadi sesuai dengan daya beli

konsumen.40.7% menjawab sangat setuju dan 59.3% menjawab setuju. Pada

butir ini tidak ada responden yang memilih alternatif jawaban kurang setuju,

tidak setuju dan sangat tidak setuju.

b. Pada butir 2 (Harga Kipang Pak Wadi sesuai dengan kualitas produk yang

perjual belikan di pasaran.) 38.4% menjawab sangat setuju, 59.3% menjawab

setuju dan menjawab kurang setuju 2.3%. Pada butir ini tidak ada responden

yang memilih alternatif jawaban, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

c. Pada butir 3 (Harga Kipang Pak Wadi sesuai dengan harga saing produk

Kipang lainnya.) 29.1% menjawab sangat setuju, 47.6%menjawab setuju dan


55

23.3% menjawab kurang setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang

memilih alternatif jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.

d. Pada butir 4 (Harga Kipang Pak Wadi terjangkau sesuai dengan permintaan di

pasaran.) 61.6% menjawab sangat setuju dan 38.4% menjawab setuju. Pada

butir ini tidak ada responden yang memilih alternatif jawaban kurang setuju,

tidak setuju dan sangat tidak setuju.

2. Kemasan (X2)

Tabel 4.6
Kemasan
Buti Frekuensi Total
r SS % S % KS % TS % STS % F %
P5 53 61.6 33 38.4 0 0 0 0 0 0 86 100
P6 35 40.7 51 59.3 0 0 0 0 0 0 86 100
P7 43 50.0 40 46.5 3 3.5 0 0 0 0 86 100
P8 43 50.0 40 46.5 3 3.5 0 0 0 0 86 100
Sumber : Hasil Penelitian diolah, (2018).

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 86 orang responden untuk

variabel kemasan pada Tabel 4.6 yaitu :

a. Pada butir 5 (Kemasan Kipang Pak Wadi menarik dan unik.) 61.6% menjawab

sangat setuju dan 38.4% menjawab setuju. Pada butir ini tidak ada responden

yang memilih alternatif jawaban kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak

setuju.

b. Pada butir 6 (Kemasan Kipang Pak Wadi untuk melindungi produk Kipang

yang higenis.) 40.7% menjawab sangat setuju, 59.3%. Pada butir ini tidak ada

responden yang memilih alternatif jawaban kurang setuju, tidak setuju dan

sangat tidak setuju.


56

c. Pada butir 7 (Kemasan produk Kipang Pak Wadi di kemas dengan baik untuk

produk diperjual belikan.) 50.0% menjawab sangat setuju, 46.5% menjawab

setuju dan 3.5%menjawab kurang setuju. Pada butir ini tidak adaresponden

yang memilih alternatif jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.

d. Pada butir 8 (Kemasan produk Kipang Pak Wadi adalah kemasan yang praktis

bagi konsumen.) 50.0% menjawab sangat setuju, 46.5% menjawab setuju

dan 3.5% menjawab kurang setuju. Pada butir ini tidak adaresponden yang

memilih alternatif jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.

3. Promosi (X3)

Tabel 4.7
Promosi
Frekuensi Total
Buti
ST F %
r SS % S % KS % TS % %
S
P9 54 62.8 30 34.9 2 2.3 0 0 0 0 86 100
P10 33 38.4 50 58.1 3 3.5 0 0 0 0 86 100
P11 20 23.3 65 75.6 1 1.1 0 0 0 0 86 100
Sumber : Hasil Penelitian diolah, (2018).

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 86 orang responden untuk

variabel promosi pada Tabel 4.7, yaitu :

a. Pada butir 9 (Promosi produk Kipang Pak Wadi dilakukan secara langsung

kepada pedagang kecil.) 62.8% menjawab sangat setuju, 34.9% menjawab

setuju dan 2.3% menjawab kurang setuju. Pada butir ini tidak ada responden

yang memilih alternatif jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.

b. Pada butir 10 (Promosi produk Kipang Pak Wadi dilakukan untuk

mengenalkan usahanya kedalam kemasan kepada konsumen) 38.4%

menjawab sangat setuju, 58.1% menjawab setuju dan 3.5% kurang setuju.
57

Pada butir ini tidak ada responden yang memilih alternatif jawaban tidak

setuju dan sangat tidak setuju.

c. Pada butir 11 (Promosi produk Kipang Pak Wadi dilakukan untuk

memberikan informasi tentang produk atau pe mesanan produk dari mulut ke

mulut kepada konsumen.) 23.3% menjawab sangat setuju, 75.6% menjawab

setuju dan 1.1% menjawab kurang setuju. Pada butir ini tidak responden yang

memilih alternatif jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.

4. Kepuasan Konsumen (Y)

Tabel 4.8
Kepuasan Konsumen
Frekuensi Total
Buti
ST F %
r SS % S % KS % TS % %
S
53. 86 100
P12 46 40 46.5 0 0 0 0 0 0
5
50. 86 100
P13 43 40 46.5 3 3.5 0 0 0 0
0
40. 86 100
P14 35 49 57.0 2 2.3 0 0 0 0
7
44. 86 100
P15 38 45 52.3 3 3.5 0 0 0 0
2
Sumber : Hasil Penelitian diolah, (2018).

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 86 orang responden untuk

variabel kepuasan konsumen, pada Tabel 4.8 yaitu :

a. Pada butir 12 (Setelah mengkonsumsi produk Kipang Pak Wadi konsumen

melakukan Pembelian ulang) 53.5% menjawab sangat setuju, 46.5%

menjawab setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih alternatif

jawaban kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.


58

b. Pada butir 13 (konsmen yang sudah melakukan pembelian Kipang Pak Wadi

secara tidak langsung akan memberitahukan tentang Kipang Pak Wadi.)

50.0% menjawab sangat setuju, 46.5% menjawab setuju dan 3.5% kurang

setuju. Pada butir ini tidakada responden yang memilih alternatif jawaban

tidak setuju dan sangat tidak setuju.

c. Pada butir 14 (Setelah mengkonsumsi Kipang Pak Wadi konsumen dapat

membedakan produk Kipang Pak Wadi dengan Kipang lainnya.) 40.7%

menjawab sangat setuju, 57.0% menjawab setuju dan 2.3% menjawab kurang

setuju. Pada butir ini tidakada responden yang memilih alternatif jawaban

tidak setuju dan sangat tidak setuju.

d. Pada butir 15 (Setelah mengkonsumsi Kipang Pak Wadi konsumen mulai

melakukan pembelian produk yang sama walaupun pada usaha kipang lain.)

44.2% menjawab sangat setuju dan 52.3% menjawab setuju dan 3.5%

menjawab kurang setuju. Pada butir ini tidakada responden yang memilih

alternatif jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Berdasarkan hasil deskriptif persentase penelitian dari keseluruhan

variabel yang diteliti, butir instrumen kuisioner dalam setiap variabel promosi

merupakan alternatif terbaik dalam meningkatkan kepuasan konsumen.

4.1.6. Uji Validitas

4.1.6.1. Uji Validitas Harga

Hasil uji validitas instrumen variabel harga dapat dilihat pada tabel 4.9

sebagai berikut:

Tabel 4.9.
Hasil Uji Validitas Variabel Harga
59

Corrected
Pernyataan Item Total rtabel Keterangan
Correlation
Harga Kipang Pak Wadi sesuai
0,549 0,361 Valid
dengan daya beli konsumen.
Harga Kipang Pak Wadi sesuai
dengan kualitas produk yang 0,757 0,361 Valid
perjual belikan ke konsumen.
Harga Kipang Pak Wadi sesuai
dengan harga saing produk 0,612 0,361 Valid
Kipang lainnya.
Harga Kipang Pak Wadi
terjangkau sesuai dengan 0,757 0,361 Valid
permintaan konsumen.
Sumber : Hasil Penelitian diolah, (2018).

Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari

variabel harga memiliki nilai yang lebih besar dari 0,361. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa instrumen pernyataan dari variabel harga yang digunakan

valid dan dapat digunanakan dalam penelitian.

4.1.6.2. Uji Validitas Kemasan

Hasil uji validitas instrumen variabel kemasan dapat dilihat pada tabel

4.10 sebagai berikut:

Tabel 4.10.
Hasil Uji Validitas Variabel Kemasan
Corrected
Pernyataan Item Total rtabel Keterangan
Correlation
Kemasan Kipang Pak Wadi
0,608 0,361 Valid
menarik dan unik..
Kemasan Kipang Pak Wadi
melindungi produk Kipang yang 0,797 0,361 Valid
higenis.
Kemasan produk Kipang Pak
Wadi di kemas dengan baik 0,368 0,361 Valid
untuk produk diperjual belikan.
60

Kemasan produk Kipang Pak


Wadi adalah kemasan yang 0,793 0,361 Valid
praktis bagi konsumen.
Sumber : Penelitian, 2018 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari

variabel kemasan memiliki nilai yang lebih besar dari 0,361. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa instrumen pernyataan dari variabel kemasan yang

digunakan valid dan dapat digunanakan dalam penelitian.

4.1.6.3. Uji Validitas Promosi

Hasil uji validitas instrumen variabel promosi dapat dilihat pada tabel 4.11

sebagai berikut:

Tabel 4.11.
Hasil Uji Validitas Variabel Promosi
Corrected
Pernyataan Item Total rtabel Keterangan
Correlation
Promosi produk Kipang Pak Wadi
dilakukan secara langsung kepada 0,413 0,361 Valid
pedagang kecil.
Promosi produk Kipang Pak Wadi
dilakukan untuk mengenalkan 0,426 0,361 Valid
usahanya kedalam kemasan kepada
konsumen.
Promosi produk Kipang Pak Wadi
dilakukan untuk memberikan
informasi tentang produk atau pe 0,453 0,361 Valid
mesanan produk dari mulut ke mulut
kepada konsumen.
Sumber : Penelitian, 2018 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.11 diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari

variabel promosi memiliki nilai yang lebih besar dari 0,361. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa instrumen pernyataan dari variabel promosi yang

digunakan valid dan dapat digunanakan dalam penelitian.


61

4.1.6.4. Uji Validitas Kepuasan Konsumen

Hasil uji validitas instrumen variabel kepuasan konsumen dapat dilihat

pada tabel 4.12 sebagai berikut:

Tabel 4.12.
Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Konsumen
Corrected
Pernyataan Item Total rtabel Keterangan
Correlation
Setelah mengkonsumsi produk
Kipang Pak Wadi konsumen 0,683 0,361 Valid
melakukan Pembelian ulang.
Konsumen yang sudah
melakukan pembelian secara
tidak langsung akan 0,589 0,361 Valid
memberitahukan tentang Kipang
Pak Wadi.
Setelah mengkonsumsi Kipang
Pak Wadi konsumen dapat
memberikan citra merek 0,683 0,361 Valid
tersendiri bagi produk Kipang
Pak Wadi.
Setelah mengkonsumsi Kipang
Pak Wadi konsumen mulai
melakukan pembelian produk 0,589 0,361 Valid
yang sama walaupun pada usaha
kipang lain.
Sumber : Penelitian, 2018 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.12 diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari

variabel kepuasan konsumen memiliki nilai yang lebih besar dari 0,361. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen pernyataan dari variabel kepuasan

konsumen yang digunakan valid dan dapat digunanakan dalam penelitian.

4.1.7. Uji Reliabilitas


62

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian

dilakukan dengan cara mencoba instrumen sekali saja, kemudian data yang

diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu, dalam hal ini teknik yang digunakan

adalah teknik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbah Alpha > 0,60.

Tabel 4.13
Reliabilitas Kuesioner
Variabel Cronbach’s N Keterangan
Alpha Of Items
Harga 0,830 4 Reliabel
Kemasan 0,809 3 Reliabel
Promosi 0,622 4 Reliabel
Kepuasan Konsumen 0,813 4 Reliabel
Sumber : Penelitian, 2018 (data diolah)

Pada 15 butir pernyataan dengan tingkat signifikan 5% koefisien alpha

lebih besar dari >0,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa butir-butir pernyataan

di atas bahwa telah reliabel dan dapat dilanjutkan sebagai instrumen dalam

penelitian ini.

4.1.8. Uji Asumsi Klasik

4.1.8.1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel dependen mempunyai distribusi normal atau tidak. Distribusi normal

akan membentuk satu garis lurus diagonal dan pliting data residual akan

membandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi dan residual normal, maka

garis yang mengambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.


63

1. Uji Grafik

a. Hasil Grafik Histogram

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas


Sumber : Penelitian, 2018 (data diolah)

Berdasarkan gambar 4.2 grafik histogram di atas model regresi cendrung

membentuk kurva normal yang cendrung dengan angka standar deviasi mendekti
64

satu yaitu sebesar 0,982. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa model regresi

berdistribusi normal.

b. Hasil Uji P-Plot

.
Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas
Sumber : Penelitian, 2018 (data diolah)

Berdasarkan gambar 4.3 dapat dilihat bahwa data yang normal adalah data

yang membentuk titik-titik yang menyebar tidak jauh dari garis diagonal. Hasil

pengujian tersebut menunjukan bahwa titik-titik berada tidak jauh dari garis

diagonal. Hal ini berarti bahwa model regresi tersebut sudah berdistribusi normal.
65

2. Uji Statistik

Tabel 4.14
Hasil Uji Normalitas Dengan Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 86
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 1,22138683
Absolute ,054
Most Extreme Differences Positive ,054
Negative -,050
Kolmogorov-Smirnov Z ,502
Asymp. Sig. (2-tailed) ,962

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Berdasarkan tabel 4.14 Uji Normalitas atau Kolmogorov-Smirnov hasil uji

normalitas di sesuikan dengan Asymp. Sig. (2-tailed) dengan nilai sebesar 0,962

lebih besar dari 0,05. Hal ini dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal dan

model regresi layak digunakan untuk memprediksi variabel terikat yaitu Kepuasan

Konsumen(Y) dengan variabel bebas yaitu Harga (X 1), Kemasan(X2) dan Promosi

(X3).

4.1.8.2. Uji Multikolinearitas


66

Suatu variabel menunjukan gejala multikolinieritas bisa dilihat dari nilai

Tolerence dan VIF (Variance Inflation Factor) yang besar pada variabel-variabel

bebas yang dijelaskan oleh variabel terikat. Tolerence adalah mengukur

variabilitas variabel bebas yang dipilih yang tidak dijelaskan variabel bebas

lainnya. Nilai yang dipakai untuk Tolerence > 0,1 dan VIF < 10, maka tidak

terjadi multikolinieritas.

Tabel 4.15
Multikolinearitas
Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant)

HARGA ,706 1,417


1
KEMASAN ,756 1,323

PROMOSI ,903 1,108

a. Dependent Variable: KEPUASAN KONSUMEN


Sumber : Penelitian, 2018 (data diolah)

Pada tabel 4.15 dapat dilihat semua nilai Tolerence >0,1 dan VIF < 10.

Hal ini berarti tidak terjadi multikolinieritas.

4.1.8.2.1. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ini dilakukan dengan grafik dan analisis statistik.

Melalui analisis grafik, suatu model regresi dianggap tidak terjadi

hoteroskedastisitas jika titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk

suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar diatas maupun dibawah angka nolpada

sumbu Y.
67

Gambar 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas


Sumber : Penelitian, 2018 (data diolah)

Pada gambar 4.4 dapat dilihat hasil uji heteroskedastisitas menunjukan

bahwa model regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. Hal ini dapat

terlihat dimana titik-titik tersebar tanpa membantuk suatu pola tertentu dan

tersebar baik dibawah atau diatas angka 0 pada sumbu Y.

4.1.9. Analisis Regresi Linear Berganda


Tabel 4.16
Regresi Linear Berganda
Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 6,494 2,381

HARGA ,360 ,121 ,329


1
KEMASAN -,071 ,120 -,063

PROMOSI ,477 ,129 ,362

a. Dependent Variable: KEPUASAN KONSUMEN


Sumber : Penelitian 2018 (Data diolah)
68

Berdasarkan hasil pengolahan data yang terlihat pada Tabel 4.16 di dalam

Kolom Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh model persamaan regresi

linier berganda sebagai berikut :

Y = 6,494 + 0,360 X1 – 0,071 X2 + 0,477 X3 + e

Dimana : Y = Kepuasan Konsumen

α = Kostanta

X1 = Harga

X2 = Kemasan

X3 = Promosi

e = Error of Term

Interpretasi Model :

1. Konstanta senilai 6,494 menunjukkan apabila tidak terjadi perubahan pada

variabel Harga (X1), Kemasan (X2) dan Promosi (X3) atau variabel bebasnya

sama dengan nol, maka variabel Kepuasan Konsumen (Y) akan tetap 6,494.

2. Variabel Harga (X1) mempunyai pengaruh positif terhadap Kepuasan

Konsumen dengan koefisien menunjukkan 0,360. Hal ini menunjukkan jika

harga meningkat sebesar satu-satuan maka akan menaikkan kepuasan

konsumen sebesar 0,360.

3. Variabel kemasan (X2) bernilai 0,071. Hal ini menunjukkan variabel kemasan

memiliki pengaruh yang negatif terhadap kepuasan konsumen. Hal ini

menunjukkan jika kemasan meningkat sebesar satu-satuan maka akan

menurunkan kepuasan konsumen sebesar 0,071.


69

4. Variabel promosi (X3) mempunyai pengaruh yang positif terhadap kepuasan

konsumen dengan koefisien bernilai 0,477. Hal ini menunjukkan jika promosi

meningkat sebesar satu-satuan maka akan menaikkan kepuasan konsumen

sebesar 0,477.

Diantara ketiga indikator variabel diatas, kemasan(X2) memiliki pengaruh

negatif diantara indikator variabel lainnya terhadap kepuasan konsumen, yaitu

sebesar -0,071% atau sebesar 7,1%.

4.1.10. Pengujian Hipotesis

4.1.10.1. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji Fhitung (Uji Serempak) dilakukan untuk melihat secara bersama-sama

berpengaruh secara positif dan signifikan dari variabel independen yaitu Harga

(X1), Kemasan (X2) dan Promosi (X3) terhadap variabel dependen yaitu Kepuasan

konsumen (Y).

Kreteria penelitian dengan signifikan < 0,05, jika sig F > 0,05 maka H 0

diterima Ha ditolak. Sedangkan jika nilai sig F < 0,05 maka H 0 ditolak Ha

diterima.

Tabel 4.17
Hasil Uji-F
ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 51,431 3 17,144 11,086 ,000b

1 Residual 126,802 82 1,546

Total 178,233 85

a. Dependent Variable: KEPUASAN KONSUMEN


b. Predictors: (Constant), PROMOSI, KEMASAN, HARGA
Dari Tabel 4.17 hasil ANOVA, diperoleh F hitung sebesar 11,086 dengan

nilai signifikan 0,000. Sedangkan Ftabel sebesar 2,48 dengan α 0,05. Berdasarkan
70

hasil tersebut maka H0 ditolak dan menerima Ha dapat disumpulkan bahwa adanya

pengaruh harga, kemasan dan promosi terhadap kepuasan konsumen, karena

Fhitung> Ftabel (11,086 > 2,70) signifikan penelitian > 0,05 (0.000 < 0,05).

4.1.10.2. Pengujian Signifikansi pasrial (Uji-t)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel

independen (harga, kemasan dan promosi) terhadap variabel dependen (kepuasan

konsumen). Berikut akan menjelaskan pengujian masing-masing variabel secara

parsial.

Kreteria penelitian dengan tingkat signifika < 5%, jika sig t> 0,05, artinya

tidak ada pengaruh yang signifikan variabel independen terhadap variabel

dependen maka H0 diterima Ha ditolak. Sedangkan t< 5% artinya ada pengaruh

yang signifikan terhadap variabel independen dengan variabel dependen maka H 0

ditolak Ha diterima.

Tabel 4.18
Uji Parsial (Uji-t)
Coefficientsa

Model T Sig.

(Constant) 2,727 ,008

HARGA 2,971 ,004


1
KEMASAN -,589 ,558

PROMOSI 3,689 ,000

a. Dependent Variable: KEPUASAN KONSUMEN

Tabel 4.18 di atas menjelaskan bahwa hasil uji signifikansi parsial masing-

masing variabel sebagai berikut :

1. Nilai signifikan harga sebesar 0,004 < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa

variabel harga (X1) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen (Y)


71

pada UMKM Kipang Pak Wadi karena nilai t pada tabel 4.18 bernilai positif

didapat nilai thitung (2,971) > ttabel (1.663) dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak

dan Ha diterima.

2. Nilai signifikan kemasan sebesar 0,558 < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa

variabel kemasan (X2) tidak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen (Y)

pada UMKM Kipang Pak Wadi karena nilai t pada tabel 4.18 didapat nilai

thitung (0,589) <ttabel (1.663) dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha

ditolak.

3. Nilai signifikan promosi sebesar 0.000< 0,05, hal ini menunjukkan bahwa

variabel kualitas promosi (X3) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

konsumen (Y) pada UMKM Kipang Pak Wadi karena nilai t pada tabel 4.18

bernilai positif didapat nilai thitung (3.389) > ttabel(1.663) dapat disimpulkan

bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.

4.1.10.3. Koefisien Determinasi ( Uji-R2)

Uji determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.Koefisien

determinasi, dalam Output SPSS terletak pada Tabel Model Summaryb dan tertulis

Rsquare berkisar nol sampai satu.

Tabel 4.19
Pengujian Determinasi( Uji-R2)
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the


Estimate

1 ,537a ,289 ,263 1,24353

a. Predictors: (Constant), PROMOSI, KEMASAN, HARGA


b. Dependent Variable: KEPUASAN KONSUMEN
72

Pada Tabel 4.16 menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi yang

disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,263 atau sebesar 26,3%. Hal ini

menunjukkan bahwa kepuasan konsumen dapat dijelaskan oleh variabel harga,

kemasan dan promosi sebesar 26,3% sedangkan sisanya sebesar 73,7% dijelaskan

oleh faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.2. Pembahasan

1. Indentitas Responden

Hasil analisis deskriptif yang diolah 86 responden, peneliti menemukan lebih

banyak konsumen laki-laki dari pada perempuan, karena pembelian yang

dilakukan konsumen pada UMKM Kipang Pak Wadi ini menunjukan laki-laki

44% dan perempuan 42%, hal ini menunjukan bahwa konsumen yang membeli

produk Kipang Pak Wadi di dominasi jenis kelamin laki-laki. Usia konsumen

yang menjadi responden pada penelitian ini adalah umur 25 s/d 34 tahun sebanyak

14 orang, umur 35 s/d 44 sebanyak 34 orang, sedangkan umur >45 sebanyak 38

orang. Dalam hal ini menunjukan bahwa usia konsumen yang membeli Kipang

Pak Wadi lebih dominan >45 tahun.

2. Deskriptif Variabel Jawaban Responden

Hasil analisis deskriptif variabel yang diolah 86 responden peneliti,

menyatakan bahwa variabel promosi lebih dominan, karena promosi yang

dilakukan untuk mengenal kan produknya ini secara langsung kepada konsumen

yaitu dengan melakukan kegiatan distribusi langsung kepedagang kecil guna

memperkenalkan usahanya. Selain itu untuk meningkatkan hasil penjualan Pak

Wadi juga memasarkan produk kipangnya dengan cara menerima pesanan untuk
73

acara acara hajatan seperti acara pernikahan, sunatan dan lain sebagainya. Selain

promosi. Kemudian diikuti dengan variabel harga , harga merupakan suatu tolak

ukur bagi para konsumen untuk mndapatkan barang yang ingin dimilikinya.

Harga adalah salah satu hal yang sangat strategis terhadap keputusan pembelian

yang menjadi awal dari munculnya kepuasan konsumen.

3. Pengaruh Harga Terhadap Kepuasan Konsumen

Hasil penelitian yang diperoleh mengenai pengaruh Harga, Terhadap

kepuasan konsumen Kipang Pak Wadi di Desa Aek Loba. Dari hasil pengolahan

data diketahui bahwa nilai signifikan Variabel harga sebesar 0,004 < 0,05

mempunyai pengaruh signifikan dengan nilai thitung> ttabel (2,971>1.663), hasil

tersebut menunjukan bahwa harga berpengaruh positif terhadap kepuasan

konsumen. Dalam hal ini harga harus lebih diperhatikan para pengelola usaha

karena harga adalah acuan para konsumen untuk mendapatkan barang ataupun

jasa yang di perjual belikan dan juga merupakan hal terpenting untuk tetap dalam

mempertahankan umur usaha yang dijalankan. Penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gladis Mongkau, Lotje Kawet, Jantje Sepang

(2017) dan Fida Fathima (2013).

4. Pengaruh Kemasan Terhadap Kepuasan Konsumen

Hasil penelitian yang diperoleh mengenai pengaruh Kemasan Terhadap

Kepuasan Konsumen Kipang Pak Wadi di Aek Loba. Dari hasil pengolahan data

diketahui bahwa nilai signifikan variabel Kualitas Pelayanan sebesar 0,558> 0,05

mempunyai pengaruh tidak signifikan dengan nilai thitung<ttabel (0,589<1.663), hasil

ini menunjukan bahwa kemasan tidak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.


74

Dalam hal ini kemasan harus tetap dijaga bentuk dan kualitasnya karena

konsumen tidak terlalu memikirkan kemasan pada produk Kipang Pak Wadi.

Penelitian ini sejalan dengan teori (Kimchuk dan Krasovac, 2006;36)

Keberhasilan daya tarik kemasan ditentukan oleh estetik yang menjadi bahan

pertimbangan sejak awal perencanaan bentuk kemasan.

5. Pengaruh Promosi Terhadap Kepuasan Konsumen

Hasil penelitian yang diperoleh mengenai pengaruh Promosi Terhadap

Kepuasan Konsumen Kipang Pak Wadi di Desa Aek Loba. Dari hasil pengolahan

data diketahui bahwa nilai signifikan variabel Preferensi sebesar 0,000 < 0,05

mempunyai pengaruh signifikan dengan nilai thitung> ttabel (3,689>1,984), hasil ini

menunjukan bahwa Promosi berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen,

dalam hal ini promosi Kipang Pak Wadi harus lebih ditingkatkan lagi, karena

promosi berpengaruh penting untuk kelangsungan usaha yang di jalankan.

Karena promosi dapat membantu meningkatkan pengetahuan tentang adanya

makanan Kipang Pak Wadi, maka sangat penting bagi pengelola meningkatkan

sistem promosinya. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Grace Marleen Wariki, Lisbeth Mananeke, Hendra Tawas (2015).

6. Pengaruh Harga, Kemasan, Promosi Terhadap Kepuasan Konsumen

Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa secara simultan nilai Fhitung> Ftabel

(11,086>2,70) dan sig α (0,000 <0,05) berpengaruh secara signifikan terhadap

Kepuasan Konsumen Kipang Pak Wadi di Desa Aek Loba. Hal ini menunjukan

bahwa Harga, Kemasan, Promosi sangat menentuhkan dalam meningkatkan

Kepuasan Konsumen UMKM Kipang Pak Wadi di Desa Aek Loba, dengan kata
75

lain bahwa ketiga variabel sangat mempengaruhi satu sama lain untuk mencapai

kepuasan konsumen dan juga dalam meningkatkan penjualan setiap hari nya atau

pemesanan yang dilakukan oleh konsumen, bahwa ketiga variabel tersebut sangat

efektif dan efesien apabila diterapkan untuk mendapatkan kepuasan konsumen

yang diinginkan pengelola guna meningkatkan hasil penjualan dan mempepanjang

umur usaha Kipang Pak Wadi di Desa Aek Loba. Penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gladis Mongkau, Lotje Kawet, Jantje Sepang

(2017) dan Fida Fathima (2013)


76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan bahwa terdapat pengaruh harga, kemasan dan promosi terhadap

kepuasan konsumen pada UMKM Kipang Pak Wadi di Desa Aek Loba, dengan

penjelasan sebagai berikut :

1. Harga (X1), kemasan (X2) dan promosi (X3) secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan konsumen dengan nilai Fhitung>Ftabel

(11,086>2,70) dengan signifikan 0,000<0,05. Dalam penelitian maka dapat

diambil kesimpulan bahwa secara simultan H0 di tolak dan menerima Ha.

2. Variabel Harga (X1) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

konsumen (Y) dengan nilai thitung>ttabel (2,971>1.663) dengan signifikan

0,004<0,05. Dalam penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan bahwa

secara parsial menolak H0 dan mnerima Ha.

3. Variabel kemasan (X2) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap

kepuasan konsumen (Y) dengan nilai thitung<ttabel (0,589<1.663) dengan

signifikan 0,558>0,05. Dalam penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan

bahwa secara parsial menerima H0 dan menolak Ha.

4. Variabel promosi (X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

kepuasan konsumen (Y) dengan nilai thitung>ttabel (3,689>1.663) dengan

76
77

signifikan 0,000<0,05. Dalam penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan

bahwa secara parsial menolak H0 dan menerima Ha.

5. Nilai koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar

0,263 atau sebesar 26,3%. Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan konsumen

dapat dijelaskan oleh variabel harga, kemasan dan promosi sebesar 26,3%

sedangkan sisanya sebesar 73,7% dijelaskan oleh faktor lainnya yang tidak

diteliti dalam penelitian ini.

5.2. Saran

Saran yang diberikan penulis kepada pihak pengelola UMKM Kipang Pak

Wadi berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

1. Pihak pengelola usaha UMKM Kipang Pak Wadi harus lebih memperhatikan

harga yang akan di jual belikan kepada konsumen, karena harga merupakan

alasan utama untuk membeli suatu produk yang akan konsumen beli. Seperti

memberikan potongan harga untuk para konsumen yang telah menjadi

pelanggan.

2. Pihak pengelola usaha UMKM Kipang Pak Wadi harus tetap menjaga kualitas

kemasan yang digunakan untuk mengkemas produk yang di jual kepada

konsumen. Lebih tepatnya mempertahankan bentuk kemasan, kerapian serta

menjaga kualitas produk dalam kemasan yang akan dijual kepada konsumen.

3. Pihak pengelola usaha UMKM Kipang Pak Wadi juga harus memperhatikan

promosi yang dilakukan kepada konsumen agar konsumen lebih mengenal

produk Kipang Pak Wadi. Promosi dapat dilakukan dengan meletakkan


78

alamat serta pemesanan Kipang Pak Wadi pada Kemasan, selain itu promosi

juga dapat dilakukan dengan melakukan pengenalan produk melalui media

sosial seperti Facebook (FB), yang sekarang menjadi banyak digunakan

masyarakat untuk mencari informasi ataupun hal lainnya.


79

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta. 2006

Basu Swastha DH, Asas-asas Marketing, Edisi III, Yogyakarta : Liberty, 2000

Daryanto dan I Setyabudi, Konsumen dan Pelayanan Prima. Yogyakarta: Gava


Media, 2014

Erlina. Metodologi Penelian. Perpustakaan Nasional, Katalog Dalam Terbitan


(KDT), Medan 2011.

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariabel dengan SPSS. Badan Penerbit


Undip. Semarang. 2005.

Harini. A. W. Strategi Manajemen Pemasaran. Erlangga. Jakarta. 2008.

. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis , PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2004.

Herlambang, Susatyo, Basic Marketing (Dasar-dasar Marketing) Cara Mudah


Memahami Ilmu Pemasaran. Yogyakarta : Gosyeng Publishing, 2014

John C. Mowen, Michael Minor. Perilaku Konsumen (Jilid 1), Edisi Kelima,
Erlangga, Jakarta. 2002

Kotler, Philip . Manajemen Pemasaran. Selemba Empat, Jakarta , 2000.

.Manajemen Pemasaran . Jilid 1, Edisi Milenium, Prehalliando,


Jakarta, 2002.
. Manajemen Pemasaran. Erlangga, Jakarta, 2009.

Kotler.P, dan G. Amstrong, Prinsip-prinsip pemasaran, Edisi keduabelas, Jilid 1.


Jakarta: Erlangga, 2001

. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1. Edisi Tujuh.


Penerbit Prentice Hall-Inc. Jakarta. 2009.

. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 1. Edisi 13.


Penerbit Erlangga Jakarta. 2012.

Klimchuk dan Krasovec. Desain Kemasan. Erlangga, Jakarta ,2006.


80

Louw dan Kimber. “ The Power Packing The Coustumer Equality Company”.
Jurnal ilmiah www.insglobal.com/asset/thepowerofpaccking diakses 26
Maret 2007.

Lupiyoadi, Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta. Salemba Empat.


2014

Machfoedz, M. Komunikasi Pemasaran . Cakra Ilmu, Yogyakarta, 2010.

Nova, R .Manajemen Kompensasi. Karya Putra Darwati, Bandung , 2012.

Pride, Wiliam M, and O.C. Ferrell. Marketing. Fiftinth Edition, Canada, South
Western International Edition, 2010.

Peter dan Olson, “Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran,” Jilid 2,


Erlangga, Jakarta 2000.

Sunyoto, D. Teori, Kuisioner, dan Analisis Data. Graha Ilmu. Yogyakarta, 2013.

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta ,Bandung, 2005

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,


dan R&D. Alfabeta. Bandung, 2010

Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. cetakan ke 23, Penerbit Alfabeta,


Bandung:2014
Subagio, A. Marketing In Business. Mitra Wacana Media. Jakarta, 2010.

Swastha, B. Manajemen Penjualan. Edisi Keempat, BPFE, Yogyakarta, 2010.

Suharno dan Y.Sutarso, Marketing in Practice. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010.

Sabran, B. Manajemen Pemasaran. Edisi tiga belas, Penerbit Erlangga. 2009

Sistaningrum, Widyanintyas, Manajemen Penjualan Produk, Kanisius, Jakarta


2002.
Suwardi, Menuju Kepuasan Pelanggan Melalui Penciptaan Kualitas
Pelayanan, Jurnal Politeknik. Vol. 2. 2011.
2002
Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Edisi Kedua. Andy Offset Yogyakarta,
2003
81

Tjiptono, F. Strategi Pemasaran. Andy Offset. Yogyakarta. 2009


Tahun 2007
Tahun 2008
Yet, S. Strategi Marketing. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, 2011.

Jurnal

Arfiani Bahar dan Herman Sjaharuddin “ Pengaruh Kualitas Produk Dan


Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Dan Minat Beli
Ulang “.Jurnal organisasi dan manajemen, Volume 3, September, 2015.
Dharu Kusuma Wardani, Patricia Diana Paramita,Maria M Minarsih “Pengaruh
Produk, Harga dan Promosi Terhadap Kepuasan Konsumen yang
Berdampak Pada Repurchase Itention”. Journal of Management
Vol.02 No.02 , Maret 2016
Dahniar Feranita Septiani “Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Konsumen pada Waroeng Jeans Cabang Jalan
P. Antasari Kota Samarinda “.eJournal Administrasi Bisnis, Vol 6, No.
1, Halaman : 102-114 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-
unmul.ac.id juni 2018
Fida Fatimah “ Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Kepuasan Konsumen
Air Mineral Asa di Samarinda”. eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Vol
1, No. 4, Halaman : 340-350 ISSN 0000-0000, ejournal.adbisnis.fisip-
unmul.ac.id 2013
Gladis Mongkau, Lotje Kawet, Jantje Sepang ” Pengaruh Kualitas Produk,
Harga dan Tempat Terhadap Kepuasan Konsumen pada Pasar
Tradisional Remboken (Studi Kasus Pada Masyarakat Desa Sinuian
Kec. Remboken)”. Jurnal Emba, Vol.5 No.2, Hal.2469-2477 ISSN 2303-
117, Juni 2017

Anda mungkin juga menyukai