oleh Nila Mega Marahayu, S.S., M.A. Tujuan menjadikan bahasa Indonesia sebagai salah satu instrumen pengembangan kepribadian mahasiswa menuju terbentuknya insan terpelajar yang mahir berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.
agar mahasiswa memahami konsep dan mampu
menerapkannya dlm penulisan karya ilmiah, dan diharapkan dapat mengembangkan kecerdasan, karakter, dan kepribadiannya. Hal ini diwujudkan dalam bentuk artikel, membuat proposal, paper, laporan atau skripsi, dll. Untuk mewujudkan hal tersebut, mahasiswa dibekali keterampilan berbahasa yang diawali dengan pemahaman bidang ejaan, diksi, penalaran, kalimat efektif, paragraf, dan penulisan karangan ilmiah. Kedudukan Bahasa Indonesia 1. Sebagai bahasa nasional Pada tanggal 28 Oktober 1928, disepakatinya Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional sekaligus sebagai identitas nasional.
2. Sebagai bahasa persatuan bangsa Bahasa Indonesia
pun dianggap sebagai “lingua franca” di nusantara.
3. Sebagai bahasa negara
Dalam pasal 36 UUD 1945, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa negara. Fungsi Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi untuk beberapa keperluan, misalnya : 1. Fungsi heuristik, yaitu untuk belajar dan menemukan sesuatu. 2. Fungsi imajinatif, yaitu untuk menciptakan dunia imajinasi. 3. Fungsi untuk representasional, yaitu untuk menyampaikan informasi. 4. Fungsi intraksional dan personal, yaitu untuk berinteraksi dengan orang lain. 5. Fungsi regulatoris, yaitu untuk mengendalikan perilaku orang lain. Penggunaan dan Ragam Bahasa Indonesia Penggunaan Bahasa • Segi Fonologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tata bunyi. contoh : 1. /e’/ pada kata yang diucapkan /e/ seperti kata berat, betul, benar, dengar, dsb. 2. /t/ pada kata yang diucapkan /t/ seperti kata tentu, tertata, dsb. • Segi Morfologi pembentukan kata turunan dalam bahasa Indonesia tidak sulit, yaitu hanya dengan menambahkan unsur imbuhan pada kata dasar dan disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar. Hal ini agar tidak menimbulkan varian bentuk. contoh: Tidak baku baku Mempelopori memelopori Menterjemahkan menerjemahkan dsb. • Segi sintaksis adalah ilmu yang mempelajari tata kalimat. Setiap bahasa memiliki sistem sendiri. Bahasa Indonesia tidak mengenal tenses, berbeda dengan bahasa Inggris dan Arab –Ia adalah seorang murid. (Bhs Ingg mengenal bentuk to be, tetapi to be tdk perlu diterjemahkan) –Saya pergi ke Jakarta hari ini. –Kamu pergi ke Jakarta besok –Dia pergi ke Jakarta kemarin
Kata kerja (pergi) tidak berubah walapun keterangan
waktu berbeda. Bahasa Indonesia tidak mengenal concorde (persesuaian bentuk) Salah Benar semua buku-buku - semua buku seluruh kata-kata - seluruh kata daftar para mahasiswa - daftar mahasiswa sekelompok orang-orang - sekelompok orang
Bahasa Indonesia tidak mengenal tingkatan penggunaan
bahasa, berbeda dengan bahasa Jawa. Jadi dalam situasi formal tidak perlu menggunakan kata bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia. • Bapak mau tindak ke mana? • Silakan kalau Bapak mau kondur dahulu. Pengaruh Bahasa Lain Bahasa Indonesia dalam perkembangannya mendapatkan pengaruh dari bahasa lain, misalnya bahasa daerah, bahasa Arab, bahasa Belanda, dan sebagainya. Hal ini menyebabkan terjadinya serapan dalam bahasa Indonesia. Contoh : 1. Pengaruh dari bahasa Arab : amal, khidmat,berkat,khotbah, dsb. 2. Pengaruh dari bahasa daerah : heboh, melempem, becus, awet, dsb. 3. Pengaruh dari bahasa Belanda : provinsi, sekolah, gubernur, kondektur, dsb. Ragam Bahasa Indonesia
Ragam Bahasa Variasi Bahasa
-menurut topik yang dibicarakan, hubungan
pembicara, orang yang dibicarakan, keadaan atau tempat berlangsungnya pembicaraan Menurut pemakai bahasa, ragam bahasa dapat dibedakan menjadi : (1) ragam daerah, mbogor, mbesok, thetapi, canthik, ithu, se’me’ntara, se’we’nang-we’nang, dsb. (2) ragam pendidikan pilem, pakultas, tek (3) ragam sikap pemakai bahasa gaya bahasa bawahan terhadap atasan, surat pada kekasih, berbicara dengan teman akrab, memarahi orang, dsb. Ragam Bahasa Menurut Pemakaian Bahasa
1. Ragam Bahasa Berdasarkan Pokok Persoalan
Bahasa yang digunakan dalam lingkungan sastra berbeda pula dari bahasa yang digunakan di lingkungan kedokteran, jurnalistik, militer, agama, dsb. Sastra : semiotika,sajak, Rendra,poskolonial,novel, Pramoedya Ananta Toer,estetika, dsb. Kedokteran : operasi, anemia, jantung, ginjal, dsb. Agama : imam, makmum, tauhid, ayat-ayat kitab, dsb. 2. Ragam Bahasa Berdasarkan Sarana/Media Ragam ini dibedakan ke dalam dua macam, yaitu: (1) ragam bahasa lisan, dan (2) ragam bahasa tulis. Contoh pelafalan:
Tidak baku Baku
azas asas mines minus ples plus Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi Pemakaian Penggunaan bahasa ini terkait dengan situasi, yaitu situasi resmi dan situasi tidak resmi, sehingga berpengaruh pada bahasa yang digunakan, bahasa baku atau tidak baku. Contoh ragam bahasa berikut ini. - Kamu pinjem buku siapa tadi pagi ? - Saya menghimbau saudara-saudara untuk mematuhi peraturan lalu lintas. Bahasa baku biasanya digunakan dalam pembicaraan resmi, penulisan karya ilmiah, dsb. Standardisasi Bahasa
• Standardisasi bahasa dilakukan terhadap
ejaan, ucapan atau lafal, istilah, perbendaharaan kata, dan tata bahasa. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar • Bhs Indonesia yang baik adalah bhs Indonesia yang pemakaiannya sesuai dengan situasi, kondisi, dan maksud pembicaraan.
• Kriteria yang dipakai untuk pemakaian bahasa yang
benar adalah kaidah tata bahasa yang baku. Kaidah itu meliputi aspek: (1) tata bunyi (fonologi), (2) tata bahasa (kata dan kalimat), (3) kosakata (istilah), (4) ejaan, dan (5) makna.
• Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa
Indonesia yang pemakaiannya sesuai dengan kaidah tata bahasa yang baku. SEKIAN