Anda di halaman 1dari 6

ULASAN PENGANTAR PENDIDIKAN 28 DESEMBER 2020

Nama : Amelia Rochmahdani


NIM : J1D020004
Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Matkul : Pengantar Pendidikan

LINGKUNGAN PENDIDIKAN
 Pendidikan merupakan upaya yang sengaja untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan murid.
 Sutari (1995:35) menyatakan bahwa ada lima factor pendidikan yang saling
memengaruhi dan berhubungan satu sama lain. Kelima faktor tersebut, yaitu faktor
tujuan, pendidik, anak didik, alat-alat, dan alam sekitar (milieu).
 Ada dua faktor yang memengaruhi keberhasilan proses pendidikan, yaitu faktor yang
berasal dari individu yang sedang belajar dan faktor yang berasal dari luar diri
individu. Kedua faktor tersebut dalam pendidikan akan sangat membantu keberhasilan
proses pendidikan.
 Pendidikan tidak mungkin terlepas dari pengaruh lingkungan, sementara lingkungan
terdiri dari gejala yang saling memengaruhi. Pendapat ini memfokuskan pada
lingkungan yang memiliki daya kemampuan individu manusia yang gilirannya akan
memengaruhi dalam tingkah laku dan/atau proses-proses kognitif dalam pendidikan.
 Teori yang menjelaskan pentingnya pengembangan lingkungan pendidikan bagi
perbaikan masyarakat yaitu :
1) Teori sumber daya manusia (human hesources Theory) dari Theordore W.
Schultz.
2) Teori modernisasi (modernization theory) dari Daniel Lerner.
3) Teori structural-fungsional (structural functional theory) dari Talcott Parsons
(Rohman, 2012;118).
 Dr. Herbert Otto dari Universitas Utah (Goble, 1987:2250 mengatakan bahwa Teknik
pendidikan paling produktif yaitu Teknik memberi tekanan berbagai kemampuan dan
pengalaman positif pada murid.
 Para ahli psikologi dalam eksperimennya telah menemukan beberapa teori belajar
yang dapat digolongkan menjadi dua teori yaitu behavioristik-elementaristik dan teori
kognitif-wholistik.
1) Ciri-ciri teori behavioristik :
a) Mementingkan peranan faktor lingkungan
b) Mementingkan bagian-bagian
c) Mementigkan peranan reaksi
d) Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar
e) Mementingkan sebab-sebab di waktu lalu
f) Mementigkan pembentukan kebiasaan dalam pemecahan masalah.
2) Cirri-ciri teori kognitif :
a) Mementingkan apa yang ada pada diri si pelajar
b) Mementingkan keseluruhan
c) Mementingkan fungsi kognitif
d) Mementingkan keseimbangan dalam diri si pelajar
e) Mementingkan pembentukan struktur kognitif dari dalam pemecahan
masalah
 Terdapat tiga yang paling utama, jenis lingkungan pendidikan yang paling besar
memberikan pengaruh terhadap kemampuan dan pengalaman manusia yaitu keluarga,
sekolah, dan masyarakat (tri pusat pendidikan).
1. Keluarga
 Terdapat tigs fungsi yang melekat sebagai ciri keluarga, yaitu sebabagi
berikut :
a) Fungsi biologis : Keluarga tempat lahirnya anak-anak oleh
orangt tuanya.
b) Fungsi afektif : Keluarga terjadi hubungan sosial yang penuh
kemesraan dan afektif
c) Fungsi sosialisasi : Keluarga membentuk kepribadian anak.
Fungsi keluarga tersebut sangant penting dan harus terpenuhi oleh keluarga, sebab
jika tidak terpenuhi akan terjadi kepincangan.
 Vembriato (1990:45) mengatakan bahwa kondisi yang menyebabkan
peranan keluarga dalam proses sosialisasi anak dikarenakan oleh hal
berikut :
a) Keluarga merupakan kelompok kecil yang anggotanya
berinteraksi face-to-face secara tetap
b) Orang tua punya motivasi yang kuat untuk mendidik anak
karena anak merupakan buah cinta kasih hubungan suami-istri.
c) Anak merupakan perluasan biologis dan sosial orang tuanya,
motivasi yang kuat ini melahirkan hubungan sosial antara orang
tua dengan anak karena hubungan sosial dalam keluarga itu
bersifat relative tetap, orang tua memainkan peran sangat
penting terhadap sosialisasi anak.
2. Sekolah
 Vembriato (1990:80) mengatakan bahwa keberadaan sekolah
mempunyai dua aspek penting, yaitu aspek individual dan sosial.
 Fungsi sekolah yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Transmisi budaya masyarakat terjadi salah satunya di sekolah, tentunya budaya yang
dianggap baik dan mencerminkan nilai-nilai masyarakat.
Selain transmisi budaya tersebut, dalam sekolah juga memberikan pertolongan kepada
peserta didik untuk memilih dan melakukan peran sosialnya.
Hughes dan Hughes (2012:307) menyatakan bahwa ada tiga jenis utama suasan atau atmosfer
sosial yang dapat diamati di sekolah dan di ruang kelas. Pertama, atmosfer yang diciptakan
oleh pendidik berkepribadian kuat yang sangat menguasai. Kedua, atmosfer yang diciptakan
oleh pendidik berkepribadian lemah yang mudah tunduk. Terakhir, atmosfer yang diciptakan
oleh pendidik yang walaupun diakui menguasai keadaan, tetapi tidak bersikap menguasai dan
tunduk.
Sekolah diharapkan memberikan seperangkat pengetahuan dan keterampilan kepada peserta
didik.
Dengan adanya transmisi budaya yang baik dan berhasil, masyarakat tidak akan bingung
dengan peran sosialnyadan adanya integritas sosial yang kuat merupakan prasyarat sekaligus
sumber inovasi sosial.
Menurut Lickona (2012:74), sikap hormat dan bertanggung jawab merupakan dua nilai moral
dasar yang harus diajarkan di sekolah.

Masyarakat
Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, tetapi hidup bermasyarakat menjadi sesuatu
yang tidak terhindarkan. Sisi individualitas manusia tidak bisa menolak sisi sosialnya,
kesendirian manusia tidak bisa meninggalkan masyarakatnya.
Sosialisasi sekaligus belajar dalam masyarakat bagi manusia menjadi sangat penting untuk
bertahan secara sosial, terutama untuk orang dewasa.
Dinamika dan proses kehidupan bermasyarakat terus terjadi sepanjang masa, dalam
masyarakat unsur pendidikan dapat dilihat dari lima komponen yang menyertainya.
Adiwikarta (1988:37) menyebutkan beberapa unsur, yaitu: (1) pendidikan sebagai pranata
sosial; (2) pendidikan dan kehidupan ekonomi; (3) pendidikan dan stratifikasi sosial; (4)
pendidikan dan mobilitas sosial; dan (5) pendidikan dan perubahansosial. Unsur-unsur
tersebut menginternalisasi pada saat individu berada di masyarakat.
Pranata sosial dalam masyarakat menjadi pedoman bagi anggota masyarakat, menjaga
keutuhan masyarakat, dan memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan
pengendalian sosial.
Pendidikan dan kehidupan ekonomi memperlihatkan bahwa dalam masyarakat terdapat pola-
pola ekonomi yang hidup dan berkembang.
Implikasi yang timbul dari faktor determinasi ekonomi terhadap pendidikan bagi
perkembangan motivasi individual pendidik dalam pendidikan, yaitu pendidik sulit membawa
peserta didiknya mengenal realitas diri dan realitas lingkungannya.
Selanjutnya, pendidikan dan stratifikasi atau pelapisan sosial memperlihatkan bahwa di
dalam masyarakat masih ada yang dihargai. Penghargaan masyarakat terhadap pendidikan
tampak pada penghargaan pada orang yang memiliki penguasaan ilmu.
Pendidikan dan mobilitas sosial menunjukkan bahwa dalam masyarakat terjadi gerak dalam
struktur sosialnya, yaitu pola-pola tertentu yang mengendalikan organisasi suatu masyarakat.
Pendidikan dan perubahan sosial menegaskan bahwa tidak ada yang tidak berubah, kecuali
perubahan itu sendiri.
Pendidikan menjadikan perubahan sosial menjadi keniscayaan, yaitu pendidikan mendorong
perubahan sosial.
Keterlibatan masyarakat secara luas dalam pendidikan membantu mengidentifikasi dan
memperoleh dukungan bagi nilai-nilai yang diajarkan.
Sistem pendidikan di Indonesia banyak ditentukan oleh sistem ekonomi yang berjalan.

Organisasi dalam Lingkungan Pendidikan


Pendidikan merupakan sebuah organisasi dan secara tidak langsung membentuk sebuah
lingkungan pendidikan.
Analisis organisasi dalam lingkungan pendidikan memungkinkan seseorang untuk
menggambarkan, memahami, meramalkan, dan mengontrol fenomena organisasi pendidikan.
Organisasi pendidikan memang memiliki jangkauan dan pengertian yang luas.
Struktur organisasi pendidikan tersebut semakin besar jika kita mau melibatkan elemen-
elemen yang mendukung pendidikan.
Semua jangkauan dan pengertian yang luas mengenai pendidikan seperti diungkapkan di atas
akan menjadi optimal pengelolaannya jika dibina lingkungan pendidikannya.

Program sekolah sering dikaitkan dengan perencanaan kegiatan sebab program kerja
merupakan serangkaian perencanaan kegiatan. Perencanaan adalah suatu proses untuk
menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan
memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Program adalah instrumen kebijakan yang
berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi untukmencapai sasaran dan
tujuan, serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan.
Berdasarkan pengertian di atas, program sekolah adalah sekumpulan rencana kerja sekolah
yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah untuk mencapai sasaran
dan tujuan, serta memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan masyarakat yang
dikoordinasikan sekolah. Program sekolah tersebut diadakan untuk: (1) mendukung
koordinasi antarwarga sekolah; (2) menjamin terciptanya integritas, sinkronisasi, dan sinergi
antarwarga sekolah; (3) menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan sekolah; (4) mengoptimalkan
partisipasi warga sekolah dan masyarakat; serta (5) menjamin tercapainya penggunaan
sumber daya secara efisien dan efektif.
Sekolah juga membuat visi sekolah, merumuskan, dan menetapkan visi, serta
mengembangkannya.
Keberadaan visi sekolah, yaitu: (1) dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah dan
segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang; (2) mampu memberikan
inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga sekolah dan segenap pihak yang
berkepentingan; (3) dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga sekolah dan pihak-
pihak yang berkepentingan, selaras dengan visi institusi di atasnya, serta visi pendidikan
nasional; (4) diputuskan oleh rapat dewan pendidikan yang dipimpin oleh kepala sekolah
dengan memperhatikan masukan komite sekolah; (5) disosialisasikan kepada warga sekolah
dan segenap pihak yang berkepentingan; (6) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala
sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.
Selain visi di atas, sekolah juga merumuskan dan menetapkan misi serta
mengembangkannya. Fungsi misi sekolah, yaitu: (1) memberikan arah dalam mewujudkan
visi sekolah sesuai dengan tujuan pendidikan nasional; (2) merupakan tujuan yang akan
dicapai dalam kurun waktu tertentu; (3) menjadi dasar program pokok sekolah; (4)
menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan(5)
memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program sekolah; (6)
memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan satuan-satuan unit sekolah
yang terlibat; (7) merumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang berkepentingan
termasuk komite sekolah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh
kepala sekolah; (8) mensosialisasikan kepada warga sekolah dan segenap pihak yang
berkepentingan; dan (9) meninjau dan merumuskan kembali secara berkala sesuai dengan
perkembangan dan tantangan di masyarakat.
Tujuan sekolah merupakan hasil dari usaha sekolah merumuskan dan menetapkan tujuan,
serta mengembangkannya. Tujuan sekolah berisi antara lain: (1) menggambarkan tingkat
kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah (empat tahunan); (2) mengacu pada visi,
misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan kebutuhan masyarakat; (3)
mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh sekolah dan
Pemerintah; (4) mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yangberkepentingan termasuk
komite sekolah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin olehkepala sekolah;
dan (5) mensosialisasikan kepada warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan.
Sekolah juga membuat rencana kerja yang terdiri dari: (1) rencana kerja jangka menengah
yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang
berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung
peningkatan mutu lulusan; dan (2) rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah atau Madrasah (RKA-S / M) dilaksanakan berdasarkan
rencana jangka menengah.

Ketentuan rencana kerja jangka menengah dan tahunan sekolah, yaitu: (1) disetujui rapat
dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah dan disahkan
berlakunya oleh dinas pendidikan kabupaten/kota. Pada sekolah swasta, rencana kerja ini
disahkan berlakunya oleh penyelenggara sekolah; dan (2) dituangkan dalam dokumen yang
mudah dibaca oleh pihak-pihak yang terkait.
Rencana kerja empat tahun dan tahunan disesuaikan dengan persetujuan rapat dewan
pendidik dan pertimbangan komite sekolah. Rencana kerja tahunan dijadikan dasar
pengelolaan sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi,
keterbukaan, dan akuntabilitas. Rencana kerja tahunan memuat ketentuan yang jelas
mengenai: (1) kesiswaan; (2) kurikulum dan kegiatan pembelajaran; (3) pendidik dan tenaga
kependidikan serta pengembangannya; (4) sarana dan prasarana; (5) keuangan dan
pembiayaan; (6) budaya dan lingkungan sekolah; (7) peran serta masyarakat dan kemitraan;
(8)mrencana-rencana kerja lain yang mengarah pada peningkatan dan pengembangan mutu.

Anda mungkin juga menyukai