Anda di halaman 1dari 19

UNIT IGD-HD

Obs. Febris H-3 +


Obs. Vomiting +
ISPA
JUMAT – 4 FEB 2022 KELOMPOK 3A
TESSA AMANDA SAVETRI
PROFILE PASIEN
Nama (Inisial) An. NBZ
Status penjaminan BPJS
Jenis kelamin Perempuan
Ruang Rawat Inap IGD (Triase Kuning)
Tanggal MRS-KRS 02/2/2022 – 02/2/2022
Alasan MRS Observasi Febris
x
Diagnosis KRS Observasi Febris H-3 + observasi vomiting +
x ISPA
Keluhan utama Demam
x
Riwayat Penyakit -
x
Riwayat Alergi -
Riwayat Pengobatan Parasetamol
(Rekonsiliasi)x
KR
ON
OL
OG
PAS I
IEN
Tanggal Kejadian
2/2/2022 Pasien menderita demam sejak 2 hari SMRS. Demam turun
setelah minum obat lalu naik kembali. Tidak muntah, diare,
nyeri perut, mimisan, gusi berdarah namun ada batuk pilek
jarang-jarang. Pasien dibawa ke unit IGD RS UA (02.30)
dengan diagnosis (obs.febris H-3+obs.vomiting+ISPA). Di IGD
Pasien diberikan injeksi ranitidin (IV) 15 mg, injeksi Antrain
(IV) 125 mg dan infus D5 ¼ NS (IV) 1000 cc/24 jam.
Kondisi pasien membaik, pasien diperbolehkan untuk KRS
P R O F I L P E N G O B ATA N
Regimen Tanggal
Nama Obat (Kekuatan) Rute
Dosis
UGD Tgl Obat
KRS
Injeksi Ranitidin 25 mg/ml IV 15 mg v 2/2/2022
Injeksi Antrain 250 mg/ml IV 125 mg v 2/2/2022
Inf. D5 1/4 NS IV 1000 cc/24 v 2/2/2022
jam
Parasetamol syr 125 mg/5 ml PO 3 dd 1 cth 2/2/2022 v
(125 mg/5 ml)
Domperidone syr 5 mg/5 ml PO 3 dd ¾ cth 2/2/2022 v
(3,75 mg/
3,75 ml)
Pengenceran :
1. Tersedia Ranitidine inj 50 mg/2 ml
(ampul)  Ambil 1 ml Ranitidine inj
(25 mg/ml)
Ditambah sampai 5 ml NaCl 0,9% 
25 mg/5 ml = 5 mg/ml
Diinginkan dosis pemberian 15 mg
maka Ranitidine inj 5 mg/ml
AN
ER diambil sebanyak 3 ml.
N C 2. Tersedia Antrain inj 500 mg/2 ml
GE
PEN (ampul)  Ambil 1 ml Antrain inj
(250 mg/ml)
D itambah sampai 10 ml NaCl
0,9% 250 mg/10 ml = 25 mg/ml
Diinginkan dosis pemberian 125 mg
maka Antrain inj 25 mg/ml diambil
sebanyak 5 ml
PERKEMBANGAN
DIAGNOSA

Tgl Bidang Perkembangan Diagnosa


Stase
2/2/2022 IGD Obs Febris H-3 + Obs Vomiting + ISPA

K E D U A
2/2/2022 IGD Obs Febris H-3 + ISPA
D ATA K L I N I K
Data Klinik Nilai Normal UGD TGL
Suhu 36,5-37 38,1 2/2/2022
Nadi 70-120 x/menit 114
RR 18-30 x/menit 22
TD 95/56 – 110/70 -
mmHg
SpO2 95-100 % 99 %
GCS 456 456
DATA LABORATORIUM
Tanggal
Data Lab Nilai Normal
2/2/2022

Monosit 1-6 13,3


Eosinofil 1-5 0

x Trombosit 150-440 363

x Lekosit 6-17 10,28

x HASIL PEMERIKSAAN
x LAIN
Swab Antigen : Negatif
x
DEFINISI
Definisi Febris (demam) adalah
peningkatan suhu tubuh dari variasi suhu
FEBRIS
normal sehari-hari yang berhubungan
dengan peningkatan titik patokan suhu di
hipotalamus.
• Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5˚ -
37,2˚C
• Derajat suhu yang dapat dikatakan
demam adalah rectal temperature > 37,9 ˚C
atau oral temperature > 37,4˚C atau
axillary temperature > 37,1˚C
• Demam terjadi bila berbagai proses
infeksi dan non infeksi berinteraksi dengan
mekanisme pertahanan hospes.
Patofisiologi

febris
Patofisiologi
Umumnya peninggian suhu tubuh terjadi akibat peningkatan set point.
Infeksi bakteri menimbulkan demam karena endotoksin bakteri
merangsang sel PMN untuk membuat pirogen endogen yaitu
interleukin-1, interleukin 6 atau tumor nekrosis faktor. Pirogen endogen
bekerja di hipotalamus dengan bantuan enzim siklooksigenase
membentuk protaglandin selanjutnya prostaglandin meningkatkan set
point hipotalamus. Selain itu pelepasan pirogen endogen diikuti oleh
pelepasan cryogens (antipiretik endogen) yang ikut memodulasi
peningkatan suhu tubuh dan mencegah peningkatan suhu tubuh pada
tingkat yang mengancam jiwa (Suriadi, 2006).
ALGORITMA
DEMAM
PENATALAKSANAAN
TERAPI
Secara Fisik :
1. Anak demam ditempatkan dalam ruangan bersuhu normal
2. Pakaian anak diusahakan tidak tebal
3. Memberikan minuman yang banyak karena kebutuhan air meningkat
4. Memberikan kompres.

Pemberian obat antipiretikK E


merupakan pilihan U
D pertama Adalam menurunkan demam dan sangat
berguna khususnya pada pasien berisiko, yaitu anak dengan kelainan kardiopulmonal kronis,
kelainan metabolik, penyakit neurologis dan pada anak yang berisiko kejang demam. Tujuannya
menurunkan set point hipotalamus menjadi normal (melalui pencegahan pembentukan
prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase) yang mana diperintah
memproduksi panas diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi.
ANALISA TERAPI PROBLEM MEDIK
2/2/2022
S Pasien An. NBZ (2 th) dengan keluhan demam sejak 2 hari sebelum MRS. Demam
turun setelah minum obat lalu naik kembali. Tidak muntah, diare, nyeri perut, mimisan,
gusi berdarah, ada batuk pilek.
Riwayat obat: Parasetamol
Riwayat alergi: -

O Diagnosa dokter: obs. Febris H-3 + Obs. Vomity + ISPA


Data lab: Monosit : 13,3 %; leukosit: 10,28 103/µL; eosinofil: 0 ; Trombosit: 363 103/µL
Terapi : inf. D5 ¼ NS (IV) 1000 ml/24 jam, inj. Ranitidin (IV) 15 mg, inj. Antrain (IV)
125 mg

A Tidak ada permasalahan dalam terapi

P - Monitoring suhu tubuh pasien (suhu normal: 36,5 - 37ºC)


- Monitoring apakah pasien mengalami mual muntah
ANALISA TERAPI PROBLEM MEDIK
2/2/2022
S Pasien An. NBZ (2 th) keluhan membaik, pasien KRS

O Diagnosa dokter: obs. Febris H-3 + Obs. Vomity + ISPA


Terapi KRS : Parasetamol syrup 125 mg/5 ml (PO) 3 dd 1 cth (5 ml) dan Domperidone
syrup (PO) 3 dd ¾ cth (3,75 ml)

A Tidak ada permasalahan dalam terapi

P - Edukasi aturan minum obat KRS


MEKANISME KERJA

D5 ¼ NS Pengganti Dektrosa teroksidasi menjadi CO2 dan air .


Cairan dan Natrium dan klorida adalah elektrolit utama dari kompartemen
kalori cairan di luar sel (yaitu, ekstraseluler) bekerja sama untuk
mengontrol volume ekstraseluler dan tekanan darah(DrugBank).

Ranitidin H2 blocker Mengurangi sekresi asam lambung dengan memblok reseptor H2


secara reversibel di sel parietal lambung, sehingga terjadi
penghambatan histamin di reseptor H2 dan sekresi asam lambung
berkurang (Medscape).

Antrain Antinyeri Inhibisi dari COX, aktivasi dari sistem kontrol desending inhibitory,
interaksi dengan sistem glutamatergik dan pelepasan peptida opioid endogen.
Mekanisme neurokemikal yang mendasari efek antipiretik yaitu bekerja
secara sentral pada pusat pengaturan suhu di hipotalamus dengan
menghambat sintesa dari prostaglandin pada SSP.
INFORMASI DAN EDUKASI

No. Nama Obat Regimen KIE

1. Inj. Antrain (IV) 125 mg Disuntikkan sekali dengan dosis 125 mg secara intravena,
digunakan untuk mengatasi nyeri yang diderita pasien.

2. Inj. Ranitidin 15 mg Disuntikkan sekali dengan dosis 15 mg secara intravena untuk


mencegah stress ulcer yang dapat melukai lambung. Ranitidin
adalah salah satu obat yang dapat digunakan sebagai profilaksis
stress ulcer.
INFORMASI DAN EDUKASI

No. Nama Obat KRS Regimen KIE

1. Parasetamol syr 125 mg/5 ml Diminum sehari tiga kali satu sendok teh (5 ml) sesudah makan.
Digunakan untuk mengobati demam/nyeri. Parasetamol
diminum bila perlu.

2. Domperidone syr 5 mg/5 ml Diminum sehari tiga kali 3/4 sendok teh (3,75 ml) sebelum
makan. Digunakan sebagai antiemetik (anti mual muntah)
• Sari Pediatri, Vol. 2, No. 2, 2000, p.
103-108
• Majalah Kedokteran Indonesia, Vol. 58,
Nomor 9, 2008
AKA • Medscape apps
ST
PU • DrugBank
TAR
AF
D
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai