Anda di halaman 1dari 2

MOH.

AYAT EFENDI_CGP PONOROGO 3 _ ANGKATAN 4


1. Apa yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya
mempelajari modul 1.1
Sebagai seorang pendidik, saya percaya bahwa sikap otoriter dalam pendidikan dan
pembelajaran menggunakan pendekatan perintah-sanksi efektif untuk
mendisiplinkan anak dan membiasakan anak untuk bertanggung jawab atas
perbuatannya. 
Saya tidak begitu peduli dengan kenyamanan belajar mereka, kemerdekaan belajar,
atau dampak negatif yang akan muncul akibat pendekatan itu bagi saya jika mereka
patuh dan tertib itu adalah suatu keberhasilan. Dan pada akhir materi mereka
mendapatkan nilai yang bagus. 
Terkait kompetensi anak  pada ranah afektif atau budi pekerti dilakukan dengan
pendekatan yang belum terkoordinir dn cenderung spontann, dan saya justru  lebih
fokus pada ranah kognitif dan psikomotorik. Hasil belajar yang sesuai KKM atau di
atas KKM dan adanya progres perubahan sikap itu sudah merupakan prestasi.

2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul
ini?
Sebelum saya memgikuti guru penggerak, saya hanya mengenal Ki Hajar
Dewantara dalam Taman Siswa, Semboyan Ing Ngarso Sung Tulada, Ing Madya
Mangunkarsa dan Tut Wuri Handayani. Dan itu yang saya ajarkan kepada siswa-
siswi saya di kelas. Namun ternyata pemikiran beliau dalam dunia pendidikan
sangat banyak dan luar biasa dalam perkembangan pendidikan di Indonesia.
Perubahan pemikiran setelah mengenal lebih dalam tentang Guru Bangsa Raden
Mas Soewardi Soeryaningrat atau Ki Hajar Dewantara dan Pemikiran beliau,
bahwa mendidik adalah upaya untuk memanusiakan manusia atau meningkatkan
kualitas makhluk dari basyar ke insan. Dengan menghambakan kepada murid, yang
memiliki makna bahwa kita sebagai pendidik harus memandang anak dengan rasa
hormat, beorientasi kepada anak adalah hal yang paling utama bagi para pendidik.
Yang dimaksud makhluk basyar adalah makhluk yang membutuhkan makan dan
minum dan bergantung kepada kebutuhan materi, sedangkan insan adalah manusia
yang bertaqwa, cerdas menalar, berbudaya, taat aturan dan tidak liar.
Manusia secara fitrahnya atau bawaannya adalah makhluk merdeka, jika dikekang
kemerdekaannya maka dia akan berontak. Dalam pembelajaran pendidik harus
menghargai dan menghormati anak sebagai manusia merdeka, manusia merdeka
memiliki hak-hak azasi: hak untuk medapatkan pendidikan yang layak, hak untuk
bebas dari penyiksaaan dan perlakuan merendahkan, hak demokrasi dll. Manusia
merdeka adalah yang menghargai kemerdekaan orang lain.
Pendekatakan pendidikan dan pengajaran dalam bentuk perintah-sanksi atau
ganjaran - hukuman akan menimbulkan ketidaknyamanan dan menghasilkan
pribadi pemberontak, acuh tak acuh, rendahnya daya juang (quitter). Pelaksanaan
hukuman dan pemaksaan dalam KBM akan menghambat pertumbuhan jiwa
merdeka sang anak. Sanksi kepada anak harus seimbang, netral dan adil. Harusnya
pendidik menggunakan pendekatan kekeluargaan, anak diperlakukan seperti
mendidik anak kandung atau berlaku sebagai bapak atau ibu kandungnya
Untuk menghasilkan pribadi insan kamil atau manusia paripurna, maka dalam
pendidikan dan pengajaran pendidik harus menggunakan pendekatan holistik dan
seimbang dari aspek cipta, rasa, karsa dan pekerti dengan mempertimbangkan
karakteristik anak yang dasarnya beragam dan unik atau sesuai bawaan dan
zamannya peserta didik atau potensi kodratnya.
Dan apapun yang tindakan yang dilakukan pendidik harus beroreintasi kepada
anak, demi kepentingan mereka, anak adalah subjek, teman belajar. Karena
sejatinya pendidik juga belajar dari peserta didik.

3. Apa yang bisa segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan
pemikiran KHD?
Yang segera saya lakukan agar kelas saya mencerminkan pemikiran Ki Hajar
Dewantara adalah mengidentifikasi karakteristik mereka, mulai dari kulturnya,
gaya belajarnya, kemampuan menyerap materi pelajaran, bakat atau minatnya, juga
meminta pendapat mereka tentang hal-hal yang menyebabkan ketidak nyamanan
mereka untuk dapat belajar dengan baik. Kemudian bersama meninjau ulang
kesepakatan kelas yang telah dibuat sebelumnya. Setelah itu merancang
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan melaksanakan
pembelajaran yang bemakna, menyenangkan dan merdeka. Memandang bahwa
setiap anak adalah berbeda dalam kemampuan, daya ingat, daya tangkap, sikap dan
perbuatannya.

Anda mungkin juga menyukai