Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MATA KULIAH

MANAJEMEN KEUANGAN DAN PEMBIAYAAN AGRIBISNIS

“Pengembangan Produk Keuangan”

Disusun oleh :

KELOMPOK 1

AGRIBISNIS B

Ni Ade Lianita (1806511065)

Putu Putri Kusumawicitra (1806511069)

Putu Aninditha Cahya Utami (1806511095)

Casya Nova Nitali Ginting (1806511098)

PROGRAM STUDI S1 AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................1
2.1 Pengertian Umum.............................................................................................................1
2.2 Perkembangan Produk Keuangan.....................................................................................1
2.2.1 Produk-Produk Bank.................................................................................................1
2.2.2 Produk Keuangan Syariah.........................................................................................1
2.2.3 Produk Keuangan Hijau.............................................................................................1
2.3 Strategi Pengembangan dan Pemasaran Produk...............................................................1
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................1
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................1

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga kami mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam memberikan materi maupun
pikirannya dalam penyusunan makalah “Pengembangan Produk Keuangan”. Harapan kami,
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi kami penulis maupun
para pembaca sekalian. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini,. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 09 Desember 2020

Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam upaya mendukung, kesinambungan dan peningkatan pelaksanaan
pembangunan, lembaga perbankan telah menunjukkan perkembangan yang pesat, seiring
dengan kemajuan pembangunan di Indonesia dan perkembangan perekonomian
internasional serta sejalan dengan peningkatan tuntutan kebutuhan masyarakat akan jasa
perbankan yang semakin beragam dan canggih. Dengan meningkatnya kebutuhan akan jasa
perbankan yang telah berkembang pesat, maka landasan gerak perbankan yang ada
dirasakan sudah saatnya diadakan penyesuaian agar mampu menampung tuntutan
pengembangan jasa perbankan. Guna mencapai tujuan tersebut, maka pelaksanaan
pembangunan ekonomi harus lebih memperhatikan keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan unsur-unsur pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas
nasional. Salah satu sarana yang mempunyai peranan strategis dalam menyerasikan dan
menyeimbangkan masing-masing unsur dari Trilogi Pembangunan adalah Perbankan. Peran
yang strategis tersebut terutama disebabkan fungsi utama bank sebagai suatu wahana yang
dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien, yang
dengan berasaskan demokrasi ekonomi mendukung pelaksanaan pembangunan nasional
dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yakni
pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.
Fungsi intermediasi baru berjalan dengan baik apabila semua pihak memiliki kepercayaan
kepada bank, sehingga bank disebut sebagai lembaga kepercayaan. Apabila fungsi
intermediasi berjalan dengan baik, maka semua pihak yaitu bank, pihak yang kelebihan dana
dan pihak yang membutuhkan dana, dan pada gilirannya perekonomian secara keseluruhan
akan memperoleh manfaat dari keberadaan suatu bank. Pihak yang kelebihan dana akan
memperoleh manfaat berupa pendapatan bunga atau bagi hasil dari dana yang disimpan di
bank, pihak yang membutuhkan dana akan memperoleh manfaat berupa ketersediaan dana
dari bank untuk melakukan investasi atau produksi. Bank sendiri akan memperoleh manfaat
berupa selisih pendapatan dan biaya bunga/bagi hasil yang dikenal dengan sebutan “spread”.
Di sisi lain, perekonomian juga mendapat manfaat berupa mekanisme alokasi sumber-
sumber dana secara efektif dan efisien. Oleh karena itu dapat disimpulkan bank sebagai
lembaga intermediasi merupakan salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha, baik
berupa investasi dan produksi, dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi.
Memperhatikan peranan lembaga perbankan yang demikian strategis dalam mencapai
tujuan pembangunan nasional, maka terhadap lembaga perbankan perlu senantiasa dilakukan
pembinaan dan pengawasan yang efektif, dengan dilandasi oleh landasan gerak yang kokoh
agar lembaga perbankan di Indonesia mampu berfungsi secara efisien, sehat, wajar dan
mampu menghadapi persaingan yang sewaktu-waktu bersifat global, mampu melindungi
secara baik dana yang dititipkan masyarakat kepadanya, serta mampu menyalurkan dana

1
masyarakat tersebut ke bidang-bidang yang produktif bagi pencapaian sasaran
pembangunan. Agar kemajuan yang dialami oleh lembaga perbankan dapat ditingkatkan
secara berkelanjutan dan benar-benar dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
bagi pelaksanaan pembangunan nasional dan untuk menjamin berlangsungnya demokrasi
ekonomi sehingga segala potensi, inisiatif dan kreasi masyarakat dapat dikerahkan dan
dikembangkan menjadi suatu kekuatan riil bagi peningkatan kemakmuran rakyat, maka
pembinaan dan pengawasan perbankan serta landasan gerak perbankan yang selama ini
didasarkan pada ketentuan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan perlu dikembangkan dan
disempurnakan. Dengan penyempurnaan itu, maka perbankan secara lebih baik dalam
mendukung proses pembangunan yang semakin diharapkan pada tantangan perkembangan
perekonomian internasional.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah yang dimaksud dengan Produk Keuangan ?
b. Bagaimana Pengembangan Produk Keuangan ?

1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan Pengembangan Produk Keuangan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Umum


Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial intermediary.
Artinya lembaga yang dalam aktivitasnya berkaitan dengan masalah uang. Menurut Pasal 5
ayat 1 UU No. 7 Tahun 1992 UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (“UUPerbankan”),
jenis bank terdiri dari:
a. Bank Umum.
b. Bank Perkreditan Rakyat
Selanjutnya dalam Pasal 5 ayat (2) UU Perbankan dinyatakan bahwa Bank Umum
dapat mengkhususkan diri untuk melaksanakan suatu kegiatan tertentu dan memberikan
perhatian yang lebih besar kepada kegiatan tertentu. Bank memiliki fungsi utama untuk
menjalankan fungsi intermediary dimana melalui fungsi ini bank bertindak sebagai
penghimpun dan penyalur dana masyarakat dan menjembatani atau menghubungkan pihak
yang memerlukan uang dan penyandang dana dan memiliki peranan yang strategis untuk
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, dalam rangka meningkatkan pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional, ke arah
peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Seiring dengan perkembangan dunia bisnis dan
keuangan baik nasional maupun internasional, ternyata fungsi bank menjadi bertambah
banyak ragamnya.
Adapun fungsi-fungsi bank lainnya adalah antara lain sebagai berikut :
a. Mempermudah dan Melancarkan Mekanisme Pembayaran. Dalam fungsi memperlancar
mekanisme pembayaran, beberapa jasa yang amat dikenal yang disediakan oleh bank
adalah transfer uang, baik melalui kliring maupun RTGS, penerimaan pembayaran PLN,
PAM, telepon maupun telepon selular, penerimaan pembayaran pajak-pajak, penyediaan
sistem pembayaran secara elektronik, penggunaan kartu plastik sebagai alat pembayaran.
b. Mempermudah dan Melancarkan Transaksi Internasional. Sering kali transaksi
internasional terkendala oleh masalah perbedaan geografis,kultur budaya dan sistem
pembayaran masing-masing negara. Dengan adanya bank umum yang beroperasi dalam
skala internasional akan memudahkan penyelesaian transaksi-transaksi tersebut.
c. Penyimpanan Barang-Barang Berharga. Safe deposit box adalah salah satu jasa yang
disediakan oleh bank kepada publik untuk penyimpanan barang-barang berharga yang
dimilikinya seperti surat-surat berharga (saham, obligasi, sertifikat), perhiasan, uang, dan
ijazah.
Dengan semakin berkembangnya kegiatan bisnis dan keuangan baik lokal maupun
internasional maka bank dituntut untuk dapat menyedikan jasa-jasa lainnya seperti antara
lain penyediaan jaminan bank atau bank garansi, pengelolaan saldo rekening giro (cash
management) dan pengambilan dan pengiriman uang (cash pick up and delivery).

3
2.2 Perkembangan Produk Keuangan
Pengembangan produk adalah kegiatan yang mengaarah pada ciri khas yang baru atau
berbeda dari sebuah produk atau pemanfaatan konsumen. Pengembangan tersebut
membentang dari konsep yang sama sekali baru untuk memenuhi keinginan konsumen yang
ditetapkan secara baru hingga modifikasi atau memperbaharui dari produk yang sudah ada
sebelumnya, ini merupakan sebuah proses yang harus berkesinambungan untuk menahan
masa penurunan dalam daur hidup intrinsik dari sebuah produk yang ada. Dalam arti lain
pengembangan produk adalah suatu usaha yang direncanakan dan dilakukan secara sadar
untuk memperbaiki produk yang ada, atau untuk menambah banyaknya ragam produk yang
dihasilkan oleh perusahaan dan kemudian dipasarkan. Pengembangan produk tersebut terdiri
atas suatu penjualan yang bertambah dan diusahakan oleh perusahaan dengan
mengembangkan produk-produk yang diperbaharui untuk pasar yang sekarang. Dapat
disimpulkan bahwa pengembangan produk adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
perusahaan mengembangan produk yang sudah ada atau menghasilkan produk baru serta
melakukan pendekatan strategi untuk meraih keberhasilan dan terhindar dari risiko, dan
menyajikan produk-produk yang menarik, kompetitif dan memberikan kemudahan dalam
transaksi, serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan industri pasar.

2.2.1 Produk-Produk Bank


Lembaga keuangan bank memiliki berbagai macam aktivitas dalam menjalankan
usahanya. Aktivitas-aktivitas lembaga keuangan bank tersebut antara lain, yaitu :
menghimpun dana (funding), menyalurkan dana (lending), dan memberikan jasa layanan
(service). Di dalam menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa layanan,
terdapat beberapa pengaruh keberhasilan penghimpunan dana, sumber-sumber
penghimpunan dana, pertimbangan penyaluran dana, alternatif penyaluran dana, serta
bentuk jasa layanan bank. Untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, singkat, mudah,
dan efisien, bank menyodorkan beberapa produk. Produk-produk tersebut menyediakan
berbagai fasilitas yang cukup memuaskan dan memadai. Tentunya juga didukung dengan
kecanggihan teknologi yang semakin pesat. Terdapat tiga jenis produk bank, yakni
Produk Dana (bank menghimpun dana), Produk Kredit (bank menyalurkan dana) dan
Produk Jasa Layanan.
1. Produk Dana (Bank menghimpun dana)
Produk dana bank antara lain berupa:
a. Tabungan, yakni simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan
syarat tertentu melalui buku tabungan dan kartu ATM.
b. Giro, yakni simpanan yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang setiap
saat dapat ditarik dengan menggunakan cek dan bilyet giro.
c. Deposito, yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian nasabah dengan bank.

4
d. Sertifikat Deposito, yaitu deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu
tertentu, biasanya 2, 3, 6, 12, dan 24 bulan. Deposito ini berbentuk sertifikat dan
dapat diperjual belikan atau dipindah tangankan kepada pihak lain.
2. Produk Kredit (Bank menyalurkan dana)
Produk kredit bank antara lain berbentuk:
a. Kredit Modal Kerja, yaitu kredit dari bank yang digunakan untuk membiayai
kebutuhan modal kerja jangka pendek nasabah seperti kebutuhan aktiva lancar.
b. Kredit Investasi, yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai kebutuhan modal
kerja jangka panjang untuk kegiatan usaha nasabah berupa aktiva tetap.
c. Kredit Konsumsi (Kredit Multiguna), yaitu kredit yang digunakan dalam rangka
pengadaan barang atau jasa untuk tujuan konsumsi, dan bukan sebagai barang
modal dalam kegiatan usaha nasabah. Wujudnya berupa pembelian mobil, rumah,
dan barang konsumsi lain.
3. Produk Jasa Layanan
Bentuk produk jasa bank yang saat ini ada antara lain :
a. Pengiriman Uang (Transfer), yaitu pengiriman sejumlah uang atau valuta asing
oleh bank atas nasabah yang ditujukan pada pihak lain, dilain tempat.
b. Letter of Credits, yaitu salah satu jasa yang ditawarkan bank dalam rangka
pembelian barang, berupa penangguhan pembayaran pembelian oleh pembeli
sejak LC dibuka sampai dengan jangka waktu tertentu sesuai perjanjian.
c. Bank Garansi (Bank Guarantee), yaitu jasa yang diberikan oleh bank berupa
jaminan pembayaran sejumlah tertentu uang yang akan diberikan kepada pihak
yang menerima jaminan, hanya apabila pihak yang dijamin melakukan cidera
janji.
d. Kliring dan Inkaso. Kliring antarbank adalah pertukaran warkat antarbank baik
atas nama bank maupun nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan pada
waktu tertentu. Warkat (data keuangan elektonik) yang dimaksud tersebut
merupakan alat pembayaran bukan tunai yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan atau ketentuan lain yang berlaku dan yang lazim dilaksanakan dalam
transaksi pembayaran. Sedangkan Inkaso adalah bank dengan permintaan nasabah
melakukan akseptasi kepada pihak tertagih ditempat lain atas surat berharga.
e. Kartu Plastik, yaitu alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga
keuangan dan dapat digunakan untuk berbagai macam transaksi keuangan.
Perkembangan penggunaan kartu plastik dalam berbagai bentuknya menunjukkan
bahwa alat ini tidak hanya digunakan sebagai alat pembayaran tetapi juga untuk
tujuan lain seperti penarikan uang tunai.
f. Money Changer, yaitu fasilitas jasa penukaran uang yang diberikan oleh bank
dengan mata uang dari berbagai Negara.
g. Treveller’s Check, yaitu Cek yang dapat dipergunakan untuk teransaksi ataupun
dibeli dan ditukarkan kembali dalam mata uang yang dikehendaki nasabah selama
di dalam perjalanan.
5
h. Telebanking, yaitu produk perbankan langsung ditujukan untuk setiap klien yang
ingin secara sederhana dan aman untuk mengelola keuangan mereka melalui
telepon. Klien dapat menggunakan produk ini sebagai pelengkap yang nyaman
dengan internet produk perbankan.
i. Kustodian, yaitu Lembaga keuangan yang bertanggung jawab untuk menjaga
perusahaan atau individu aset keuangan. Peran seorang penjaga dalam kasus
seperti itu yaitu untuk terus dalam penyimpanan aset seperti saham dan obligasi,
mengatur penyelesaian dari setiap pembelian dan penjualan sekuritas tersebut.
j. Wali Amanat, yaitu Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh bank umum untuk
mewakili kepentingan pemegang surat berharga berdasarkan perjanjian antara
bank umum dengan emiten surat berharga yang bersangkutan. Dalam kegiatan ini
jasa yang diberikan bank lebih berupa jasa administratif yaitu penyediaan sumber
daya manusia yang mewakili kepentingan pemegang surat berharga.
k. Standing Order, yaitu sebuah instruksi (bankir perintah) dari nasabah kepada bank
mereka untuk membayar jumlah yang ditetapkan secara berkala ke account lain.
Mereka biasanya digunakan untuk membayar sewa, hipotek atau pembayaran
berkala tetap lainnya.
l. Safe Deposit Box, yaitu jasa layanan penyewaan kotak penyimpanan surat-surat
berharga atau harta milik nasabah. Box tersebut aman dari pencurian dan
kebakaran karena terbuat dari baja. Kepada nasabah penyewa box dikenakan
biaya sewa yang besarnya tergantung dari ukuran box serta jangka waktu
penyewaan.

2.2.2 Produk Keuangan Syariah


Bank Syariah
Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial intermediary.
Artinya lembaga yang dalam aktivitasnya berkaitan dengan masalah uang. Sedangkan
bank syariah yaitu bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga, atau
dengan kata lain adalah lembaga keuangan yang usaha pokok memberikan pembiayaan
dan jasa-jasa lain dan lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang
pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.
Berdasarkan pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 21 tahun 2008, perbankan syariah
adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksakan
kegiatan usahanya. Transaksi dalam pendapatan bank syariah yaitu transaksi mudarabah
dan musharakah. Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah dan
bank pembiayaan rakyat syariah.

6
Produk Bank Syariah
Pengembangan inovasi produk perbankan syariah mengacu pada standar syariah
(shariah standards) dan shariah governance, berpedoman pada standar internasional,
pemenuhan integritas dan kualitas sumber daya manusia perbankan Islam, kesesuaian
akad, dan tidak mendzalimi masyarakat sebagai konsumen. Pada sistem operasi bank
syariah, pemilik dana menanamkan uangnya di bank tidak dengan motif mendapatkan
bunga, tetapi dalam rangka mendapatkan keuntungan bagi hasil. Dana nasabah tersebut
kemudian disalurkan kepada mereka yang membutuhkan (misalnya modal usaha) dengan
perjanjian pembagian keuntungan sesuai kesepakatan.
Pembiayaan dalam perbankan syariah tidak bersifat menjual uang yang
mengandalkan pendapatan bunga atas pokok pinjaman yang diinvestasikan, tetapi dari
pembagian laba yang diperoleh pengusaha. Pendekatan bank syariah mirip dengan
investment banking di mana secara garis besar produk adalah mudarabah (trust
financing) dan musharakah (partnership financing), sedangkan yang bersifat investasi
diimplementasikan dalam bentuk murabhah (jual-beli).
Pola simpanan yang diajarkan oleh Islam, umat Islam mempunyai pendapatan yang
harus diproduktifkan dalam bentuk investasi. Maka bank Islam menawarkan tabungan
investasi yang disebut dengan mudarabah (simpanan bagi hasil atas usaha bank). Untuk
membagihasilkan usaha bank kepada penyimpan mudarabah, bank syariah memberikan
jasa perbankan kepada masyarakat dalam bentuk berikut :
1. Pembiayaan untuk berbagai kegiatan investasi atas dasar bagi hasil, terdiri dari :
a. Pembiayaan investasi bagi hasil mudarabah, yaitu adalah bentuk kerjasama antara
dua pihak atau lebih di mana pemilik modal (sahib al-mal) mempercayakan
sejumlah modal kepada pengelola (mudarib) dengan suatu perjanjian pembagian
keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerjasama dengan kontribusi seluruh modal
dari sahib al-mal dan keahlian dari mudarib.
b. Pembiayaan investasi bagi hasil musharakah, yaitu akad kerja sama antara dua
pihak atau lebih untuk melakukan usaha tertentu. Yang masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana atau amal dengan kesepakatan bahwa keuntungan atau
resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Disyaratkan
bercampur antara harta dari kedua pihak yang bekerja sama sehingga tidak dapat
dibedakan harta dari kedua pihak tersebut.
2. Pembiayaan untuk berbagai kegiatan perdagangan atau jual beli, terdiri dari :
a. Pembiayaan salam, yaitu transaksi jual beli di mana barang yang diperjual belikan
belum ada, barang diserahkan secara tangguh sementara pembayaran dilakukan
tunai. Dalam transaksi ini kualitas, kuantitas, harga dan waktu penyerahan barang
harus ditentukan.
b. Pembiayaan istisna, yaitu transaksi jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan
barang berdasarkan persyaratan tertentu, kriteria, dan pola pembayaran sesuai
dengan kesepakatan. Seperti untuk pembangunan proyek perumahan, gedung
sekolah, listrik, pertambangan dan lain-lain.
7
c. Pembiayaan perdangan al-bay’ bi thaman ajil atau dikenal sebagai murabahah,
yaitu transaksi jual beli di mana bank menyebutkan jumlah keuntungan. Bank
bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah
harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (margin). Dari pembiayaan
perdagangan tersebut, bank akan memperoleh pendaptan berupa (mark-up) atau
(margin) keuntungan.
3. Pembiayaan pengadaan barang untuk disewakan atau untuk disewabelikan dalam
bentuk :
a. Sewa guna usaha atau disebut ijarah
b. Sewa beli atau disebut al-bay’ al-takjiri.
c. Ijarah, sewa murni, seperti halnya penyewaan traktor dan alat-alat produk lainnya
(operating lease). Dalam teknis perbankan, Bank dapat membeli dahulu equipment
yang dibutuhkan oleh nasabah kemudian menyewakan dalam waktu dan hanya
yang telah disepakati kepada nasabah.
d. Al-bay’ al-takjiri atau ijarah al-muntahiya bi al-tamlik merupakan penggabungan
sewa dan beli, di mana si penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang pada
akhir masa sewa (financial lease).
4. Pemberian pinjaman tunai untuk kebajikan (al-qard al-hasan) tanpa dikenakan biaya
apapun kecuali biaya administrasi berupa segala biaya yang diperlukan untuk sahnya
perjanjian utang, seperti bea materai, bea akta notaris, bea studi kelayakan. Dari
pemberian pinjaman al-qard al-hasan, bank akan menerima kembali biaya
administrasi.
5. Fasilitas perbankan umumnya yang tidak bertentangan dengan syariah, seperti
penitipan dalam dalam rekening lancar (current account), dalam bentuk giro wadi’ah
yang diberi bonus dan jasa lainnya untuk memperoleh balas jasa (fee), seperti
pemberian jaminan (al-kafalah), pengalihan tagihan (al-hiwalah), dan lain-lain. Dari
pemakaian fasilitas tersebut bank akan memperoleh berupa fee.

2.2.3 Produk Keuangan Hijau


Perbankan di Indonesia diharapkan dapat terus tumbuh seiring dengan kenaikan-
kenaikan suku bunga acuan, Bank diharapkan lebih efisien dalam operasional, namun
tetap agresif dalam mengembangkan bisnis. Perbankan di Indonesia diharapkan
melakukan inovasi-inovasi baru, baik dalam operasional, maupun pengembangan produk-
produk baru, sehingga secara bisnis akan tetap tumbuh dengan biaya operasional yang
relatif lebih kecil, seperti pemanfatan teknologi dalam pelaksanaan kegiatan operasional,
sehingga lebih efisien dan mengembangkan produk-produk yang ramah lingkungan,
sehingga akan menciptakan warna baru dalam industri perbankan dan diharapkan akan
meningkatkan pertumbuhan bisnis perbankan secara umum.
Menurut POJK No. 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan
Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik, Produk dan/atau Jasa
Keuangan Berkelanjutan, produk keuangan hijau adalah produk dan/ atau jasa keuangan
8
yang mengintegrasikan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup serta tata kelola
dalam fitur-fiturnya. Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa produk
keuangan berkelanjutan hijau harus memiliki empat aspek utama dalam
pengembangannya, yaitu aspek : Ekonomi, Sosial, Lingkungan Hidup dan Tata Kelola.
Suatu produk keuangan dapat dikatakan “hijau” apabila telah memenuhi keempat
aspek tersebut, apabila ada salah satu aspek yang tidak terpenuhi, maka produk tersebut
belum dapat dikatakan hijau. Kesadaran masyarakat dan perbankan di Indonesia pada
umumnya terhadap produk keuangan hijau masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari
produk-produk yang dikembangkan oleh perbankan, secara umum masih dalam bentuk
konvensional dan program-program yang dilaksanakan dalam kaitannya dengan hal
tersebut baru pada bentuk tanggung jawab sosial saja, dan belum menyentuh pada akar
masalah, dimana hal ini akan menjadi sangat penting, karena sesuai dengan POJK No.
51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa
Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik, Produk dan/atau Jasa Keuangan
Berkelanjutan, institusi keuangan wajib menerapkan konsep keuangan berkelanjutan
secara bertahap.
Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh Perbankan dalam rangka mengembangkan
produk keuangan hijau diantaranya adalah dengan menambahkan fitur pada produk
konvensional dengan fitur yang mendukung penerapan keuangan berkelanjutan,
misalnya: untuk produk KPR, maka Bank perlu melakukan potongan biaya dan bunga
yang lebih rendah, manakala nasabah mengajukan KPR untuk pembelian rumah yang
ramah lingkungan (green building). Selain itu, Bank juga dapat membiayai pembelian
kendaraan bermotor yang ramah lingkungan, Low Cost Green Car (LCGC) dengan tenor
dan bunga yang spesial, lebih rendah dibandingkan dengan produk-produk lainnya, dan
selanjutnya Bank juga dapat mendorong nasabah untuk melindungi produk yang dibiayai
dengan menggunakan asuransi yang menggunakan prinsip keuangan berkelanjutan (green
insurance) dimana tingkat premi yang diberikan memiliki nilai yang khusus, selain lebih
rendah juga memberikan perlindungan yang lebih baik.

2.3 Strategi Pengembangan dan Pemasaran Produk


Strategi pengembangan dan pemasaran produk keuangan hijau dapat dijalankan
dengan langkah-langkah berikut :
1. Melakukan Green Branding Bank perlu mengembangkan pendekatan branding yang
terstruktur untuk produk keuangan hijau yang akan dipasarkannya. Bank tidak boleh
lagi menyepelekan kekuatan brand (merek), karena saat ini brand dapat menjadi
kekuatan yang tak ternilai.
2. Melakukan Promosi dan Sosialisasi Promosi dan sosialisasi produk keuangan hijau
dapat meningkatkan kesadaran masyarakat konsumen akan pentingnya produk
keuangan hijau, informasi harga dan layanan serta fitur-fitur menarik yang melekat pada
produk-produk tersebut.

9
3. Melakukan Riset Pasar dan Riset terhadap Pemangku Kepentingan Hal ini dapat
membantu Bank dalam melakukan analisis terhadap kebutuhan serta keinginan segmen
konsumen tertentu untuk berkontribusi dalam usahausaha pelestarian lingkungan dan
hasil riset juga dapat dijadikan kajian bagi pemangku kepentingan dalam menawarkan
pilihan dan memberikan rekomendasi produk keuangan hijau.
4. Melakukan Kampanye untuk Menjangkau Para Pemangku Kepentingan Selain
menghilangkan hambatan pemasaran, terutama hambatan yang berhubungan dengan
persepsi nasabah terhadap produk keuangan hijau, Bank juga perlu merangsang
permintaan terhadap produk keuangan hijau melalui kampanye pemasaran yang kreatif
dan edukatif.
Pada akhirnya upaya regulator dalam penerapan keuangan berkelanjutan akan menghasilkan
Bank dengan konsep pembiayaan dan menghasilkan produk-produk yang ramah dengan
lingkungan dapat terwujud dan seiring dengan hal tersebut dapat memacu pertumbuhan
ekonomi yang stabil dan berkelanjutan.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Lembaga perbankan mempunyai peranan penting dalam perekonomian suatu negara.
Perbankan mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan
dana. Kontribusi yang diberikan dalam bentuk pemberian kredit, bank berusaha memenuhi
kebutuhan masyarakat untuk memperlancar usahanya. Dukungan terhadap dunia usaha akan
menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat .Selain itu
perbankan juga menjadi penunjang kelancaran sistem pembayaran, pelaksanaan kebijakan
moneter dan pencapaian stabilitas sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang
sehat, transparan dan dapat dipertanggung jawabkan. Ekonomi masyarakat akan semakin
berkembang sejalan dengan perkembangan dan kemajuan perbankan dalam melayani
kebutuhan masyarakat dalam produk keuangan. Dengan pesatnya perkembangan
perekonomian menuntut timbulnya produk–produk keuangan yang dapat memperlancar
kegiatan transaksi pembayaran dalam usaha masyarakat sehingga perbankan dituntut untuk
mampu mengikuti perkembangan dan menciptakan produk-produk perbankan yang dapat
membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan lalu lintas pembayaran.

11
DAFTAR PUSTAKA

Mukhlisin, Ahmad dan Aan Suhendri. 2018. “Strategi Pengembangan Produk Bank Syariah di
Indonesia” dalam Jurnal Ekonomi Syariah Volume 3 (hlm. 192-195). Lampung : Institut Agama
Islam Ma’arif NU.

Yuniarti, Sari. 2013. “Peran Perbankan Dalam Implementasi Bisnis Hijau dan Pembangunan
Berkelanjutan” dalam Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.17 (hlm. 465-469). Malang :
Program D-III Keuangan dan Perbankan Universitas Merdeka

12

Anda mungkin juga menyukai