Anda di halaman 1dari 3

MENGENAL TBC PARU

dr. Elfizon Amir, SpPD

Pendahuluan
Di Indonesia TBC merupakan penyebab kematian pertama untuk kelompok
penyakit menular. Jumlah penderitanya sekitar 500.000 orang pertahun dan kematian
sebesar 175.000 orang pertahun, khususnya di daerah pedesaan dan daerah kumuh
perkotaan.
Walaupun mikrobakteri tuberkulosa telah ditemukan oleh Robert Koch pada
tahun 1882, namun penyakit ini obatnya baru ditemukan pada tahun empat puluhan.
Sejak tahun 1990 an TBC ini kembali menjadi pembicaraan di dunia kedokteran karena
masih membunuh sekitar 2 – 3 juta penduduk dunia khususnya di negara miskin
berekonomi lemah seperti Indonesia.

Apa yang dimaksud dengan penyakit TBC?


TBC atau tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
tuberkulosis. TBC bukan penyakit turunan dan bukan akibat guna-guna atau racun.
Biasanya TBC dapat menyerang paru-paru, selaput otak, kulit, tulang, usus dan lain-lain

Bagaimana gejala TBC paru?


TBC paru ditandai dengan batuk yang berdahak lebih dari 3 minggu. Kadang-
kadang dahaknya bercampur darah. Dapat terjadi sesak nafas disertai nyeri dada. Nafsu
makan berkurang, berat badan turun. Demam lebih dari 1 bulan dan ada keringat malam
meskipun tidak melakukan kegiatan

Bagaimana terjadinya penularan TBC?


TBC dapat menular bila penderitanya bicara, meludah, batuk dan bersin. Pada
saat tersebut kuman yang ada di paru akan menyebar melalui udara. Bila seorang
penderita TBC meludah ditempat yang terbuka, maka setelah dahaknya kering kuman
akan terbang terbawa angin. Lalu kuman tersebut terhirup oleh orang lain yang berada
di sekitarnya. Kuman TBC dapat menular tanpa sengaja kepada orang lain

1
Bagaimana cara memastikan penyakit TBC?
Untuk memestikan seseorang menderita TBC harus dilakukan pemeriksaan dahak
di bawah mikroskop sebanyak tiga kali yaitu sewaktu-pagi dan sewaktu. Sewaktu datang
pertama kali, besok pagi sehabis bangun pagi dan sewaktu datang hari ketiga. Untuk
berat ringannya paru yang terkena dilakukan rontgen dada.

Dimana tempat memeriksa dan mengobati TBC?


Mengobati TBC dapat dilakukan di puskesmas, rumah sakit, dokter umum, dokter
spesialis paru atau dokter spesialis penyakit dalam

Bagaimana cara yang ampuh menyembuhkan TBC?


Caranya adalah dengan minum obat secara teratur sampai sembuh.

Apa akibatnya bila seseorang menderita TBC?


Akibat batuk darah dan sesak nafas, badan akan terasa lemah, pusing akibat
kekurangan darah sehingga penderita TBC tidak dapat bekerja maksimal. Penghasilan
jadi berkurang sedangkan biaya berobat besar. Keluarga sendiri tidak dapat bebas
bergaul dengan penderita. Terutama anak-anak yang sangat mudah tertular karena daya
tahannya yang lemah.

Bagaimana cara minum obat TBC?


Obat diminum secara teratur sampai sembuh. Tidak boleh ada yang terlambat
atau terputus. Lama pengobatan umumnya berlangsung selama 6-8 bulan. Jadi
dibutuhkan kesabaran penderita dalam megobati penyakit ini.

Apa akibatnya bila pegobatannya tidak teratur?


Bila penderita berobat tidak teratur atau sering putus obat atau pengobatan tidak
tuntas, dapat terjadi resistensi kuman. Dimana kuman akan menjadi kebal dengan obat.
Bila kuman sudah kebal, maka dibutuhkan paduan obat lain yang masih sensitif. Waktu
pengobatan akan jadi lebih lama dengan biaya yang lebih besar sementara penderita
semakin menderita.

2
Dalam pengobatan TBC ini sering ditemukan setelah makan obat selama 2 – 3
bulan penderita akan merasa enak dan keluhannya hilang sehingga penderita merasa
sudah sembuh dan tidak perlu melanjukan obat. Padahal penyakitnya belum sembuh
total.

Apa komplikasi yang dapat terjadi pada TBC paru


1. Efusi pleura ( pengumpulan cairan pada selaput pembungkus paru )
2. Penumothorax ( pengumpulan udara pada selaput pembungkus paru )
3. Skuarte ( paru mengkerut )
4. Menular ke tempat lain dalam tubuh seperti ke tulang, selaput otak, sendi, usus,
hati, kulit dan lain-lain

Bagaimana cara mencegah penularan TBC?


1. Segera obati penderita TBC
2. Apabila penderita TBC batuk, disarankan agar dia menutup mulut. Jangan
meludah disembarang tempat. Jauhkanlah dahaknya dari orang lain.
3. Bila dirawat di rumah, hendaknya dikamar tersendiri dengan peralatan tersendiri
dan jaga kebersihan tempatnya.
4. Sambil mengobati penderita, gizinya harus diperhatikan. Dengan makanan yang
cukup gizi, tubuh penderita akan lebih mudah melawan penyakitnya hingga lebih
cepat sembuh
5. Anak-anak hendaknya dijauhkan dari penderita, karena anak-anak sangat rentan
dan mudah tertular
6. Anak-anak perlu diberikan immunisasi dengan vaksin BCG

Simpang Empat, April 2004

Anda mungkin juga menyukai