Anda di halaman 1dari 19

PENELITIAN

FEMINISME DALAM FILM PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN


KARYA HANUNG BRAMANTYO

Disusun untuk Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Gender Dalam Bahasa
Indonesia yang diampu oleh Dr. Drs. Suyanto, M.Si., dan Drs. Moh Muzakka,
M.Hum.

Disusun oleh:

Novi Kartikawati (13010119120073)

Fika Indah F. (13010119130070)

Teguh Bhagaskara (13010119130069)

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021

Abstrak

Sastra tidak hanya memberikan kenikmatan dan kepuasan batin, tetapi juga
sebagai sarana penyampaian pesan moral kepada masyarakat atas realitas sosial.
Karya sastra tercipta dalam kurun waktu tertentu dapat terjadi penggerak tentang
keadaan dan situasi yang terjadi pada masa penciptaan karya sastra itu, baik
sosial, budaya, agama, politik, ekonomi, dan pendidikan. Mengkaji karya sastra
dapat dilakukan dengan berbagai sudut pandang, tergantung pendekatan atau
kajian yang dipakai, salah satu bentuk pengkajian karya sastra yaitu dari sudut
pandang feminisme terhadap karya sastra itu sendiri. Dari latar belakang yang
menarik inilah penulis menyusun tugas akhir yang berjudul “Feminisme dalam
Film Perempuan Berkalung Sorban Karya Hanung Bramantyo”. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan unsur feminisme yang terdapat dalam film
Perempuan Berkalung Sorban karya Hanung Bramantyo. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif berbentuk kualitatif dengan teknik
analisis isi (content analysis) yang sering kali digunakan untuk mengkaji pesan-
pesan. Metode analisis ini digunakan untuk menelaah isi dari suatu dokumen.
Dokumen yang dimaksud di sini adalah film Perempuan Berkalung Sorban karya
Hanung Bramantyo. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah teknik
noninteraktif dengan melakukan penelitian secara intensif dari film, melakukan
pencatatan secara aktif dengan metode content analysis. Hasil penelitian dari
unsur feminisme sastra adalah: (1) marginalisasi perempuan, mengakibatkan
kemiskinan yang disebabkan oleh berbagai kejadian, misalnya penggusuran,
bencana alam atau proses eksploitasi, (2) subordinasi perempuan, dalam hal ini
perempuan dianggap sebagai makhluk yang irasional dan emosional sehingga
diyakini jika kaum perempuan tidak bisa menjadi pemimpin dalam hal ini
mengakibatkan kaum perempuan menduduki posisi yang sangat tidak penting atau
tidak dianggap, (3) stereotipe terhadap perempuan adalah pelebelan atau
penandaan terhadap suatu kelompok tertentu, (4) kekerasan terhadap perempuan
adalah serangan atau invasi (assault) terhadap fisik maupun mental psikologis
seseorang, (5) beban kerja perempuan, adanya anggapan bahwa kaum perempuan
memiliki sifat memelihara dan rajin, serta tidak cocok untuk menjadi kepala
rumah tangga, berakibat bahwa semua pekerjaan domestik rumah tangga menjadi
tanggung jawab kaum perempuan. Analisis unsur feminisme yang terdapat dalam
film Perempuan Berkalung Sorban dapat dijadikan sebagai model bahan ajar
untuk materi pembelajaran bahasa Indonesia. Dari hasil penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi kita sebagai makhluk sosial untuk mencermati mengenai
ketidakadilan gender yang terjadi di masyarakat.

Kata kunci: feminisme, gender, marginalisasi, subordinasi, kekerasan, dan beban


kerja.
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karya sastra merupakan sebuah karya dalam mendeskripsikan berbagai masalah


dan peristiwa dalam kehidupan manusia dan membentuk sebuah keutuhan cerita.
Dengan adanya imajinasi serta refleksi pengarang terhadap fenomena sosial di
sekitarnya, lahirlah karya sastra dalam masyarakat. Karya sastra diciptakan tidak
jauh dari gambaran kehidupan sosial dalam masyarakat baik itu kehidupan dalam
aspek sosial, budaya, politik, ekonomi, kemanusiaan, agama, moral, maupun
lainnya. Film merupakan salah satu karya sastra yang digunakan sebagai media
untuk menggambarkan berbagai kehidupan sosial yang ada di masyarakat.
Banyaknya film yang mengangkat kehidupan yang di masyarakat, di antaranya
film mengenai perempuan. Permasalahan mengenai perempuan dalam masyarakat
dikenal dengan istilah feminisme. Feminisme merupakan suatu ideologi yang ada
dari suatu kesadaran atas penindasan dan ketidakadilan perempuan dalam
masyarakat. Kaum perempuan dianggap lemah dan tidak mampu menjalankan
peran yang berat. Permasalahan mengenai perempuan merupakan suatu hal yang
selalu banyak dibicarakan.

Salah satu film yang mengangkat mengenai feminisme adalah film Perempuan
Berkalung Sorban karya Hanung Bramantyo yang dirilis pada 2009. Film ini
bercerita tentang perjalanan hidup seorang wanita bernama Anissa yang hidup dan
besar dalam lingkungan pesantren. Dalam kehidupannya di pesantren, Anissa
diajarkan bahwa seorang perempuan harus patuh dan tunduk terhadap laki-laki.
Hal inilah yang membuat Anissa beranggapan bahwa perempuan ditempatkan dan
dianggap lemah. Sejak kecil Anissa merasakan keinginan perempuan sangat
terbatas dalam menentukan pilihannya, seperti keinginannya yang mau
menunggang kuda dan menjadi seorang ketua kelas yang tidak diperbolehkan
karena Anissa seorang perempuan. Film ini merepresentasikan bahwa perempuan
muslim dalam lingkungan pesantren memiliki hak yang berbeda dengan laki-laki
dan peran perempuan dianggap tidak relevan. Berdasarkan latar belakang di atas
penulis tertarik untuk meneliti feminisme dalam film Perempuan Berkalung
Sorban.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis dapat merumuskan masalah yaitu :

Bagaimana makna feminisme dalam film Perempuan Berkalung Sorban?

1.3 Tujuan atau Ruang Lingkup

Tujuan penelitian didasarkan pada uraian latar belakang dan rumusan masalah
yang sebelumnya telah diutarakan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui yang ingin diraih dari rumusan masalah di atas yaitu :

Untuk mendeskripsikan makna feminisme dalam film Perempuan Berkalung


Sorban.

1.4 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini memiliki manfaat, baik itu manfaat teoritis maupun manfaat
praktis.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan tentang


feminisme, khususnya tentang penelitian ini.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan serta dapat menjadi
bahan acuan penelitian dengan tinjauan analisis feminisme yang mudah dipahami.
b. Bagi Pembaca

1. Mampu memberikan referensi bagi pembelajaran feminisme dalam memahami


penelitian feminisme berdasarkan kajian teori feminisme sosialis-marxis pada
karya sastra.

2. Dapat mengambil manfaat dari hasil penelitian dengan menggunakan analisis


feminisme pada karya sastra dan cara-cara penerapannya dalam penelitian
berikutnya.

3. Dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya dalam sudut pandang


yang lain.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Aspek teoritis yang akan digunakan pada tinjauan pustaka dalam penelitian ini
yaitu berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hasil penelitian sebelumnya yang
relevan dengan penelitian ini adalah :

1. Skripsi Okti Widiyanti berjudul “Citra Perempuan Muslimah Dalam Film


Hijab (Analisis Semiotik Roland Barthes)” tahun 2018. Dalam
penelitiannya tersebut Okti Widiyanti membahas dan fokus penelitian
mengenai analisis citra perempuan muslimah dalam film Hijab. Penelitian
ini menggunakan pendekatan penelitian semiotika Rolland Barthes dan
penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian tersebut adalah citra
perempuan muslimah menjalankan kewajiban terhadap Tuhan-Nya
adalah : a) Senantiasa memakai hijab, b) tidak berjabat tangan dan
berduaan dengan pria lain. Citra perempuan muslimah menjalankan
kewajiban terhadap suami: a) Selalu mendampingi suami dan membantu
pikirannya, b) melayani kebutuhan suami. Citra perempuan muslimah
menjalankan kewajibannya terhadap teman: a) Suka memberi nasihat dan
peringatan kepada teman, b) bersilaturahim sesuai dengan hidayah Islam.
Citra perempuan muslimah menjalankan kewajibannya terhadap
masyarakat: mengajak kepada kebenaran dan beramar makruf nahi
munkar.
2. Skripsi Moch. Rijal Wahyu Tama berjudul “Feminisme Dalam Film Merry
Riana “Mimpi Sejuta Dollar” (Analisis Semiotika Roland Barthes)” tahun
2020. Dalam penelitiannya tersebut Moch. Rijal Wahyu Tama membahas
dan fokus penelitian mengenai makna dan tanda feminisme dalam film
Merry Riana “Mimpi Sejuta Dollar”. Penelitian ini menggunakan
pendekatan penelitian semiotika Rolland Barthes dan dengan
menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan
data berupa dokumentasi dan studi pustaka. Hasil penelitian tersebut
adalah tanda-tanda feminisme dalam film Merry Riana ini yaitu Merry
ingin mendapatkan kesetaraan dalam bidang pendidikan dengan mengikuti
ujian dan berhasil lolos. Kesetaraan di bidang sosial Merry yaitu
melakukan apa yang dilakukan oleh Alvan dan kesetaraan di bidang
ekonomi yaitu Merry melamar di perusahaan asuransi. Konsep feminisme
yang terdapat dalam film ini meliputi tiga scene yaitu feminisme liberal,
feminisme posmodern, dan feminisme sosialis.

2.2 Landasan Teori

Feminisme dan Ruang Lingkupnya

Feminisme merupakan gerakan kaum perempuan untuk memperoleh kebebasan


dan tanpa ada paksaan dari orang lain atas hidupnya untuk menentukan dirinya
sendiri. Feminisme ini dapat berupa gerakan emansipasi perempuan, yaitu proses
pelepasan diri dan kedudukan sosial ekonomi yang rendah, yang mengekang
untuk maju. Menurut Sugihastuti (2002: 18) feminisme adalah gerakan persamaan
antara laki-laki dan perempuan di segala bidang baik politik, ekonomi,
pendidikan, sosial, dan kegiatan terorganisasi yang mempertahankan hak-hak
serta kepentingan perempuan. Feminisme juga merupakan kesadaran akan
penindasan dan pemerasan terhadap perempuan dalam masyarakat, baik di tempat
kerja dan rumah tangga. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, feminisme
adalah gerakan wanita yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum
laki-laki dan perempuan. Sedangkan menurut A Teeuw, gerakan feminisme di
dunia Barat dipicu oleh beberapa faktor yaitu:

1. Berkembangnya alat kontrasepsi, yang memungkinkan perempuan


melepaskan diri dari kekuasaan laki-laki untuk tidak memiliki banyak
anak.
2. Radikalisasi politik, khususnya sebagai akibat Perang Vietnam.
3. Lahirnya gerakan pembebasan dan ikatan-ikatan tradisional, misalnya
ikatan gereja, ikatan kulit hitam Amerika, ikatan mahasiswa, dan
sebagainya.
4. Sekularisasi, menurunnya wibawa agama dalam segala bidang kehidupan.
5. Perkembangan pendidikan yang secara khusus dinikmati oleh perempuan.
6. Reaksi terhadap pendekatan sastra yang mengasingkan karya dari struktur
sosial, seperti kritik baru dan strukturalisme.
7. Ketidakpuasan terhadap teori dan praktik ideologi marxis orthodoks.
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis atau Desain Penelitian

Desain penelitian pada hakikatnya merupakan suatu strategi untuk


mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman
atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian (Alsa, 2003). Hal senada
juga dinyatakan oleh Arikunto (2010), menurutnya desain penelitian bagaikan
sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah
berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan, tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak akan dapat
melakukan penelitian dengan baik karena yang bersangkutan tidak mempunyai
pedoman arah yang jelas.

Dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif.


Artinya, data yang ditampilkan bukan berupa data angka, melainkan data yang
berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan atau
memo peneliti, dan dokumen resmi lain yang mendukung. Tujuan menggunakan
pendekatan kualitatif adalah agar peneliti dapat menemukan konsep teori
feminisme dalam film Perempuan Berkalung Sorban karya sutradara Hanung
Bramantyo.

3.2 Objek atau Subjek Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto, objek penelitian adalah variabel atau apa yang
menjadi titik perhatian suatu perhatian. Sedangkan subjek penelitian adalah
tempat di mana variabel melekat. Objek penelitian ini adalah konsep teori
feminisme dalam film Perempuan Berkalung Sorban yang di sutradarai oleh
Hanung Bramantyo yang dirilis pada 15 Januari 2009. Sedangkan subjek
penelitian ini adalah film Perempuan Berkalung Sorban ini sendiri.

3.3 Sumber Data

Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama),
sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang
sudah ada. Data primer yang didapatkan peneliti yaitu dari film Perempuan
Berkalung Sorban karya sutradara Hanung Bramantyo. Sementara data sekunder
yang didapatkan peneliti berasal dari penelitian-penelitian sebelumnya serta buku-
buku yang sesuai dengan kajian penelitian.

3.4 Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan metode pengumpulan data kualitatif, yaitu observasi dan


analisis dokumen. Menurut Hardani, dkk. (2020: 123), observasi adalah
pengamatan dengan pencatatan sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.
Sementara, analisis dokumen adalah pengumpulan data dengan melakukan
peninjauan, pembedahan, dan pengodean konten ke dalam subjek penelitian. Data
yang digunakan penelitian ini adalah film Perempuan Berkalung Sorban karya
sutradara Hanung Bramantyo. Peneliti akan menonton film ini dan kemudian
memahami isi dari keseluruhan film Perempuan Berkalung Sorban. Setelah itu,
peneliti menganalisis konsep teori feminisme yang terdapat dalam film
Perempuan Berkalung Sorban.

3.5 Analisis Data

Menurut Siyoto dan Sodik (2015: 98), analisa data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
seperti yang disarankan oleh data. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah
mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan
mengkategorikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut bertujuan
menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori
substantif. Metode analisis data yang digunakan oleh peneliti ialah metode analisis
kualitatif yang data-datanya dianalisa dengan metode berupa teks dan narasi.
Metode ini memerlukan pendekatan dari data yang sifatnya lebih subjektif.
Metode analisis data kualitatif adalah metode pengolahan data secara mendalam
dengan data hasil pengamatan, wawancara, dan literatur.

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Sinopsis Film

Film ini berkisah mengenai perjalanan hidup Anissa, seorang wanita berkarakter
cerdas, berani, dan berpendirian kuat. Anissa hidup dan dibesarkan dalam
lingkungan dan tradisi Islam konservatif di keluarga kiai yang mengelola sebuah
Pesantren Salafiah Putri Al-Huda di Jawa Timur. Dalam lingkungan dan tradisi
konservatif tersebut, ilmu sejati dan benar hanyalah Al-Qur’an, Hadits dan
Sunnah, sedangkan buku-buku modern dianggap sebagai ajaran menyimpang.
Dalam Pesantren Salafiah Putri Al-Huda diajarkan bagaimana menjadi seorang
perempuan yang harus tunduk pada laki-laki, sehingga Anissa beranggapan bahwa
ajaran Islam hanya membela laki-laki dan menempatkan perempuan dalam posisi
sangat lemah dan tidak seimbang. Tapi protes Anissa selalu dianggap bagaikan
rengekan anak kecil. Hanya Khudori (paman Anissa) dari pihak ibunya yang
selalu menemani Anissa, menghibur sekaligus menyajikan “dunia” yang lain bagi
Anissa. Diam-diam Anissa menaruh hati pada Khudori. Tapi cinta itu tidak
terbalas karena Khudori menyadari dirinya masih ada hubungan dekat dengan
keluarga Kiai Hanan (ayah Anissa), sekalipun bukan sedarah. Hal itu membuat
Khudori selalu mencoba menghindari perasaannya pada Anissa. Sampai akhirnya
Khudori melanjutkan sekolah ke Kairo, Mesir. Secara diam-diam Anissa
mendaftarkan kuliah ke Yogyakarta dan diterima. Namun Kiai Hanan tidak
mengizinkannya dengan alasan bisa menimbulkan fitnah, ketika seorang
perempuan belum menikah berada sendirian jauh dari orang tua. Namun Anissa
bersikeras dan protes kepada ayahnya.

Akhirnya Anissa malah dinikahkan dengan Samsudin (seorang anak kiai dari
pesantren salaf besar di Jawa Timur). Sekalipun hati Anissa berontak, tetapi
pernikahan itu tetap dilangsungkan. Kenyataannya, Samsudin yang berperangai
kasar dan ringan tangan menikah lagi dengan Kalsum. Harapan untuk menjadi
perempuan muslimah yang mandiri bagi Anissa seketika runtuh. Dalam kiprahnya
itu, Anissa dipertemukan lagi dengan Khudori dan keduanya masih sama-sama
mencintai. Film kemudian menceritakan perjalanan cinta Anissa dan Khudori dan
juga perjuangan Anissa untuk membela hak-hak perempuan muslim di tengah
rintangan keluarga pesantrennya yang konservatif.

4.2 Analisis Film Wanita Berkalung Sorban dengan Unsur Feminisme

Film ini mengisahkan seorang gadis yang hidup dalam lingkungan pesantren yang
membuatnya merasa terbatas dalam mengekspresikan diri sebab dituntut harus
menjaga batasan sebagai seorang perempuan. Berikut ini analisis dan
penjelasannya.
4.1.1 Marginalisasi

Dalam film ini unsur feminisme yang terkandung jelas adalah tentang
ketidakadilan atau marginalisasi. Marginalisasi pada perempuan merupakan
batasan-batasan yang diterima oleh kaum perempuan. Tokoh utama dalam film
ini mendapatkan perlakuan yang berbeda dengan saudara laki-lakinya baik dari
segi pendidikan maupun kesempatan untuk menjelajahi potensi dirinya. Seperti
pada kutipan berikut “tidak seperti Wildan dan Rizal yang bebas keluyuran
dalam kuasanya, main bola, dan main layang-layang, serta aku disekap di dapur
untuk mencuci kotoran bekas makanan mereka, mengiris makanan hingga
mataku pedas demi kelezatan dan kenyamanan perut mereka (PBS, 2001: 48).”

Pada kutipan tersebut tampak bahwa ada perlakuan berbeda yang diterima oleh
tokoh utama dengan dua saudara laki-lakinya. Hal itulah yang akhirnya membuat
dia kerap melanggar aturan yang ada demi mendapatkan kebebasan yang dia
inginkan.

Dalam kontruksi budaya Jawa ada istilah boy preference (lebih berpihak kepada
anak laki-laki). Di mana anak laki-laki lebih diutamakan dan dihargai
kebebasannya dari pada anak perempuan. Ini pula yang terjadi dalam novel
Perempuan Berkalung Sorban yang mengambil latar di daerah Jawa Timur.
Pengambilan latar tempat di Jawa Timur sangat mendukung suasana dan
menjadikan film ini semakin hidup.

4.1.2 Subordinasi Terhadap Perempuan

Subordinasi adalah suatu sikap yang menempatkan perempuan pada posisi yang
tidak penting. Perempuan dianggap terlalu emosional dan irasional sehingga
dikhawatirkan tidak bisa untuk memimpin. Dalam film Perempuan Berkalung
Sorban tidak menceritakan tentang kepemimpinan tapi perlakuan berbeda dalam
hal pendidikan. Di mana Anissa tidak diperkenankan melanjutkan sekolah ke
jenjang yang lebih tinggi dikarenakan anggapan bahwa wanita tak perlu sekolah
tinggi-tinggi karena pada akhirnya akan menjadi ibu rumah tangga yang
pekerjaanya hanya di dapur, kasur, dan sumur. Lain halnya dengan saudara laki-
lakinya yang bisa mengenyam pendidikan tinggi. Meskipun pada akhirnya ketika
setelah SD menikah, dia tetap melanjutkan sekolahnya hingga jenjang tsanawiyah
atau setara SMA. Ia mencoba untuk menyingkirkan anggapan bahwa perempuan
hanya bisa jadi ibu rumah tangga dengan penggambaran tokoh Anissa yang teguh,
kukuh, tak menyerah untuk terus bersekolah.

4.1.3 Stereotipe Terhadap Perempuan

Stereotipe adalah pelabelan atau penandaan negatif terhadap kelompok atau jenis
kelamin tertentu. Dalam film ini Anissa bercerai dengan suaminya (Samsudin)
yang kemudian menjadikanya seorang janda. Kerap kali orang menganggap
bahwa janda adalah seorang yang kurang baik, terlebih ketika dia kedapatan
berjalan dengan laki-laki, dia akan dicap sebagai wanita penggoda.

4.1.4 Kekerasan (Violence) Terhadap Perempuan

Kekerasan (violence) merupakan assault (invasi) atau serangan terhadap fisik


maupun integritas mental psikologis seseorang yang dilakukan terhadap jenis
kelamin tertentu. Dalam film ini, kekerasan yang terjadi adalah manakala suami
dari Anissa tidak memperlakukan dia dengan baik, yakni ketika ingin menggauli
Anissa dia selalu memaksa dan bermain tangan sehingga hal itu akhirnya
menimbulkan trauma yang besar saat akhirnya dia sudah bercerai kemudian
memutuskan menikah lagi.

4.1.5 Beban Kerja Perempuan

Beban kerja terhadap perempuan yaitu adanya anggapan bahwa kaum perempuan
memiliki sifat memelihara dan rajin, serta tidak cocok untuk menjadi kepala
rumah tangga, berakibat bahwa semua pekerjaan domestik rumah tangga menjadi
tanggung jawab kaum perempuan. Konsekuensinya, banyak kaum perempuan
yang harus bekerja keras menjaga kebersihan dan kerapihan rumah tangganya,
mulai dari membersihkan rumah, mengepel lantai, memasak, mencuci, mencari
air untuk mandi hingga mengurus anak.
BAB 5

PENUTUP
KESIMPULAN

Mengkaji karya sastra dapat dilakukan dengan berbagai sudut pandang,


tergantung pendekatan atau kajian yang dipakai, salah satu bentuk pengkajian
karya sastra yaitu dari sudut pandang feminisme. Feminisme merupakan gerakan
kaum perempuan untuk memperoleh kebebasan dan tanpa ada paksaan dari orang
lain atas hidupnya untuk menentukan dirinya sendiri. Penelitian ini mengambil
objek film Perempuan Berkalung Sorban karya Hanung Bramantyo yang
merupakan film adaptasi dari novel karya Abidah El Khalieqy dengan judul yang
sama. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan ialah teknik noninteraktif dengan melakukan
penelitian secara intensif dari film, melakukan pencatatan secara aktif dengan
metode analisis isi. Hasil analisis penelitian pada film ini terdapat unsur-unsur
feminisme seperti adanya marginalisasi terhadap perempuan, subordinasi
perempuan, stereotipe terhadap perempuan, kekerasan terhadap perempuan, beban
kerja perempuan, dan menempatkan perempuan sebagai objek seksual.

DAFTAR PUSTAKA
Alsa, A. 2003. Pendekatan kuantitatif & kualitatif serta kombinasinya dalam
penelitian psikologis. Cetakan 1. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. 2010. Metode Penelitian. Jakarta: Rieneka Cipta.

Hardani, dkk. 2020. Metode Penelitian Kualitatif dan kuantitatif. Yogyakarta:


Pustaka Ilmu Group.

Siyoto, S dan Sodik, A. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Cetakan 1.


Yogyakarta: Literasi Media Publishing.
LAMPIRAN

Pembagian Tugas

Abstrak & Judul = Nur Laila

Pendahuluan = Febrianti Nur

Hasil & Pembahasan. = Bilqis Annisatus & Fika Indah

Metode Penelitian = Novi Kartikawati

Penutup & Menyatukan & Menyunting = Moh Ikhsani

Membuat Powerpoint = Teguh Bhagaskara

Anda mungkin juga menyukai