Jawa Tengah. Kesenian ini biasa digunakan pada acara syukuran, antara lain
: pernikahan, khitanan, ulang tahun, bersih desa. Namun tari tayub juga
melibatkan diri di dalam pertunjukan (art of participation). Tak ada aturan yang
ketat untuk tampil di atas pentas. Asal penonton bisa mengikuti irama lagu
(Dandang Ahmad Dahlan, 2005; Endang Ruth et al, 2005; Agus Cahyono,
Kesenian tayub dicatat dalam berbagai karya sastra oleh para budayawan
Stamford Raffles, 1965) dan The Religion of Java (Clifford Geertz, 1960).
Seorang penari ronggeng menjadi tokoh utama dalam sebuah novel berjudul
1
R.M. Soedarsono, Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta: Gajahmada University
Press, 2002, 199.
19
Ronggeng Dukuh Paruk (Ahmad Tohari, 1982). Sudarsono, seorang ahli
produksi kesenian.
20
2013, diadakan Festival Tayub di Kabupaten Grobogan yang pesertanya
penghubung dari kota-kota di pantai utara bagian timur, yaitu Kudus, Jepara,
Pati, Rembang, dan Blora menuju kota Solo. Oleh karena itu, selain di daerah
21
serta menjaga tradisi kesenian tayub. Melalui UPTD para seniman tayub
untuk menyambut tamu seperti pejabat. Selain itu, dari segi hukum pun tayub
dapat diurus di kantor Dinas Pariwisata. Jika terjadi keributan, akan ada
Sejarah tayub sendiri tidak diketahui asal mulanya, sama seperti pada
kesenian lokal pada umumnya. Namun menurut data yang ada, kesenian
tayub telah ada dan berkembang di daerah Pantai Utara bagian Timur sejak
misalnya dari gendhing yang dibawakan oleh para penari yang disebut ledhek
Dalam kesenian tayub, tidak ada regenerasi joged secara resmi dalam
bentuk kursus atau sekolah. Regenerasi dilakukan oleh joged senior (joged
mbok-mbokan) yang kerap mengajak joged junior (Joged wurukan) ikut dalam
pentas, proses regenerasi ini biasa disebut dengan nyantrik. Sedangkan joged
2
Di antara masyarakat, penari tayub sering disebut joged atau ledhek atau waranggana. Pada kalangan para
penari, sebutan joged lebih terhormat daripada sebutan ledhek. Waranggana itu sebutan untuk penyanyi yang posisi
menyanyinya duduk bersila. Untuk itu, sebutan penari di dalam tulisan ini disebut joged.
22
wurukan awalnya belajar menyanyikan gendhing dan berjoged lewat kaset
B. Pertunjukan Tayub
ulang tahun, khitanan, atau bersih desa), biasanya dimulai pada malam hari
pukul 22.00 hingga pukul 02.00 dini hari. Hadirin yang datang di dominasi oleh
Dalam penyelenggarannya tari tayub minimal terdiri dari tiga joged, enam
penghibing, dua pangarih tamu (manajer panggung), dan satu pranata cara
23
(pembawa acara). Jumlah tersebut tidak mengikat karena dapat disesuaikan
dengan dana yang ada. Ada juga acara tayub yang menggunakan delapan
biasa dikenakan oleh joged adalah kebaya. Warna dan jenis kebaya mereka
pun seragam, biasanya hal ini didiskusikan dengan tuan rumah terlebih dahulu,
warna kebaya apa yang akan dikenakan oleh para joged. Busana dua pangarih
tamu bernuansa Jawa atau tokoh legenda Jawa, seperti dengan menggunakan
Diawali dengan tradisi ritual medot kupat luar yang dilakukan oleh
pembawa acara, yaitu tuan rumah yang sedang mengadakan syukuran akan
ayaman kupat yang berisi beras kuning sebagai simbol nazar tersebut telah
tarian Sliring.
Semua penari tayub, joged dan juga pangarih tamu naik ke panggung
diiringi gending oleh tim karawitan. Mereka naik di atas panggung dengan
menari bersama hingga gending selesai. Setelah itu semua duduk di kursi yang
telah tersedia di atas panggung bersama dengan tuan rumah. Pembawa acara
3
Pengibing adalah penonton yang menari bersama penari.
4
Kupat adalah makanan khas Indonesia yang berbentuk kotak segi panjang yang disusun dari anyaman
daun kelapa muda. Isi dari kupat dalam kondisi mentah adalah beras yang telah diramu dengan bumbu dan siap
untuk dimasak hingga beras matang.
24
akan menyebutkan gending yang akan digunakan, dan pengiring yaitu tim
Gambyong.
menari tari Sliring sambil mengucapkan selamat datang dan salam kepada
bersama joged), tahapan ini disebut “Beksan Babar Wayang”. Saat tuan rumah
mengibing, kedua pangarih tamu berbagi tugas yaitu satu berada di atas
adalah untuk mengatur posisi para pengibing saat menari bersama joged.
kepala dusun dan perangkat desa lainnya, dan tahap ketiga adalah
tanda beksa itu kartu yang disebut keplek. Keplek tersebut dibagikan kepada
para tamu oleh pangarih tamu yang di bawah panggung pada saat tuan rumah
25
maka terlebih dahulu diberi sampur (selendang) untuk menari. Sambil menari
pun, seorang joged menyanyikan dua jenis gendhing, yakni gendhing alus dan
: joged
: penghibing
Ini adalah sebuah posisi joged dan pengibing dari atas. Satu joged diapit
deretan pengibing, maka setiap satu gendhing berakhir, posisi joged langsung
Para pengibing pun dapat bergeser searah jarum jam supaya para
26
Dua gending tersebut berlangsung selama kurang lebih sepuluh menit,
kemudian bergantian dengan tamu yang lain. Sebelum turun dari panggung
diselipkan di dalam lipatan selendang yang dipakai menari tadi. Uang yang
diselipkan di dalam lipatan selendang berkisar lima ribu rupiah hingga lima
puluh ribu rupiah. Seusai dua gending selesai, selendang dikembalikan kepada
pangarih tamu yang berada di atas panggung. Pangarih tamu menata ulang
27
Dalam sebuah hajatan tayuban terdapat jamuan yang disediakan oleh
tuan rumah, antara lain: rokok, makanan ringan, makan malam, dan minuman
keras. Jenis rokok yang disediakan beragam yaitu berjenis filter dan kretek, hal
merokok. Makan ringan, bisa dalam bentuk kacang tanah, criping atau
singkong goreng tipis, pisang goreng, pisang mentah dan ragam makanan
ringan yang mudah ditemui. Makan malam biasanya disajikan saat seremonial
secara berantai satu piring berisi nasi dengan lauknya. Minuman gelas
kemasan juga dibagikan. Minuman keras yang turut menjadi jamuan bagi para
tamu disediakan oleh tuan rumah biasanya berjumlah 40-60 liter. Bila tamu
terlalu banyak minum minuman keras, mereka bisa dalam kondisi mabuk atau
tidak sadar diri, tak ayal dalam sebuah pertunjukan tayub bisa berakhir ricuh.
Namun kini dengan semakin ketatnya peraturan yang ada, kericuhan dapat
dikurangi.
mengikut pada kalender Jawa. Seperti misalnya pada bulan Sawal dan Besar
banyak diadakan pertunjukan sedangkan pada bulan Apit dan bulan Suri tidak
ada pertunjukan tayub. Hal tersebut berkaitan dengan adat dan kepercayaan
setempat.
28
C. Elemen Pertunjukan
tamu, waranggana atau joged, pemain karawitan, dan MC. Di balik layar
pertunjukan tersebut diperlukan juga MC, operator lighting dan sound system
pertunjukan tayub.
kericuhan.
29
Pengarih tamu diharapkan mengenal tamu-tamu yang hadir dan
mengerti keinginan para tamu. Selain itu, jika pengibing menari terlalu dekat
dengan joged, tugas pangarih tamu untuk mengatur agar menjadi lebih jauh.
Joged adalah bintang dalam pertunjukan tayub ini. Wanita yang dapat
biasanya dibutuhkan 3 waranggana, bisa juga lebih. Biasanya terdiri atas joged
30
Gambar 4.7. Dua Pembawa Acara yang Bergantian
pesanan gendhing dan juga menutup acara. Selain itu untuk mengatur jalannya
31
Gambar 4.8. Layar TV di Tengah Pengunjung
perkembangan zaman, digunakan juga lighting dan sound system. Biasanya, alat-
alat ini disewakan oleh satu persewaan. Kadang kala tuan rumah juga menyewa
D. Pengelolaan Keuangan
pengarih tamu, MC, karawitan, sewa lighting, sound system, panggung, dan
konsumsi hadirin. Semuanya itu membutuhkan biaya yang cukup besar. Berikut
dilampirkan jumlah pengeluaran yang akan dikeluarkan oleh tuan rumah dalam
skala kecil dan skala besar kegiatan. Kedua skala tersebut didapat dari
32
membandingkan jumlah waranggana, pengarih tamu, dan konsumsi yang
sehingga memunculkan skala kecil dengan tiga orang joged dan skala besar
dengan dua belas joged. Jumlah joged menjadi pertimbangan utama karena
33
Gambar 4.2. Dua Belas Joged dengan Dua Pengarih Tamu
34
Setelah mencermati data di atas, pertunjukan tayub bukanlah sesuatu yang
rumah sampai harus merelakan hewan ternak miliknya untuk dijual. Apakah
dengan menjual ternak saja cukup? Tentu tidak. Ternyata pemasukan dalam
pertunjukan tayub terbagi atas dua jenis, pemasukan kas dan bukan kas.
Pemasukan kas didapat dari uang yang tuan rumah miliki atas penjualan hewan
ternak atau tabungan. Terdapat juga sistem arisan dalam menggelar pertunjukan
tayub. Orang-orang yang gemar tayub mengumpulkan uang setiap bulannya agar
ketika salah satu dari mereka hendak mengadakan acara syukuran, pertunjukan
pemasukan bukan kas berupa sumbangan dari tetangga sekitar dalam berbagai
macam bentuk benda, misalnya beras, teh, gula, mie kering, kacang, pisang, dan
makanan atau bahan makanan lainnya. Hal itu disebut dengan sinoman, yaitu
memberikan donasi kepada tuan rumah. Donasi itu akan dikembalikan dengan
barang yang sama dengan jumlah sama atau lebih ketika si pemberi donasi
menggelar pertunjukan tayub. Tuan rumah akan mencatat segala bentuk donasi
35