Anda di halaman 1dari 18

DDT

“DDT Kasus THT-KL”


THT-KL => Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher

TELINGA
Telinga dibagi 3 bagian ; luar, tengah, dalam

TELINGA LUAR
Diagnosis telinga luar pakai otoscope/otoendoscope

Corong telinga cara memakainya sama kaya otoscope tetapi harus


pakai lampu kepala.

Kotoran telinga = serumen plug / serumen plop.


 PENYAKIT PADA TELINGA LUAR
1. Serumen Normal

- Terasa tidak ada celah


- Terapi :
 Berikan tetes telinga (untuk melunakan serumen)
karboglieserin 10% atau forumen.
 Biasanya dipakai 5-7 hari 3x sehari tiap pemakaian
cukup 5 tetes.
 Setelah 5 hari, tidak terlihat keras lagi (lebih encer), tepi
serumen lepas, lalu boleh lakukan irigasi
(penyemprotan) nanti serumen keluar. Atau bisa juga
dilakukan suction.
Serumen tergantung pada kelenjar seruminosa (kelenjar minyak
seruminosa). Untuk kontrol ke THT tidak ada batasan waktu yang
pasti.

- Cara membersihkan serumen : ketika serumen sudah


dikeluarkan, setelah itu 1 minggu maksimal 2x dan cotton bud
diberi minyak terlebih dahulu.
Minyak fungsinya utk moisturizing

2. Otomikosis (Jamur Telinga)

- Terlihat seperti bola-bola jamur / fungus ball.


- Terletak di liang telinga luar
- Penyebab :
 Hilangnya bakteri pada telinga. Secara fisiologis, serumen
di telinga memiliki bakteri untuk menyeimbangkan pH, jika
terlalu sering membersihkan/ korek telinga maka bakteri
dapat hilang dan timbulah otomikosis.
 Kondisi telinga sering lembab. Suka memakai helm dan
earphone dalam jangka waktu yang panjang.
 Memiliki penyakit Diabetes Mellitus (DM). Karena gula
adalah makanan fungus ball.
- Merupakan penyakit long term therapy. Dan boleh
dikonsultasikan ke dokter umum
- Terapi :
 Bersihkan telinga sebelum melakukan penetesan pada
telinga (Karena targetnya mukosa lapisan tengah)
 Berikan tetes cuci telinga H2O2/Hidrogenperoksida 3%
(tipe obatnya berbuih/berbusa).
 Berikan tetes telinga anti jamur. Karena tetes telinga
anti jamur belum ada, maka dapat menggunakan tetes
mata anti jamur yang mengandung
natamicin/senonatasen 2x sehari (pagi malam)
- Masa recovery : muda = paling cepat 3 minggu ; lansia = bisa
3-6 bulan dengan penderita DM
- Tiap seminggu kontrol 2x, lakukan pencucian liang telinga
boleh suction/irrigasi.
- Perempuan yg imunodefisiensi (spt hamil, menstruasi, dsb)
biasanya sering timbul otomikosis, dan dapat hilang sendiri.
3. Otitis Media Oklusi
- Perkembangan dari otitis media serosa
- Terdapat cairan di telinga tengah berwarna seros/kuning.
- Mekanisme :
1. Gendang telinga tertarik ke dalam (otitis media
oklusi/retraksi)
2. Cairan rongga hidung masuk ke telinga tengah (sekret
dihasilkan dari rongga hidung), penghasil sekret yaitu hidung
juga sinus para nasal yang memiliki sel goblet.
- Keluhan :
o Telinga penuh
o Tidak dapat mendengar
o Suara sendiri terasa lebih besar drpd org sekitar yg
berbicara (autofoni).
- Penyebab :
 Infeksi saluran pernafasan
 Kelainan muara tuba
 Penggunaan tampon setelah operas
- Terapi :
 Jika disebabkan ispa, obati ispanya seperti jiks karena
virus, berikan obat pilek.
Seseorang yang lagi pilek, tidak boleh buang ingus,
karena nanti sekretnya dapat masuk ke telinga
 Lakukan cuci hidung, lalu berikan semprot hidung bisa
pke steroid.
 Obat tetes telinga diberikan pada pasien yg otore
(adanya sekret yg keluar).
4. Otitis Media Efusi

- Warna dan cairannya lebih pekat.


- Keluhan sama dengan otitis media oklusi.
- Terapi :
 Jika setelah 2 minggu pemakaian obat tidak membaik,
kirim ke rehab medik.
 Parasintesis dilakukan jika setelah rehab medik tidak
membaik. Dilakukan dengan menggunakan
timpanostomi tube.

5. Otitis Media Akut


- Jika otitis media Efusi tidak ditangani, akan terjadi bulging
(otitismediaakut)
- Keluhan :
o Terasa sakit luar biasa
o Demam
o Diare
- Jarang pada orang dewasa, pada anak 98% terjadi.

- Terapi :
 Lakukan miringotomi (menggunakan pisau no.11 untuk
merobek). Jika dibiarkan pecah sendiri, nanti robeknya
lebih besar dan tidak ketemu tepi-tepi.

6. Perforasi
- Terjadi ketika miringotomi tidak dilakukan.
- Fokusnya mengeringkan saja.
- Jika perforasi <20% masih memungkinkan gendang telinganya
tertutup.
- Terapi :
 Timpanoplasti. Dilakukan untuk perforasi yang parah.
Mekanisme : Mengambil fasia, diletakkan dibawah
perforasi, untuk jembatan jaringan

7. Perforasi dengan kolesteastoma

- Tipe bahaya.
- Sewaktu” dapat menyebabkan kejang, turun kesadaran, koma.
- Terapi :
 Harus dioperasi.

TELINGA TENGAH
Diagnosis memakai audiometri dan timpanometri.

 Audiometri : ruang tertutup, ada alat yang disambungkan ke


penderita dan jika penderita mendengar bunyi tertentu mencet
tombolnya yang menandakan berapa decibel yang pasien
dengar di frekuensi tertentu
 Sebagai orang nomal, kita berbicara pada 4 frekuensi yaitu :
500, 1000,2000,4000

- Audiometri : Manusia normal berada pada 0-25 desibel. <25


sprti 30, sudah ada ketulian.
- Air conduction (bawah) dan bone conduction (atas) harus
berhimpit pada grafiknya
- Dalam audiometri air dan bone harus berhimpit. Klo ada
gap,gap adalah keadaan lebih dari 10 desibel di dua frekuensi
yang berurutan yang berarti di telinga tengah ada gangguan
atau dislokasi pada tulang telinga.
- Jika terdapat gangguan, lanjut ke pemeriksaan timpanometri.
Untuk tes fleksibilitas gendang telinga, gangguan fungsi
tuba,kelainan telinga tengah,dan fungsi syaraf wajah ( reflek
stapedial )

HIDUNG DAN SINUS PARA NASAL


Hidung = luar dan dalam (upper lateral cartilages, lower lateral
cartilages, alaenasi). 3 tulang ini yang tidak boleh dihilangkan karena
merupakan framenya hidung pasien
 Luar
- Terdapat 3 otot yg saling
bertumpu/bertemu
- Bisa lakukan inspeksi untuk
melihat atau ada tidaknya :
hipremi,eksforiasi
( mengelupas) , krepitasi
(tanda orang fraktur),
tumor, massa
- Bisa lakukan palpasi untuk mengetahui ada atau
tidaknya nyeri
 Dalam
- Cara melihat dengan metode rinoskopi anterior, nama
alatnya spekulum
Pada pemeriksaan diatas kita bsa melihat :

1. Nasal vestibulum
2. Septum nasi
3. Konka inferior
4. Konka media
5. Nasal mukosa
6. Dasar rongga hidung
- Konka nomal berbentuk ramping sehingga ada rongga
untuk oksigen lewat
- Jika ada inflamasi pada konka, maka konka akan
hipertrofi dan penderita akan tidur dengan mendengkur
karena rongga antar konka sempit / snoring
- Grade penebalan = Normal, Moderate, Severe,
Obstructive

- Sinus adalah 4 pasang rongga di balik wajah, normalnya tidak


terisi cairan.
- Untuk dokter umum dalam memeriksa sinus pasien, tidak
diperkenakan untuk melakukan endoskopi tetapi dengan
rotgen sinus parasa nasal 3 posisi atau WATERS dengan
posisi pasien mengenadah terus di foto sehingga bisa melihat
sinus mengalami radang atau tidak

- Pada pemeriksaan endoskopi kita dapat melihat bagian


kompleks osteomeatal karena semua sinusitis terjadi di
kompleks osteometal. Komples osteomeatal adalah bagian
keluarnya sekret. Bila konka menempel kompleks osteomeatal
sehingga ingus tidak bisa kelar dan jadilah sinusitis
Tempat terjadinya sinus.
o Adanya konka yg menghalangi jalur masuk keluarnya
sekret, shg terjadilah sinusitis

 PENYAKIT PADA HIDUNG


1. Rhinosinusitis Hipertrofi (AKUT)

- Terapi :
 Cuci hidung menggunakan NaCl 0.9 % 3x sehari.
Minimal 20cc, tidak ada batasan maksimal.
 Berikan semprot hidung dekongestan yg isinya
oksimetazolin selama 3 hari.
 Jika selama 3 hari tidak membaik, beri dekongestan
dan mukolitik, walaupun pasien tidak batuk tak apa
karena mukolitik bekerja pada sekret yang kental
sehingga akan cair
2. Rhinosinusitis Atrofi (Empty Syndrome Rinitis Atrofi)

- Seperti TBC,sifilis
- Konkanya kurus, kondisi hidung lapang tapi merasa mampet
- Keluhan :
o Mampet
- Pada tindakan pemeriksaan fisik terlihat banyak krusta atau
koreng di seluruh rongga hidung
- Terapi :
 Cuci hidung dgn steroid
 Lanjut dengan pemberian dekongesta
 Beri vit A 5000 intraunit diminum 1x sehari

3. Rinosinusitis sifilis

- Banyak sariawan di rongga hidung sehingga mukosa hilang


- Sifilis susah disembuhkan krn long term therapy
- Keluhan :
o Hidungnya bau.

TENGGOROK
Tenggorok ada 3 bagian

- Tongspatel bisa lihat orofaring, dapat melihat adanya:


1. tonsil (kelenjar getah benih yang ada di sebelah kanan kiri
rongga mulut tempatnya di fossa tonsilar)
2. uvula
3. faring posterior (normalnya licin) jika permukaannaya
irregular sering terjadi inflamasi
4. gigi gerigi (premolar 2 smpe graham akhir) bisa
menyebabkan sinusitis dentogen
5. lidah = papila lidah terutama 1/3 blkng, trdpt tonsil lingual
(klo besar brrti asam lambungnya tinggi).
- Pada kondisi tertentu konsil membesar, org dewasa hrsnya
gada tonsil, krn mengecil pada umur 6-7 tahun.
- Terapi :
 Dioperasi (tonsilektomi) ketika grade 3 dan 4

 Nasofasing: bisa menggunakan metode rinoskopi posterior

- nasofaring juga penting diperika adanya daging tumbuh atau


kanker nasofaring (KNF)
 Laring / hipofaring => pita suara, epiglotis, aretenoid
Cara periksa :
1. laringoskopi indirekta. Tidak langsung karena melihat dari
kaca arah kaudal untuk melihat pita suara dengan lidah
ditarik pakai kassa dan kacanya diarahkan ke pita suara
2. fleksibel endoskopi untuk spesialis tht, bisa berutar lewat
rongga hidung ada kameranya
 KELAINAN PADA PITA SUARA
Radang sedikit saja, pasti suara parau (disfonia). Yaitu suara
pasien berubah dari sebelumnya

1. Peradangan pita suara akut inflamasi.


- Terapi :
 Berikan obat inflamasi, jika ada demam berikan obat
demam.
 Vocal rest , minum air 4 L sehari. Sebelum itu Tanya
ada gangguan pada ginjal atau tidak

2. Vocal Nodulas : dioperasi penghilangan nodul (intoto).

- Biasanya dialami oleh guru dan penyanyi


- Terapi :
 Operasi penghilangan nodul dengan cara di kultur/
angkat (intoto)
3. Cancer

- Warna putih
- Jaringan hilang
- Sifatnya nekrotik.
- Sebagian pita suara hancur
- Lakukan biopsy untuk tau stadiumnya, keganasannya
- Keluhan :
o Ada perubahan berat badan.

Anda mungkin juga menyukai