Anda di halaman 1dari 6

PERJANJIAN KERJASAMA

Antara

COMPANY X

Dengan

....................................................

Tentang

....................................................

AJB BP 1912 : ... /BP – ......................./PKS/ ... / .....


Nomor
..................... :

Perjanjian Kerjasama ini dibuat dan ditandatangani pada hari Senin, tanggal tiga bulan
November tahun dua ribu empat belas ( …..) di Jakarta oleh dan antara :

1. Company X, sebuah perusahaan berbentuk ..... yang didirikan berdasarkan


hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia, yang berkedudukan di Jakarta
dan beralamat di ……, dalam hal ini diwakili oleh ..................................... dalam
kedudukannya selaku ….. Company X berdasarkan …..
tanggal ..................................., oleh karenanya sah bertindak untuk dan atas
nama Company X. ( selanjutnya disebut sebagai "Pihak Pertama" ); dan

2. ...................................................., sebuah perseroan terbatas yang didirikan


berdasarkan hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia, berkedudukan di
Jakarta dan beralamat di ...................................................., dalam hal ini
diwakili oleh ..................................................... dalam kedudukannya
sebagai ............................... oleh karenanya sah bertindak untuk dan atas
nama ..................................................... ( selanjutnya disebut sebagai
"Pihak Kedua" ).

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut sebagai “PARA
PIHAK”.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Bahwa PIHAK PERTAMA sebagai penyelenggara usaha ….. membutuhkan


.....................................................

2. Bahwa PIHAK KEDUA memiliki .................................................... yang dapat


melakukan tugas pekerjaan dimaksud dalam perjanjian ini, sebagaimana
dituangkan surat penawaran PIHAK KEDUA Nomor : .....................................
tanggal ................................
3. PIHAK PERTAMA menunjuk dan menugaskan PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
bersedia mengikatkan diri untuk memberikan Jasa ...........................................
bagi kepentingan PIHAK PERTAMA.

Maka berdasarkan hal-hal tersebut diatas, dengan ini PARA PIHAK sepakat membuat,
menandatangani dan melaksanakan Perjanjian Kerjasama Antara Company X
Dengan ....................................................
Tentang .................................................... (Selanjutnya disebut Perjanjian)
dengan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dari PARA PIHAK untuk melakukan Perjanjian ini adalah dalam
rangka sebagai berikut :

1. ....................................................

2. ....................................................

Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Jasa ......................................... yang diberikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK


PERTAMA berdasarkan Perjanjian ini adalah sesuai permintaan PIHAK PERTAMA,
yaitu :

1. ....................................................
2. ....................................................
3. ....................................................

Pasal 3
DATA DAN INFORMASI

Dalam melaksanakan pekerjaan dimaksud pada Pasal 2 dimaksud di atas, maka PIHAK
KEDUA membutuhkan data-data beserta informasi dari PIHAK PERTAMA sebagai
berikut :

1. ....................................................
2. ....................................................
3. ....................................................

Pasal 4
MASA BERLAKU PERJANJIAN DAN
WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

2 Paraf Pihak Pertama :

Paraf Pihak Kedua :


1. Perjanjian ini mulai berlaku pada tanggal ditandatanganinya Perjanjian ini sampai
dengan tanggal ............................. dan/atau seluruh pekerjaan telah dinyatakan
selesai dan diterima dengan baik oleh PIHAK PERTAMA, hal mana yang lebih
dahulu terjadi.

2. PIHAK KEDUA wajib untuk menyelesaikan pekerjaan dimaksud pada Pasal 2


dimaksud di atas, paling lambat 15 (lima belas) hari kerja terhitung sejak tanggal
penandatanganan Perjanjian ini.

Pasal 5
IMBALAN JASA DAN CARA PEMBAYARAN

1. Sehubungan dengan jasa dimaksud pada Pasal 2 dimaksud di atas, maka PIHAK
PERTAMA akan membayar imbalan jasa sebesar Rp. ......................,- (
.................... rupiah) sudah termasuk pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar
10%.

2. Imbalan jasa tersebut pada ayat (1) pasal ini, akan dibayarkan oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dengan cara pembayaran satu kali dan sekaligus
lunas.

3. Imbalan jasa tersebut pada ayat (1) pasal ini, akan dibayarkan oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dengan cara pembayaran sebagai berikut :

a. Pembayaran Tahap Pertama adalah 50% dari jumlah imbalan jasa atau
terbilang sebesar Rp. .................,- (.......................... rupiah), akan
dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah Draft Laporan
disampaikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA.

b. Pembayaran Tahap Kedua adalah sisa pembayaran 50% dari jumlah imbalan
jasa atau terbilang sebesar Rp. .................,,- (.......................... rupiah),
akan dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, setelah seluruh
pekerjaan dinyatakan selesai dan diterima dengan baik oleh PIHAK PERTAMA.

4. Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA dilakukan dengan memindahbukukan pada


rekening PIHAK KEDUA di ...................................................., dengan Nomor
Rekening ............................ atas nama .....................................................

Pasal 6
RAHASIA

3 Paraf Pihak Pertama :

Paraf Pihak Kedua :


PARA PIHAK sepakat dan setuju bahwa segala informasi dan keterangan baik tertulis
maupun tidak tertulis yang diketahui atau timbul berdasarkan Perjanjian ini yang
diterima dari salah satu pihak yang bersifat rahasia tidak boleh diberitahukan kepada
pihak ketiga atau badan atau orang yang tidak berkepentingan dengan alasan apapun
juga selama dan sesudah berakhirnya Perjanjian ini, kecuali :

1. Diperintahkan oleh badan peradilan atau instansi Pemerintah lainnya yang


berhubungan dengan penegakan hukum secara tertulis atau resmi ;

2. Menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, informasi


tersebut harus diberikan kepada pihak lain yang disebut secara jelas dalam
peraturan perundang-undangan tersebut.

3. Yang telah disepakati bersama sebagai suatu yang tidak bersifat rahasia.

Pasal 7
FORCE MAJEURE

1. Dalam hal terjadi peristiwa-peristiwa sebagai akibat daripada hal-hal yang berada
di luar batas kemampuan PARA PIHAK, termasuk namun tidak terbatas pada :
bencana alam, kebakaran, kebijaksanaan pemerintah dalam soal moneter kecuali
devaluasi, dan lain-lain sejenisnya, maka pihak yang terkena keadaan Force
Majeure wajib memberitahukan kepada pihak yang tidak menderita karena akibat
terjadinya keadaan Force Majeure tersebut selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja
setelah mengetahui adanya peristiwa yang dimaksud di atas.

2. Terhadap pelaksanaan yang tertunda akibat adanya peristiwa Force Majeure


sebagaimana dimaksud pada Angka 1 Pasal ini, maka PARA PIHAK akan
membicarakan lebih lanjut yang akan diberitahukan oleh pihak yang terkena Force
Majeure.

3. Terhadap segala kerugian yang disebabkan atas hal-hal tersebut di atas, PARA
PIHAK akan menyelesaikannya secara musyawarah.

Pasal 8
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Setiap perselisihan yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan sesuai


perjanjian ini akan diselesaikan oleh PARA PIHAK dengan cara musyawarah dan
kekeluargaan.

2. Apabila perselisihan yang timbul tidak bisa diselesaikan secara musyawarah, maka
PARA PIHAK akan menyelesaikan melalui jalur hukum.

4 Paraf Pihak Pertama :

Paraf Pihak Kedua :


3. Perjanjian ini dan segala akibatnya tunduk pada hukum Negara Republik Indonesia
dan PARA PIHAK dengan ini setuju untuk memilih domisili hukum yang tetap di
Kantor Kepaniteraan pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Pasal 9
PENGALIHAN PERJANJIAN
 
1. Hak dan kewajiban salah satu pihak berdasarkan Perjanjian ini tidak dapat
dialihkan, baik sebagian maupun seluruhnya kepada pihak lain, tanpa persetujuan
tertulis terlebih dahulu dari pihak lainnya dalam Perjanjian ini.

2. Pengalihan Perjanjian ini akan diatur dalam suatu Perjanjian Pengalihan dengan
syarat bahwa pengalihan perjanjian tersebut tidak akan membebaskan pihak yang
mengalihkan dari kewajiban sebagaimana telah ditentukan berdasarkan Perjanjian
ini, kecuali bila pihak yang menerima pengalihan Perjanjian telah mengambil alih
kewajiban dan dengan sesungguhnya telah melaksanakan kewajibannya
berdasarkan Perjanjian Pengalihan tersebut.

Pasal 10
PAJAK

Kewajiban-kewajiban perpajakan yang timbul dengan adanya Perjanjian ini menjadi


beban pihak-pihak sebagaimana diatur dalam ketentuan/peraturan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku.

Pasal 11
LAIN-LAIN

1. Mengenai pemutusan, penghentian atau pengakhiran Perjanjian ini, Para Pihak


setuju mengesampingkan berlakunya ketentuan-ketentuan yang termuat dalam
Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, sehingga untuk
maksud tersebut tidak diperlukan lagi putusan Pengadilan.

2. Apabila Perjanjian ini diakhiri atau dibatalkan oleh salah satu pihak, maka seluruh
kewajiban yang timbul berdasarkan Perjanjian ini yang masih belum dilaksanakan
harus diselesaikan secepatnya oleh Para Pihak.

3. Hal-hal yang belum cukup diatur dan atau yang terjadi dikemudian hari sepanjang
pelaksanaan dalam Perjanjian ini, akan diatur dalam Perjanjian Tambahan
(Addendum) serta merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
Perjanjian.

5 Paraf Pihak Pertama :

Paraf Pihak Kedua :


Demikianlah Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA pada hari ini dan tanggal sebagaimana disebutkan pada bagian awal
Perjanjian ini dan dibuat rangkap 2 (dua) asli masing-masing bermaterai cukup dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


COMPANY X ....................................................

..................................................... ....................................................

6 Paraf Pihak Pertama :

Paraf Pihak Kedua :

Anda mungkin juga menyukai