Anda di halaman 1dari 6

Introduction

Masyarakat Ekonomi ASEAN atau yang biasa disebut dengan MEA menggambarkan
adanya perekonomian yang mengglobal diantara negara-negara ASEAN dan MEA
dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing ekonomi di kawasan regional ASEAN.
Sedangkan, ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan dari
negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka
meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN
sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya.
Perjanjian perdagangan bebas AFTA dicetuskan pada waktu Konferensi Tingkat
Tinggi (KTT) ASEAN ke IV di Singapura pada 28 Januari 1992. Pada pertemuan tersebut,
para kepala negara mengumumkan pembentukan suatu kawasan perdagangan bebas di
ASEAN (AFTA) dalam jangka waktu 15 tahun yang dihitung seharusnya akan efektif
berjalan secara penuh pada tahun 2007. Namun kenyataanya, AFTA ini akan aktif pada tahun
2015, 22 tahun kemudian. Pada saat itu, ASEAN beranggotakan Brunei Darusalam,
Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Dalam perkembangannya, anggota
ASEAN lain masuk secara bertahap, seperti Vietnam (1995), Laos dan Myanmar (1997) dan
Kamboja (1999). Namun ada beberapa negara yang ikut dengan menandatangani perjanjian
bilateral seperti Cina, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, dan Selandia Baru.
Tujuan dari AFTA ialah :

 menjadikan kawasan ASEAN sebagai tempat produksi yang kompetitif sehingga


produk ASEAN memiliki daya saing kuat di pasar global.
 menarik lebih banyak Foreign Direct Investment (FDI).
 meningkatkan perdagangan antar negara anggota ASEAN (intra-ASEAN Trade)

Berdasarkan kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN terakhir di


Phnom Penh, pada bulan Desember 2015 AFTA akan mulai diberlakukan. Hanya akan ada
satu pasar dan basis produksi dengan lima elemen utama, yaitu aliran bebas barang, bebas
jasa, bebas investasi, aliran modal, dan aliran bebas kerja terampil. Ini dilakukan agar daya
saing ASEAN meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing.
Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan
pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan.
Dengan adanya kebijakan perdagangan bebas AFTA ini, nantinya tidak akan akan ada
hambatan tarif(bea masuk 0-5%) ataupun hambatan non tarif untuk negara – negara anggota
ASEAN. Dengan begitu, tentunya keuntungan dan tantangan akan muncul untuk negara
Indonesia.

The main problem

Pembentukan pasar tunggal, yang telah disebutkan diatas, diistilahkan dengan


Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan
jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan
semakin ketat. Karena, Masyarakat Ekonomi Asean tidak hanya membuka arus perdagangan
barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, pengacara,
akuntan, dan lainnya.

Dengan adanya hal ini, Indonesia harus mempersiapkan SDM nya agar bisa bersaing
dengan negara-negara ASEAN yang lainnya. Salah satu contohnya, dewasa ini sudah banyak
masyarakat Indonesia sendiri yang lebih memilih untuk berobat di luar negeri daripada di
negaranya sendiri. Hal ini disebabkan oleh lunturnya kepercayaan mereka terhadap tenaga
profesional dalam negeri dan alat-alat yang digunakan tidak secanggih milik negara lain yang
lebih maju. Apabila hal ini tetap terjadi, Indonesia tidak akan dapat bertahan dalam AFTA
dan MEA karena dari pihak masyarakatnya sendiri sudah tidak percaya dan meremehkan
kualitas tenaga kerja profesional dalam negeri.

Pihak asing dapat bekerja atau menanam modal di Indonesia dan pihak Indonesiapun
dapat bekerja atau menanam modal asing di luar negeri dengan bebas. Adanya situasi seperti
ini pasti menuntut para masyarakat untuk berkomunikasi dengan baik. Namun, kita harus
menyadari bahwa tidak semua penduduk Indonesia dapat menggunakan bahasa Inggris, yang
kini menjadi bahasa internasional, dengan baik. Seperti pedagang kaki lima, pedagang kecil,
dan sebagainya. Padahal hal terpenting yang sangat berpengaruh dalam MEA dan AFTA
2015 ini adalah komunikasi. Karena dari komunikasi, seseorang dapat melakukan transaksi
dan menentukan keputusan yang sangat berpengaruh untuk kemajuan kedepannya. Beberapa
masalah lain yang sekiranya dapat menghambat Indonesia dalam AFTA dan MEA ialah :

1. Dalam sektor pendidikan


Pendidikan di negara ini masih belum tepat sasaran untuk mengenali potensi anak didik
dengan tepat sasaran, sehingga anak didik bisa memaksimalkan potensi yang dimilikinya.
Bisa – bisa dengan adanya AFTA 2015 pengangguran malah semakin banyak, karena banyak
perusahaan di Indonesia yang malah merekrut tenaga kerja dari negara anggota ASEAN lain
dengan kompetensi yang lebih baik.

2. Dalam sektor perdagangan

Bukan rahasia umum bahwa Indonesia masih berpredikat sebagai negara pengimpor. Jadi
dapat dikatakan bahwa selama ini Indonesia masih menjadi pasar bagi produk-produk dari
negara ASEAN yang lain. Hal ini dapat terjadi karena penduduk Indonesia yang saat ini
berjumlah 231,3 juta jiwa merupakan 39% dari total penduduk ASEAN. Kelas menengah
Indonesia saat ini juga berjumlah sekitar 100 juta orang. Tentu ini merupakan pasar yang
menggiurkan bagi negara-negara ASEAN lain. Dan, masyarakat kelas menengah dan atas
Indonesia sudah terkenal sebagai masyarakat yang konsumtif. Hal ini bisa dilihat dari
masing-masing individunya. Mayoritas dari mereka pasti memiliki tablet atau teknologi
canggih terbaru yang merupakan produk luar negeri.

Response/ idea

Dari beberapa masalah tersebut, hal yang dapat dilakukan untuk memberikan solusi
yang efektif ialah, Indonesia harus memperbaiki infrastrukturnya agar dapat bersaing dengan
negara lain. Tentang komunikasi, dengan memberikan sosialisasi bahasa asing pada para
orang-orang kecil, maka mereka akan terbantu dalam kendala komunikasi. Apabila mereka
memiliki kemampuan berbahasa asing, maka hal ini sangat menarik minat para tenaga kerja
asing atau pihak asing untuk berkunjung atau datang ke Indonesia karena pelayanan dan
lingkungan yang ramah dan mereka tidak merasa kesusahan dalam berkomunikasi dengan
para pedagang disini. Dengan datangnya pihak asing ke Indonesia dan melakukan investasi
dan konsumsi, devisa negara semakin meningkat dan perekonomian semakin maju.

Pendidikan yang baik, hukum yang ditegakkan, kedisiplinan, dan semangat optimisme
untuk maju tiap – tiap warga negara ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
membuat negara semakin maju. Apabila itu semua bisa dilakukan dengan baik, maka bukan
tidak mungkin kalau Indonesia akan kembali sebagai Macan Asia yang pernah begitu ditakuti
oleh negara lain.

Indonesia mengalami masalah dan ancaman dalam menghadapi MEA dan AFTA
2015 ini. Namun, Indonesia juga memiliki hal yang dapat menguntungkan Indonesia dengan
ditandatanganinya surat perjanjian tersebut. Hal yang dapat menguntungkan Indonesia
adalah, Indonesia punya keuntungan demografi, geografi, dan banyak sekali komiditi yang
bisa diandalkan dan dipersiapkan untuk bersaing dalam MEA dan AFTA.

Bonus demografi struktur penduduk Indonesia dari sisi usia adalah Piramida
Penduduk Muda. Hal ini menunjukkan usia penduduk muda lebih banyak dari pada penduduk
dewasa, jumlah penduduk bertambah dengan cepat.Perusahaan dapat memanfaatkan
keuntungan demografis ini dengan mengembangkan kualitas sumber dayanya, mengiringi
kuantitasnya. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan pendidikan akan
memberikan angkatan kerja yang produktif dan mampu menghasilkan barang dan jasa yang
berkualitas tinggi. Jangan sampai SDM yang memiliki potensi dan bakat lebih memilih untuk
bekerja di perusahaan asing karena merasa di perusahaan asing mereka bisa bekerja lebih
nyaman dan terjamin. Maka dari itu, infrastruktur di Indonesia juga harus lebih diperhatikan
dan diperbaiki.

Selain keuntungan di atas, ada lagi keuntungan dan hal yang dapat dimanfaatkan
Indonesia dalam menghadapi MEA dan AFTA 2015 ini, yaitu :

1. Izin di negara ASEAN menjadi lebih mudah

Para TKI yang ingin bekerja di negara-negara ASEAN akan mendapatkan izin yang lebih
mudah dengan adanya persetujuan AFTA ini. Dengan gaji yang lebih besar di negara maju
ASEAN, seperti Singapura, dapat memperbaiki perekonomiannya. Bukan hanya para TKI
saja, melainkan para tenaga kerja profesional juga bisa bekerja di negara tersebut dengan izin
yang mudah.

2. Memanfaatkan Pariwisata Sebagai Sumber Devisa Selain Sumber Daya Alam


Sumber daya alam negara kita ini sudah semakin habis. Tinggal menunggu waktu saja kita
tidak bisa banyak menjual sumber daya alam untuk menjalankan negara. Kita harus mulai
memikirkan sumber penghasilan lain yang berkelanjutan untuk memajukan negara. Indonesia
mempunyai banyak sekali potensi pariwisata. Ada berapa banyak tempat wisata yang bisa
dikelola dengan baik. Sehingga bisa diperhitungkan sebagai sumber devisa yang
berkelanjutan. Dengan memanfaatkan AFTA 2015 ini, kita bisa mendapatkan banyak turis
asing yang mau datang ke Indonesia. Apabila dikelola dengan benar, negara ini bisa kaya
hanya dengan pariwisatanya.
DAFTAR PUSTAKA

https://himamanuny.wordpress.com/2014/03/22/tantangan-dan-keuntungan-afta-2015-untuk-
indonesia/

http://shiftindonesia.com/masyarakat-ekonomi-asean-mea-dan-afta-2015-berkah-atau-
bencana/

http://www.tarif.depkeu.go.id/Others/?hi=AFTA

http://www.academia.edu/9189362/Kajian_AFTA_2015

Anda mungkin juga menyukai