Anda di halaman 1dari 2

Peran Mahasiswa Ilmu Budaya dalam Rangka Menyambut AEC

AEC adalah singkatan dari Asean Economic Community. AEC merupakan


kesepakatan yang dibangun oleh sepuluh negara anggota ASEAN[1] terutama di bidang
ekonomi dalam upaya meningkatkan perekonomian di kawasan dengan meningkatkan
daya saing di kancah internasional agar ekonomi bisa tumbuh merata, juga
meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan yang paling utama adalah mengurangi
kemiskinan. AEC merupakan realisasi dari visi ASEAN 2020 yaitu untuk melakukan
integrasi terhadap ekonomi negara-negara ASEAN dengan membentuk pasar tunggal
dan basis produksi bersama.Pada tahun 2015 diantara 10 negara ASEAN yang terdiri
dari Indonesia, Myanmar, Thailand, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Philipina,
Laos, Kamboja, dan Vietnam harus membebaskan 5 hal, yaitu arus bebas barang, arus
bebas jasa, arus bebas investasi, arus bebas modal,dan arus bebas tenaga kerja terampil.
ASEAN sendiri adalah merupakan organisasi geopolitik dan ekonomi yang anggotanya
dari negara negara di wilayah asia tenggara. ASEAN berdiri pada tanggal 8 Agustus
1967 di kota Bangkok, Thailand. ASEAN berdiri melalui Deklarasi Bangkok di
prakarsai oleh lima negara Asia tenggara antara lain Indonesia, Malaysia, Filipina,
Singapura, dan Thailand. Setiap wakil negara pemkrakarsa ASEAN ikut menandatangin
deklarasi bangkok, Indonesia diwakili oleh Adam Malik, Philipina oleh Narciso R.
Ramos, Malaysia oleh Tun Abdul Razak, Singapura oleh S. Rajaratman, dan Thailand
oleh Thanat Khoman.

Dengan adanya program Asean Economic Community ini, kini jalur


perdagangan menjadi bebas dan negara-negara yang terdaftar didalamnya harus
memegang teguh prinsip pasar terbuka dan ekonomi yang digerakkan oleh pasar. Hal ini
menyebabkan pihak asing dapat bekerja atau menanam modal di Indonesia dan pihak
Indonesiapun dapat bekerja atau menanam modal asing di luar negeri dengan bebas.
Dengan adanya situasi seperti ini tentunya semua ini tidak luput dari komunikasi dari
antar negara dan antar pihak. Dengan anggota sejumlah 10 dan terdiri dari berbagai
bangsa yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda , maka sudah pasti
terdapat kendala yang tak dapat ditolak. Salah satunya adalah bahasa. Tidak semua
negara yang terdaftar di dalam ASEAN tersebut dapat berbahasa Indonesia, Philipina,
Thailand, dan sebaliknya. Kita mengetahui bahwa bahasa Inggris kini menjadi bahasa
internasional yang setiap negara harus bisa. Namun kita tidak boleh mengelak pula
bahwa sebagian besar penduduk suatu negara, khususnya Indonesia masih belum terlalu
fasih dalam berbahasa Inggris , terutama para pengusaha yang sangat berperan dalam
Asean Economic Community ini. Hal ini tentu membawa dampak yang sangat besar
bagi kelancaran program Asean Economic Community tersebut. Karena apabila tanpa
adanya komunikasi yang lancar, semuanya dapat berubah dan pihak lainpun tidak akan
tertarik untuk bekerjasama dengan kita. . Tanpa adanya persetujuan dari antar pihak,
maka transaksi tidak akan terjadi. Dan tentu saja keputusan tersebut berasal dari sebuah
musyawarah atau perundingan oleh antar pihak yang ingin bekerjasama dan dalam hal
ini pasti terjadi sebuah komunikasi.

[1] ASEAN singkatan dari Association of Southeast Asian Nations atau disebut
juga perhimpunan bangsa-bangsa asia tenggara
Dalam hal ini komunikasi menjadi suatu unsur penting dalam sebuah proses
untuk memajukan perekonomian bangsa. Disinilah kemampuan kita dibutuhkan.
Sebagai mahasiswa ilmu budaya, kami telah diajarkan untuk mengenal dan
menggunakan budaya dan bahasa yang baik. Dengan adanya kemampuan di bidang
tersebut, kita dapat membantu para pengusaha yang ingin bertransaksi dengan pihak
asing namun memiliki kendala dalam menggunakan bahasa asing. Kita bisa menjadi
seorang penerjemah agar komunikasi mereka dapat berjalan dengan lancar dan tanpa
kendala. Dengan adanya seorang penerjemah untuk mereka, semua urusan mereka pasti
berjalan dengan lebih mudah. Tidak hanya para pengusaha besar, namun kita juga dapat
mensosialisasikan bahsa asing kepada para pengusaha kecil,pedagang kaki lima, bahkan
guru. Dengan dimilikinya kemampuan berbahasa asing oleh para pedagang kecil, maka
hal ini sangat menarik minat para tenaga kerja asing atau pihak asing untuk berkunjung
atau datang ke Indonesia karena pelayanan dan lingkungan yang ramah dan mereka
tidak merasa kesusahan dalam berkomunikasi dengan para pedagang disini.Cara untuk
mengatasi Asean Economic Community dapat pula mensosialisasikannya kepada guru,
seperti guru diwajibkan dapat menguasai bahsa asing, pengajaran di sekolah lebih
efektif dan efisien, karena banyak pelajar yang menyepelekan bahasa asing. Sebagai
mahasiswa ilmu budaya, bisa mencari inovasi untuk meningkatkan minat pelajar dalam
bahasa asing. Dengan situasi yang seperti, kita dapat menjadikan perekonomian kita
semakin maju dan berkembang. Hal ini membawa dampak yang positif untuk bangsa,
khususnya Indonesia.

Dengan kemampuan kita sebagai mahasiswa ilmu budaya untuk membantu para
pengusaha dalam berkomunikasi dalam bahasa asing dan mensosialisasikan bahasa
asing kepada para guru, pedagang kecil, dan lainnya yang dirasa masih kurang, kita
akan dapat menciptakan lingkungan yang ramah dan terbiasa dengan bahasa asing,
khusunya Inggris. Hal tersebut dapat mengundang para tenaga kerja asing untuk datang
ke Indonesia dan dengan bekerjanya mereka disini, mereka pasti telah melakukan
konsumsi dan berinvestasi di Indonesia. Misalnya, mereka tinggal di rumah (investasi)
atau kos (konsumsi) dan mereka makanpun itu mereka telah melakukan kegiatan
konsumsi. Dengan adanya investasi dan konsumsi dari pihak asing ini, devisa negara
semakin meningkat dan perekonomianpun semakin maju.

Daftar Pustaka
http://ekonomi.inilah.com/read/detail/2073441/menyongsong-aec-2015-sudah-siapkah-
kita

http://ridwanaz.com/umum/sejarah/sejarah-asean-negara-anggota-asean/

Anda mungkin juga menyukai