Anda di halaman 1dari 19

PENGKAJIAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny.

Oleh :

Zahra aknal hayati

0433131420118046

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HORIZON KARAWANG

2022
PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA
MASALAH PSIKOSOSIAL

I. INFORMASI UMUM
Inisial klien : Ny.E
Usia : 50 (tahun)
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Sunda
Bahasa dominan : Sunda/Indonesia
Status perkawinan : janda
Alamat : Kp.kedunggede

II. KELUHAN UTAMA


klien tampak baik, Ny.E terlihat masih sedih karna baru kehilangan orang
yang ia cinta yaitu suaminya meninggal 40hari yang lalu dan kehilangan
anaknya yg ke-4 meninggal 7bln yang lalu. Ny.E masih selalu teringat dan
merasa tidak percaya bahwa suaminya telah tiada.

III. PENAMPILAN UMUM


a. Fisik
Oksigenasi
Tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmHg N : 90x/mnt S : 36,5°C

RR : 24x/mnt

Ritme : Normal

Kedalaman : Normal
Nutrisi

Berat badan : 55 kg

Tinggi badan : 153 cm

Pola makan : 2x/hari

Alergi : Tidak ada

Eliminasi

Pola BAB/ BAK : Baik

Nyeri : Tidak ada

Aktivitas dan Istirahat

Pelaksanaan ADL : Total

Pola tidur : Baik

Pola tidur terganggu kadang bangun jam 2 teringat suami

Proteksi
Status imunisasi : Lengkap

Riwayat pengobatan fisik


Tidak ada

Hasil pemeriksaan laboratorium/ visum/ dll


Tidak ada
Diagnosa Keperawatan:
b. Penampilan
1. Cacat fisik : Tidak ada kecacatan pada fisik klien
2. Kontak mata : Ada
3. Pakaian : Klien tampak berpakaian rapi
4. Perawatan diri : klien mengatakan selalu mandi 3x sehari, pagi ,
siang dan sore
Diagnosa Keperawatan:
IV. KELUARGA
a. Genogram :

klien umur 50
tahun

KET :
= Laki-laki
= Perempuan
= Klien
= Meninggal
= Bercerai
= Garis Perkawina
= Garis Keturunan
= Garis serumah

b. Tipe Keluarga :
extended family
c. Pengambilan keputusan :
bersama - sama
d. Hubungan klien dengan kepala keluarga , sebutkan:
Hubungan Ny.E adalah sebagai istri
e. Kebiasaan yang dilakukan bersama keluarga:
Ny.E suka menonton tv dan jalan jalan bersama anaknya
f. Kegiatan yang dilakukan keluarga dalam masyarakat:
Ny.E bersosialisasi dengan teman atau tetangga sekitar rumah dan
tidak mengikuti kegiatan masyarakat.
Diagnosa Keperawatan:
___________________________________________________________
_________
____________________________________________

V. RIWAYAT SOSIAL
1. Pola sosial
1. Teman/ orang terdekat : tidak ada
2. Peran serta dalam kelompok : Tidak ada
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : tidak ada
4. Obat-obatan yang dikonsumsi
a. Adakah obat herbal/ obat lain yang dikonsumsi diluar resep : tidak
ada
b. Obat-obatan yang dikonsumsi klien saat ini : tidak ada
c. Apakah klien menggunakan obat-obatan dan alkohol untuk
mengatasi masalahnya : kadang - kadang

Diagnosa Keperawatan:
_________________________________________________________
_________
____________________________________________

VI. KULTURAL DAN SPIRITUAL


1. Agama yang dianut
a. Bagaimana kebutuhan klien terhadap spiritual dan pelaksanaannya?
sholat setiap waktu
b. Apakah klien mengalami gangguan dalam menjalankan kegiatan
spiritualnya setelah mengalami kekerasan atau penganiayaan? Tidak
c. Adakah pengaruh spiritual terhadap koping individu? ada setelah
sholat menjadi tenang
2. Budaya yang diikuti
Komunikasi
Non verbal
Perilaku  Perilaku  Perilaku 

Kontak mata √ mencegah kontak Penuh kasih sayang √


mata

Merangkul Sentuhan √ Ekspresif √

Hangat Orientasi pada orang Pemalu


lain

Sopan √ Pendiam Senyum dan √


anggukan

Nada
Nada  Nada  Nada 
Keras Animated Tenang √

Muluk- Keras pada pesan Ekspresif √


muluk penting

Berubah √ Lembut √ Hormat √


sesuai emosi

Jarak fisik : 2-3 jengkal tangan

Diagnosa Keperawatan :
__________________________________________________________________
____________________________________________

Pengkajian dengan Kehilangan dan Berduka

1. kehilangan yang pernah dialami


Ny. E kehilangan anak 7bln yg lalu karna sakit kanker paru2 dan suami 40hari
yang lalu meninggal karna tdk sakit.
2. respon terhadap kehilangan
Tawar-menawar
3. mekanisme koping
Adapti ☑ Mal ☑
f adaptif
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/ cepat
Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar √
Olah raga Mencederai diri
Lain-lain: Lain-lain:

Diagnosa Keperawatan:

berduka

Asuhan Keperawatan Tn. N

A. Analisa Data
Data Masalah
Ds : Berduka
 klien mengatakan sangat sedih
kehilangan suami dan anaknya
dalam 1th yg sama
 Klien mengatakan merasakan
hampa sampai saat ini ketika
kehilangan suaminya.
 Klien mengatakan masih
bertanya-tanya "kenapa suami
saya cepet banget ninggalin
saya" dan mengulangi kalimat
tersebut beberapa kali selama
Pengkajian berlangsung .
 Klien mengatakan sulit untuk
berbaur dengan keluarga setelah
suaminya meninggal .
 Klien mengatakan belum
menikahkan 1orang anaknya
Do :
 klien terlihat tampak cemas
 klien terlihat tampak sedih
 klien terlihat tampak selalu
memegang atau melipat" celana
 klien terlihat tampak kontak
mata klien berubah menjadi
tidak fokus ketika sedang
bercerita tentang suaminya dan
sulit berkonsentrasi

B. Pohon Masalah
Pohon Masalah

Ketidakberdayaan
(Effect/Dampak)

Berduka
(Core Problem)

Kehilangan
(Etiologi)

C. Rencana Keperawatan
Rencana Tindakan Keperawatan
Setelah dirumuskan diagnosa keperawatan maka disusun rencana tindakan
keperawatan. Rencana tindakan keperawatan adalah preskripsi untuk
prilaku spesifik yang diharapkan dari klien dan/atau tindakan yang harus
dilakukan oleh perawat. Tindakan/intervensi keperawatan dipilih untuk
membantu klien dalam mencapai hasil klien yang diharapkan dan tujuan
pemulangan.
a. Tujuan
TUM : klien berperan aktif melalui proses berduka secara tuntas TUK :
1. Klien mampu membina hubungan saling percaya
2. Mampu mengungkapkan perasaan berduka
3. Menjelaskan makna kehilangan
4. Klien dapat mengungkapkan kemarahannya secara verbal
5. Klien dapat mengatasi kemarahannya dengan koping yang adaptif
6. Klien dapat mengidentifikasi rasa bersalah dan perasaan takutnya
7. Klien dapat mengidentifikasi tingkat depresi
8. Klien dapat menghindari tindakan yang dapat menghindari tindakan
yang dapat merusak diri
9. Klien dapat menerima kehilangan
10. Klien dapat bersosialisasi kembali dengan keluarga atau orang lain
Secara umum, perencanaan dan intervensi keperawatan yang dilakukan
untuk menghadapi kedukaan adalah :
1) Membina dan meningkatkan hubungan saling percaya dengan
cara :
a. Mendengarkan klien berbicara.
b. Memberi dorongan agar klien mau mengungkapkan
perasaannya.
c. Menjawab pertanyaan klien secara langsung, menunjukkan
sikap menerima dan empati.
2) Mengenali faktor-faktor yang mungkin menghambat dengan cara :
a. Bersama klien mendiskusikan hubungan klien dengan orang
atau objek yang hilang.
b. Menggali pola hubungan klien dengan orang yang berarti.
3) Mengurangi atau menghilangkan faktor penghambat dengan cara :
a. Bersama klien mngingat kembali cara mengatasi perasaan
berduka di masa lalu.
b. Memperkuat dukungan serta kekuatan yang dimiliki klien dan
keluarga.
c. Mengenali dan menghargai sosial budaya agama serta
kepercayaan yang dianut klien dan keluarga dalam mengatasi
proses kehilangan.
4) Memberi dukungan terhadap respons kehilangan klien dengan
cara :
a. Menjelaskan kepada klien atau keluarga bahwa sikap
mengingkari, marah, tawar-menawar, depresi, dan menerima
adalah wajar dalam keadaan kehilangan.
b. Memberi gambaran tentang cara mengungkapkan perasaan
yang bisa diterima.
c. Menguatkan dukungan keluarga atau orang yang berarti.
5) Meningkatkan rasa kebersamaan antar anggota keluarga dengan
cara :
a. Menguatkan dukungan keluarga atau orang yang berarti.
b. Mendorong klien untuk menggali perasaanya bersama anggota
keluarga lainnya, mengenali masing-masing anggota keluarga.
c. Menjelaskan manfaat hubungan dengan orang lain.
d. Mendorong keluarga untuk mengevaluasi perasaan dan saling
mendukung satu sama lain.
6) Menentukan tahap keberadaan klien dengan cara :
a. Mengamati perilaku klien.
b. Menggali pikiran perasaan klien yang selalu timbul dalam
dirinya.

Selain itu, secara khusus bentuk intervensi tahap/rentang respons


individual terhadap kedukaan adalah sebagai berikut.

a. Tahap Pengingkaran
1) Memberi kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
perasaannya dengan cara :
 Mendorong klien untuk mengungkapkan perasaan
berdukanya.
 Meningkatkan kesabaran klien secara bertahap tentang
kenyataan dan kehilangan, apabila sudah siap secara
emosional.
2) Menunjukkan sikap menerima dengan ikhlas dan mendorong
klien untuk berbagi rasa dengan cara :
 Mendengarkan dengan penuh perhatian dan minat
mengenai hal yang dikatakan oleh klien tanpa menghukum
atau menghakimi.
 Menjelaskan kepada klien bahwa sikap tersebut biasa
terjadi pada orang yang mengalami kehilangan.
3) Memberikan jawaban jujur terhadap pertanyaan klien tentang
sakit, pengobatan, dan kematian dengan cara :
 Menjawab pertanyaan klien dengan bahasa yang
mudah dimengerti, jelas, dan tidak berbeli-belit.
 Mengamati dengan cermat renspons klien selama berbicara.
 Meningkatkan kesadaran secara bertahap.
b. Tahap Marah
Mengizinkan dan mendorong klien mengungkapkan rasa marah
secara verbal tanpa melawan kemarahan tersebut dengan cara :
1) Menjelaskan kepada keluarga bahwa kemarahan klien
sebenarnya tidak ditujukan kepada mereka.
2) Membiarkan klien menangis.
3) Mendorong klien untuk membicarakan kemarahannya.
c. Tahap Tawar-Menawar
Membantu klien mengungkapkan rasa bersalah dan takut dengan
cara :
1. Mendengarkan ungkapan dengan penuh perhatian.
2. Mendorong klien untuk membicarakan rasa takut atau rasa
bersalahnya.
3. Bila klien selalu mengungkapkan kata “kalau” atau
“seandainya,” beritahu klien bahwa perawat hanya dapat
melakukan sesuatu yang nyata.
4. Membahas bersama klien mengenai penyebab rasa bersalah
atau rasa takutnya.
d. Tahap Depresi
1. Membantu klien mengidentifikasi rasa bersalah dan takut
dengan cara :
 Mengamati perilaku klien dan bersama dengannya
membahas perasaannya.
 Mencegah tindakan bunuh diri atau merusak diri sesuai
derajat risikonya.
2. Membantu klien mengurangi rasa bersalah dengan cara :
 Menghargai perasaan klien.
 Membantu klien menemukan dukungan yang positif dengan
mengaitkan terhadap kenyataan.
 Memberi kesempatan untuk menangis dan mengungkapkan
perasaannya.
 Bersama klien membahas pikiran negatif yang selalu
timbul.
3. Tahap Depresi
Membantu klien menerima kehilangan yang tidak bisa
dielakkan dengan cara :
 Membantu keluarga mengunjungi klien secara teratur.
 Membantu keluarga berbagi rasa, karena setiap anggota
keluarga tidak berada pada tahap yang sama pada saat
bersamaan.
 Membahas rencana setelah masa berkabung terlewati.
 Memberi informasi akuran tentang kebutuhan klien dan
keluarga.

STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI BERDUKA STRATEGI


PELAKSANAAN I KLIEN DENGAN BERDUKA
Fase Orientasi
a. Memberikan salam
“Assalamualaikum…perkenalkan nama saya zahra aknal hayati mahiswa
stikes khrozon karawang , saya senang dipanggil zahra. Saya adalah perawat
di ruangan ini yang akan bertanggung jawab untuk merawat bp/ibu.
Sebelumnya, bp/ibu lebih senang dipanggil siapa?”
b. Evaluasi Validasi
“Kalau saya perhatikan, bp/ibu tanpak lebih senang untuk menyendiri. Bahkan
saya sering menjumpai bp/ibu mengeluarkan air mata. Apakah benar seperti
itu Pak/Bu?kalau boleh saya tau, apa yang Bp/Ibu rasakan saat ini?”
c. Kontrak
“Nah, bagaimana kalau sekarang kita berbincang – bincang tentang apa yang
bp/ibu rasakan saat ini. Kalau boleh saya usulkan, mungkin sekitar 15 menit.
Apakah itu terlalu lama menurut bp/ibu?selain itu, nanti saya akan membantu
mengajarkan kepada bp/ibu, bagaimana cara mengungkapkan perasaan sedih
secara verbal. Apakah bp/ibu setuju?bp/ibu ingin kita ngobrol – ngobrol
dimana?”
d. Fase Kerja
“Tadi bp/ibu mengatakan bahwa sering menangis karena sedih. Apa yang
menyebabkan bp/ibu merasa sedih? Ooo jadi bp merasa sedih karena ditinggal
mati istri bp. Betul seperti itu? sejak kapan ya pak kalau boleh tau ? Jadi suami
ibu meninggal sejak 40 hari yang lalu Begini bu, saya sangat paham sekali jika
ibu sedih dan sering menangis karena ditinggal suami ibu. Tetapi, apakah
ketika ibu terus menerus bersedih dan menangis, apa akan mengembalikan
suami ibu ?tentu saja tidak khan bu? Yang ibu lakukan dengan terus menerus
menangis malah akan membuat suami ibu yang sudah meninggal menjadi
sedih. Begini bu, saya memiliki 4 cara untuk membantu mengurangi perasaan
sedih yang ibu alami. Yang pertama, mengungkapkan perasaan secara
verbal,kedua mengalihkan ke aktivitas fisik, ketiga sharing dengan kelompok,
dan yang terakhir berdoa dan berserah diri dengan Tuhan. Apakah ibu mau
mencoba cara saya? terimakasih, ibu mau mencobanya. Untuk hari ini, kita
akan mencoba cara yang pertama yaitu mengungkapkan perasaan secara
verbal. Menurut ibu,di rumah ini, siapa orang yang paling dekat dan nyaman
untuk diajak ngobrol?kalau tidak ada, saya akan mencoba untuk sesering
mungkin menemani ibu. Jadi ketika ibu merasa sedih, dengan penyebab
apapun, ibu bisa mengungkapkannya kepada saya atau orang yang ibu
percaya. Dengan mengungkapkannya, maka harapan kami, ibu akan jauh
merasa lebih nyaman. Apakah ibu bersedia mencobanya sekarang atau suatu
saat nanti?bagus sekali kalau ibu bersedia mencobanya.”

Fase Terminasi
a. Evaluasi
“Baiklah bu, bagaimana perasaan ibu setelah mengikuti kegiatan ini? Apakah
ibu dapat menjelaskan kembali kepada saya manfaat dari kegiatan kita kali ini.
Bagus sekali, ibu sudah mengikuti kegiatan ini dengan baik.”
b. Tindak lanjut
“Setelah kegiatan ini, coba ibu ketika sedih mau dan mampu melakukan
latihan tadi.”
c. Kontrak yang akan dating
“Saya rasa, kita sudah ngobrol – ngobrol selama 15 menit. Bagaimana kalau
besok pagi kita lanjutkan lagi ngobrolnya, sembari saya ajarkan langkah yang
kedua. Apakah ibu bersedia?
Kalau bersedia, dimana kita akan ngobrolnya?
Nah, sekarang ibu bisa istirahat. Terima kasih atas kerjasamanya.
Wassalamu`alaikum.”

STRATEGI PELAKSANAAN II KLIEN DENGAN BERDUKA


Fase Orientasi
a. Memberikan salam
“Selamat pagi ibu? Masih ingat dengan saya?”
b. Evaluasi validasi
“Bagaimana ibu, apakah saran saya di pertemuan yang lalu sudah ihu
terapkan? Bagus sekali kalau ibu sudah mencobanya. Dengan siapa
ibumenceritakan perasaan ibu?”
c. Kontrak
“Baiklah ibu, pada kesempatan kali ini, saya akan mengajarkan cara yang
kedua untuk mengurangi perasaan sedih ibu. Mungkin sekitar 15 menit.
Apakah ibu bersedia?”

Fase Kerja
“Pada pertemuan yang pertama kita sudah belajar, bahwa ketika ibu sedang sedih,
ibu dapat mengungkapkan perasaan ibu dengan orang lain yang ibu percaya. Pada
pertemuan yang kedua, saya akan mengajarkan cara untuk mengurangi sedih
dengan aktivitas fisik yang bermanfaat. Kalau boleh saya tau, pekerjaan atau hobi
apa yang senang ibu lakukan di rumah ini? Oo..jadi ibu senangnya itu..... Bagus
sekali bu..jadi begini bu, ketika perasaan sedih itu muncul kembali, ibu dapat
segara melakukan aktifitas yang ibu sukai, seperti bemain game di hp, atau
berbincang bincang bersama anak, atau melakukan jalan jalan. Hal ini akan sedikit
mengalihkan perasaan sedih ibu. Sehingga nantinya ihu akan sedikit melupakan
apa yang menyebabkan ibu merasa sedih. Apakah ibu bersedia melakukannya?”
Fase Terminasi
a. Evaluasi
“Baiklah ibu, bagaimana perasaan ibu setelah mengikuti kegiatan ini? Apakah
ibu dapat menjelaskan kembali kepada saya manfaat dari kegiatan kita kali ini.
Bagus sekali, ibu sudah mengikuti kegiatan ini dengan baik.”
b. Tindak lanjut
“Setelah kegiatan ini, coba ibu ketika sedih mau dan mampu melakukan
latihan tadi.”
c. Kontrak yang akan dating
“Saya rasa, kita sudah ngobrol – ngobrol selama 15 menit. Bagaimana kalau
besok pagi kita lanjutkan lagi ngobrolnya, sembari saya ajarkan langkah yang
ketiga. Apakah ibu bersedia? Kalau bersedia, dimana kita akan ngobrolnya?
Nah, sekarang ibu bisa istirahat. Terima kasih atas kerjasamanya. Selamat
pagi”

STRATEGI PELAKSANAAN III KLIEN DENGAN BERDUKA


KOMPLEKS
Fase Orientasi
a. Memberikan salam
“Selamat pagi bu? Masih ingat dengan saya? Bagaimana kabar ibu hari ini”
b. Evaluasi validasi
“Sesuai dengan janji saya kemarin, hari ini kita akan ngobrol – ngobrol
tentang cara yang ketiga untuk mengurangi perasaan sedih ibu. Sebelum kita
mulai, apakah ibu sudah mempraktekkan cara mengurangi sedih dengan
beraktivitas?”
c. Kontrak
“Baiklah ibu, pada kesempatan kali ini, saya akan mengajarkan cara yang
ketiga untuk mengurangi perasaan sedih ibu. Mungkin sekitar 15 menit.
Apakah ibu bersedia?”

Fase Kerja
“Pada pertemuan sebelumnya, kita sudah belajar, apa yang dapat ibu lakukan
ketika sedang sedih. Coba, ibu terangkan lagi kepada saya? Bagus sekali, ibu
sudah menyebutkan semuanya yang sudah kita pelajari. Nah, pada kesempatan
kali ini, kita akan belajar bagaimana cara mengurangi perasaan sedih dengan
sharing atau berbagi cerita dengan teman – teman satu kelompok. Disini nanti
saya akan mengajak ibu berbincang – bincang dengan teman – teman lainnya
yang ada di sini, yang sekiranya mempunyai pengalaman yang hampir sama
dengan ibu. Apakah ibu bersedia? Ibu tidak perlu khawatir, karena manfaat dari
kegiatan ini yaitu agar nantinya ibu dapat berbagi dengan teman – teman ibu
lainnya. Selain itu, ibu dapat memahami bahwa ternyata perasaan kehilangan
tidak hanya ibu saja yang mengalaminya. Apakah ibu bersedia? Bagus sekali jika
ibu bersedia. Nanti, saya atau perawat lainnya dapat sebagai fasilitator yang akan
membantu dalam kegiatan sharing ini. Kalau ibu bersedia, kapan kita bisa
memulainya? Jika nanti sore ibu bersedia, saya akan menghubungi teman –
teman lainnya, dan kita akan berkumpul di sini. Apakah ibu setuju?”
Fase Terminasi
a. Evaluasi
“Baiklah ibu, bagaimana perasaan ibu setelah mengikuti kegiatan ini? Apakah
ibu dapat menjelaskan kembali kepada saya manfaat dari kegiatan kita kali ini.
Bagus sekali, ibu sudah mengikuti kegiatan ini dengan baik.”
b. Tindak lanjut
“Setelah kegiatan ini, coba ibu ketika sedih lagi, ibu aajak teman – teman
sekelompok ibu untuk berbagi perasaan dan pengalaman.”
c. Kontrak yang akan dating
“Saya rasa, kita sudah ngobrol – ngobrol selama 15 menit. Bagaimana kalau
besok lusa kita lanjutkan lagi ngobrolnya, sembari saya ajarkan langkah yang
terakhir. Apakah ibu bersedia? Kalau bersedia, dimana kita akan ngobrolnya?
Nah, sekarang ibu bisa istirahat. Terima kasih atas kerjasamanya. Selamat
pagi.”

STRATEGI PELAKSANAAN IV KLIEN DENGAN BERDUKA


ANTISPASI
Fase Orientasi
a. Memberikan salam
“Assalamu`alaikum ibu ? Masih ingat dengan saya? Bagaimana kabar ibu hari
ini”
b. Evaluasi validasi
“Sesuai dengan janji saya kemarin, hari ini kita akan ngobrol – ngobrol
tentang cara yang terakhir untuk mengurangi perasaan sedih ibu. Sebelum kita
mulai, apakah ibu sudah mempraktekkan cara mengurangi sedih dengan
sharing?”
c. Kontrak
“Baiklah ibu, pada kesempatan kali ini, saya akan mengajarkan cara yang
terakhir untuk mengurangi perasaan sedih ibu. Mungkin sekitar 15 menit.
Apakah bapak bersedia?”

Fase Kerja
“Pada pertemuan – pertemuan sebelumnya, kita sudah belajar beberapa cara untuk
mengurangi rasa sedih. Nah,sekarang coba ibu menjelaskan satu per satu? Bagus
sekali, ibu sudah tepat menjelaskannya. Nah, apakah perasaan sedih yang sama
pernah muncul kembali pada ibu ? Jika pernah, apakah ibu telah mempraktekkan
cara – cara yang sudah saya ajarkan kemarin? Bagus sekali jika ibu sudah mulai
mencobanya. Memang disini dibutuhkan kesabaran dari ibu dan tentu saja
semangat dan motivasi dari diri ibu sendiri tentunya. Pada hari ini saya akan
mengajarkan cara terakhir untuk mengurangi perasaan sedih. Yaitu secara
spiritual. Maaf bu, kalau boleh saya tau, apa agama ibu? Nah, selama ibu disini,
apakah ibu rajin sholat? Ibu, untuk langkah yang keempat, saya akan
memberitahu bahwa ketika kita sedang sedih, ibu dapat mengambil air wudhu dan
mengerjakan sholat atau berdzikir. Hal itu merupakan penyaluran perasaan sedih
ibu, dan ibu dapat meminta bantuan kepada Allah, karena tentu Allah akan
mendengar apa pun permintaan hambaNya. Apakah ibu mau mencobanya ?
Apakah ibu bersedia memulainya dari sekarang?”
Fase Terminasi
a. Evaluasi
“Baiklah bu, bagaimana perasaan ibu setelah mengikuti kegiatan ini? Apakah
ibu dapat menjelaskan kembali kepada saya manfaat dari kegiatan kita kali
ini. Bagus sekali, ibu sudah mengikuti kegiatan ini dengan baik.”
b. Tindak lanjut
“Ini merupakan langkah terakhir yang telah saya ajarkan kepada ibu saya
harap, ibu mau mencoba satu atau kesemua langakah itu, setiap ibu merasa
sedih dan kehilangan.”
c. Kontrak yang akan dating
“Saya rasa, kita sudah ngobrol – ngobrol selama 15 menit. Ini merupakan
pertemuan kita yang terakhir untuk sesi ini. Mungkin 2 hari lagi saya akan
menemui ibu untuk mengecek kembali, apakah cara – cara yang sudah kita
pelajari bersama, telah ibu praktikkan. Terima kasih atas waktu dan kerja
samanya ibu, sekarang ibu bisa beristirahat kembali. Wassalamu`alaikum.”

Evaluasi
SP 1 :
S : klien dapat bercerita secara verbal , walau 40 hari yang lalu, dia masih merasa
kehilangan susminya masih berada di fase bargaining tawa menawar kenapa ya
suami saya cepet banget meninggalnya padahal belum melihat anaknya menikah
O : matanya telihat berkaca – kaca/ terlihat sedih
A : masalah berduka teratasi sebagian
P :mengisi waktu luang dengan hobby pasien
Sp 2 :
S : klien mengatakan mengisi waktu luangnya dengan bermain hp
O : perasaan sedih klien berkurang
A : masalah tetasi sebagian
P : melakukan berbagi cerita dengan orang yang paling di percaya
Sp 3 :
S : klien mengatakan sudah mulai bisa bercerita kepada keluarganya
O : klien sudah tidak tampak melamun
A : masalah teratasi sebagian
P : melakukan wudhu, sholat, dan berdzikir
Sp 4 :
S : klien mengatakan sesudah bewudhu lalu berdzikir hatinya tenang
O : perasaan gelisah dan sedih berkurang
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dipertahankan

Anda mungkin juga menyukai