Anda di halaman 1dari 32

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DALAM


PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS IV MI MABNIYATUL IHSAN
BALONGWONO TROWULAN MOJOKERTO

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Kepada Program Studi PGMI

STITNU Al-Hikmah Mojokerto

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Disusun Oleh :

MIFTAHUL HUSNA

NIM : 18.26.0023

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH NAHDHATUL ULAMA AL-HIKMAH

MOJOKERTO 2021

1
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Skripsi oleh : Miftahul Husna

NIM : 18.26.0023

Prodi : PGMI Semester 7

Judul :Penerapan Model Pembelajaran Picture and


Picture untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan
Narasi Dalam Pembelajaran Tematik
Pada Siswa Kelas IV MI Mabniyatul Ihsan Balongwono Trowulan

Proposal Skripsi ini telah disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diajukan
seminar skripsi.

Mojokerto,
Dosen Pembimbing Mahasiswa

M. Yusuf Effendi, M.Pd Miftahul Husna

2
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Skripsi oleh : Miftahul Husna

NIM : 18.26.0023

Prodi : PGMI Semester 7

Judul : Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture Untuk


Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Dalam Pembelajaran Tematik
Pada Siswa Kelas IV MI Mabniyatul Ihsan Balongwono Trowulan

Proposal Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan dosen penguji pada tanggal

Dosen Penguji,

1. …………………

2. ………………….

Mojokerto.

Mengesahkan, Mengetahui,
Ketua STITNU Al-Hikmah Ketua Prodi STITNU Al-Hikmah

Dr. Muhsinin, M.Si Didik Supriyanto, M.Pd


NPP.66291.2013.3001 NPP.820921.2014.9.035

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapakan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis menyelesaika Penelitian dan
penyusunan Skripsi dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Picture and Picture Untuk
Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Dalam Pembelajaran Tematik Pada
Siswa Kelas IV MI Mabniyatul Ihsan Balongwono Trowulan “.

Terimakasih yang sebesar-besarnya juga peneliti sampaikan kepada ;


1. M. Yusuf Effendi, M.Pd. selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk

memberi arahan , saran dan bimbingan di sela-sela kesibukan beliau

2. Kepala Sekolah MI Mabniyatul Ihsan Balongwono yang telah memberikan ijin penelian
3. Wali kelas 4 dan sebagai Guru mata Pelajaran Tematik yang membantu kelancaran
proses penelitian
4. Siswa kelas 4 MI Mabniyatul Ihsan yang telah membantu mengisi angket penelitian ini
5. Semua pihak yang telah banyak sekali membantu kelancaran proses penelitian dan
penyusunan proposal skripsi dari awal sampai akhir yang tidak dapat peneliti sebutkan satu
persatu.

Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari sempurna sesuai yang
diharapkan. Untuk ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi perbaikan dalam penulisan penelitian selanjutnya.

Mojokerto,

Miftahul Husna

4
DAFTAR ISI

Halaman Cover

Halaman Judul

Lembar Persetujuan Proposal Skripsi

Lembar Pengesahan

Kata Pengantar ………………………………………………………………………….

Daftar Isi ………………………………………………………………………………..

Daftar Tabel …………………………………………………………………………….

Daftar Gambar …………………………………………………………………………

Daftar Lampiran ……………………………………………………………………….

Latar Belakang Masalah ………………………………………………………………

Rumusan Masalah ……………………………………………………………………..

Tujuan Penelitian ………………………………………………………………………

Manfaat Penelitian …………………………………………………………………….

Batasan Masalah ………………………………………………………………………

Definisi Operasional Variabel …………………………………………………………

Kerangka Pemikiran Teoritik ………………………………………………………….

- Kajian Teori ……………………………………………………………………


- Penelitian Terdahulu …………………………………………………………..
- Kerangka Berfikir ……………………………………………………………..

Metode Penelitian ……………………………………………………………………….

- Rancangan Penelitian …………………………………………………………..


- Subyek/Populasi dan Sampel Penelitian ……………………………………………
- Variabel Penelitian …………………………………………………………………
- Instrumen Penelitian ……………………………………………………………..

5
- Teknik Pengumpulan Data ………………………………………………………..
- Teknik Analisis Data …………………………………………………………….

Daftar Referensi

Riwayat Hidup

Lampiran

6
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Siswa Kelas IV MI Mabniyatul Ihsan Balongwono…..

7
DAFTAR GAMBAR

8
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran …….

9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan dalam berbahasa harus dikuasai oleh siswa dalam hal ini terdapat empat
aspek dasar, yaitu berbicara, menyimak, membaca dan menulis. Keterampilan ini harus ada
didalam diri siswa, karena hal ini kesatuaan yang lengkap. Kemampuan dalam berbahasa
yang baik sangat berperan penting dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini seiring dengan
fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Kemampuan berbahasa yang baik dapat menentukan
keberhasilan komunikasi, dalam kehidupan bermasyarakat.

Keterampilan menulis memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan, dengan
mempunyai keterampilan menulis maka dapat menunjang kesuksesan hidup seseorang.
Dengan keterampilan menulis seseorang dapat melibatkan diri dalam persaingan globalisasi
yang serba canggih.semua informasi disampaikan secara instan dengan media yang beragam,
termasuk media cetak. Melalui karya tulis seseorang dapat mengaktualisasikan diri dan ikut
menjadi bagian kemajuaan zaman.1

Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling penting dan sulit untuk dikuasai.
Namun demikian, pembelajaran menulis di sekolah ternyata belum mendapat perhatiaan
yang lebih dan tempat yang cukup. Pembelajaran menulis hanya mendapatkan porsi waktu
yang kurang bila dibandingkan dengan pembelajaran kebahasaan yang lain seperti berbicara,
membaca dan menyimak. Selain itu guru hanya berorientasi pada hasil tulisan siswa tanpa
membelajarkan pembelajaran menulis pada siswa, dengan kata lain siswa hanya dituntut
untuk cerdas serta intelektual saja. Hal ini yang menjadikan menulis sebagai suatu beban
(Kusmiatun,2005: 133).

Keterampilan menulis mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam dunia


pendidikan, khususnya dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Sehingga perlu
adanya upaya untuk meningkatkan keteranpilan menulis siswa. Keterampilan dalam menulis
siswa harus dibina dan dikuasai sejak dini sebagai salah satu keterampilan berbahasa, untuk
meningkatkan keterampilan menulis perlu melalui melalui pelatihan yang kontinyu untuk
mengembangkan suatu tulisan dengan baik. Oleh karena itu, seseorang harus menguasai
1
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

10
keterampilan dasar dalam menulis, yaitu yang berkaitan dengan masalah pilihan kata,
evektivitas kalimat, dan penalaran (Akhadiyah, dkk, 1996:71).

Keterampilan menulis merupakan salah satu komponen dalam keterampilan berbahasa


selain menyimak, berbicara, dan membaca. Menulis merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap
muka dengan orang lain. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis tetapi
harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur (Tarigan, 2008:4). Keterampilan
menulis bagi kelas tinggi, yaitu kelas IV sampai kelas VI sudah mengacu kepada tuntutan
kemampuan berpikir, tidak sekedar dalam bentuk peniruan. Pembinaan yang dilakukan
sudah mengarah kepada perbuatan mengarang (Nura, 2003:73). Salah satu jenis karangan
yang dapat dibuat oleh siswa kelas tinggi, yang dalam penelitian ini yaitu kelas IV, adalah
karangan narasi. Sesuai dengan salah satu Kompetensi Dasar menulis yang terdapat dalam
KTSP (2006:326) bagi kelas IV, yang berbunyi “Menyusun karangan tentang berbagai topik
sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan”. Karangan narasi menurut Keraf
(2010:135) adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang
dijalin serta dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu.
Karangan narasi merupakan salah satu bentuk karangan yang tepat untuk dipelajari bagi
siswa kelas IV, mengingat unsur-unsur narasi yang mencakup unsur kronologis di dalamnya,
sehingga siswa dapat membuat karangan sesuai urutan kejadian yang diketahuinya. Namun
dalam kenyataannya, masih banyak ditemukan permasalahan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia, terutama untuk kegiatan menulis di Sekolah Dasar.

Hal ini diperkuat oleh temuan Depdiknas (2007:9) yang menyatakan bahwa masih
banyak permasalahan pelaksanaan standar isi mata pelajaran Bahasa Indonesia. 2Diantaranya
sebagian guru mengalami kesulitan dalam menentukan kegiatan belajar mengajar yang tepat
untuk mencapai kompetensi dasar. Banyak guru mengalami kesulitan dalam merumuskan
materi pokok/pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik daerah/sekolah, perkembangan
peserta didik, dan potensi daerah. Selain itu, guru masih banyak menggunakan metode
pembelajaran yang belum bervariasi, termasuk dalam pembelajaran menulis. Lebih lanjut
seperti yang dikemukakan Iskandarwassid dan Sunendar (2011:248), bahwa dibandingkan
dengan tiga kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai
bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan
kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar
2
http://digilib.uinsgd.ac.id/20007/4/4_bab1.pdf

11
bahasa itu sendiri yang menjadi isi tulisan. Selama ini pengajaran bahasa Indonesia di
sekolah cenderung konvesional, bersifat hafalan, serta tidak ramah terhadap upaya
mengembangkan kemampuan berbahasa siswa. Hal ini khususnya dalam kemampuan
membaca dan menulis. Pola semacam itu hanya membuat siswa merasa jenuh untuk
pembelajaran tematik (Purnama, 2007).

Gambaran pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia tersebut merupakan gambaran


yang terjadi di MI Mabniyatul Ihsan Trowulan-Mojokerto. Berdasarkan hasil observasi,
khususnya pada kelas IV, masih banyak siswa yang beranggapan bahwa pembelajaran
Tematik sangatlah membosankan. Tanpa mengikutinyapun mereka beranggapan bahwa
mereka sudah dapat menuntaskan pembelajaran Tematik. Selain itu, guru belum
menggunakan media yang menarik minat siswa dalam pembelajaran Tematik tentang
mengarang. Minimnya media yang digunakan guru berakibat pada keterbatasan ide yang
muncul pada diri siswa. Ide-ide siswa kurang dikaitkan dengan kehidupan nyata melalui
media yang dapat menjadi pancingan agar ide tersebut muncul dan dapat dituangkan ke
dalam tulisan. Keberadaan media yang terbatas tersebut mengakibatkan peningkatan
kemampuan siswa pada keterampilan menulis menjadi sangat rendah.

Hasil belajar siswa yang rendah dapat dilihat dari data pencapaian hasil evaluasi
kemampuan menulis siswa kelas IV MI Mabniyatul Ihsan. Masih banyak siswa yang
mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah
dalam pelajaran bahasa Indonesia, yakni 64. Data hasil belajar siswa ditunjukkan dengan
nilai terendah yaitu 50 dan nilai tertinggi yaitu 84. Dari 17 siswa hanya 7 siswa (34%) yang
mendapatkan nilai di atas KKM, sedangkan sisanya yakni 10 siswa (64%) masih
mendapatkan nilai di bawah KKM. Dengan melihat data hasil belajar dan pelaksanaan mata
pelajaran tersebut, maka keterampilan menulis siswa dalam proses pembelajaran bahasa
Indonesia di kelas IV perlu ditingkatkan. Berdasarkan hasil kolaborasi antara peneliti dengan
guru kelas IV, untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut, maka tim kolaborasi
menetapkan sebuah tindakan sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis
karangan pada siswa kelas IV, yaitu menerapkan pendekatan konstektual dengan
menerapkan metode pembelajaran picture and picture.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, untuk mengoptimalkan kemampuan keterampilan


menulis Karangan narasi terhadap pembelajaran Tematik, perlu adanya metode baru yang
nantinya dapat membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar dikelas. Metode yang

12
digunakan sebelumnya oleh Guru adalah Guru hanya menyuruh Siswa untuk haus akan
bacaan atau cerita yang baru pada pembelajaran Tematik, tapi Siswa tidak dituntun untuk
mengembangkan apa yang telah mereka baca. Umumnya setelah Siswa mengamati atau
membaca sebuah bacaan atau cerita , Siswa hanya dituntuk untuk mengungkapkan secara
lisan apa yang telah mereka tangkap. Siswa harusnya bisa untuk mengimbangi
keingintahuannya tentang segala sesuatu, baik yang berupa imajinasi ataupun nyata tidak
hanya melalui ucapan, namun mereka harus mengembangkannya juga secara tulisan. Mereka
adalah penulis alamiah yang selalu memiliki sebuah keinginan untuk mengatakan sesuatu.
Dari hal tersebut selama ini dianggap kurang menantang dan sangat membosankan bagi
siswa pada pemelajaran Tematik. Maka penerapan model picture and picture yang mampu
memotivasi siswa untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi.3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan ulasan latar diatas, maka dapat diperoleh beberapa rumusan masalah :

1. Bagaimana penerapan model picture and picture dapat meningkatkan kemampuan


menulis karangan narasi dalam pembelajaran Tematik pada siswa kelas IV MI
Mabniyatul Ihsan Balongwono-Trowulan-Mojokerto?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan menulis karangan narasi dalam dalam
pembelajaran Tematik pada siswa kelas IV MI Mabniyatul Ihsan Balongwono-
Trowulan-Mojokerto?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulis dalam penelitian tindakan
kelas ini antara lain :

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode pembelajaran picture and picture dapat
meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi dalam pembelajaran Tematik pada
Siswa kelas IV MI Mabniyatul Ihsan Balongwono-Trowulan-Mojokerto.

3
http://lib.unnes.ac.id/17416/1/1401409130.pdf

13
2. Untuk mengetahui bagaimana hasil peningkatan kemampuan menulis karangan narasi
dalam pembelajaran Tematik pada Siswa kelas IV MI Mabniyatul Ihsan Balongwono-
Trowulan-Mojokerto.
3.
D. Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan kelas menggunakan model pembelajaran Picture and Picture


diharapkan dapat membawa manfaat antara lain :
1. Bagi Pendidik
a. Sebagai bahan pertimbangan bagi Guru dalam memilih dan menggunakan metode
pembelajaran.
b. Meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi dalam pembelajaran Tematik
bagi peserta didik.
c. Meningkatkan kualitas pembelajaran Guru dalam proses belajar mengajar.
2. Bagi Dunia Pendidikan
a. Memebrikan suatu model pembelajaran untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran yang efektif dan efisien, sehingga dapat memudahkan Pendidik
dalam melakukan pembelajaran.
b. Menumbuhkan kerja sama antar Guru dalam memecahkan masalah yang ada
dalam lingkup dunia Pendidikan.
c. Memberikan motivasi pada Pendidik untuk melakukan sebuah penelitian.
3. Bagi Peserta didik
a. Memberikan motivasi pada peserta didik sehingga mereka dapat meningkatkan
kemampuan menulis karangan narasi
b. Memudahkan bagi peserta didik untuk dapat mengungkapkan apa yang telah
mereka amati melalui tulisan dalam bentuk karangan narasi
4. Bagi Lembaga yang Bersangkutan
a. Dapat memberikan kontribusidalam meningkatkan mutu Pendidikan di MI
Mabniyatul Ihsan Balongwono kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto.

14
E. Batasan Masalah

Agar penelitian lebih erfokus dan tidak meluas dari pembahasan yang dimaksudkan,
maka beberapa batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Luas lingkup hanya meliputi informasi kemampuan menulis karangan narasi


pembelajaran Tematik.
2. Informasi yang disajikan yaitu : Pengertian pembelajaran, metode picture and
picture, pengertian peningkatan, pengertian kemampuan, pembelajaran Tematik,
Karakteristik siswa MI Mabniyatul Ihsan Balongwono.

F. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel penelitian menurut Sugiyono (2015, h.38) adalah


suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi
tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Definisi variabel-variabel penelitian harus dirumuskan untuk
menghindari kesesatan dalam mengumpulkan data.
1. Metode pembelajaran Picture and Picture merupakan metode
pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pebelajaran.
Model ini mirip dengan Example Non Example , dimana gambar yang
diberikan kepada siswa harus dipasangkan atau diurutkan secara logis.
Sintak model pemebelajaran ini antara lain, (1) Guru menyampaian tujuan
pemebelajaran (2) Guru menyajikan materi (3) Lalu menyajikan gambar
sesua dengan materi (4) Selanjutnya, Guru mengajak siswa terlibat aktif
untuk memasangkan atau mengurutkan secara logis (5) Llalu Guru
menanyakan kepada siswa alas an dari urutan terseut (6) Gur memberikan
penjelasan materi serta meluruskan jika ada yang salah (7) Dan terakhir ,
Guru bersama siswa membuat kesimpulan untuk memperkuat materi .
2. Peningkatan berasal dari kata tingkat yang berarti lapis atau lapisan dari
sesuatu yang kemudian membentuk susunan. Tingkat dapat juga berarti
pangkat, taraf dan kelas. Sedangkan peningkatan berarti kemajuan, secara
umum peningkatan merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat,

15
dan kualitas maupun kuantitas. Peningkatan juga diartikan penambahan
keterampilan dan kemampuan agar menjadi lebih baik.
3. Kemampuan (Ability) adalah kecakapan atau potensi seseorang individu
untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam
tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang

16
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIK

A. Kajian Teori

1. Deskripsi Teori

a. Identifikasi

Menurut Hawadi identifikasi adalah prosedur yang dipilih dan yang cocok dengan
ciri-ciri yang akan dicari dan selaras dengan program yang akan di kembangkan oleh
penelitian dengan melihat ciri-ciri program tersebut. Menurut Chaplin identifikas adalah
proses pengenalan, menempatkan objek atau individu dalam suatu kelas sesuai dengan
karakteristik tertentu. Pendapat ini memusatkan perhatiannya pada klasifikasi berdasar sifat-
sifat objek tertentu, sesuai dengan karakteristk obyek.

Dari pengertian pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa identifikasi
adalah prosedur penentuan atau penetapan identitas suatu kelas sesuai dengan
karakteristikseseorang atau benda sesuai dengan keadaan apa adanya untuk mencapai tjuan
tertentu, sesuai dengan program yang dikembangkan. Sementara itu yang dimaksud
identifikasi dalam penelitian ini adalah menentukan atau menetapkan faktor-faktor kesulitan
pembelajaran tematik di MI Mabniyatul Ihsan Balongwono. Agar dapat menentukan
kebijakan untuk menyelesaikan masalah yang ada di sekolah.

b. Pengertian pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidikan dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik
agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah
proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik. Pembelajaran adalah suatu
kegiatan yang komplek. Pembelajaran pada hakikatnya tidak hanya sekedar menyampaikan
pesan tetapi juga merupakan aktifitas profesional yang menuntut guru dapat menggunakan
keterampilan dasar mengajar secara terpadu serta menciptakan situasi efisien (Mashudi, Toha
dkk, 2007 : 3). Oleh karena itu dalam pembelajaran guru perlu menciptakan suasana yang
kondusif dan strategi belajar yang menarik minat siswa. Pembelajaran yang berkualitas
sangat tergantung dari motivasi kreativitas pengajar, pembelajaran yang memiliki motivasi

17
tinggi motivasi tinggi ditunjang dengan mengajar yang mampu mempasilitasi tersebut akan
membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui
perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang
baik, ditunjang fasilitas yang menandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat
peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.4

Trianto (2010:17) mengatakan ‟Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia


yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan”. Pembelajaran secara simple dapat
diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman
hidup. Pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk
membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya)
dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Hardini dan Puspitasari (2012:10).
“Pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai
kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan, yaitu tercapainya tujuan kurikulum”.

c. Metode picture and picture

Metode Picture and Picture adalah sebuah metode yang mana guru menggunakan alat
bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah materi dan menanamkan pesan yang
ada dalam materi tersebut. Apabila menggunakan alat bantu atau media gambar,diharapkan
mampu mengikuti pelajaran dengan fokus yang baik dan dalam kondisi yang menyenangkan.
Oleh karena itu, apa pun pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik dan mampu
meresap dalam hati, serta dapat diingat kembali oleh siswa (Hamid, 2011:217-218). Langkah-
langkah pembelajaran dengan metode Picture and Picture, yaitu guru menyampaikan
kompetensi yang ingin dicapai.Kemudian, guru menyajikan materi sebagai pengantar.
Langkah berikutnya, guru menunjukkan/ memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan
dengan materi. Setelah itu, guru menunjuk/ memanggil siswa secara bergantian memasang/
mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Lalu, guru menanyakan alasan/
dasar pemikiran urutan gambar tersebut.Berdasarkan alasan/ urutan gambar tersebut guru
mulai menanamkan konsep/ materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

Langkah terakhir, guru memberikan kesimpulan/ rangkuman (Aqib, 2013: 18). Tahap
pelaksanaan tindakan terdiri dari empat tahap, yaitu (1) tahap perencanaan tindakan; (2) tahap
pelak-sanaan tindakan; (3) tahap observasi; dan (4) tahap analisis dan refleksi. Tahapan
tindakan siklus pertama yaitu tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tin-dakan, observasi

4
Edi Elisa / kategori Umum / tanggal diterbitkan 15 Juli 2016

18
dan analisis dan refleksi. Tahapan perencanaan mencakup kegiatan mendiskusikan skenario
pembelajaran menggunakan Picture and Picture antara peneliti dan guru, menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan menyiapkan materi pembelajaran menulis teks narasi.
Tahap pelaksanaan tindakan dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Alokasi waktu tiap
pertemuan sebanyak 1x45 menit.Tahap observasi peneliti mengambil posisi di dalam kelas
sebagai partisipan pasif, selain mengamati jalannya pembelajaran, peneliti juga melakukan
wawancara dengan siswa dan guru.Tahap analisis dan refleksi, dilakukan oleh peneliti dan
guru dengan melakukan refleksi dan menganalisis kekurang yang ada pada pembelajaran,
hasil pekerjaan siswa, hasil wawancara, dan hasil observasi. Rancangan pelaksanaan tindakan
siklus kedua dan ketiga dilakukan dengan tahapan seperti pada siklus pertama tetapi
didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil refleksi siklus pertama, sehingga
kelemahan yang terjadi pada siklus pertama tidak terjadi pada siklus kedua dan ketiga.5

d.Pengertian peningkatan

Peningkatan berasal dari kata tingkat yang berarti lapis atau lapisan dari sesuatu yang
kemudian membentuk susunan. Tingkat dapat juga berarti pangkat, taraf dan kelas.
Sedangkan peningkatan berarti kemajuan, secara umum peningkatan merupakan upaya untuk
menambah derajat, tingkat, dan kualitas maupun kuantitas. Peningkatan juga diartikan
penambahan keterampilan dan kemampuan agar menjadi lebih baik. Selain itu pencapaian
dalam proses, ukuran, sifat, hubungan dan sebagainya. Kata peningkatan biasanya digunakan
untuk arti yang positif. Contoh peningkatan hasil belajar, peningkatan keterampilan menulis,
peningkatan motivasi belajar. peningkatan dalam contoh diatas memiliki arti yaitu usaha
untuk membuat sesuatu menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Suatu usaha untuk
tercapainya suatu peningkatan biasanya diperlukan perencanaan dan eksekusi yang baik.
Perencanaan dan eksekusi ini harus saling berhubungan dan tidak menyimpang dari tujuan
yang telah ditentukan. Menurut Adi D. Dalam kamus bahasanya istilah peningkatan berasal
dari kata tingkat yang berarti berlapis-lapis dari sesuatu yang tersusun sedemikian rupa,
sehingga membentuk susunan yang ideal. Sedangkan peningkatan adalah kemajuan dari
seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa. Peningkatan adalah
proses, cara, perbuatan untuk menaikkan sesuatu untuk usaha kegiatan dalam memajukan ke
arah yang lebih baik lagi daripada sebelumnya.Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa peningkatan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh pendidik (guru) untuk membantu
5
Bintoro, dkk. (2014) Penerapan Tipe Picture and Picture untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas
IV SD Negeri 2 Ngadirojo Wonogiri Tahun Pelajaran 2013/2014. 1( 9).

19
pelajar (siswa) dalam meningkatakan proses pembelajaran sehingga dapat lebih mudah
mempelajarinya. Pembelajaran dikatakan meningkat apabila terdapat perubahan dalam proses
pembelajaran.6

e. Pengertian kemampuan

Kemampuan berasal dari kata “mampu” yang mempunyai arti dapat atau bisa.
Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri.
Sedangkan menurut Robbin kemampuan adalah kapasitas seseorang individu untuk
melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Lebih lanjutnya, Robbin mengungkapkan
bahwa kemampuan (ability) adalah kecakapan atau potensi seseorang untuk menguasai
keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu
penilaian atas tindakan seseorang.Beberapa definisi tentang kemampuan telah diungkapkan
oleh para ahli. Menurut Stepen P Robbins dalam bukunya Perilaku Organisasi kemampuan
adalah suatu kapasitas individu untuk melaksanakan tugas dalam pekerjaan tertentu. Menurut
Soelaiman kemampuan adalah sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang memungkinkan
seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya, baik secara mental ataupun fisik. Siswa dalam
suatu kelas meskipun dimotivasi dengan baik tetapi tidak semua memiliki kemampuan untuk
bekerja dengan baik.

Kemampuan dan keterampilan untuk mamainkan peranan utama dalam perilaku dan
kinerja individu. Sedangkan menurut Mc Shane Glinow kemampuan adalah kecerdasan-
kecerdasan alami dan kapabilitas dipelajari yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
tugas. Kecerdasan adalah bakat alami yang membantu siswa dalam mempelajari tugas-tugas
tertentu lebih cepat dan mengerjakannya lebih baik.Berdasarkan pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa kemampuan (Ability) adalah kecakapan atau potensi seseorang individu
untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu
pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang. Pembelajaran tematik yaitu
pembelajaran yang menggabungkan suatu konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda
dengan harapan siswa akan belajar lebih baik dan bermakna. (Majid 2014 : 87). Pernyataan
tersebut sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Sholehah (2017) yang menyatakan bahwa
pembelajaran tematik dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pembelajaran yang
mengintegrasikan materi dari beberapa mata pelajaran menjadi satu tema atau topik
pembahasan tertentu. Sumber lain yang ditemukan mengatakan bahwa pembelajaran tematik
merupakan sistem pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
6
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB259440849.pdf

20
beberapa mata pelajaran sehingga siswa memiliki pengalaman yang bermakna. (Pebriana dkk
: 2017).

Berdasarkan beberapa pengertian pembelajaran tematik menurut para ahli diatas,


dapat disimpulkan bahwa pengertian dari pembelajaran tematik yaitu pengintegrasian suatu
materi dari beberapa mata pelajaran menjadi suatu tema atau topik pembelajaran sehingga
siswa akan belajar lebih baik dan bermakna.

f. Pengertian pembelajaran tematik

Pembelajaran tematik yaitu pembelajaran yang menggabungkan suatu konsep dalam


beberapa bidang studi yang berbeda dengan harapan siswa akan belajar lebih baik dan
bermakna. (Majid 2014 : 87). Pernyataan tersebut sejalan dengan apa yang dikatakan oleh
Sholehah (2017) yang menyatakan bahwa pembelajaran tematik dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan pembelajaran yang mengintegrasikan materi dari beberapa mata pelajaran menjadi
satu tema atau topik pembahasan tertentu. Sumber lain yang ditemukan mengatakan bahwa
pembelajaran tematik merupakan sistem pembelajaran terpadu yang menggunakan tema
untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga siswa memiliki pengalaman yang
bermakna. (Pebriana dkk : 2017). 7

Berdasarkan beberapa pengertian pembelajaran tematik menurut para ahli diatas,


dapat disimpulkan bahwa pengertian dari pembelajaran tematik yaitu pengintegrasian suatu
materi dari beberapa mata pelajaran menjadi suatu tema atau topik pembelajaran sehingga
siswa akan belajar lebih baik dan bermakna. Karakteristik pembelajaran tematik berpusat
pada siswa (student centered) artinya siswa lebih banyak berperan aktif dan menempatkan
dirinya sebagai objek belajar. Sedangkan guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Yaitu
memberi kemudahan kapada siswanya dalam melakukan aktivitas belajar. Karakteristik
pembelajaran tematik yang kedua yaitu memberi pengalaman langsung. Artinya dalam
pembelajaran tematik siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sehingga dapat
digunakan untuk memahami hal-hal yang bersifat abstrak. Pemisahan mata pelajaran tidak
begitu jelas, artinya dalam pembelajaran tematik menampilkan materi materi yang dikemas
menjadi suatu tema atau topik tertentu dan berkaitan dengan kehidupan nyata siswa.
Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.

7
Putri, Maya. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Terhadap
Hasil Belajar IPS. Vol. 04 No. 03.

21
Artinya pembelajaran tematik menyajikan konsep yang diambil dari berbagai mata
pelajaran dengan tujuan siswa mampu memahami konsep tersebut secara utuh dan membantu
siswa dalam memecahkan masalah dalam kehidupan yang ada disekitarnya. Bersifat
fleksibel, artinya pembelajaran tematik bersifat luwes dimana guru dapat mengaitkan mata
pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. bahkan mengaitkan dengan kehidupan nyata siswa.
Karakteristik pembelajaran tematik yang terakhir yaitu memiliki prinsip belajar sambil
bermain dan menyenangkan, artinya siswa dalam pembelajaran tematik dapat belajar
sekaligus bermain dengan cara yang menyenangkan.

B. Penelitian terdahulu

Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan dan


selanjutnya untuk menemukan inspirasi baru untuk peneltiain selanjutnya di samping itu
kajian terdahulu membantu penelitian dapat memposisikan penelitian serta menujukkan
orsinalitas dari penelitian. Pada bagaian ini peneliti mencamtumkan berbagai hasil penelitian
terdahulu terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat
ringkasannya, baik penelitian yang sudah terpublikasikan atau belum terpublikasikan.

Berikut merupakan penelitian terdahulu yang masih terkait dengan tema yang penulis
kaji.Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Miftahul Husna (2021) dalam penelitiannya
yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Picture and Picture untuk meningkatkan
Kemampuan Menulis Karangan Narasi Dalam Pembelajaran Tematik Kelas IV MI
Mabniyatul Ihsan Balongwono ". Jenis penelitian ini merupakan deskriptif, dengan
menggunakan metode pendekatan kualitatif. Penelitian tentang metode Picture and picture
pernah dilakukan salah satunnya oleh frisca kumala dewi berjudul “Penerapan mode picture
and picture untuk meningkatkan kemampuan menulis deskripsi pada siswa kelas II SDN
Bringin 02 Semarang tahun ajaran 2013” , yang menunjukkan metode pembelajaran picture
and picture menunjukkan hasil yang positif dan siknifikan dibanding metode konvensional.

C. Kerangka Berpikir

Pencapaian prestasi belajar siswa kelas IV MI Mabniyatul Ihsan khususnya pada


materi Bahasa Indonesia masih rendah nilainya, dikarenakan siswa cenderung bersifat
individual kurang bisa bekerjasama dalam kelompok dan tidak bisa menyelesaikan tugas
yang diberikan sehingga mengakibatkan peningkatan kemampuan belajar siswa dalam
pembelajaran belum mencapai KKM. Kemudian guru hanya mengandalkan model ceramah

22
dan model penugasan berupa menjawab pertanyaan dan mengerjakan tugas yang ada di buku
siswa sehingga proses pembelajaran terlihat sangat monoton.

Metode pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Metode pembelajaran picture
and picture dapat dijadikan salah satu model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan
kemampuan siswa karena dengan pembelajaran picture and picture akan menjadi
menyenangkan. Selama hanya guru sebagai aktor didepan kelas, dan seolah-olah gurulah
sebagai satu-satunya sumber belajar. Metode apapun yang digunakan selalu menekankan
aktifnya peserta didik didalam setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus
memberikan suatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik.

Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang dikemukakan tersebut dapat dibuat
kerangka berpikir sebagai berikut :

23
Pembelajaran Tematik Kelas IV
MI Mabniyatul Ihsan

Belum menggunakan
Menggunakan metode
metode Picture and Picture
Picture and Picture

Pre Test
Post Test

Temuan

Analisis

Peningkatan Kemampuan

D. Asumsi Penelitian

24
1. Asumsi Penelitian

Penelitian ini dilandasi dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:

a. Menurut Zaenal (2014 hlm 18) model pembelajaran tipe kooperatif picture and picture
adalah model pembelajaran yang ditekankan pada gambar yang diurutkan menjadi urutan
yang logis, mengembangkan interaksi antar siswa yang saling asah, silih asih, dan silih asu.
Kerjasama (cooperation) adalah suatu usaha atau bekerja untuk mencapai suatu hasil (Baron
& Byane, 2000).

b. Menurut Mc. Donald dalam Sardiman A.M (2011 hlm 73) Motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan
tanggapan adanya tujuan.

c. Menurut Pasaribu dan Simanjuntak dalam Kamilah (2007 hlm 21) Mengartikan hasil
belajar sebagai hasil yang diperoleh oleh peserta didik setelah mengikuti suatu pendidikan
tertentu yang dapat ditentukan dengan memberi tes pada hasil pendidikan itu.

2. Hipotesis

Tindakan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah jika diterapkan metode picture
and picture dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada subtema Makananku sehat
dan bergizi tema 9 siswa kelas IV MI Mabniyatul Ihsan Balongwono, Trowulan, Mojokerto
semester dua tahun pelajaran 2021/2022.

BAB III

25
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekaan kualitatif dengan metode studi
kasus deskriptif. Penelitian ini tentang identifikasi kesulitan pembelajaran tematik, di MI
Mabniyatul Ihsan Balongwono dari angkatan 2021/2022. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor kesulitan pembelajaran tematik di MI Mabniyatul Ihsan
Balongwono. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Menurut Sugiono,
penelitian kualitatif adalah penelitian dimana peneliti ditempatkan sebagai instrument kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara penggabungan dan analisis data bersifat induktif
(Sugiono. 2010 : 9). Menurut Poerwandari (2005), penelitian kualitatif menghasilkan dan
mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara dan observasi. Kirk
dan Miller (dalam Moloeng) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai cara untuk
melakukan pengamatan langsung pada individu dan berhubungan dengan orang-orang
tersebut untuk mendapatkan data yang digalinya (Moleong, J.L.2002 : 3).

Dasar pemikiran digunakannya metode ini adalah karena penelitian ini ingin
mengetahui tentang fenomena yang ada dan dalam kondisi yang alamiah, bukan dalam
kondisi terkendali, labolatoris atau eksperimen. Di samping itu, karena peneliti perlu untuk
langsung terjun ke lapangan bersama objek penelitian sehingga jenis penelitian kualitatif
deskripstif kiranya lebih tepat untuk digunakan. Penelitian ini merupakan metode deskriptif
kualitatif yang menjadi focus dalam penelitian ini yaitu siswa MI Mabniyatul Ihsan
Balongwono kelas IV angkatan 2021/2022 data kualitatif akan digunakan untuk memperkuat
deskripsi yang disajikan oleh peneliti yaitu berupa materi secara singkat berupa tes picture
and picture.

B. Subyek/ Populasi dan Sampel Penelitian

- Subyek Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan subjek siswa sekolah dasar, maka penelitian
ini hanya akan membahas Tematik.

- Populasi

26
Populasi didalam penelitian ini adalah siswa kelas IV Jumlah 17 siswa MI
Mabniyatul Ihsan dari total 23 siswa kelas V yang mengikuti pembelajaran tematik
dengan keseluruhan jumlah 40 Siswa. Secara rinci jumlah siswa dapat dilihat dalam
tabel 1.1 sebagai berikut :

Tabel 1.1 jumlah populasi siswa kelas IV MI Mabniyatul Ihsan Balongwono.

No Kelas Jumlah Siswa Laki-Laki Jumlah Siswa Perempuan

1. IV 10 7

Jumlah total 17 Siswa

- Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data.
Sedangkan pengertian lain sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagian
sumber data dapat mewakili seluruh populasi.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling acak
sederhana. Dengan teknik ini, semua siswa dalam populasi memiliki kesempatan yang
sama untuk menjadi sampel. Menurut Sugiono (2009: 86-87). Dengan rincian subjek
kelas IV jumlah keseluruhan 17 siswa. Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau
keadaan tertentu yang akan diteliti.

C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan 2 variabel, yaitu variable bebas dan
variable terikat. Variable bebas (independent variable) atau variable X adalah
variable yang dipandang sebagai penyebab munculnya variable terikat yang diduga
sebagai akibatnya. Sedangkan variable terikat (dependent variable) atau variable Y
adalah varibel (akibat) yang dipradugakan yang bervariasi mengikuti perubahan dari
variabel –variabel bebas. Umumnya merupakan kondisi yang ingin kita ungkapkan
dan jelaskan.

27
1. Variabel Bebas (Independent variabel) : Metode Pembelajaran Picture and Picture
(X)
2. Variabel Terikat (dependent variabel) : Meningkatkan Kemampuan Menulis
Karangan Narasi dalam Pembelajaran Tematik Kelas IV Mabniyatul Ihsan
Balongwono (Y)

D. Instrument Penelitian

Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun social yang diamati, secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel
penelitian. Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup
yang ditujukan kepada responden yaitu siswa kelas IV MI Mabniyatul Ihsan Balongwono.

E. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di MI Mabniyatul Ihsan Balongwono,
Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Adapun alasan pemilihan lokasi
penelitian ini sebagai berikut : pertama, lokasi mudah untuk penulis jangkau,
kedua, adanya masalah yang menarik untuk diteliti, ketiga, pihak sekolah
memberi izin dan mendukung penelitian ini.
2. Waktu Penelitian Waktu
Penelitian yang dilaksanakan di MI Mabnyatul Ihsan Balongowono yaitu dengan
jangka waktu dari bulan November sampai Desember 2021.

G.Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relevan dengan persoalan diatas, maka data-data yang
diambil yakni data primer yaitu penggalian informasi di lapangan Metode yang digunakan
adalah sebagai berikut :

1.Perencanaan (planning)

Pada tahap ini dilakukan apa saja yang akan direncanakan untuk mengatasi masalah yang ada
di sekolah berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara awal. Peneliti dan guru
merencanakan apa saja yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada di sekolah
berdasarkan hasil pengamatan awal. Setelah peneliti dan guru mempunyai persamaan
persepsi terhadap permasalahan siswa dalam pembelajaran Tematik, maka peneliti bersama
guru merancang pelaksanaan pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajaran Tematik.
Dengan melihat kondisi siswa dan permasalahan yang ada di kelas, maka diputuskan

28
penggunaan metode picture and picture dengan media gambar yang diyakini mampu
meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa pada mata pelajaran Tematik
pokok bahasan Hemat Energi dan Kalimat Perintah MI Mbniyatul Ihsan Kelas IV
Balongwono 2011/2012.

Hal yang akan dilakukan dalam perencanaan adalah sebagai berikut:

a. Menetapkan waktu pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti bersama guru.
Penelitian diadakan sesuai jadwal mata pelajaran Tematik yang ada di Kelas IV MI
Mabniyatul Ihsan Balongwono, Trowulan, Mojokerto.

b. Membuat skenario pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti bersama guru, mulai
dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menetapkan materi pembelajaran,
metode dan media, menyiapkan instrumen penelitian serta lembar jawaban atas
instrumen tersebut.

2. Pelaksanaan tindakan atau perlakuan (acting)

Pada tahap ini, guru menerapkan langkah-langkah yang ada dalam perencanaan yaitu
dengan melaksanakan tindakan sesuai skenario yang telah dibuat dalam kegiatan
pembelajaran dan melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai materi yang telah ditentukan
dan memanfaatkan media dan alat belajar yang telah disiapkan.

3.Observasi atau pengamatan (observing)

Observasi atau pengamatan merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan.


Observasi terhadap proses tindakan yang dilaksanakan untuk mendokumentasikan pengaruh
tindakan yang berorientasi pada masa yang akan datang, dalam hal ini adalah kegiatan
selanjutnya, serta digunakan sebagai dasar untuk kegiatan refleksi yang lebih kritis.
Pengamatan dilakukan terhadap proses pembelajaran menggunakan lembar observasi untuk
guru dan siswa. Data yang dikumpulkan berupa data tentang proses mengajar guru dan
keaktifan siswa selama proses pembelajaran akibat implementasi tindakan. Hal tersebut,
semua dicatat dalam kegiatan observasi yang terencana secara fleksibel dan terbuka. Selain
itu, juga bertujuan untuk mengetahui tingkat ketercapaian sasaran pembelajaran yang
diharapkan.

4. Tes

29
Tes dilakukan untuk memperoleh data tentang peningkatan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Tematik.

H.Teknik Analisis Data

Data yang sudah diperoleh harus diolah atau dianalisis terlebih dahulu supaya dapat
mempunyai makna. Penulis menggunakan teknik analisis data kualitatif deskriptif, yaitu
memanfaatkan data kualitatif dan dijabarkan secara deskriptif. Analisis deskriptif digunakan
untuk menjelaskan minat siswa dalam pembelajaran seni budaya yang dilakukan dengan
metode Picture and picture , selain itu analisis ini digunakan untuk melihat perkembangan
kemampuan menulis karangan narasi pada anak-anak dan juga membandingkan tingkat
pemahaman yang dialami anak kelas IV MI Mabniyatul Ihsan Balongwono.

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013.
Jakarta : Prestasi Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pustaka Setia

Handayani, Dwi dkk. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Picture And Picture Berbantuan
Spesimen Pada Materi Invertebarata. Unnes Journal Of Biology Eduacation ISSN 2252-6579
Vol.2 No.3 Desember 2013 Hal 321. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj diakses pada
20 Juli 2014

Handayani, Sri. 2013. Efektifitas Model Pembeljaran Latihan (Drill) Dengan System
Penilaian Portofolio Pada Hasil Belajar Mengelola Sistem Kearsipan Kelas XI Adminiatrasi
Perkantoran SMK Negeri 1 Salatiga. Economic Education Analysis Journal ISSN 2252-6544
Vol.2 No.1 Mei 2013 Hal 18. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj diakses pada 20
Juli 2014 Herdy. 2011. Model Pembelajaran Picture And Picture http://herdy07wordpress
.com/category/61-model-pembelajaran/ (diakses 25 Februari 2014)

30
Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada Isjoni. 2009.
Pembelajaran Kooperarif.Pustaka. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Khairani, makmun. 2013. Psikologi Belajar.Yogyakarta: Aswaja Pressindo

Kurniawati. 2013. Pengaruh Metode Picture And Picture Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa
Kelas IV SD Semester Genap Di Gugus I Kecamatan Buleleng. Ejournal UNDIKSHA
Volume 1 No 5 http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/873/745
(diakses 15 Maret 2014)

Munzhiroh, Siti dkk. 2013. Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Dengan Menggunakan
Metode Picture And Picture Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra
Indonesia dan Pengajarannya ISSN 123020-6405 Vol.2 NO.1 April 2013 Hal. 1.
eprints.uns.ac.id/1332/1/2148-4835-1-SM.pdf diakses pada 20 Juli 2014

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Purwasih, Ria. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Picture And Picture
Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Di Kelas X Semester Genap SMA
Dipanegara Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi.UNIMED

Pramita, Ika Siti dkk. 2013. Peningkatan Keterampilan Berbicara Krama Lugu Siswa Kelas
II Melalui Picture And Picture.Joyful Learning Journal ISSN 2252 6366 Volume.2 No 3
Januari 2014.Hal 40. http://journal.unnes.ac.id/ sju/index.php/jll diakses pada 20 Juli 2014.

Rusman. 2012. Model – Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sagala,
Sayful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Bandung.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Kencana: Jakarta

31
32

Anda mungkin juga menyukai