KAJIAN PUSTAKA
2.1 PEMBELAJARAN
2.1.1 Pengertian Pembelajaran
guru, materi, pola interaksi, media dan teknologi, situasi belajar dan
sistem. Masih ada pendidik yang kurang menguasai materi dan dalam
jelaskan. Dengan kata lain siswa tidak diberi peluang untuk berfikir
1
Soni Susiamto “Pembelajaran Sejarah Oleh Guru Yang Berlatar Belakang Pendidikannon Sejarah Di Sma
Swasta Kabupaten Demak”2017.
2Matdio.Siahaan “Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap DuniaPendidikan”(JKI) Jurnal Kajian Ilmiah.
Edisi Khusus No. 1 (Juli 2020)
juga terkendala sinyal jaringan yang terkadang putus, sebab faktor
hujan atau listrik padam. banyak siswa dan wali siswa meresa resah
atas pandemi yang terjadi ini karena sebagian wali siswa menganggap
pembelajaran secara online ini kurang maksimal selain menambah
pengelauaran kouta internet yang besar siswa juga terkadang tidak
serius dalam mengikuti pembelajaran secara daring ini..
2.2 PEMBELAJARAN E-LEARNING ATAU DARING
E-learning. Kata ini terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang
merupakan singkatan dari ‘electronica’ dan ‘learning’ yang berarti
‘pembelajaran’. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan
menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika. E-learning merupakan
salah satu bentuk metode pembelajaran yang dipersepsikan bersifat
student centered. Pemanfaatan e-learning diharapkan dapat memotivasi
peningkatan kualitas pembelajaran dan materi ajar, kualitas aktivitas dan
kemandirian mahasiswa, serta komunikasi antara dosen dengan
mahasiswa maupun antar mahasiswa (Hayati, 2020).
Secara umum terdapat dua persepsi dasar tentang E-Learning (Beleving,
2016) yaitu:
2.2.1 Electronic based learning, yang mengandung maksud
pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi, terutama yang berupa elektronik sebagai
medianya. Tidak hanya internet, Semua perangkat elektronik
seperti film, video, kaset, OHP, Slide, LCD, projector, dan
lainnya juga dapat digunakan untuk menunjang proses
pembelajaran.
2.2.2 Internet Based, memiliki arti pembelajaran yang
menggunakan fasilitas internet yang bersifat online sebagai
instrument utamanya. Artinya, memiliki persepsi bahwa e-
learning haruslah menggunakan internet yang bersifat online,
yaitu fasilitas komputer yang terhubung dengan internet.
Sehingga pembelajaran dapat dilakukan dimana saja selama
peserta didik memiliki perangkat komputer dan terhubung
dengan internet (tidak terbatas ruang dan waktu)3
3
Nawang Galuh Safitri1 , Alfiatus Zulfa2, Anggie Cristanti3, Puji Rahayu Wulandari4, Evridha Nisaa Islami5
”Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Penerapan Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar"
2.3 DAMPAK PANDEMI COVID-19
mencapai tujuan.
diri secara oftimal, sehingga mampu berbuat yang lebih baik, berprestasi
dan kreatif14. Kemudian menurut Clayton Aldelfer dalam H. Nashar,
motivasi belajar adalah suatu dorongan internal dan eksternal yang
2.5 PENDIDIK
5
Sohariah. T “Pengaruh Motivasi Orang Tua Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswadi Pesantren
Bahrul Ulum Bontorea Kabupaten Gowa” Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Uin Alauddin Makassar
2010
masyarakat merasakan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh pihak
akademisi sampai benar-benar bisa dirasakan masyarakat manfaat dari
solusi yang disampaikan oleh pihak akademisi khususnya di SDN 1
Tengket Arosbaya. Pengabdian Kepada Masyarakat juga seharusnya bisa
dilaksanakan walaupun masa Pembatasan Sosial Berskala Besar ini,
dengan menerapkan Social Distancing dan Physikal Distancing mungkin
tidak maksimal yang dicapai tapi minimal sudah ikut serta mengurangi
beban masyarakat agar mereka bangun dari keterpurukan ini,
Hal inilah yang terus digali lebih dalam oleh pihak akademisi,
tentunya terus difasilitasi oleh pihak sekoah , atau membantu pemerintah
untuk menyalurkan bantuan social atau ikut serta membantu pemerintah
untuk memonitor apakah bansos tersebut sampai kepada pihak yang patut
menerima bantuan tersebut dengan mendata ulang6.
Tugas dan peran guru atau pendidik tidaklah terbatas di dalam
masyarakat, bahkan guru pada hakikatnya merupakan komponen strategis
yang memilih peran yang penting dalam gerak maju kehidupan bangsa.
Bahkan keberadaan guru tidak bisa merupakan faktor yang tidak mungkin
digantikan oleh komponen mana pun dalam kehidupan bangsa sejak dulu.
Dalam proses belajar mengajar guru beperan sebagai pendidik sekaligus
pembimbing mempunyai tugas untuk meningkatkan kualitas belajar dan
hasil mengajar, dimana dalam hal ini pengorganisasian materi pelajaran
menjadi penting karena pengemasan materi pelajaran sangat berpengaruh
pada hasil belajar siswa.
2.6 SISWA
6
Matdio.Siahaan “Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap DuniaPendidikan”(JKI) Jurnal Kajian Ilmiah. Edisi
Khusus No. 1 (Juli 2020)
jawab, pola hidup, kepribadian, watak, semangat, dan cita-cita serta
aktivitas7.
Namun banyak juga siswa merasa stres karena di saat belajar, ia
juga masih harus membantu orang tua mengurusi pekerjaan rumah,
masak, membereskan rumah dan lain- lain, karena tidak enak melihat
orang tua mengerjakan hal tersebut.ini disampaikan oleh siswa saya
ketika diskusi via Whatapp. Permintaan dari siswa agar tugas jangan
terlalu banyak diberikan oleh guru, kalau ada tugas sebaiknya diberikan
waktu agak longgar agar mereka tetap bisa fokus dan imun tubuh mereka
tetap terjaga, soalnya kalau beban terlalu berat maka mereka mengerjakan
seperti asal-asalan. Karena mereka perlu juga waktu untuk istirahat agar
mereka tetap konsentrasi supaya ilmu yang diterima bisa meresap. Yang
mereka sukai adalah menjawab soal-soal yang memberikan mereka
hiburan, agar mereka tertarik membaca atau berupa video/ppt.
Sebenarnya mereka juga ingin membangun disiplin yang tinggi di
rumah. Dengan terbentuknya pola pikir yang siap unggul dalam
menghadapi kompleksitas dan kerumitan yang akan muncul pada masa
mendatang, menjadi bekal penting bagi setiap individu. Masa pandemi
covid-19 ini akan masuk menjadi new normal, walau siswa masih penuh
keterbatasan mereka tetap berusaha keras demi masa depan yang lebih
cerah.
7
Nawang Galuh Safitri1 , Alfiatus Zulfa2, Anggie Cristanti3, Puji Rahayu Wulandari4, Evridha Nisaa Islami5
”Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Penerapan Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar"2017
pendamping di rumah merupakan role model perubahan sikap bagi siswa
dalam berperilaku dan menghadapi permasalahan saat ini. Orang tua
harus mampu belajar kembali bersama anak-anak di rumah. Sekaligus,
menanamkan pola berpikir yang positif sehingga menghadapi pandemi
ini, sebagai sebuah pola hidup baru yang harus dibiasakan untuk dijalani
karena menjadi New Normal walaupun dengan protokoler yang ketat.
Motivasi dari orang tua sangat penting bagi siswa pada masa
pandemi covid-19 ini, sebab anak usia sekolah dasar umumnya lebih suka
bermain dibanding belajar dan ditambah dengan kondisi covid-19 dengan
pembelajaran daring tidak menutup kemungkinan bahwasannya siswa
akan cenderung malas belajar tentu saja dengan berbagai faktor seperti
Android yang kurang memadai, jariangan atau siswa yang gagap
teknologi.
Peran orang tua adalah upaya aktif ayah dan ibu atau wali dalam
membimbing, memotivasi, memfasilitasi, serta memberikan perhatian
atau pengawasan pada anak demi mendukung anaknya untuk mencapai
prestasi belajar yang lebih baik sebagaimana yang dipersepsikan anak.
Motivasi belajar adalah daya penggerak atau faktor pendorong di
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang dapat dilihat
dari timbulnya semangat atau perasaan senang pada diri peserta didik
untuk mengikuti pelajaran, keseriusan peserta didik dalam menyimak
penjelasan guru, kemandirian dalam belajar, keuletan dalam menghadapi
kesulitan dan adanya keinginan untuk berprestasi atau mendapatkan hasil
yang terbaik.
Prestasi belajar adalah tingkat pencapaian atau penguasaan siswa
terhadap mata pelajaran yang telah diajarkan dalam kurun waktu selama
satu semester yaitu semester 1 (satu) Penyediaan fasilitas belajar dan
lingkungan belajar yang nyaman, tenang dan aman akan mendorong
peserta didik untuk lebih semangat dalam belajar dan meraih prestasi
yang optimal. Selain penyediaan fasilitas belajar dan materi perlu adanya
perhatian terkait dengan kegiatan belajar anak karena fasilitas yang
mewah jika tidak dimanfaatkan dengan baik tidak akan dapat mendukung
peningkatan prestasi belajar siswa. Perhatian orang tua terhadap aktivitas
belajar anak di rumah mempunyai arti penting untuk meningkatkan
semangat anak dalam meraih prestasi belajar yang optimal. Keberhasilan
belajar anak di sekolah harus didukung perhatian orang tua, baik
psikologis maupun pemenuhan fasilitas belajar.
Menurut Slameto (2010: 60) “Cara orang tua mendidik anaknya
besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya”, jadi keberhasilan belajar
peserta didik juga dipengaruhi oleh pola asuh orang tua peserta didik.
Pola asuh orang tua berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Pola asuh
orang tua ada yang bersifat overprotection (terlalu melindungi),
permissiveeness (mem- berikan kebebasan), rejection (acuh tak acuh),
acceptence (kasih sayang yang tulus), domination (mendominasi anak),
sibmission (memanjakan) dan overdiclipline (Chasiyah, dkk. 2009: 83).
Latar belakang orang tua siswa yang berbeda-beda baik dari segi
pekerjaan atau kesibukan, kondisi ekonomi dan lain-lain memengaruhi
juga macam perhatian yang diberikan kepada anak-anaknya. Orang tua
yang bersifat overprotection akan menimbulkan sikap
ketergantungan pada diri anak. Misalnya, orang tua terus menerus
memberikan bantuan pada anak meskipun anaknya sudah bisa melakukan
hal tersebut. Ini akan menyebabkan tidak adanya kemandirian pada diri
anak. Hal ini sama halnya dengan perhatian yang bersifat sibmission yaitu
memanjakan anaknya. Apapun yang diminta anak orang tua
c e n d e r u n g menuruti walaupun sebenarnya itu tidak bermanfaat untuk
kegiatan belajar siswa8.
Perhatian yang terlalu disiplin (overdiclipline) juga bukan hal
yang baik diterapkan dalam keluarga karena akan menimbulkan sikap
berontak pada anak karena anak merasa tertekan dan tidak bisa
mengungkapkan pendapat- nya. Apalagi perhatian kepada anak yang
bersifat acuh tak acuh (rejection) tidak mempedulikan kegiatan belajar
anak, kebutuhan anak dan lain-lain. Jika orang tua bersikap acuh tak acuh
pada anaknya, anak akan merasa tidak dipedulikan dalam keluarga
sehingga anak cenderung pendiam dan sulit bergaul dengan
lingkungannya selain itu akan menimbulkan rasa malas dalam kegiatan
belajar. Pola asuh yang demikian itu tidak diharapkan diterapkan dalam
8
Desy Puri Sahara “ Pengaruh Peran Orang Tua Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ips Sd Negeri
Di Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa 2018
keluarga karena akan memberikan dampak yang tidak baik bagi anak-
anak. Perhatian yang seharusnya dilakukan orang tua adalah perhatian
yang bersifat acceptence, yaitu perhatian yang penuh dengan kasih
sayang yang tulus, menempatkan anak dalam posisi yang penting dalam
keluarga, memberikan arahan kepada anak, serta selalu membangun
hubungan yang harmonis dalam keluarga. Dengan demikian akan tercipta
suasana rumah yang nyaman untuk anak, yang akan mendorong anak
untuk lebih semangat dalam belajar. Arahan dari orang tua tentang
pentingnya belajar dan disertai bimbingan dari orang tua terhadap anak
akan dapat menimbulkan semangat belajar yang tinggi pada anak
sehingga anak semangat serta akan mudah dalam mencapai prestasi
belajar yang optimal9.
9
Siska Eko Mawarsih, Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Motivasi Belajar terhadap Presatsi Belajar Siswa
SMA Negeri Jumapolo, Juni 2013. JUPE UNS, Vol. 1,No. 3, Hal 1 s/d 13