Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KPPK

PROGRAM KELUARGA BERENCANA

DOSEN PENGAMPU:

Deni Maryani, S.ST., M.Keb

Disusun oleh Kelompok 5:

1. Novita Rahma F0G020003


2. Nabilah Saniyyah F0G020006
3. Sinta Arjanah F0G020010
4. Fitri Khasanah F0G020035
5. Rizky Sherli F0G020036
6. Irma Mutiara S F0G020038
7. Nadia Lefiani F0G020040
8. Fhany Ramadina F F0G020090

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGATAR

Bismillah hirrohmanirrohim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penyaji sampaikan kehadiran Allah SWT ,berkat segala rahmat dan
karunia-Nya penulis telah dapat menyusun sebuah makalah .Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah”kesehatan perempuan dan perencanaan
keluarga(kppk)”.Penyusun menyadari akan keterbatasan makalah yang telah disusun
ini.Oleh karena itu,saran dan kritik pembaca sangat diperlukan demi kesempurnaan
makalah ini.

Penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen


pengampu pada mata kuliah ” kesehatan perempuan dan perencanaan keluarga(kppk)”.
Kepada Bunda Deni Maryani.S,ST.,M.keb yang telah telah memberikan saran,motivasi
dan bimbingan kepada kelompok kami sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini.Semoga makalah yang kami buat ini bisa bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bengkulu, 07 Maret 2022

Penyusun,

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang
2. Rumusan masalah
3. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

B. Program Keluarga Berencana

1. Pengertian program Keluarga Berencana


2. Tujuan program Keluarga Berencana
3. Sasaran program Keluarga Berencana
4. Ruang lingkup program Keluarga Berencana
5. Strategi Pendekatan dan cara Operasional program Pelayanan Keluarga
Berencana
6. Dampak Program KB terhadap pencegahan kelahiran
7. Hak-Hak konsumen KB

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan
2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Program keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri
untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
diinginkan, mengatur jarak interval kehamilan, merencanakan waktu kelahiran yang
tepat dalam kaitanya dengan umur istri, serta menentukan jumlah anak dalam
keluarga.
Konsep keluarga berencana telah banyak dikemukakan para ahli. Menurut Hartanto
(2004), Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau
pasangan suami istri untuk mendapatkan objek tertentu, yaitu:

(1) menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,

(2) mendapat kelahiran yang diingikan,

(3) mengatur interval dintara kehamilan,

4) menentukan jumlah anak dalam keluarga.

2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu pengertian program KB

2. Apa saja tujuan dari program KB

3. Siapa saja sasaran dari program KB

4. Apa saja ruang lingkup dari program KB

5. Apa saja Strategi pendekatan dan cara operasional yang dilakukan dari
program KB

6. Apa saja dampak dari program KB terhadap pencegahan kelahiran

7. Apa saja hak-hak dari konsumen terhadap KB


3. TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa itu pengertian program KB

2. Untuk mengetahui apa saja tujuan dari program KB

3. Untuk mengetahui siapa Saja sasaran program KB

4. Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup dari program KB

5. Untuk mengetahui apa saja strategi dan cara operasional dari program KB

6. Untuk mengetahui apa saja dampak KB terhadap pencegahan kelahiran

7. Untuk mengetahui apa saja hak- hak dari konsumen KB


BAB II

PEMBAHASAN

A. Keluarga Berencana

1. Pengertian Program Keluarga Berencana

Program keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri
untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
diinginkan, mengatur jarak interval kehamilan, merencanakan waktu kelahiran yang
tepat dalam kaitanya dengan umur istri, serta menentukan jumlah anak dalam
keluarga.
Konsep keluarga berencana telah banyak dikemukakan para ahli. Menurut Hartanto
(2004), Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan
suami istri untuk mendapatkan objek tertentu, yaitu:

1) menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,

2) mendapat kelahiran yang diingikan,

3) mengatur interval dintara kehamilan,

4) menentukan jumlah anak dalam keluarga.

Sesuai dengan (BKKBN,2015) keluarga berencana adalah upaya untuk mewujudkan


keluarga yang berkualitas melalui promosi, perlindungan, dan bantuan dalam
mewujudkan hak-hak reproduksi serta penyelenggaraan pelayanan, pengaturan dan
dukungan yang diperlukan untuk membentuk keluarga dengan usia kawin yang ideal,
mengatur jumlah, jarak, dan usi ideal melahirkan anak, mengatur kehamilan dan
membina ketahanan serta kesejahteraan anak. Selanjutnya Mukti (2000) menyatakan
keluarga berencana adalah sebagai upaya ikhtiar untuk memberikan jaminan
kesehatan, untuk sang anak maupun ibu, jaminan pendidikan merupakan bekal yang
sangat berharga untuk kehidupan kelak dalam masyarakat, untuk memenuhi
kesejahtraan dan kemakmuran keluarga lahir dan batin.
Selanjutnya Marjo (1998) mengatakan keluarga berencana adalah menjarangkan/
mengatur kehamilan dengan harapan perhitungan keseimbangan ekonomi, baik untuk
pendidikan anak-anak dan lain-lain, dan hal ini dilakukan dengan menggunakan alat
kontrasepsi.

Berdasarkan UU No 52 Tahun 2009, keluarga berencana adalah suatu program


masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk
berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia
melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil bahagia dan sejahtera

2. Tujuan Keluarga Berencana

Menurut Kemenkes, (2014) tujuan dari program keluarga berencana dan pelayanan
kontrasepsi adalah:

a. Mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan cara menekan Laju


Pertumbuhan Penduduk (LPP). Pertambahan penduduk yang tidak terkendali
akan mengakibatkan kesenjangan bahan pangan karena prbandingan yang
tidak sesuai dengan jumlah penduduk. Hal ini tentunya juga akan diikuti
dengan penuran angka kelahiran atau disebut Total Fertility Rate dari 2,78
menjadi 2.0 per wanita pada tahun 2015.

b. Mengatur kehamilan dengan cara menunda usia perkawinan hingga benar-


benar matang., menunda kehamilan, menjarangkan kehamilan. Serta untuk
menghentikan kehamilan bila dirasakan telah memiliki cukup anak.

c. Membantu dan mengobati kemandulan atau infertilisasi bagi pasangan yang


telah menikah lebih dari satu tahun dan ingin memiliki anak tetapi belum
mendapat keturunan.

d. Sebagai married conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan
yang akan menikah. Dengan harapan nantinya pasangan tersebut memiliki
pengetahuan untuk membentuk keluarga yang sejahtera dan berkualitas.

e. Tercapainya norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera serta


membentuk keluarga yang berkualitas.
3. Sasaran Gerakan KB

Sasaran KB adalah orang yang dapat berperan sebagai objek maupun subjek dalam
gerakan keluarga berencana terutama pasangan usia subur yang berusia 15-49 tahun.
Menururt Handayani (2010) sasaran KB yaitu sasaran langsung dan tidak langsung.
Sasaran langsung yakni pasanga usia subur yang bertujuan untuk menurunkan tingkat
kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan, dan sasaran tidak
langsung yakni pelaksana dan pengelola KB dengan cara menurunkan tingkat
kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka
mencapai keluarga yang bekualitas, keluarga sejahtera.
Selanjutnya Aputra (2004) mengatakan sasaran gerakan KB adalah generasi muda
yang dapat berperan sebagai subjek maupun secara objek dalam gerakan KB.Untuk
mempertajam sasaran gerakan KB dibedakan dalam sasaran awal dan sasaran akhir.

1.Sasaran awal

a. Organisasi kepemudaan.

Organisasi kepemudaan meliputi perkumpulan pemuda yang tumbuh dan


berkembang berdasarkan kepentigan pembinaan generasi muda pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya seperti antara lain KNPI, Pramuka,
Karang Taruna, OSIS, Remaja Mesjid dan Lembaga Kemahasiswaan.

b. Instansi pemerintah

Instansi pemerintah meliputi Depertemen Lembaga Pemerintah lainnya baik


secara langsung ataupun tidak langsung mempunyai kaitan dengan kegiatan
gerakan KB, seperti antara lain: Depertemen pendidikan & Kebudayaan,
Depertemen Sosial, Depertemen Tenaga Kerja, Kantor Menteri Pemuda dan
Olahraga, dan Badan Koordinasi Penyelenggaraan dan Pembinan Generasi
Muda.

c. Instusi masyarakat

Instusi masyarakat meliputi organisasi yang tumbuh dan berkembang


berdasarkan kepentingan dan kebutuhan masyarakat sendiri, yang mempunyai
kaitan langsung ataupun tidak langsung dengan seperti antara lain: PKK,
LKKNU.

2.Sasaran Akhir

a) Pasangan suami istri yang hidup bersama dalam satu rumah atau tidak, dimana
istri berumur antara 20-45 tahun.

b) Seluruh generasi muda dengan prioritas sasaran yang berusia antara 15 – 24


tahun.

4. Ruang Lingkup Program KB

Berikut ini merupakan komponen ruang lingkup pelayanan KB yang dapat di berikan
kepada masyarakat.

1. Komunikasi informasi dan edukasi KIE.

2. Konseling

3. Pelayanan kontrasepsi.

4. Pelayanan infertilitas.

5. Pendidikan seksual.

6. Konsultasi pra perkawinan dan konseling perkawinan.

7. Konsultasi genetik.

8. Tes keganasan.

9. Adopsi.

Berbagai program dalam ruang lingkup program KB adalah sebagai berikut.

1. Program keluarga berencana Kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut

 Peningkatan pelayanan keluarga miskin, askeskin.

 Pengembangan kebijakan dan strategi nasional KB rumah sakit serta fasilitas


pelayanan kesehatan rawat inap.Universitas Sumatera Utara
 Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kontrasepsi.

 Jaminan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi bagi keluarga miskin dan
pelayanan swasta.

 Peningkatan akses informasi dan pelayanan KB pria.

 Peningkatan advokasi dan pelayanan komunikasi informasi dan edukasi serta


kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak.

2. Program Kesehatan reproduksi remaja KRR Kegiatan yang dilaksanakan


sebagai berikut.

 Penyusunan buku dan materi KRR

 Penyuluhan dan penyebaran informasi penyelenggaraan KRR melalui momen


strategis.

 Pemantauan dan evaluasi.

 Pembinaan program melalui seminar dan pentaloka.

 Pengembangan modul dan sistem pembelajaran.

3. Program peningkatan ketahanan dan pemberdayaan keluarga Kegiatan yang


dilaksanakan sebagai berikut.

 Peningkatan kemitraan dalam pembinaan ketahanan keluarga.

 Kegiatan komunikasi informasi dan edukasi serta program peningkatan kualitas


lingkungan keluarga

 Peningkatan kegiatan pemberdayaan ketahanan keluarga.

 Peningkatan kegiatan pemberdayaan ekonomi keluarga.

4. Program penguatan kelembagaan keluarga kecil berkualitas Kegiatan yang


dilaksanakan sebagai berikut.

 Peningkatan pelembagaan dan jejaring KB dan KR.


 Peningkatan peran serta masyarakat dan pemberdayaan petugas lini lapangan.

 Perkuat jaringan kemitraan.

 Peningkatan keterpaduan melalui kegiatan melalui kegiatan pada berbagai


momentum besar.

 Pemantapan mekanisme operasional

5. STRATEGI PENDEKATAN DAN CARA PROGRAM PELAYANAN KB

A. Strategi pendekatan dalam program keluarga berencana antara lain :

1. Pendekatan kemasyarakatan (community approach).\

Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta masyarakat


(kepedulian) yang dibina dan dikembangkan secara berkelanjutan.

2. Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach).

Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan


keluarga sejahtera sehingga dapat saling menunjang dan mempunyai
kekuatan yang sinergik dalam mencapai tujuan dengan menerapkan
kemitraan sejajar.

3.Pendekatan integrative (integrative approach).

pelaksanaan kegiatan pembangunan agar dapat mendorong dan


menggerakkan potensi yang dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat
menguntungkan dan memberi manfaat pada semua pihak.

4. Pendekatan kualitas (quality approach).

Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan


(provider) dan penerima pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan
kondisi.

5. Pendekatan kemandirian (self rellant approach)


Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan masyarakat
yang telah mampu untuk segera mengambil alih peran dan tanggung jawab
dalam pelaksanaan program KB nasional.

6. Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach).

Strategi tiga dimensi program kb sebagai pendekatan program kb nasional.


strategi ini diterapkan atas dasar survei terhadap kecenderungan respon
pasangan usia subur (PUS) di Indonesia terhadap ajakan (KIE) untuk berkb.
Berdasarkan hasil survei tersebut respon pus terhadap KIE kb terbagi dalam
3 kelompok :

1)  15% pus langsung merespon ya untuk ber kb.

2)  15% - 55% pus merespon ragu-ragu untuk ber kb.

3)   30% pus merespon tidak untuk ber kb.

Strategi 3 dimensi ini juga diterapkan untuk merespon kemendesakkannya untuk


scepatnya menurunkan TFR dan membudayakan NKKBS sebagai normaprogram
KBN .Strategi dimaksud dibagi dalam 3 tahap pengelolahan program KBN sebagai
berikut :

1. Tahap perluasan jangkauan

Pada tahap ini penggarapan program lebih di fokuskan kepada sasaran :

a. Coverage Wilayah

Penggarapan wilayah adalah penggarapan program kb lebih diutamakan pada


penggarapan wilayah potensial seperti wilayah jawa bali yaitu propinsi jawa barat,
jawa tengah, jawa timur, dan bali dengan kondisi jumlah peduduk dan laju
pertumbuhan yang besar.

b. Coverage Khalayak

Diarahkan pada upaya menjadi akseptor kb sebanyak banyaknya pada tahap ini
pendekatan pelayanan kb didasarkan pada pendekatan klinik.

2. Tahap Pelembagaan
Tahap ini diterapkan untuk menganti simpasi keberhasilan pada tahap potensi yaitu
tahap perluasan jangkauan. Pada tahap ini Coverage Wilayah diperluas menjangkau
propinsi propinsi diluar jawa sampai bali dengan sebutan propinsi luar jawa bali yaitu:
Propinsi-propinsi dipulau sumatera, sebahagian pulau kalimatan, pulau
sulawesi.Sedangkan pda tahap ini Coverage khalayak diarahkan pada jangkauan PUS
yang ragu-ragu dengan merangsang timbulnya partisipasi masyarakat sebagai
pengelola program yang seperti PPKBD (Pos LB Desa, Sub Pos KB dan LSM
lainnya).

Pada tahap ini indikator kuantitatif kesertaan berKB pada kisaran 45% - 65% dengan
prioritas pada pelayanan kontrasepsi Methode Jangka Panjang (MJP) dengan
memanfaatkan momentum-momentum besar.

3. Tahap pembudayaan program kb

Pada tahap ini Coverage Wilayah diperluas menjangkau propinsi-propinsi diseluruh


Indonesia . Sedangkan Coverage khalayak diperluas menjangkau sisa PUS yng
menolak, oleh peserta itu pendekatan program KB dilengkapi dengan pendekatan
Takesra dan Kukesra.

B. Cara Operasional Program Pelayanan KB.

Cara operasional program pelayanan KB meliputi :

1. Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).

Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi dilakukan dengan memberikan


penerangan konseling, advokasi, penerangan kelompok (penyuluhan) dan
penerangan massa melalui media cetak, elektronik. Dengan penerangan,
motivasi diharapkan meningkat sehingga terjadi peningkatan pengetahuan,
perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam berKB, melalui pendewasaan
usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga sehingga tercapai Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).

2. Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB.


Dikembangkan program reproduksi keluarga sejahtera. Para wanita baik
sebagai calon ibu atau ibu, merupakan anggota keluarga yang paling rentan
mempunyai potensi yang besar untuk mendapatkan KIE dan pelayanan KB
yang tepat dan benar dalam mempertahankan fungsi reproduksi. Reproduksi
sehat sejahtera adalah suatu keadaan sehat baik fisk, mental dan kesejahteraan
sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi
serta proses reproduksi. Bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan
kecacatan serta dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi
kebutuhan hidup spiritual dan material, bertaqwa kepada Tuhan YME,
memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antara
keluarga  dengan lingkungan.Dalam mencapai sasaran reproduksi sehat,
dikembangkan 2 gerakan yaitu: pengembangan gerakan KB yang makin
mandiri dan gerakan keluarga sehat sejahtera dan gerakan keluarga sadar
HIV/AIDS. Pengayoman, melalui program ASKABI (Asuransi Keluarga
Berencana Indonesia), tujuan agar merasa aman dan terlindung apabila terjadi
komplikasi dan kegagalan.

3. Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah.

PSM ditonjolkan (pendekatan masyarakat) serta kerjasama institusi


pemerintah (Dinas Kesehatan, BKKBN, Depag, RS, Puskesmas).

4. Pendidikan KB.

Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik petugas KB, bidan,
dokter  berupa pelatihan konseling dan keterampilan.

6. DAMPAK PROGRAM KB TERHADAP PENCEGAHAN KELAHIRAN

1).Untuk ibu, dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran maka manfaatnya
:

 Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang


kali dan terlalu pendek.
 Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya
waktu yang cukup untuk mengasuh anak, beristirahat, dan menikmati
waktu luang serta melakukan kegiatan lainnya.

2).Untuk anak-anak yang dilahirkan, manfaatnya:

 Anak dapat tumbuh secara wajar karena ibu yang mengandungnya dalam
keadaaan sehat.

 Sesudah lahir, anak mendapat perhatian, pemeliharaan dan makanan yang


cukup karena kehadiran anak tersebut memang diinginkan dan
direncanakan.

3). Untuk anak-anak yang lain, manfaatnya:

 Memberi kesempatan kepada anak agar perkembangan fisiknya lebih


baik, karena setiap anak memperoleh makanan yang cukup dari sumber
yang tersedia dalam keluarga.

 Perkembangan mental dan sosialnya lebih sempurna karena pemeliharaan


lebih baik dan lebih banyak waktu yang dapat diberikan oleh ibu untuk
setiap anak.

 Perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena sumber-


sumber pendapatan keluarga tidak habis untuk mempertahankan hidup
semata-mata.

4). Untuk ayah, memberikan kesmpatan kepadanya agar dapat:

 Memperbaiki kesehatan fisiknya.

 Memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena kecemasan berkurang


serta lebih banyak waktu terluang untuk keluarganya.

5). Untuk seluruh keluarga, manfaatnya:

Kesehatan mental, fisik, sosial setiap anggota keluarga tergantung dari kesehatan
seluruh keluarga. Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatan yang lebih
banyak untuk memperoleh pendidikan (Handayani, 2010).
7. HAK-HAK KONSUMEN KB

1) Hak atas informasi

Hak untuk mengetahui segala manfaat dan keterbatasan pilihan metode


perencanaan keluarga.

2) Hak akses.

Yaitu hak untuk memperoleh pelayanan tanpa membedakan jenis kelamin,


agama dan kepercayaan, suku, status sosial, status perkawinan dan lokasi.

3) Hak pilihan.

Hak untuk memutuskan secara bebas tanpa paksaan dalam memilih dan


menerapkan metode KB.

4) Hak keamanan

Yaitu hak untuk memperoleh pelayanan yang aman dan efektif.

5) Hak privasi

Setiap konsumen KB berhak untuk mendapatkan privasi atau bebas dari


gangguan atau campur tangan orang lain dalam konseling dan pelayanan
KB.

6) Hak kerahasiaan

Hak untuk mendapatkan jaminan bahwa informasi pribadi yang diberikan


akan dirahasiakan.

7) Hak harkat
Yaitu hak untuk mendapatkan pelayanan secara manusiawi, penuh
penghargaan dan perhatian.

8) Hak kenyamanan

Setiap konsumen KB berhak untuk memperoleh kenyamanan dalam


pelayanan.

9) Hak berpendapat

Hak untuk menyatakan pendapat secara bebas terhadap pelayanan yang


ditawarkan.

10) Hak keberlangsungan

Yaitu hak untuk mendapatkan jaminan ketersediaan metode KB secara


lengkap dan pelayanan yang berkesinambungan selama diperlukan.

11) Hak ganti rugi

Hak untuk mendapatkan ganti rugi apabila terjadi pelanggaran terhadap


hak konsumen. 
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Program keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri
untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
diinginkan, mengatur jarak interval kehamilan, merencanakan waktu kelahiran yang
tepat dalam kaitanya dengan umur istri, serta menentukan jumlah anak dalam
keluarga.

Menurut Kemenkes, (2014) tujuan dari program keluarga berencana dan pelayanan
kontrasepsi adalah:

a. Mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan cara menekan Laju


Pertumbuhan Penduduk (LPP). Pertambahan penduduk yang tidak terkendali
akan mengakibatkan kesenjangan bahan pangan karena prbandingan yang
tidak sesuai dengan jumlah penduduk. Hal ini tentunya juga akan diikuti
dengan penuran angka kelahiran atau disebut Total Fertility Rate dari 2,78
menjadi 2.0 per wanita pada tahun 2015.

b. Mengatur kehamilan dengan cara menunda usia perkawinan hingga benar-


benar matang., menunda kehamilan, menjarangkan kehamilan. Serta untuk
menghentikan kehamilan bila dirasakan telah memiliki cukup anak.

c. Membantu dan mengobati kemandulan atau infertilisasi bagi pasangan yang


telah menikah lebih dari satu tahun dan ingin memiliki anak tetapi belum
mendapat keturunan.
d. Sebagai married conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan
yang akan menikah. Dengan harapan nantinya pasangan tersebut memiliki
pengetahuan untuk membentuk keluarga yang sejahtera dan berkualitas.

e. Tercapainya norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera serta


membentuk keluarga yang berkualitas.

Sasaran KB adalah orang yang dapat berperan sebagai objek maupun subjek
dalam gerakan keluarga berencana terutama pasangan usia subur yang berusia 15-
49 tahun.

B. SARAN

Berdasarkan dari hasil diskusi dari kelompok kami di harapkan kritik dari pembaca
agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi.

Diharapkan penulis mampu meningkatkan kreatifitas dalam pembuatan tugas makalah


selanjutnya dapat lebih baik dan menarik minat pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.


Rineka Cipta.

Astuti, E. 2014. Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wanita Usia Subur


(WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi. Akademi Kebidanan YLPP
Purwokerto. Vol. 5 No. 2 Desember 2014. Hlm. 99-108.

BKKBN. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: BKKBN.

BKKBN. 2012. Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: BKKBN.

BKKBN Gorontalo. 2012. Manfaat Utama Keluarga Berencana. Diakses: 22 April


2015. http://gorontalo.bkkbn.go.id/.

BKKBN Jatim. 2015. Cara-Cara Kontrasepsi Yang Digunakan Dewasa Ini. Diakses:
23 April 2015. http://www.bkkbn-jatim.go.id/.

Budisantoso. 2008. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Pria dalam


Keluarga Berencana di Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul Tahun 2008. [Tesis
Ilmiah]. Semarang: Universitas Diponegoro.

Depkes. 2007. Manfaat KB. Diakses: 16 April 2015. http://www.depkes.go.id.

DKK Surakarta. 2014. Rekap Bidang Binkesmas. Surakarta: DKK Surakarta.

Fridalni, N. 2012. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Dukungan Suami tentang KB


dengan Keikutsertaan KB Oleh Pasangan Usia Subur (PUS) di RW III Kelurahan
Korong Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Kuranji Padang Tahun 2012. [Skripsi
Ilmiah]. Padang: STIKES Mercubaktijaya.

Anda mungkin juga menyukai