Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA NY.

P DENGAN
APPENDISITIS DI RUANG OK RSSM CIKARANG TAHUN 2021

Nama : Heni Wulandari


NPM : 121080072
Tanggal : 20 Desember 2021

PRE OPERASI

A. Pengkajian
1. Identitas Klien
 Nama (inisial)  Ny. P
 Umur  31 tahun
 Status  Kawin
 Agama  Islam
 Alamat  Kp. Sukamantri , Rt
007/006
2. Riwayat Kesehatan
 Diagnosa medis  Peritonitis diffus
apendisitis perforasi
 Jenis operasi  Laparatomi
 Jenis anastesi  Regional
 Riwayat pemakaian obat  Ranitidin 1 ampul, dan
ondansetron 4 mg
 Riwayat mengkonsumsi alcohol  Tidak ada
 Riwayat penyakit kronis  Tidak ada
3. Kondisi Umum
Klien mengatakan nyeri perut kanan bawah sejak 1 hari yang lalu. Flatus
(-), BAB (-), BAK (+) keruh. Keadaan umum klien sedang. Tampak
meringis
P = nyeri saat berjalan dan ditekan
Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk
R = Perut bagian kanan bawah
S = Skala nyeri 7 ( dari 1 -10)
T = nyeri timbul terus menerus

4. Status Emosional dan Tingkat Kesadaran (Kaji Tanda-tanda


Kecemasan/Distress)
Klien mengatakan bahwa baru pertama kali menjalani operasi. Tingkat
kesadaran compos mentis Klien nampak tegang untuk dilakukan operasi

5. Rentang Gerak
Keterangan:

5555 5555

5555 5555 Tidak ada edema


ekstremitas.

6. Pernafasan
Inspeksi: Pengembangan simetris, tidak tampak adanya otot bantu pernafasan
berupa retraksi dinding dada, tidak ada luka/jejas. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,
tidak teraba adanya benjolan abnormal. Perkusi : Sonor pada seluruh lobus paru
kiri dan kanan. Auskultasi: Vesikuler. RR = 21x/menit

7. Sirkulasi
Inspeksi: Tidak tampak adanya luka pada dada area jantung, ictus kordis tidak
tampak. Palpasi :Tidak ada nyeri tekan pada dada area jantung. Perkusi : Pekak,
tidak ada pembesaran jantung. Auskultasi: Terdengar suara jantung S1 dan S2.
TD: 131/91. Saturasi O2 : 99%, Nadi: 95x/menit. S = 36,20C

8. Reaksi Alergi
Tidak ada reaksi

9. Pemakaian obat-obatan yang berkaitan dengan pembedahan


Ceftriaxone, Ketorolac, Ranitidine, dan Metronidazol
ANALISA DATA

No Data Fokus Problem Etiologi


1. DS: Nyeri akut Agen pencedera
Klien mengatakan nyeri perut (D.0077) fisiologis (inflamasi)
kanan bawah sejak 1 bulan yang Definisi: pengalaman
lalu. sensorik atau emosional
yang berkaitan dengan
DO: kerusakan jaringan aktual
 Flatus (-), BAB (-), BAK (+) atau fungsional, dengan
keruh. onset mendadak atau
 Keadaan umum klien sedang. lambat dengan intensitas
ringan hingga berat yang
 Tampak meringis berlangsung kurang dari
 P = nyeri saat berjalan dan 3 bulan
ditekan Kategori: psikologis
 Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk Subkategori: Nyeri dan
kenyamanan
 R = Perut bagian kanan bawah
 S = Skala nyeri 7 ( dari 1 -10)
 T = nyeri timbul terus menerus
 TTV = TD: 131/91. Saturasi O2
: 99%, Nadi: 98x/menit. S :
36,20C

2 DS: Ansietas Kurang terpaparnya


Klien mengatakan bahwa ini (D.0080) informasi tentang
pertama kali menjalani operasi. Definisi: Kondisi emosi tindakan pembedahan
DO: dan pengalaman
subyektif individu
 Klien nampak tegang saat terhadap objek yang
diruang OK tidak jelas dan spesifik
 Kontak mata dengan perawat akibat antisipasi bahaya
kurang. yang memungkinkan
individu melakukan
 TTV = TD: 125/71. Saturasi O2 tindakan untuk
: 99%, Nadi: 98x/menit. S : menghadapi ancaman
36,20C, RR : 22x/menit Kategori: psikologis
Subkategori: integritas
ego
RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Kep. Hasil
1 Nyeri akut Luaran Utama: Manajemen nyeri (I.08238).
berhubungan Tingkat nyeri Observasi
dengan (L.08066) 1) Identifikasi lokasi, karakteristik,
agen Setelah dilakukan durasi, frekuensi, kualitas,
pencedera tindakan keperawatan intensitas nyeri.
fisiologis 1x8 jam diharapkan 2) Identifikasi skala nyeri.
(inflamasi) tingkat nyeri pasien 3) Identifikasi respons nyeri non
menurun dengan verbal.
kriteria hasil : 4) Identifikasi faktor yang
 Kemampuan memperberat dan memperingan
menuntaskan nyeri.
aktivitas meningkat 5) Identifikasi pengetahuan dan
 Keluhan nyeri keyakinan tentang nyeri.
menurun 6) Identifikasi pengaruh budaya
 Meringis menurun terhadap respon nyeri.
 Frekuensi nadi 7) Identifikasi pengaruh nyeri pada
membaik kualitas hidup.
 Fokus membaik Terapeutik
8) Fasilitasi istirahat dan tidur (atur
lingkungan pasien dengan batasi
pengunjung untuk mengurangi
kebisingan, tanyakan kepasien
apakah suka mendengarkan musik
yang menengkan, menutup tirai,
matikan lampu jika perlu).
9) Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
10) Jelaskan penyebab, periode / kurun
waktu, dan pemicu nyeri.
Kolaborasi
11) Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu.
2 Ansietas Luaran utama: Reduksi ansietas (I.09314)
berhubungan Tingkat ansietas Observasi
dengan kurang (L.09093) 1) Identifikasi saat tingkat ansietas
terpaparnya Setelah dilakukan berubah
informasi tindakan keperawatan 2) Identifikasi kemampuan mengambil
tentang 1x8 jam diharapkan keputusan
tindakan tingkat ansietas menurun 3) Monitor tanda-tanda ansietas
pembedahan dengan kriteria hasil: Terapeutik
 Verbalisasi 4) Ciptakan suasana terapeutik untuk
kebingungan menumbuhkan kepercayaan
menurun 5) Temani pasien untuk mengurangi
 Verbalisasi khawatir kecemasan
akibat kondisi yang 6) Pahami situasi yang membuat
dihadapi menurun ansietas
 Perilaku tegang 7) Dengarkan dengan penuh perhatian
menurun 8) Gunakan pendekatan yang tenang dan
 Frekuensi pernapasan meyakinkan
membaik 9) Tempatkan barang pribadi yang
 Frekuensi nadi memberikan kenyamanan
membaik 10) Motivasi mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan
11) Diskusikan perencanaan realistis
tentang peristiwa yang akan datang
Edukasi
12) Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
yang mungkin dialami
13) Informasikan secara faktual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
14) Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
15) Anjurkan melakukan kegiatan yang
tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
16) Anjurkan mengungkapkan perasaan
dan persepsi
17) Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
18) Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
19) Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
20) Kolaborasi pemberian obat ansietas,
jika perlu

IMPLEMENTASI
Hari/tgl No. Implementasi Respon Paraf
jam Dx.
Kep
Rabu/1 1 1) Mengidentifikasi lokasi, DS: Heni
Desember karakteristik, durasi,  Klien mengatakan
2021 frekuensi, kualitas, lebih nyaman saat
intensitas nyeri. melakukan tarikan
2) Mengidentifikasi skala nafas dalam
nyeri. DO:
3) Mengidentifikasi respons  Klien nampak
nyeri non verbal. mempraktikkan
4) Mengidentifikasi faktor relaksasi nafas dalam
yang memperberat dan  P = nyeri saat berjalan
memperingan nyeri. dan ditekan
5) Mengidentifikasi  Q = nyeri seperti
pengetahuan dan ditusuk-tusuk
keyakinan tentang nyeri.  R = Perut bagian
6) Mengidentifikasi pengaruh kanan bawah
budaya terhadap respon  S = Skala nyeri 7
nyeri. ( dari 1 -10)
7) Mengidentifikasi pengaruh
 T = nyeri timbul terus
nyeri pada kualitas hidup.
menerus
8) Mempertimbangkan jenis
 Klien nampak
dan sumber nyeri dalam
diresepkan obat
pemilihan strategi
keterolac
meredakan nyeri
9) Mengajarkan relaksasi
nafas dalam
10) Menjelaskan penyebab,
periode / kurun waktu, dan
pemicu nyeri.
11) Melakukan kolaborasi
pemberian analgetik
2 1) Menciptakan suasana DS:
terapeutik untuk  Klien mengatakan
menumbuhkan kepercayaan lebih tenang dan siap
2) Menemani pasien untuk untuk dilakukan
mengurangi kecemasan tindakan
3) Memahami situasi yang pembedahan
membuat ansietas DO:
4) Mendengarkan dengan  Klien nampak
penuh perhatian memahami
5) Menggunakan pendekatan penjelasan
yang tenang dan meyakinkan  Klien nampak lebih
6) Menempatkan barang pribadi tenang
yang memberikan  Klien nampak
kenyamanan mempraktikkan
7) Mendiskusikan perencanaan relaksasi nafas
realistis tentang peristiwa dalam
yang akan datang  Kontak mata klien
8) Menjelaskan prosedur, baik
termasuk sensasi yang  Nampak tidak
mungkin dialami tremor dan tegang
9) Menginformasikan secara  RR = 20x/menit
faktual mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
10) Melatih teknik relaksasi
nafas dalam

EVALUASI
Hari/Tgl No. Dx. Evaluasi Paraf
Jam Kep
Rabu/ 1 1 S: Heni
Desember  Klien mengatakan lebih nyaman saat melakukan
2021 tarikan nafas dalam
21.00 wib O:
 Klien nampak mempraktikkan relaksasi nafas dalam
 P = nyeri saat berjalan dan ditekan
 Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk
 R = Perut bagian kanan bawah
 S = Skala nyeri 7 ( dari 1 -10)
 T = nyeri timbul terus menerus
 Klien nampak diresepkan obat keterolac
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan saat intra operasi
2 S:
 Klien mengatakan lebih tenang dan siap untuk
dilakukan tindakan pembedahan
O:
 Klien nampak memahami penjelasan
 Klien nampak lebih tenang
 Klien nampak mempraktikkan relaksasi nafas
dalam
 Kontak mata klien baik
 Nampak tidak tremor dan tegang
 RR = 20x/menit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
INTRA OPERASI

PROSEDUR OPERASI
LAPARATOMI
Di Ruang OK RSSM Cikarang
Definisi :
“Laparatomi merupakan suatu pembedahan pada dinding abdomen”.
INDIKASI
Peritonitis diffus apendisitis perforasi
PERSIAPAN RUANGAN
Dokumen  Rekam medik
 Hasil pemeriksaan laboratorium
 Laporan harian ruangan
Mesin  Bedside Monitor
 Couter monopolar
 Anastesi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pemeriksaan laboratorium darah lengkap
OPERATOR
1. Operator = dr. Chairul, Sp. B
2. Asisten Operator = Br. Uzi
3. Instrumen = Br. Satim
4. Cirkuler = Zr. Indah
5. Anastesi = dr. Lido, Sp.An
6. Asisten Anastesi = Br. Kustoyo
PERSIAPAN PASIEN
Pastikan semua check list/catatan preoperasi lengkap (contoh form terlampir)
Puasa, penandaan operasi, adanya penyakit penyerta, alergi obat, gejala
kecemasan (ringan-berat).
PERSIAPAN INSTRUMEN
Alat-alat Set Dasar Jml
Handle mess No. 4 1
Gunting jaringan no. 19 ½ 1
Gunting Bengkok Tumpul 17 cm 1
Gunting Bengkok Tajam 16 ½ cm 1
Pinset Anatomis 2
Pinset Chirugies 2
Arteri Klem Peang Bengkok 14 cm 10
Arteri Klem Kocher 14 cm 6
Penjepit Jarum (Nail Voeder) 20 cm 3
Wound Hak Berdaun Panjang/Langenbank 22 ½ cm 1 ps
O Haak 22 ½ cm 1 ps
Duk Klem 14 cm 6
Ujung Suction 1
Nierbekken (Bengkok) 2
Mangkok Disinfektan (Ukuran besar) 2
Slang Suction (2 ½ - 3 M) 1
Gunting Benang 2
Kobra 2
Pensil couter 1

BHP NaCl 0,9% 2 plabot


RL 2 plabot
Alkohol 70% Secukupnya
Providone Iodine Secukupnya
Plain no.2/0 taper 2 set
Vicryl no 2/0 cuting 2 set
Side no. 2/0 cuting 2 set
Transfusi set 1 buah
Undepad 2 buah
Sufratule 1 buah
Kassa steril secukupnya
Kassa besar steril 1 buah
Handscoon steril 6,5/7.0/7.5/8 2/2/2/2
Hefafix secukupnya
Spuit 3/5/10 3/1/1
Tenun Jubah operasi 4 buah
Duk besar steril 2 buah
Duk kecil steril 3 buah
Handuk kecil 4 buah
PERSIAPAN ANASTESI
Obat Premed  Atropin (0,01mg/kgBB)
 Ceftriaxone (dosis 1 gr)
 Ketorolac (dosis 30 mg)
Obat Anast  Bunascan spinal 0,5% inj
Jenis Anast  Regional Anastesi (Spinal)
Prosedur 1) Posisikan pasien fowler
2) Berikan bunascan spinal 0,5% inj
3) Pantau hemodinamik
4) Prosedur selesai
PROSEDUR OPERASI
1) Lakukan disinfeksi area operasi dengan menggunakan cairan alcohol 70%
dan cairan povidone iodine
2) Pasang duk besar dan kecil steril, biarkan terbuka pada area yang akan
diinsisi (yang sudah didesinfeksi sebelumnya) dan bagiannya lainnya tertutup,
jepit dengan duk klem agar kain tidak terlepas atau jatuh dari meja operasi.
3) Persiapan selesai, lakukan sign out dan berdo’a
4) Insisi pada bagian kanan bawah perut
5) Buka lapisan kulit, otot perut dipisahkan dan bagian perut dibuka
6) Apendiks diikat menggunakan benang operasi, lalu dipotong
7) Bagian perut dibasuh menggunakan saline
8) Air basuhan di suction
9) Otot perut dan sayatan pada kulit dijahit, kemudian ditutup dengan kassa
steril dan hefafix
10) Operasi selesai

PENGKAJIAN/PEMANTAUAN SELAMA PROSEDUR OPERASI


1. Waktu pelaksanaan operasi
Anastesi : Mulai pukul 16.15 WIB
Pembedahan : Mulai pukul 16.25 WIB Selesai pukul :18.00 WIB
Hambatan : Nampak adanya kesulitan dalam pengikatan apendiks
dan pemotongan sehingga sayatan diperluas serta waktu
pembedahan lebih lama.
2. IV Line (Jenis cairan, banyak cairan masuk)
 RL : 1000 cc
Total cairan yang masuk 1000 cc
3. Monitoring tanda vital
Waktu (tiap TD N RR Suhu Sat O2
30 menit) (mmHg) (x/menit) (x/menit) (0C) (%)
I 130/70 88 20 36 99
II 110/70 78 19 36 98
ANALISA DATA
No Data-data Masalah Etiologi
1. DS: - Risiko perdarahan Tindakan pembedahan
DO: (D.0012)
 Nampak adanya kesulitan dalam Definisi: berisiko
mengalami kehilangan
pengikatan apendiks dan
darah baik internal
pemotongan sehingga sayatan (terjadi di dalam tubuh)
diperluas serta waktu maupun eksternal (terjadi
pembedahan lebih lama. hingga keluar tubuh)
 Total cairan masuk: 1000 cc Kategori: Fisiologis
Subkategori: Sirkulasi
 TD: 133/80 mmHg, N =
81x/menit, RR = 20x/menit,
Suhu = 36oC, Sat O2 = 99%

RENCANA KEPERAWATAN
No Dx. Kep Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
1 Risiko Luaran utama: Pencegahan perdarahan (I.02067)
perdarahan Tingkat perdarahan Observasi
berhubungan (L.02017) 1) Monitor tanda dan gejala
dengan Setelah dilakukan tindakan perdarahan
tindakan keperawatan 1x8 jam 2) Monitor nilai
pembedahan diharapkan tingkat hematokrit/hemoglobin sebelum
perdarahan tidak terjadi dan setelah kehilangan darah
dengan kriteria hasil: 3) Monitor tanda-tanda vital
 Membran mukosa 4) Monitor koagulasi
lembab Terapeutik
 Kelembapan kulit 5) Pertahankan bed rest selama
membaik perdarahan
 Perdarahan pasca operasi 6) Gunakan kasur pencegah
menurun dekubitus
 Tekanan darah membaik 7) Hindari pengukuran suhu rektal
 Frekuensi nadi membaik 8) Tingkatkan asupan cairan untuk
 Suhu tubuh membaik menghindari konstipasi
9) Hindari aspirin atau antikoagulan
10) Anjurkan meningkatkan asupan
makanan dan vitamin K
11) Anjurkan segera melapor jika
terjadi perdarahan
Kolaborasi
12) Kolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan, jika perlu
13) Kolaborasi pemberian produk
darah, jika perlu
14) Kolaborasi pelunak tinja, jika
perlu

IMPLEMENTASI
Jam Dx. Kep Implementasi Respon Paraf
16.50 Risiko 1) Memonitor tanda dan S: - Heni
WIB perdarahan gejala perdarahan O:
berhubungan 2) Memonitor tanda-tanda  Klien nampak
dengan vital tidak sesak
tindakan 3) Mempertahankan bed rest  Klien nampak bed
pembedahan selama tindakan rest
pembedahan  Cairan masuk 1000
4) Menghindari pengukuran cc (RL)
suhu rektal  Klien tidak
5) Meningkatkan asupan diberikan aspirin
cairan atau antikoagulan
6) Menghindari aspirin atau  TD = 110/70, RR =
antikoagulan 78x/menit, RR =
19x/menit, Sat O2
= 98%, Suhu =
36OC

EVALUASI
Jam Dx. Kep Evaluasi Paraf

18.05 Risiko S: - Heni


WIB perdarahan O:
berhubungan  Klien nampak tidak sesak
dengan  Klien nampak bed rest
tindakan  Cairan masuk 1000 cc (RL)
 Klien tidak diberikan aspirin atau antikoagulan
pembedahan
 TD = 110/70, RR = 78x/menit, RR = 19x/menit,
Sat O2 = 98%, Suhu = 36OC
A : Risiko tidak terjadi
P : Intervensi dihentikan
POST OPERASI

a. Pemantauan Tanda Vital


Waktu TD Nadi RR Suhu Sat 02
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (OC) (%)
14:20 130/100 90 20 36 99
14:45 110/90 89 20 36 99

b. Kondisi Umum
Hasil Observasi Kapan Reflek Kembali
Reflek Muntah Tidak ada -
Reflek Batuk Tidak ada -
Kesadaran Composmentis -

c. Balance Cairan
Input Output
Jenis Jumlah Jenis Jumlah
Cairan infus 1050 cc Urin 150 cc
Transfusi - Perdarahan -
Lain-lain -
Total 1050 cc Total 150 cc
Balance Cairan = Total Input – Output = 1050 – 150 = 900 cc
d. Aldered Score
Penilaian Keadaan klien Skor
Nilai warna Pucat 1
Pernapasan Dapat bernapas dalam dan batuk 2
Sirkulasi Tekanan darah <20% dari normal 2
Kesadaran Sadar (composmentis) 2
Aktivitas Seluruh ekstremitas dapat digerakkan 2
Total 9
e. Status Kenyamanan dan Keamanan
1) Nyeri (P,Q,R,S,T)

Side Rail
Side rail brangkard terpasang

S : Klien mengatakan nyeri bekas operasi


O:

 P = Bekas operasi, bertambah jika bergerak


 Q = Seperti ditusuk-tusuk
 R = Perut dibagian kanan bawah
 S = skala 7 (skala 1-10)
 T = Nyeri timbul terus menerus
 Nampak meringis

ANALISA DATA
No Data Fokus Masalah Etiologi
1. S : Klien mengatakan nyeri bekas Nyeri akut Agen pencedera
operasi (D.0077) fisik (prosedur
O: Definisi: pengalaman sensorik operasi)
 P = Bekas operasi, bertambah atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan
jika bergerak aktual atau fungsional, dengan
 Q = Seperti ditusuk-tusuk onset mendadak atau lambat
 R = Perut dibagian kanan dengan intensitas ringan hingga
bawah berat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan
 S = skala 7 (skala 1-10) Kategori: psikologis
 T = Nyeri timbul terus menerus Subkategori: Nyeri dan
 Klien nampak meringis kenyamanan
 TTV: TD = 110/90 mmHg,
Nadi = 89x/menit, RR =
20x/menit, Suhu = 36oC, Sat =
99%.
RENCANA KEPERAWATAN
No Dx. Kep Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
1 Nyeri akut Luaran Utama: Manajemen nyeri (I.08238).
Tingkat nyeri (L.08066) Observasi
berhubungan
Setelah dilakukan 1) Identifikasi lokasi, karakteristik,
dengan agen tindakan keperawatan 1x8 durasi, frekuensi, kualitas,
jam diharapkan tingkat intensitas nyeri.
pencedera
nyeri pasien menurun 2) Identifikasi skala nyeri.
fisik dengan kriteria hasil : 3) Identifikasi respons nyeri non
 Kemampuan verbal.
(prosedur
menuntaskan aktivitas 4) Identifikasi faktor yang
operasi) meningkat memperberat dan memperingan
 Keluhan nyeri menurun nyeri.
 Meringis menurun 5) Identifikasi pengetahuan dan
 Frekuensi nadi membaik keyakinan tentang nyeri.
 Fokus membaik 6) Identifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri.
7) Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup.
Terapeutik
8) Fasilitasi istirahat dan tidur (atur
lingkungan pasien dengan batasi
pengunjung untuk mengurangi
kebisingan, tanyakan kepasien
apakah suka mendengarkan musik
yang menengkan, menutup tirai,
matikan lampu jika perlu).
9) Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
10) Jelaskan penyebab, periode /
kurun waktu, dan pemicu nyeri.
Kolaborasi
11) Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu.
IMPLEMENTASI
Jam Dx. Kep Implementasi Respon Paraf
18.05 – Nyeri akut 1) Mengidentifikasi lokasi, S : Klien mengatakan Heni
19.20 berhubunga karakteristik, durasi, nyeri berkurang setelah
n dengan frekuensi, kualitas, dilakukan relaksasi
agen intensitas nyeri. genggam jari
pencedera
2) Mengidentifikasi skala O:
fisik
(prosedur
nyeri.  P = Bekas operasi,
operasi) 3) Mengidentifikasi respons bertambah jika
nyeri non verbal. bergerak
4) Mengidentifikasi faktor  Q = Seperti ditusuk-
yang memperberat dan tusuk
memperingan nyeri.  R = Perut dibagian
5) Mengidentifikasi kanan bawah
pengetahuan dan  S = skala 6 (skala 1-
keyakinan tentang nyeri. 10)
6) Mengidentifikasi  T = Nyeri timbul
pengaruh budaya terhadap terus menerus
respon nyeri.  Klien nampak rileks
7) Mengidentifikasi saat dilakukan
pengaruh nyeri pada relaksasi genggam
kualitas hidup. jari
8) Mempertimbangkan jenis
 TTV: TD = 110/90
dan sumber nyeri dalam
mmHg, Nadi =
pemilihan strategi
89x/menit, RR =
meredakan nyeri
20x/menit, Suhu =
9) Melakukan relaksasi
36oC, Sat = 99%.
genggam jari
 Klien sudah
10) Menjelaskan penyebab,
diberikan obat
periode / kurun waktu,
keterolac (IV)
dan pemicu nyeri.
11) Melakukan kolaborasi
pemberian analgetik
EVALUASI
Jam Dx. Kep Evaluasi Paraf
20.00 Nyeri akut S : Klien mengatakan nyeri berkurang setelah dilakukan Heni
berhubunga relaksasi genggam jari
n dengan O:
agen  P = Bekas operasi, bertambah jika bergerak
pencedera  Q = Seperti ditusuk-tusuk
fisik  R = Perut dibagian kanan bawah
(prosedur  S = skala 6 (skala 1-10)
operasi)  T = Nyeri timbul terus menerus
 Klien nampak rileks saat dilakukan relaksasi
genggam jari
 TTV: TD = 110/90 mmHg, Nadi = 89x/menit, RR =
20x/menit, Suhu = 36oC, Sat = 99%.
 Klien sudah diberikan obat keterolac (IV)
A : Masalah teratasi sebagian
P : Iintervensi dilanjutkan diruang rawat inap (R.Jasmin)

Anda mungkin juga menyukai