P DENGAN
APPENDISITIS DI RUANG OK RSSM CIKARANG TAHUN 2021
PRE OPERASI
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama (inisial) Ny. P
Umur 31 tahun
Status Kawin
Agama Islam
Alamat Kp. Sukamantri , Rt
007/006
2. Riwayat Kesehatan
Diagnosa medis Peritonitis diffus
apendisitis perforasi
Jenis operasi Laparatomi
Jenis anastesi Regional
Riwayat pemakaian obat Ranitidin 1 ampul, dan
ondansetron 4 mg
Riwayat mengkonsumsi alcohol Tidak ada
Riwayat penyakit kronis Tidak ada
3. Kondisi Umum
Klien mengatakan nyeri perut kanan bawah sejak 1 hari yang lalu. Flatus
(-), BAB (-), BAK (+) keruh. Keadaan umum klien sedang. Tampak
meringis
P = nyeri saat berjalan dan ditekan
Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk
R = Perut bagian kanan bawah
S = Skala nyeri 7 ( dari 1 -10)
T = nyeri timbul terus menerus
5. Rentang Gerak
Keterangan:
5555 5555
6. Pernafasan
Inspeksi: Pengembangan simetris, tidak tampak adanya otot bantu pernafasan
berupa retraksi dinding dada, tidak ada luka/jejas. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,
tidak teraba adanya benjolan abnormal. Perkusi : Sonor pada seluruh lobus paru
kiri dan kanan. Auskultasi: Vesikuler. RR = 21x/menit
7. Sirkulasi
Inspeksi: Tidak tampak adanya luka pada dada area jantung, ictus kordis tidak
tampak. Palpasi :Tidak ada nyeri tekan pada dada area jantung. Perkusi : Pekak,
tidak ada pembesaran jantung. Auskultasi: Terdengar suara jantung S1 dan S2.
TD: 131/91. Saturasi O2 : 99%, Nadi: 95x/menit. S = 36,20C
8. Reaksi Alergi
Tidak ada reaksi
IMPLEMENTASI
Hari/tgl No. Implementasi Respon Paraf
jam Dx.
Kep
Rabu/1 1 1) Mengidentifikasi lokasi, DS: Heni
Desember karakteristik, durasi, Klien mengatakan
2021 frekuensi, kualitas, lebih nyaman saat
intensitas nyeri. melakukan tarikan
2) Mengidentifikasi skala nafas dalam
nyeri. DO:
3) Mengidentifikasi respons Klien nampak
nyeri non verbal. mempraktikkan
4) Mengidentifikasi faktor relaksasi nafas dalam
yang memperberat dan P = nyeri saat berjalan
memperingan nyeri. dan ditekan
5) Mengidentifikasi Q = nyeri seperti
pengetahuan dan ditusuk-tusuk
keyakinan tentang nyeri. R = Perut bagian
6) Mengidentifikasi pengaruh kanan bawah
budaya terhadap respon S = Skala nyeri 7
nyeri. ( dari 1 -10)
7) Mengidentifikasi pengaruh
T = nyeri timbul terus
nyeri pada kualitas hidup.
menerus
8) Mempertimbangkan jenis
Klien nampak
dan sumber nyeri dalam
diresepkan obat
pemilihan strategi
keterolac
meredakan nyeri
9) Mengajarkan relaksasi
nafas dalam
10) Menjelaskan penyebab,
periode / kurun waktu, dan
pemicu nyeri.
11) Melakukan kolaborasi
pemberian analgetik
2 1) Menciptakan suasana DS:
terapeutik untuk Klien mengatakan
menumbuhkan kepercayaan lebih tenang dan siap
2) Menemani pasien untuk untuk dilakukan
mengurangi kecemasan tindakan
3) Memahami situasi yang pembedahan
membuat ansietas DO:
4) Mendengarkan dengan Klien nampak
penuh perhatian memahami
5) Menggunakan pendekatan penjelasan
yang tenang dan meyakinkan Klien nampak lebih
6) Menempatkan barang pribadi tenang
yang memberikan Klien nampak
kenyamanan mempraktikkan
7) Mendiskusikan perencanaan relaksasi nafas
realistis tentang peristiwa dalam
yang akan datang Kontak mata klien
8) Menjelaskan prosedur, baik
termasuk sensasi yang Nampak tidak
mungkin dialami tremor dan tegang
9) Menginformasikan secara RR = 20x/menit
faktual mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
10) Melatih teknik relaksasi
nafas dalam
EVALUASI
Hari/Tgl No. Dx. Evaluasi Paraf
Jam Kep
Rabu/ 1 1 S: Heni
Desember Klien mengatakan lebih nyaman saat melakukan
2021 tarikan nafas dalam
21.00 wib O:
Klien nampak mempraktikkan relaksasi nafas dalam
P = nyeri saat berjalan dan ditekan
Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk
R = Perut bagian kanan bawah
S = Skala nyeri 7 ( dari 1 -10)
T = nyeri timbul terus menerus
Klien nampak diresepkan obat keterolac
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan saat intra operasi
2 S:
Klien mengatakan lebih tenang dan siap untuk
dilakukan tindakan pembedahan
O:
Klien nampak memahami penjelasan
Klien nampak lebih tenang
Klien nampak mempraktikkan relaksasi nafas
dalam
Kontak mata klien baik
Nampak tidak tremor dan tegang
RR = 20x/menit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
INTRA OPERASI
PROSEDUR OPERASI
LAPARATOMI
Di Ruang OK RSSM Cikarang
Definisi :
“Laparatomi merupakan suatu pembedahan pada dinding abdomen”.
INDIKASI
Peritonitis diffus apendisitis perforasi
PERSIAPAN RUANGAN
Dokumen Rekam medik
Hasil pemeriksaan laboratorium
Laporan harian ruangan
Mesin Bedside Monitor
Couter monopolar
Anastesi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pemeriksaan laboratorium darah lengkap
OPERATOR
1. Operator = dr. Chairul, Sp. B
2. Asisten Operator = Br. Uzi
3. Instrumen = Br. Satim
4. Cirkuler = Zr. Indah
5. Anastesi = dr. Lido, Sp.An
6. Asisten Anastesi = Br. Kustoyo
PERSIAPAN PASIEN
Pastikan semua check list/catatan preoperasi lengkap (contoh form terlampir)
Puasa, penandaan operasi, adanya penyakit penyerta, alergi obat, gejala
kecemasan (ringan-berat).
PERSIAPAN INSTRUMEN
Alat-alat Set Dasar Jml
Handle mess No. 4 1
Gunting jaringan no. 19 ½ 1
Gunting Bengkok Tumpul 17 cm 1
Gunting Bengkok Tajam 16 ½ cm 1
Pinset Anatomis 2
Pinset Chirugies 2
Arteri Klem Peang Bengkok 14 cm 10
Arteri Klem Kocher 14 cm 6
Penjepit Jarum (Nail Voeder) 20 cm 3
Wound Hak Berdaun Panjang/Langenbank 22 ½ cm 1 ps
O Haak 22 ½ cm 1 ps
Duk Klem 14 cm 6
Ujung Suction 1
Nierbekken (Bengkok) 2
Mangkok Disinfektan (Ukuran besar) 2
Slang Suction (2 ½ - 3 M) 1
Gunting Benang 2
Kobra 2
Pensil couter 1
RENCANA KEPERAWATAN
No Dx. Kep Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
1 Risiko Luaran utama: Pencegahan perdarahan (I.02067)
perdarahan Tingkat perdarahan Observasi
berhubungan (L.02017) 1) Monitor tanda dan gejala
dengan Setelah dilakukan tindakan perdarahan
tindakan keperawatan 1x8 jam 2) Monitor nilai
pembedahan diharapkan tingkat hematokrit/hemoglobin sebelum
perdarahan tidak terjadi dan setelah kehilangan darah
dengan kriteria hasil: 3) Monitor tanda-tanda vital
Membran mukosa 4) Monitor koagulasi
lembab Terapeutik
Kelembapan kulit 5) Pertahankan bed rest selama
membaik perdarahan
Perdarahan pasca operasi 6) Gunakan kasur pencegah
menurun dekubitus
Tekanan darah membaik 7) Hindari pengukuran suhu rektal
Frekuensi nadi membaik 8) Tingkatkan asupan cairan untuk
Suhu tubuh membaik menghindari konstipasi
9) Hindari aspirin atau antikoagulan
10) Anjurkan meningkatkan asupan
makanan dan vitamin K
11) Anjurkan segera melapor jika
terjadi perdarahan
Kolaborasi
12) Kolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan, jika perlu
13) Kolaborasi pemberian produk
darah, jika perlu
14) Kolaborasi pelunak tinja, jika
perlu
IMPLEMENTASI
Jam Dx. Kep Implementasi Respon Paraf
16.50 Risiko 1) Memonitor tanda dan S: - Heni
WIB perdarahan gejala perdarahan O:
berhubungan 2) Memonitor tanda-tanda Klien nampak
dengan vital tidak sesak
tindakan 3) Mempertahankan bed rest Klien nampak bed
pembedahan selama tindakan rest
pembedahan Cairan masuk 1000
4) Menghindari pengukuran cc (RL)
suhu rektal Klien tidak
5) Meningkatkan asupan diberikan aspirin
cairan atau antikoagulan
6) Menghindari aspirin atau TD = 110/70, RR =
antikoagulan 78x/menit, RR =
19x/menit, Sat O2
= 98%, Suhu =
36OC
EVALUASI
Jam Dx. Kep Evaluasi Paraf
b. Kondisi Umum
Hasil Observasi Kapan Reflek Kembali
Reflek Muntah Tidak ada -
Reflek Batuk Tidak ada -
Kesadaran Composmentis -
c. Balance Cairan
Input Output
Jenis Jumlah Jenis Jumlah
Cairan infus 1050 cc Urin 150 cc
Transfusi - Perdarahan -
Lain-lain -
Total 1050 cc Total 150 cc
Balance Cairan = Total Input – Output = 1050 – 150 = 900 cc
d. Aldered Score
Penilaian Keadaan klien Skor
Nilai warna Pucat 1
Pernapasan Dapat bernapas dalam dan batuk 2
Sirkulasi Tekanan darah <20% dari normal 2
Kesadaran Sadar (composmentis) 2
Aktivitas Seluruh ekstremitas dapat digerakkan 2
Total 9
e. Status Kenyamanan dan Keamanan
1) Nyeri (P,Q,R,S,T)
Side Rail
Side rail brangkard terpasang
ANALISA DATA
No Data Fokus Masalah Etiologi
1. S : Klien mengatakan nyeri bekas Nyeri akut Agen pencedera
operasi (D.0077) fisik (prosedur
O: Definisi: pengalaman sensorik operasi)
P = Bekas operasi, bertambah atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan
jika bergerak aktual atau fungsional, dengan
Q = Seperti ditusuk-tusuk onset mendadak atau lambat
R = Perut dibagian kanan dengan intensitas ringan hingga
bawah berat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan
S = skala 7 (skala 1-10) Kategori: psikologis
T = Nyeri timbul terus menerus Subkategori: Nyeri dan
Klien nampak meringis kenyamanan
TTV: TD = 110/90 mmHg,
Nadi = 89x/menit, RR =
20x/menit, Suhu = 36oC, Sat =
99%.
RENCANA KEPERAWATAN
No Dx. Kep Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
1 Nyeri akut Luaran Utama: Manajemen nyeri (I.08238).
Tingkat nyeri (L.08066) Observasi
berhubungan
Setelah dilakukan 1) Identifikasi lokasi, karakteristik,
dengan agen tindakan keperawatan 1x8 durasi, frekuensi, kualitas,
jam diharapkan tingkat intensitas nyeri.
pencedera
nyeri pasien menurun 2) Identifikasi skala nyeri.
fisik dengan kriteria hasil : 3) Identifikasi respons nyeri non
Kemampuan verbal.
(prosedur
menuntaskan aktivitas 4) Identifikasi faktor yang
operasi) meningkat memperberat dan memperingan
Keluhan nyeri menurun nyeri.
Meringis menurun 5) Identifikasi pengetahuan dan
Frekuensi nadi membaik keyakinan tentang nyeri.
Fokus membaik 6) Identifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri.
7) Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup.
Terapeutik
8) Fasilitasi istirahat dan tidur (atur
lingkungan pasien dengan batasi
pengunjung untuk mengurangi
kebisingan, tanyakan kepasien
apakah suka mendengarkan musik
yang menengkan, menutup tirai,
matikan lampu jika perlu).
9) Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
10) Jelaskan penyebab, periode /
kurun waktu, dan pemicu nyeri.
Kolaborasi
11) Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu.
IMPLEMENTASI
Jam Dx. Kep Implementasi Respon Paraf
18.05 – Nyeri akut 1) Mengidentifikasi lokasi, S : Klien mengatakan Heni
19.20 berhubunga karakteristik, durasi, nyeri berkurang setelah
n dengan frekuensi, kualitas, dilakukan relaksasi
agen intensitas nyeri. genggam jari
pencedera
2) Mengidentifikasi skala O:
fisik
(prosedur
nyeri. P = Bekas operasi,
operasi) 3) Mengidentifikasi respons bertambah jika
nyeri non verbal. bergerak
4) Mengidentifikasi faktor Q = Seperti ditusuk-
yang memperberat dan tusuk
memperingan nyeri. R = Perut dibagian
5) Mengidentifikasi kanan bawah
pengetahuan dan S = skala 6 (skala 1-
keyakinan tentang nyeri. 10)
6) Mengidentifikasi T = Nyeri timbul
pengaruh budaya terhadap terus menerus
respon nyeri. Klien nampak rileks
7) Mengidentifikasi saat dilakukan
pengaruh nyeri pada relaksasi genggam
kualitas hidup. jari
8) Mempertimbangkan jenis
TTV: TD = 110/90
dan sumber nyeri dalam
mmHg, Nadi =
pemilihan strategi
89x/menit, RR =
meredakan nyeri
20x/menit, Suhu =
9) Melakukan relaksasi
36oC, Sat = 99%.
genggam jari
Klien sudah
10) Menjelaskan penyebab,
diberikan obat
periode / kurun waktu,
keterolac (IV)
dan pemicu nyeri.
11) Melakukan kolaborasi
pemberian analgetik
EVALUASI
Jam Dx. Kep Evaluasi Paraf
20.00 Nyeri akut S : Klien mengatakan nyeri berkurang setelah dilakukan Heni
berhubunga relaksasi genggam jari
n dengan O:
agen P = Bekas operasi, bertambah jika bergerak
pencedera Q = Seperti ditusuk-tusuk
fisik R = Perut dibagian kanan bawah
(prosedur S = skala 6 (skala 1-10)
operasi) T = Nyeri timbul terus menerus
Klien nampak rileks saat dilakukan relaksasi
genggam jari
TTV: TD = 110/90 mmHg, Nadi = 89x/menit, RR =
20x/menit, Suhu = 36oC, Sat = 99%.
Klien sudah diberikan obat keterolac (IV)
A : Masalah teratasi sebagian
P : Iintervensi dilanjutkan diruang rawat inap (R.Jasmin)