PADA LANSIA
OLEH:
PUTRI NINDI S
P1337420419080
2021
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ii
DAFTARISI……………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang……………………………………….......1
1.2. RumusanMasalah………………………………………...2
1.3. TujuanTulisan…………………………………………….2
1.4. ManfaatTulisan…………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertianevaluasikeperawatan………………………….
2.2 Fungsi darievaluasikeperawatan………………………….
2.3 Tujuan dan manfaat darievaluasikeperawatan…………….
2.4 Kriteria dalam melakukanevaluasikeperawatan …………..
2.5 Teknik dalamevaluasikeperawatan…………………………
2.6 Langkah-langkah dalam melakukanevaluasikeperawatan….
2.7 Evaluasi asuhan keperawatanpadalansia…………………….
3.1 Simpulan………………………………………………………...
3.2 Saran…………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
PEMBAHASAN
Menurut Wilkinson (2007) juga, evaluasi yang efektif tergantung pada langkah
yang sebelumnya dilakukan. Kegiatan evaluasi tumpang tindih dengan kegiatan
pengkajian. Tindakan untuk mengumpulkan data adalah sama tetapi yang
membedakan adalah kapan dikumpulkan dan bagaimana dilakukan. Pada tahap
pengkajian, perawat menggunakan data untuk membuat diagnosa keperawatan
sedangkan pada tahap evaluasi, data digunakan untuk mengkaji efek dari asuhan
keperawatan terhadap diagnosa keperawatan.
Sebagaimana dikemukakan oleh Potter and Perry (2005), bahwa secara umum
tujuan evaluasi adalah untuk :
Ada dua kriteria dalam kita melakukan evaluasi, menurut Basford Lynn dan
Oliver Slevin (2006), yaitu kriteria proses dan kriteria keberhasilan. Pertama,
kriteria proses (evaluasi proses) adalah menilai jalannya proses keperawatan
sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan klien. Evaluasi proses harus
dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan dilaksanakan untuk
membantu kefektiafan terhadap tindakan. Kedua, kriteria keberhasilan (evaluasi
hasil/sumatif) adalah menilai hasil asuhan keperawatan yang diperlihatkan
dengan perubahan tingkah laku klien. Evaluasi ini dilaksanakan pada akhir
tindakan keperawatan secara paripurna.
1. Wawancara
Wawancara adalah menanyakan atau membuat tanya-jawab
yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh klien, biasa juga
disebut dengan anamnesa. Wawancara berlangsung untuk menanyakan
hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan
merupakan suatu komunikasi yang direncanakan.
a. Persiapan.
Sebelum melaukan komunikasi dengan klien, perawat harus
melakukan persiapan dengan membaca status klien. Perawat
diharapkan tidak mempunyai prasangka buruk kepada klien, karena
akan mengganggu dalam membina hubungan saling percaya dengan
klien. Jika klien belum bersedia untuk berkomunikasi, perawat tidak
boleh memaksa atau memberi kesempatan kepada klien kapan mereka
sanggup. Pengaturan posisi duduk dan teknik yang akan digunakan
dalam wawancara harus disusun sedemikian rupa guna memperlancar
wawancara.
b. Pembukaan atau perkenalan
Langkah pertama perawat dalam mengawali wawancara adalah
dengan memperkenalkan diri : nama, status, tujuan wawancara, waktu
yang diperlukan dan faktor-faktor yang menjadi pokok pembicaraan.
Perawat perlu memberikan informasi kepada klien mengenai data
yang terkumpul dan akan disimpan dimana, bagaimana
menyimpannya dan siapa saja yang boleh mengetahuinya.
c. Isi / tahap kerja
Selama tahap kerja dalam wawancara, perawat memfokuskan
arah pembicaraan pada masalah khusus yang ingin diketahui. Hal-hal
yang perlu diperhatikan :
1) Fokus wawancara adalah klien
2) Mendengarkan dengan penuh perhatian. Jelaskan bila perlu.
3) Menanyakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien
4) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien
5) Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup tepat pada waktunya
6) Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien
untuk mengungkapkan perasaannya
7) Sentuhan teraputik, bila diperlukan dan memungkinan.
d. Terminasi
Perawat mempersiapkan untu penutupan wawancara. Untuk itu
klien harus mengetahui kapan wawancara dan tujuan dari wawancara
pada awal perkenalan, sehingga diharapkan pada akhir wawancara
perawat dan klien mampu menilai keberhasilan dan dapat
mengambil kesimpulan bersama. Jika diperlukan, perawat perlu
membuat perjanjian lagi untuk pertemuan berikutnya. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara dengan klien adalah :
1) Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya
2) Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan
keluhan-keluhannya / pendapatnya secara bebas
3) Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman
dan nyaman bagi klien
4) Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian
5) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
6) Tidak bersifat menggurui
7) Memperhatikan pesan yang disampaikan
8) Mengurangi hambatan-hambatan
9) Posisi duduk yang sesuai (berhadapan, jarak tepat/sesuai, cara
duduk)
10) Menghindari adanya interupsi
11) Mendengarkan penuh dengan perasaan
12) Memberikan kesempatan istirahat kepada klien
2. Pengamatan/observasi
Pengamatan adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk
memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien.
Observasi dilakukan dengan menggunakan penglihatan dan alat
indra lainnya, melalui rabaan, sentuhan dan pendengaran. Tujuan
dari observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang
dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi
adalah:
a. Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan
secara terinci kepada klien (meskipun komunikasi terapeutik
tetap harus dilakukan), karena terkadang hal ini dapat
meningkatkan kecemasan klien atau mengaburkan data (data
yang diperoleh menjadi tidak murni). Misalnya : “Pak, saya akan
menghitung nafas bapak dalam satu menit”. Kemungkinan besar
data yang diperoleh menjadi tidak valid, karena kemungkinan
klien akan berusaha untuk mengatur nafasnya.
b. Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien
c. Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat
dibaca dan dimengerti oleh perawat yang lain.
3. Studi Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang berasal dari catatan klien..
2.6 Langkah-Langkah dalam Evaluasi Keperawatan :
1. Menentukan kriteria, standar dan pertanyaan evaluasi
2. Mengumpulkan data baru tentang klien
3. Menafsirkan data baru
4. Membandingkan data baru dengan standar yang berlaku
5. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan
6. Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan
2.7 Evaluasi Asuhan Keperawatan pada Lansia.
Evaluasi asuhan keperawatan pada lansia pada dasarnya tidak berbeda dengan
evaluasi asuhan keperawatan pada anak, keperawatan maternitas, keperawatan
komunitas, keperawatan keluarga, keperawatan jiwa, dan keperawatan medical
bedah. Untuk dapat mengevaluasi asuhan keperawatan, maka perlu dibandingkan
apakah tindakan keperawatan yang diberikan menghasilkan perubahan pada klien
sesuai tujuan yang ditetapkan, baik tujuan jangka pendek maupun jangka
panjang. Atau dalam kata lain, apakah rencana tindakan yang dirumuskan efektif
dalam mencapai tujuan atau mengatasi diagnosis keperawatan
Menurut Lismidar (1990), ada tiga alternative pencapaian tujuan yang dapat
dipergunakan untuk memutuskan atau menilai, sejauh mana tujuan yang telah
ditetapkan itu tercapai, yaitu tujuan tercapai, tujuan tercapai sebagian, dan tujuan
tidak tercapai.
1. Tujuan tercapai
Apabila pasien mampu menunjukkan perilaku pada waktu atau tanggal yang
ditentukan, sesuai dengan pernyataan tujuan.
Contoh :
Tujuan :
tidur. Tujuan:
Tujuan:
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.1.1 Menurut Craven dan Hirnle (2000), evaluasi keperawatan didefinisikan
sebagai keputusan dari efektivitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan
keperawatan klien yang telah ditetapkan dengan respons perilaku klien yang
tampil.
3.1.2 Beberapa fungsi dari evaluasi keperawatan, yaitu : Menentukan
perkembangan kesehatan klien, Menilai efektifitas, efisiensi dan produktifitas,
Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan, Sebagai umpan balik untuk
memperbaiki mutu, Menunjang tanggung gugat dan tanggungjawab.
3.1.3 Tujuan evaluasi adalah untuk menilai atau membandingkan apakah
tujuan yang ingin dicapai dalam rencana keperawatan tercapai atau
tidak, setelah dilakukan tindakan keperawatan.
3.1.4 Ada dua kriteria dalam kita melakukan evaluasi, menurut Basford
Lynn dan Oliver Slavin (2006), yaitu kriteria proses dan kriteria
keberhasilan.
3.1.5 Tekhnik yang sering digunakan dalam evaluasi keperawatan lansia
adalah tekhnik wawancara, teknik observasi, dan studi dokumentasi.
3.1.6 Langkah-Langkah dalam Evaluasi Keperawatan, menentukan kriteria,
standar dan pertanyaan evaluasi, mengumpulkan data baru tentang
klien, menafsirkan data baru, membandingkan data baru dengan
standar yang berlaku, merangkum hasil dan membuat kesimpulan,
melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan
3.1.7 Menurut Lismidar (1990), ada tiga alternative pencapaian tujuan yang
dapat dipergunakan untuk memutuskan atau menilai, sejauh mana
tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai, yaitu tujuan tercapai, tujuan
tercapai sebagian, dan tujuan tidak tercapai.
3.2 Saran