Anda di halaman 1dari 2

Lalu, siapa saja yang tidak boleh dipijat refleksi?

Sebenarnya terapi refleksi sangat aman untuk dilakukan dan tidak ada dampak yang buruk
bagi kesehatan. Namun ada kondisi-kondisi tertentu yang membuat Anda tidak boleh
melakukan pijat refleksi, yaitu:

 Cedera kaki. Tentu saja saat mengalami cedera, luka, asam urat, atau peradangan di
bagian kaki maka sebaiknya Anda tidak melakukan terapi refleksi. Terapi yang Anda
lakukan hanya akan membuat cedera Anda bertambah parah.
 Kehamilan. Terapi refleksi lebih baik dihindari oleh wanita yang sedang hamil,
terutama ketika kehamilan masih berada di trimester pertama. Tekanan yang diterima
pada telapak kaki akan merangsang kontraksi pada ibu hamil.
 Memiliki masalah pembekuan darah. Terapi refleksiologi bisa meningkatkan
sirkulasi yang kemudian berpotensi mengakibatkan gumpalan darah di daerah jantung
dan otak.

Hal-hal yang perlu diperhatikan jika melakukan pijat refleksi


saat hamil
Jika sedang hamil, sebaiknya berhati-hati terhadap segala hal yang hendak Anda terapkan
pada tubuh. Mulai dari makanan, obat-obatan yang diminum, obat luar hingga pijatan. Ini
karena tubuh Anda dalam keadaan yang rentan.

Begitupun jika hendak melakukan pijatan pada kaki atau refleksi, pastikan memperhatikan
hal-hal berikut.

1. Lakukanlah dengan orang yang sudah ahli

Teori dasar dari refleksi adalah menekan titik-titik di telapak tangan dan kaki yang
berhubungan langsung dengan organ, kelenjar, serta berbagai bagian penting dari tubuh.

Titik-titik ini sangat berdekatan dan sekilas nampak sama. Teknik menekan dengan cara yang
tepat hanya dapat dilakukan oleh orang yang memang ahli di bidangnya dan telah memegang
sertifikat khusus.

Oleh karena itu, pastikan Anda tidak melakukan pijat refleksi saat hamil dengan sembarang
orang atau dengan tukang pijat biasa. Tujuannya untuk menghindari risiko ‘salah tekan’ yang
dapat membahayakan kandungan.

2. Hanya boleh dilakukan saat kehamilan memasuki usia 38 minggu

Menurut Explore Integrated Medicine, refleksi dapat menimbulkan kontraksi, sehingga


tindakan ini tidak boleh dilakukan bagi ibu hamil yang usia kandungannya di bawah 38
minggu.

Pasalnya, jika melakukan refleksi saat usia kurang dari 38 minggu, Anda akan berisiko
mengalami kelahiran prematur dan keguguran.
Selain itu, jika melakukan refleksi saat hamil tidak dengan orang yang profesional, maka bisa
saja terjadi dan malah mengakibatkan dampak buruk bagi kesehatan. Sehingga, sebaiknya
tidak melakukan refleksi saat hamil muda karena akan berisiko keguguran.

Menurut penelitian tersebut pijat refleksi bermanfaat sebagai induksi alami jika ibu
mengalami kesulitan kontraksi.

Titik-titik mana saja yang dapat merangsang kontraksi jika


melakukan pijat refleksi saat hamil?
Menurut UCLA Center for East-West Medicine, dalam hal mempercepat kontraksi dan
memperlancar persalinan, titik-titik yang menjadi kunci dari terapi ini adalah:

1. Tumit kaki

Ketika menekan titik ini maka akan timbul rasa sakit. Sebaiknya tetap terus menekan titik ini
hingga rasa nyeri tersebut berkurang.

2. Area sekitar jari kaki

Menekan bagian kaki antara jempol dengan telunjuk dapat membantu ibu hamil untuk
berkontraksi dengan lebih cepat.

Fokus pada bagian tersebut dan tekan dengan lembut. Bahkan menekan area ini setelah
melahirkan dipercaya dapat meringankan rasa sakit yang dialami oleh ibu.

3. Jempol kaki

Ini adalah bagian yang paling penting dalam menimbulkan kontraksi persalinan. Pasalnya,
jempol kaki terhubung langsung dengan kelenjar pituitari yang berfungsi untuk mengeluarkan
hormon oksitosin.

Hormon oksitosin merupakan hormon yang muncul secara alami ketika bayi sudah siap
dilahirkan. Saat hormon ini dihasilkan, maka secara otomatis tubuh akan memicu rahim
untuk berkontraksi.

Anda mungkin juga menyukai