Anda di halaman 1dari 15

KOMPETENSI GURU

Disusun Untuk Memenuhi salah satu tugas dasar dalam

mata kuliah : Microteaching

Dosen Pengampu : Drs. Togi Tampubolon, S.Th. M.Si., P.hD

OLEH :

KELOMPOK 1

AGNES MIRANDA SIREGAR (4193321002)

MANGASI HOLONG RAJAGUKGUK (4192421013)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa kami telah
menyelesaikan tugas rutin Media Pendidikan Fisika. Adapun tugas ini membahas
tentang Kompetensi Guru.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan kami
hadapi. Namun kami menyadari kelancaran dalam menyusun materi materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dosen-dosen, sehingga
kendala-kendala yang kami hadapi telah teratasi.

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi suatu tabungan bagi
kedepannya. Terlebih bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan tercapai. Kami
juga memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Medan, Februari 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Pengertian Kompetensi...................................................................................3
2.2 Kompetensi Yang Harus Dimiliki Seorang Guru...........................................4
2.2.1 Kompetensi Pedagogik...........................................................................4
2.2.2. Kompetensi Kepribadian........................................................................8
2.2.3 Kompetensi Sosial...................................................................................9
2.2.4 Kompetensi Professional.......................................................................10
BAB III PENUTUP................................................................................................12
3.1 Kesimpulan...................................................................................................12
3.2 Saran.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Guru dalam proses pembelajaran di kelas dipandang dapat
memainkan peran penting terutama dalam membantu peserta didik untuk
membangun sikap positif dalam belajar, membangkitkan rasa ingin tahu,
mendorong kemandirian dan ketepatan logika intelektual, serta
menciptakan kondisi-kondisi untuk sukses dalam belajar.

Dalam Peraturan Pemerintah (PP) RI Nomor 19 Tahun 2005


tentang Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) ditegaskan bahwa
pendidik (guru) harus memiliki kompetensi sebagai agen pembelajaran
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia
dini. Arahan normatif tersebut yang menyatakan bahwa guru sebagai agen
pembelajaran menunjukkan pada harapan, bahwa guru merupakan pihak
pertama yang paling bertanggung jawab dalam pentransferan ilmu
pengetahuan kepada peserta didik.

Di negara kita, bukan rahasia lagi bahwa masyarakat mempunyai


harapan yang berlebih terhadap guru. Keberhasilan atau kegagalan sekolah
sering dialamatkan kepada guru. Justifikasi masyarakat tersebut dapat
dimengerti karena guru adalah sumber daya yang aktif, sedangkan sumber
daya-sumber daya yang lain adalah pasif. Oleh karena itu, sebaik-baiknya
kurikulum, fasilitas, sarana dan prasarana pembelajaran, tetapi jika kualitas
gurunya rendah maka sulit untuk mendapatkan hasil pendidikan yang
bermutu tinggi.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi?


2. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki guru?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari kompetensi


2. Untuk mengetahui kompetensi yang harus dimiliki guru

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kompetensi

Kata kompetensi berasal dari bahasa inggris competence yang


artinya well-qualified atau capabily. Dalam bahasa Indonesia dapat
diterjemahkan menjadi berkualifikasi atau mempunyai kualifikasi atau
mampu atau mempunyai kemampuan (Webster, 2003). Kompetensi juga
bisa diartikan sebagai skill atau keahlian. Depdiknas (2003)
mendefinisikan kompetensi sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-
nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Dalam Pasal 1 ayat 10 UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
disebutkan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai guru
atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Menurut Majid
kompetensi adalah seperangkat tindakan inteligen penuh tanggung jawab
yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu
melaksankan tugas-tugas dalam pekerjaan tertentu.

Dengan demikian kompetensi yang dimiliki oleh guru akan


menujukkan kualitas guru yang sesungguhnya, Kompetensi tersebut dapat
diwujudkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perbuatan secara
profesional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru
merupakan seperangkat penguasaan pengetahuan dan kemampuan yang
harus dimiliki guru agar dapat melaksanakan pekerjaannya secara benar
dan bertanggung jawab.

Seseorang vang memiliki kompetensi untuk jabatan tertentu berarti


harus memiliki kemampuan yang betul-betul sesuai dengan tuntutan
jabatan atau pekerjaan tersebut. Untuk menentukan kompetensi yang
dimiliki sesuai dengan jabatan tersebut harus dilakukan analisis yang
betul-betul menemukan kompetensi yang dituntut jabatan itu.

3
2.2 Kompetensi Yang Harus Dimiliki Seorang Guru
Kebijakan pemerintah yang secara langsung berpengaruh terhadap
penyelenggaraan pendidikan di Universitas Negeri Medan (Unimed)
adalah diberlakukannya UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, UU No. 14 tahun 2005” tentang Sertifikasi Guru dan Dosen
dalam Jabatan, PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, HELTS 2003-2010, dan pencanangan "Guru sebegai Profesi”.
Kebijakan ini harus disikapi dengan implementasi peningkstan kualitas
institusi untuk dapat menyelenggarakan pendidikan akademik dan profesi
yang dapat menjawab tantangan masa depan dan memenuhi tuntutan
kebutuhan stakeholder. Untuk itu perlu dilakukan penataan kelembagaan
yang relevan dengan tuntutan undang-undang dan peraturan tersebut.
Didasari tuntutan undang-undang dan peraturan di atas, Disepakati
bahwa ada 4 kompetensi utama (kompetensi pedagogik, kepribadian,
sosial dan Profesional) guru harus tertanam berakar, hidup, berbunga dan
berbuah dari/dalam diri individu dan komunitas sivitas akademika (calon
guru, guru/dosen).
2.2.1 Kompetensi Pedagogik
Pendidikan juga harus menghadapi kenyataan bahwa Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (TPTEK) berkembang sangat cepat, sehingga
keadaan juga cepat berubah. Pengetahuan dan teknologi yang saat ini,
bukan mustahil sudah menjadi usang dalam beberapa tahun mendatang.
Perkembangan IPTEK juga membuahkan jenis pengetahuan yang sangat
banyak ragamnya. Oleh karena itu seringkali para perancang kurikulum
bingung mana yang harus diprioritaskan dulam pendidikan, karena waktu
yang terbatas.
Menghadapi kondisi semacam itu, sebaiknya kita kembali ke
prinsip dasar pendidikan, yaitu membantu peserta didik untuk
mengembangkan potensinya untuk persiapan menghadapi masa depan.
Jadi mata pelajaran adalah sarana untuk mengembangkan potensi anak dan
bukan sebaliknya siswa yang dijadikan objek untuk “menelan” materi
pelajaran. Dalarn hal ini, kompetensi pedagogik yang dirniliki seorang
guru adalah sustu hal yang esensial.

4
Jadi kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran terkait pemahaman tentang peserta didik secara mendalam
dan penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik. Pemahaman tentang
peserta didik meliputi karakteristik siswa dan pemahaman tentang
psikologi perkembangan siswa sedangkan pembelajaran yang mendidik
meliputi kemampuan mengembangkan kurikulum, merancang
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai proses dan hasil
pembelajaran, serta melakukan perbaikan secara berkelanjutan.
Untuk peleksanaannya di dalam matakuliah microteaching, ada
strategi pengelolaan microteaching supaya tercapai kompetensi pedagogik
oleh mahasiswa. Hal ini perlu diciptakan agar mahasiswa benar-benar
merasaken masifaat pelaksanaan microteaching, Strategi tersebut adalah :
Pertama mahasiswa diberi kesempatan berlatih membentuk
profesi kependidikan secara nyata dan utuh (walaupun dalam skop yang
terbatas). Jika mereka merasakan manfaatnya, mereka akan bekerja
sungguh-sungguh selama bermicroteaching, sehingga microteaching tidak
dianggap sebagai beban, tetapi sebagai kesempatan yang berharga.
Memang tidak mudah merancang microteaching yang benar-benar
menarik bagi mahasiswa, karena secara jujur harus diakui bahwa banyak
mahasiswa kita yang kurang tertarik untuk menjadi guru/pendidik,
ditambah lagi mereka tidak mengenal sekolah, kecuali ketika mereka
sebagai siswa. Untuk itu perlu mengenalkan sekolah sejak awal, melalui
kegiatan praktis mengobservasi pembelajaran di sekolah, menganalisis
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran di sekolah, menemukan
kelebihan dan kelemahan perencanaan, strategi pembelajaran, aktivitas
siswa dan guru, penguasaan siswa terhadap materi, dan implementasi
kurikulum di Sekolah. Hasil kegiatan tersebut menjadi bahan dalam kajian
dalam praktik microteaching.
Kedua, kita perlu berpikir positif, bahwa mahasiswa sebenarnya
juga mampu mencerna hal-hal yang bersifat ke depan, jika diberi
kesempatan untuk belajar. Mereka juga mampu merancang kegiatan
microteaching, jika diberi kesempatan.

5
Ketiga, dosen microteaching sebaiknya menjadi guru model bagi peserta
microteaching. Dosen dapat menunjukkan contoh RPP, media dan perangkat
pembelajaran yang baik sebagai bandingan bagi mahasiswa, Selanjutnya,
melakukan praktek pembelajaran di depan mahasiswa Sehingga terjadi
transformasi kompetensi dari dosen ke mahasiswa.
Salah satu indikator kompetensi pedagogik adalah guru mampu merancang
perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran adalah persiapan
mengelola pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelas pada setiap tatap
muka, Perencanaan pembelajaran memuat perumusan kompetensi dan indikator,
pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan model, strategi, dan metode
pembelajaran, pemilihan sumber/media pembelajaran, skenario pembelajaran,
alokasi waktu dan penilaian proses dan hasil belajar. Seluruh komponen
perencanaan pembelajaran tersebut dituangkan dalam sebuah dokumen yang
disebut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Berdasarkan konsep dan komponen RPP di atas. dapat dinyatakan
keefektifan pelaksanaan pembelajaran sangat tergantung kematangan perencanaan
pembelajaran yang disusun sebelumnya oleh guru. Kematangan perencanaan
dalam hal ini adalah keakuratan memahami karakteristik siswa, pertimbangan
kecukupan dan relevansi kompetensi terkait tarap berfikir siswa dan tuntutan
stakeholder, aspek kesahian, dan kebermanfaatan materi untuk pengembangan
potensi siswa, ketepatan pemilihan model, strategi, metode agar pembelajaran
efektif, kebermanfaatan media dan Sumber belajar dalam proses pembelajaran,
serta ketepatan penilaian proses dan hasil pembelajaran. Perlu dipahami bahwa
rencana pelaksanaan pembelajaran adalah suatu pedoman atau gambaran awal
bagi guru dalam mengelola pelaksanaan pembelajaran di kelas. Aktivitas guru dan
siswa yang direncanakan didalam RPP belum tentu persis serra dengan aktivitas
guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Seorang mahasiswa (calon guru) dikatakan kompeten dalam menyusun
rencana Pelaksanaan pembelajaran yang baik, apabila mahasiswa tersebut
menguasai dan mengimplementasikan delapan kompetensi berikut:
1). Mampu merumuskan standar kompetensi dan kompetensi dasar dengan
baik:

6
2). Mampu merumuskan indikator pencapaian kompetensi dasar dengan baik
3). Mampu memilih materi pembelajaran yang sesuai untuk pencapaian
kompetensi yang ditetapkan,
4). Mampu memilih dan menetapkan model, strategi, dan metude psmbelajaran
yang sesuai untuk pencapaian dampak instruksional yang diharapkan.
5). Mampu memilih dan menetapkan media dan sumber belajar sebagai sistem
pendukung terlaksananya pembelajaran yang efektif.
6). Mampu merancang skenario pembelajaran (langkah-langkah pembelajaran,
aktivitas guru dan siswa yang diharapkan, pertimbangan karakteristik siswa,
perkiraan waktu) sebagai pedoman bagi guru mengorganisasikan
pembelajaran di kelas.
7). Mampu memilih dan menetapkan alat penilaian (autentic assesment dan alat
evaluasi) yang efektif dalam penilaian proses dan hasil pembelajaran.
8). Mampu merancang alternatif tindakan dalam mengatasi masalah-masalah
pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran adalah merealisasikan kegiatan guru dalam


mengelola pembelajaran peserta didik di kelas yang telah dirancang sebelumnya
di dalam RPP. Kegiatan itu mencakup kegiatan awal (pengecekan kesiapan
belaiar siswa, apersepsi, dan penginformasian kompetensi dasar dan indikator
yang akan dicapai), Kegiatan inti (penguasaan materi, strategi pembelajaran,
pemanfaatan media/sumber belajar, eyaluasi, penggunaan bahasa), dan kegiatan
penutup (refleksi, merangkum, dan tindak lanjut). Bukti fisik pelaksanaan
pembelajaran adalah berupa dokumen RPP, hasil observasi pelaksanaan
pembelajaran (hasil observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran,
observasi efektivitas siswa) dan penilaian keefektifan pembelajaran.
2.2.2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Kepribadian merupakan kemampuan pesonal yang
mencerminkan kehidupan yang mantap stabil dewasa, arif dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik dan berahlak mulia. Mantap dan stabil artinya
bertindak sesuai dengan norma hukum, Bertindak sesuai dengan norma sosial,
bangga sebagai guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan

7
norma. Kepribadian yang dewasa berarti mempunyai kemandirian dalam
bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru. Arif artinya
menampiIkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah
dan masyaraket serta menunjukkan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak.
Guru sering dianggep sebagai sosok yang meniiliki kepribudian ideal.
Oleh karena itu, pribadi guru sering dianggap sebagai modei stau panutan (yang
harus digugu dan ditiru). Sebagai seorang model guru harus memiliki 'kompetensi
yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian (persona! competencies),
di antaranya: (1) Kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman ajaran
agama sesuai dengan keyakinan zgama yang dianutnya, (2) kemampuan urtuk
merghormati dan menghargai antarumat beragama, (3)kemampuan untuk
berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan sistem nilai yang berlaku
dimasyarakat: (4)
Menurut Hamalik (2022) kompetensi seorang guru terdiri dari dari
kompetensi kepribadian, kompetensi kemasyarakatan, dan kompetensi
profesional. Ketiga jenis kompetensi tersebut saling berhubungan secara terpadu
dalam diri dan karakteristik perilaku guru, dengan demikian akan mencerminkan
potensi guru yang bcnar-benar tidak saja memiliki kemampuan mengajar dan
memiliki kemampuan melakukan kegiatan sosial tetapi juga memiliki kepribadian
yang baik dan mampu melakukan penyesuaian sosial dalam masyarakat. Begitu
juga yang dikemukakan Rosyada (2004) bahwa kategori yang harus dimiliki oleh
guru ada dua yakni capability dan loyality.
Kepribadian berwibawa menuntut guru berprilaku yang berpengaruh
positif terhadap peserta didik dan memiliki prilaku yang disegani. Sedangkan
akhlak mulia dapat menjadi teladan memiliki indikator essensial berupa bertindak
sesuai dengan norma religius (iman dan tagwa , jujur, iklas, suka menolong dan
memiliki prilaku yang diteladani peserta didik). Standar Pengembangan
kepribadian dan keprofesionalan :
(1) Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja
(2) Mampu menilai kinerjanya sendiri
(3) Mampu bekerja mandiri dan bekerja sama dengan orang lain
(4) Mampu mencari sumber-sumber baru dalam bidang studinya

8
(5) Memiliki komitmen terhadap profesi dan tugas professional
(6) Mampu berkomunikasi dengan teman sejawat dan peserta didik
(7) Mampu meningkatkan diri dalam kinerja profesinya
2.2.3 Kompetensi Sosial
Kompentensi Sosial terkait dengan kemampuan guru sebagai mahluk
sosial dalam berhubungan dengan orang lain, yang diharapkan mampu bekerja
sama, mempunyai kesantunan berprilaku, mampu berkomunikasi dan mempunyai
empati terhadap orang lain. Dengam demikian kompetensi sosial merupakan
kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungannya
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik tenaga kependidikan orang
tua/wali peserta didik masyarakat sekitar dan lingkungan hidup. Kompetersi ini
memiliki sub kompetensi dengan indikator essensial sebagai berikut:
a). Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik.
Sub kompetensi ini memiliki indikator essesisial berkomunikasi secara
efekti dengan peserta didik,
b). Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik
dan tenaga kependidikan, serta orang tua/wali peserta didik
c). Mampu berinteraksi secara e£ekif dengan masyarakat dan lingkungan
hidup
disekitarnya.
d). Mampu memahami dan mengembangkan jaringan kerja tingkat local,
regional, dan nasional untuk meningkatkan kompetensinya.
Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru sebagai anggota
masyarakat dan sebagai makhluk sosial, meliputi :
1). Kernampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat
untuk meningkatkan kemampvan professional.
2). Kemarnpuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap Iembaga
kemasyarakatan.
3). Kemampuan untuk menjalin kerja sama baik secara individual maupun
secara kelompok.

9
Kompetensi ini sebenarnya telah didapatkan guru ketika melakukan
sejumlah interaksi saat kuliah, dan dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan
ketika kuliah di LTPK dan pengalaman ditengah-tengah masyarakat.
2.2.4 Kompetensi Professional
Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang
berhubungan dengan penyesusian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini
merupakan kompetensi yang sangat penting, Oleh sebab langsung berhubungan
dengan kinerja yang ditampilkan. Oleh sebab itu, tingkat keprofesionalan seorang
guru dapat dilihat dari kompetensi sebagai berikut:
1). Kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya paham akan
tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, institusional,
kurikuler dan. tujuan pembelajaran.
2). Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham tentang
tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori belajar,
3). Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi
yang diajarkannya,
4). Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi
pembeiajaran,
5). Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber
belejar,
6). Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran,
7). Kemampuan dalam menyusan program pembelajaran,
8). Kemampuan dalam melaksanakan unsur penunjang, misalnya administrasi
sekolah, bimbingan dan penyuluhan dan
9). Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk
meningkatkan kinerja.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian makalah ini dapat disimpulkan bahwa kompetensi
adalah ketrampilan, keahilian, pengetahuan dasar yang dimiliki seorang
guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Seseorang yang memiliki
kompetensi untuk jabatan tertentu berarti harus memiliki kemampuan yang
betul-betul sesuai dengan tuntutan jabatan atau pekerjaan tersebut.
Menurut UU No. 14 tahun 2005” tentang Sertifikasi Guru dan Dosen
dalam Jabatan, PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, HELTS 2003-2010, dan pencanangan "Guru sebegai Profesi”.
Kebijakan ini harus disikapi dengan implementasi peningkstan kualitas
institusi untuk dapat menyelenggarakan pendidikan akademik dan profesi
yang dapat menjawab tantangan masa depan dan memenuhi tuntutan
kebutuhan stakeholder. Didasari tuntutan undang-undang dan peraturan
tersebut, Disepakati bahwa ada 4 kompetensi utama (kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial dan Profesional) guru harus tertanam
berakar, hidup, berbunga dan berbuah dari/dalam diri individu dan
komunitas sivitas akademika (calon guru, guru/dosen).
3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini kami mengharapkan pembaca dapat
mengetahui dan memahami materi mengenai kompetensi guru serta dapat
memberikan kritik dan saran nya agar makalah ini dapat menjadi lebih baik dari
sebelumnya. Demikian saran yang dapat penulis sampaikan semoga dapat
membawa manfaat bagi semua pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Baharun, H. 2017. Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Sistem Kepemimpinan


Kepala Madrasah. Jurnal Ilmu Tarbiyah 6(1): 1-26.
Ismil, M I. 2010. Kinerja dan Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran. Jurnal
Lentera Pendidikan. 13 (1): 44-63.

UPPL Unimed. 2013. Mikroteaching Berbasis Kompetensi. Unimed Press:


Medan.

12

Anda mungkin juga menyukai