Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWAT DIRI

DI SUSUN OLEH:

Dian Nur Utami

4338114901210039

PROGRAM STUDY PROFESI NERS KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HORIZON KARAWANG

Jl Pangkal Perjuangan KM 01 By Pass Karawang Barat


LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Masalah Utama
Defisit perawatan diri
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Perngertian
Perawatan diri (personal hygiene) mencakup aktivitas yang dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang biasa dikenal dengan
aktivitas kehidupan sehari-hari (ADLS). Aktivitas ini dipelajari dari waktu
kewaktu dan menjadi kebiasaan seumur hidup. Kegiatan perawatan diri
tidak hanya melibatkan apa yang dilakukan (kebersihan mandi,
berpakaian, toilet, makan), tetapi juga beberapa, kapan, dimana, dengan
siapa, dan bagaimana (Miller dalam Carpenito-Moyet, 2009).
Keadaan seseorang yang mengalami kelainan dalam kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari secara
mandiri disebut dengan defisit perawatan diri. Tidak ada keinginan klien
untuk mandi secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau
badan, bau nafas, dan penampilan tidak rapih. Defisit perawatan diri
merupakan salah satu masalah yang timbul pada klien gangguan jiwa.
Klien gangguan jiwa kronis sering mengalami ketidak pedulian merawat
diri. Keadaan ini merupakan gejala prilaku negative dan menyebabkan
klien di kucil kan, baik dalam keluarga maupun masyarakat.

2. Etiologi

2
Menurut Potter dan Perry (2009), terdapat factor-faktor yang
mempengaruhi personal hygiene yaitu:
a. Citra Tubuh
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri. Perubahan fisik akibat opreasi bedah, misalnya, dapat memicu
individu untuk tidak peduli terhadap kebersihan
b. Status social ekonomi
Sumber penghasilan atau sumber ekonomi mempengaruhi jenis dan
tingkat praktik perawatan diri yang dilakukan. Perawat harus
menentukan apakah pasien dapat mencukupi perlengakapan
perawatan diri yang penting seperti sabun, pasti gigi, sikat gigi, dan
sampo. Selain itu hal yang perlu diperhatikan adalah apakah
penggunaan perlengkapan tersebut sesuai dengan kebiasaan social
yang di praktikan oleh kelompok social pasien.
c. Pengetahuan tentang perawatan diri sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Kurangnya
pengetahuan tentang pentingnya perawatan diri dan implikasinya bagi
kesehatan dapat mempengaruhi praktik perawatan diri.
d. Variabel kebudayaan
Kepercayaan akan nilai kebudayaan dan niai diri mempengaruhi
perawatan. Orang dari latar belakang kebudayaan yang berbeda
mengikuti praktik kesehatan yang berbeda pula. Disebagian
masyarakat misalnya ada yang menerapkan mandi setiap hari, tetapi
masyarakat dengan lingkup budaya yang berbeda hanya mandi
seminggu sekali.
e. Kondisi fisik
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan memerlukan bantuan. Biasanya, jika tidak mampu,

3
klien dengan kondisi fisik yang tidak sehat lebih memilih untuk tidak
melakukan perawatan diri.

3. Lingkup Defisit Perawatan Diri


a. Kebersihan diri
Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, pakaian kotor, bau
badan, bau nafas, dan penampilan tidak rapih.
b. Berdandan atau berhias
Kurangnya minat dalam memilih pakaian yang sesuai, tidak menyesir
rambut, atau mencukur kumis.
c. Makan
Megalami kesukaran dalam mengambil ketidakmampuan membawa
makanan dari piring ke mulut dan makan hanya beberapa suap
makanan dari piring.
d. Toileting
Ketidakmampuan untuk tidak adanya keinginnan untuk melakukan
defekasi atau berkemih tanpa bantuan.
C. Pengkajian
Defisit perawatan diri pada klien terjadi akibat adanya perubahan proses pikir,
yang menyebabkan menurunnya kemampuan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri. Defisit perawatan diri tanpa dari ketidakmampuan individu
merawat kebersihan diri, makan, berhias, dan eliminasi (buang air besar &
kecil) secara mandiri.
1. Batasan karakteristrik
Nanda (2016) menjelaskan batasan karakteristik yang teradapat pada
lingkup defisit perawatan diri. Batasan karakteristik pada tiap lingkup
tersebut meliputi:
a. Defisit perawatan diri: mandi (Bathing self-care deficit)

4
Hal ini merupakan gangguan kemampuan melakukan atau
menyelesaikan aktivitas mandi untuk diri sendiri. Batasan
karakterisktik meliputi:

1) Gangguan kemampuan mengeringkan tubuh


2) Gangguan kemampuan untuk mengakses kamar mandi
3) Ganggaun kemampuan untuk mengakses air
4) Gangguan kemampuan untuk mengambil perlengkapan mandi
5) Ganggaun kemampuan untuk mengatur air mandi
6) Ganggaun kemampuan membasuh tubuh
b. Defisit perawatan diri: berhias/berpakaian (Dressing self-care deficit)
Defisit perawatan diri berhias atau berdandan merupakan gangguan
kemampuan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas pakaian
untuk diri sendiri.
1) Ketidakmampuan memilih pakaian
2) Ketidakmampuan memadupadankan pakaian
3) Ketidakmampuan mempertahankan penampilan yang memuaskan
4) Ketidakmampuan mengambil pakaian
5) Ketidakmampuan mengenakan pakaian pada bagian bawah tubuh
6) Ketidakmampuan mengenakan pakaian pada bagian atas tubuh
7) Ketidakmampuan memakai berbagai item pakaian mis: kemeja,
kaos kaki
8) Ketidakmampuan melepaskan atribut pakaian mis: kemeja, kaos
& sepatu
9) Ketidakmampuan menggunakan alat bantu
10) Ketidakmampuan mengguanakn resleting
11) Ketidakmampuan mengasingkan pakaian
c. Defisit perawatan dirim makan (feeding self-care deficit)

5
Defisit perawatan diri makan merupakan gangguan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan (self-feeding) (Nanda
2016). Batasan karakterisktik defisit perawatan diri meliputi:
1) Ketidakmampuan mengambil dan memasuki makanan kemulut
2) Ketidakmampuan menggunakan alat bantu
3) Ketidakmampuan mengunyah makanan
4) Ketidakmampuan memanipulasi makanan dimulut
5) Ketidakmampuan membukan kontener atau wadah makanan
6) Ketidakmampuan mengambil cangkir
7) Ketidakmampuan meletakan makanan kedalam makan
8) Ketidakmampuan menyiapkan makanan untuk dimakan
9) Ketidakmampuan makan dengan tatacara yang bisa diterima
10) Ketidakmampuan menelanan makanan
11) Ketidakmampuan menelan jumlah makanan yang memadai
12) Ketidakmampuan memegang alat makan
13) Ketidakmampuan menghabiskan makanan secara mandiri
d. Defisit Perawatan Diri: Toileting
Gangguan kemampuan melakukan/menyelesaikan kegiatan toileting
sendiri (Self-Toileting). Batasan karakteristik dalam gangguan defisit
perawatan diri ini meliputi gangguan:
1) Kemampuan untuk melakukan hygiene eliminasi secara komplit
2) Kemampuan untuk menyiram toilet
3) Kemampuan untuk memanipulasi pakaian untuk toileting
4) Kemampuan untuk mencapai toilet
5) Kemampuan untuk naik ke toilet
6) Kemampuan untuk duduk ditoilet
2. Faktor Predisposisi

6
Faktor predisposisi merupakan factor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya suatu kondisi. Faktor predisposisi defisit perawatan diri
meliputi:
a. Faktor Psikologis
Pada factor ini, keluarga terlalu melingdungi dan memanjakan
klien, sehingga klien menjadi begitu bergantung dan perkembangan
inisiatifnya terganggu. Pasien gangguan jiwa, misalnya, mengalami
defisit perawatan diri dikarenakan kemampuan realitas yang
berkurang. Hal ini menyababkan klien tidak peduli terhadap diri dan
lingkungannya, termasuk perawatan diri.
b. Factor biologis
Pada factor ini, penyakit kronis berperan sebagai penyebab klien tidak
mampu melakukan perawatan diri. Defisit perawatan diri disebabkan
oleh adanya penyakit fisik dan mental yang menyebabkan pasien
tidak mampu melakukan perawatan diri. Selain itu, factor herediter
(keturunan) berupa anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
turut menjadi penyebab.
c. Factor social
Factor sosial ini berkaitan dengan kekurangan dukungan dan latihan
kemampuan perawatan diri dan lingkungannya
3. Factor presifitasi
Factor presifitasi defisit perawatan diri, meliputi kurangnya motivasi,
kerusakan kognitif atau perseftual, cemas, dan kelelahan yang dialami
klien.
4. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala yang tampak pada klien dengan gangguan deifisit
perawatan diri antara lain:
a. Data subjektif
Klien mengatakan tentang:

7
1) Malas mandi
2) Tidak mau menyisir
3) Tidak mau gosok gigi
4) Tidak mau potong kuku
5) Tidak mau berhias atau berdandan
6) Tidak mau menggunakan alat mandi atau kebersihan diri
7) Tidak menggunakan alat makan dan minum
8) BAB dan BAK sembarangan
9) Tidak membersihkan diri dan tidak membnersihkan tempat BAB
dan BAK
b. Data objektif
1) Badan bau, kotor, berdaki, rambut kotor, gigi kotor, kuku panjang
2) Tidak menggunakan alat-alat mandi pada aat mandi dan tidak
mandi dengan benar
3) Rambut kusut, berantakan, kumis dan jenggot tidak rapih, serta
tidak mampu berdandan
4) Pakaian tidak rapih, tidak mampu memilih, mengambil,
memakai, mengencangkan dan memindahkan pakaian
5) Memakai barang-barang yang tidak perlu dalam berpakaian,
misalnya memakai pakaian berlapis-lapis penggunaan pakaian
tidak sesuai. Melepaskan barang-barang yang tidak perlu dalam
berpakaian misalnya telanjang
6) Makan dan minum sembarangan serta berceceran, tidak
mengguanakan alat makan, tidak mampu menyiapkan makanan,
memindahkan makanan ke alat makan (dari panic kepiring atau
mangkok, tidak mampu menggunakan sendok dan tidak
mengetahui fungsi alat-alat makan) memegang alat makan,
membawa makanan dari piring ke mulut, mengunyah, menelan
makanan secara aman dan menghabiskan makanan.

8
7) BAB dan BAK tidak pada tempatnya. Klien tidak membersihklan
diri setelah BAB dan BAK serta tidak mampu menjaga
kebersihan toilet dan menyiram toilet setelah BAB dan BAK.
5. Sumber Koping
Sumber koping defisitkeperawatan diri mencakup kemampuan personal
(personal ability) akan:
a. Kemampuan klien dalam melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Berhias dan berdandan secara baik
c. Melakukan makan dengan baik
d. Melaksanakan BAK/BAB secara mandiri
e. Mengidentifikasi perikalku kebersihan diri yang maladaptive
f. Kemampuan klien dalam mengubah perilaku maladiptif menjadi
perilaku adaptif

D. Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan data yang diperoleh, diagnosis masalah keperawatan
dalamgangguan defisit perawatan diri meliputi kebersihan diri, berhias,
makan, dan eliminasi. Berikut ini merupakan pohon masalah defisit
keperawatan diri:

Gambar. Pohon masalah defisit perawatan diri

9
Gangguan pemeliharaan
kesehatan

Defisit perawatan diri

Kehilangan fungsi tubuh,


kurangnya motivasi

E. Perencanaan

Rencana Keperawatan Pasien Dengan Defisit Perawatan Diri

DIAGNO PERENCANAAN
SIS TUJUAN Kriteria Intervensi Rasional
KEPERAW (Tuk/Tum) Evaluasi
ATAN
Defisit TUM: Bina hubungan saling Kepercayaan
perawatan Pasien Setelah dilakukan percaya dengan dari pasien
diri: dapat tindakan prinsip komunikasi merupakan hal
kebersihan memelihara keperawatan selama terapeutik, yaitu: yang akan
diri, atau 2x24 jam di  Sapa pasien memudah
berdandan, merawat harapkan pasien dengan ramah perawat dalam
makan, kebersihan menunjukan tanda- baik verbal melakukan
BAK/BAB secara tanda dapat maupun pendekatan
mandiri. membina hubungan nonverbal. keperawatan
saling percaya

10
dengan perawat, atau intervensi
TUK 1: yaitu:  Perkenalkan diri selanjutnya
Pasien a. Ekspresi wajah dengan sopan. terhadap pasien.
dapat bersahabat.  Tanyakan nama
membina b. Pasien lengkap pasien
hubungan menunjukkan dan nama
saling rasa senang. panggilan.
percaya. c. Pasien bersedia  Jelaskan tujuan
berjabat pertemuan.
tangan.  Jujurdan
d. Pasien bersedia menepati janji.
menyebutkan  Tunjukan sikap
nama. empati dan
e. Ada kontak menerima pasien
mata. apa adanya.
f. Pasien bersedia  Beri perhatian
duduk pada pemenuhan
berdampingan kebutuhan dasar
dengan pasien.
perawat.
g. Pasien bersedia
mengutarakan
masalah yang
dihadapinya.
Tuk 2: Melatih pasien cara- Pengetahuan
Setelah dilakukan cara perawatan diri tentang
Pasien tindakan dengan cara: pentingnya
mampu keperawatan selama  Menjelaskan perawatan diri
melakukan 2x24 jam di

11
kebersihan harapkan pasien pentingnya dapat
diri secara dengan aman kebersihan diri. meningkatkan
mandiri. melakukan  Menjelaskan alat- motivasi pasien
(kemampuan alat untuk
maksimum) aktivitas menjaga Menyiapkan
perawatan diri kebersihan diri. untuk
secara mandiri.  Menjelaskan meningkatkan

cara-cara kemandirian

melakukan
kebersihan diri. Bimbingan
perawat akan
 Melatih pasien
mempermudah
mempraktikkan
pasien
cara menjaga
melakukan
kebersihan diri.
perawatan diri
secara mandiri.
Tuk 3:  Melatih pasien Membiasakan
Setelah dilakukan berdandan, dengan diri untuk
Paien tindakan rincian: melakukan
mampu keperawatan selama a. Untuk pasien perawatan diri
melakukan 2x24 jam di laki-laki, latihan sendiri.
tindakan harapkan meliputi:berpakai
perawatan, Pasien dengan aman an, menyikat Bimbingan
berupa melakukan rambut, bercukur perawat akan
berhias atau (kemampuan b. Untuk pasien mempermudah
berdandan maksimum) atau wanita, latihan pasien
secara baik. mempertahankan meliputi: melakukan
aktivitas perawatan berpakaian, perawatan diri
diri berupa berhias menyisir rambut,

12
dan berdandan. berhias. secara mandiri.
Pasien berusaha  Memantau
untuk memelihara kemampuan pasien Penguatan
kebersihan diri, dalam berpakaian (reinforcement)
seperti mandi pakai dan berhias.. dapat
sabun dan disiram  Memonitor atau meningkatkan
dengan air sampai mengidentifikasi motivasi pasien.
bersih, mengganti adanya
pakaian bersih kemunduran
sehari-hari, dan sensori, kognitif,
merapikan dan psikomotor
penampilan. yang menyebabkan
pasien mempunyai
kesulitan dalam
berpakaian dan
berhias.
 Diskusikan dengan
pasien adanya
hambatan dalam
berpakaian dan
berhias.
 Menggunakan
komunikasi/intruks
i yang mudah
dimengerti pasien
untuk
mengakomodasi
katerbatasan

13
kognitif pasien.
 Sediakan baju
bersih dan sisir,
jika mungkin
bedak, parfum,
dsb.
 Dorong pasien
untuk mengenakan
baju sendiri dan
memasang kancing
dengan benar.
 Memberikan
bantuan kepada
pasien jika perlu.
 Evaluasi perasaan
pasien setelah
mampu berpakaian
dan berhias.
 Berikan
reinforcement atau
pujian atas
keberhasilan
pasieb berpakaian
dan berhias.

Tuk 4: Setelah dilakukan  Memantau Identifikasi

14
Pasien tindakan kemampuan mengenai
mampu keperawatan selama pasien makan penyebab pasien
melakukan 2x24 jam di  Identifikasi tidak mau
kegiatan harapkan bersama faktor- makan
makan Kebutuhan personal faktor penyebab menentukan
dengan hyginie pasien pasien tidak mau intervensi
baik. terpenuhi. Pasien makan. perawat
mampu melakukan  Identifikasi selanjutnya.
kegiatan makan adanya hambatan
secara mandiri dan makan. Pasien mungkin
tepat dengan a. Fisik: kelemahan, kesulitan dalam
mengungkapkan isolasi mempersiapkan,
kepuasan makan. keterbatasan mengambil

extremitas, dll. makanan

b. Emosi: depresi, sendiri, dan

manik, merapikan

oenurunan nafsu peralatan.

makan.
c. Intelektual: Menambah

curiga wawasan

d. Sosial: curiga tentang personal

e. Spiritual: adanya hygiene: makan.

waham.
Penguatan
 diskusikan
(reinforcement)
dengan pasien
dapat
akibat
meningkatkan
kurang/tidak mau
motivasi pasien.
makan

15
 diskusikan
dengan pasien
fungsi makanan
bagi kesehatan.
 Menjelaskan cara
mempersiapkan
makan kepada
pasien
 Menjelaskan
tentang personal
hygiene tentang
pola makan.
 Menjelaskan cara
makan yang
tertib.
 Menjelaskan cara
merapikan
peralatan makan
setelah makan.
 Praktik makan
disesuaikan
dengan tahapan
makan yang baik.
 Evaluasi
perasaan pasien
setelah makan.
Berikan
penguatan

16
(reinforcement)
terhadap
kemajuan pasien
(misalnya:
peningkatan porsi
makan).
Tuk 5: Setelah dilakukan  Mengkaji budaya Mengetahui
Mampu tindakan keperawtan pasien ketika kebiasaan pasien
melakukan selama 2x24 jam di mempromosikan dalam toileting
BAB/BAK harapkan aktivitas dapat membantu
secara Pasien dapat perawatan diri. perawat
mandiri. melaksanakan  Bantu pasien ke melakukan
perawatan diri toilet. intervensi
secara mandiri  Berikan selanjutnya.
dalam hal pengetahuan
BAB/BAK, seperti: tentang personal Hambatan
a. Mampu duduk hygiene dalam mobilitas
dan turun dari kaitannya dengan menyebabkan
toilet toileting. pasien tidak
b. Mampu  Menjelaskan mampu
membersihkan tempat melakukan
diri setelah BAB/BAK yang perawatan diri
eliminasi sesuai. secara mandiri.
secara  Menjelaskan cara
mandiri/dibant Mengetahui
membersihkan
u pentingnya
diri setelah
personal
BAB/BAK.
hygiene bagi
 Menjelaskan cara

17
membersihkan pasien.
tempat BAB dan
BAK. Memberikan
kesempatan
kepada keluarga
untuk membantu
pasien.
TUK 6: Setelah dilakukan  Diskusikan dengan Memberikan
Keluarga tindakan keluarga tentang kesempatan
mampu keperawatan selama fasilitas kebersihan kepada keluarga
merawat 2x24 jam di diri yang untuk membantu
anggota harapkan dibutuhkan oleh pasien dan
keluarganya Keluarga dapat pasien untuk memberikan
yang mengetahui defisit menjaga perawatan motivasi.
mengalami perawatan diri diri pasien.
masalah pasien dan cara  Anjurkan keluarga Keluarga
kurang memberikan untuk terlibat sebagai sistem
perawatan dukungan pada dalam merawat pendukung
diri. pasien dalam diri pasien dan berperan penting
melakukan membantu dalam
perawatan diri. mengingatkan membantu

pasien dalam pasien.

merawat diri
(sesuai dengan
yang telah
disepakati)
 Anjurkan keluarga
untuk memberikan

18
pujian atas
keberhasilan
pasien dalam
merawat diri.

DAFTAR PUSTAKA

19
Sutejo Keperawatan Jiwa ; Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Jiwa;

Gangguan Jiwa dan Psikososial, Pustaka Baru Pres: Yogyakarta

Aprilianti dkk. (2014). Laporan Pendahuluan Keperawatan Jiwa Defisit


Perawatan Diri. Bina Medika (pp. 5-7). Jakarta: Scribd.

Keliat A B. (2007). Model Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC.

20

Anda mungkin juga menyukai