Anda di halaman 1dari 12

Salam guru penggerak.

Semoga kita semoga kesehatan selalu dilimpahkan kepada kita semua.

Tak terasa sudah tujuh minggu saya mengikuti Pendidikan Guru Penggerak. Sudah 3 modul yang diselesaikan, dengan sekali

pendampingan individu dan sekali lokakarya.

Pada minggu ke-7 ini dimulai dengan Demonstrasi Kontekstual pada Modul 1.3.a.7.1 tentang Inkuiri Apresiatif serta rekomendasi

Tahapan BAGJA.

Minggu ini saya menyusun jurnal refleksi mingguan dengan menerapkan model Driscoll. Model ini terdiri dari tiga bagian, yaitu

sebagai berikut.

1) WHAT? ⟮Deskripsi dari peristiwa yang terjadi⟯

• Apa yang terjadi?

• Apa yang saya lihat/dengar/alami?

• Apa reaksi saya pada saat itu?

• Apa yang orang lain lakukan pada saat peristiwa itu terjadi?

2) SO WHAT? ⟮Analisis dari peristiwa yang terjadi⟯

• Bagaimana perasaan saya pada saat peristiwa itu terjadi?

• Apakah yang saya rasakan sama/berbeda dengan orang yang mengalami kejadian yang sama?
• Apakah saya masih merasakan perasaan/dampak yang sama jika dibandingkan dengan perasaan/dampak langsung setelah

peristiwa?

• Kecenderungan apa yang saya amati dari diri saya ketika menghadapi peristiwa serupa?

• Mengapa saya bisa memiliki kecenderungan tersebut?

• Setelah mengalami peristiwa tersebut, apa hal yang berubah dari pendapat, pemikiran, atau apapun yang Anda yakini

sebelumnya?

3) NOW WHAT? ⟮Tindak lanjut dari peristiwa yang terjadi⟯

• Apakah kejadiannya akan berbeda jika pada saat itu saya mengambil langkah yang berbeda?

• Di mana saya bisa mendapatkan informasi tambahan agar bisa siap ketika menghadapi peristiwa serupa di masa depan?

• Dukungan apa yang saya butuhkan agar bisa menindaklanjuti refleksi saya?

• Bagian mana yang sebaiknya saya kerjakan lebih dulu?

• Setelah Anda melakukan pembelajaran ini, apa hal baru yang ingin Anda bagikan kepada rekan atau lingkungan Anda?
Jurnal Refleksi Minggu Ke-7

Pembelajaran minggu ini masih pada modul 1.3 Visi Guru Penggerak. CGP diminta membuat prakarsa perubahan yang

akan dilakukan di sekolah, kemudian mengaplikasikan langkah-langkah BAGJA dalam penerapannya. Selain membuat Prakarsa

perubahan, CGP juga diminta mengamati hasil karya rekan lain dan memberikan umpan balik. Pembelajaran berikutnya adalah

Elaborasi Pemahaman bersama instruktur yang didahului dengan menuliskan refleksi mengenai pembelajaran yang telah

dilaksanakan dan memberikan pertanyaan kepada instruktur. Koneksi Antar Materi merupakan pembelajaran terakhir, yaitu

membuat rancangan aksi nyata yang akan dilaksanakan di sekolah berdasasrkan visi yang disusun. Dalam pembelajaran, saya

berusaha mengikuti dengan baik semua tahapan, baik itu tugas mandiri, kegiatan tatap muka daring, maupun diskusi

asinkron. Rekan CGP lainnya melaksanakan pembelajaran yang serupa dengan yang saya lakukan, dan kami saling memberikan

umpan balik terhadap karya masing-masing.

Dalam mengikuti pembelajaran, saya tetap merasa antusias, gembira, dan bersyukur bisa memperoleh pengetahuan dan

pengalaman belajar meskipun pada minggu ini bersamaan dengan kegiatan kedinasan di luar sekolah. Selain disibukkan dengan

kegiatan kuliah yang semakin dekat dnegan ujian Tesis saya.

Demonstrasi kontekstual yang saya terapkan pada materi diminggu ini adalah dalam tahapan Upacara Versi Baru yang

Dinantikan Murid. Hal ini saya ambil karena setelah satu tahun lebih kita belajar secara daring tanpa tatap muka, banyak

pembiasaan-pembiasaan yang sudah tidak kita lakukan bersama siswa di sekolah. Salah satunya adalah pelaksanaan upacara
rutin setiap hari senin. Banyak proses yang anak-anak mungkin lupa karena memang sudah angat lama tidak dikerjakan. Hal inilah

yang membuat saya mempunyai ide bagaimana agar anak-anak dapat kembali semangat dalam melaksanakan upacara bendera.

Dengan inovasi-inovasi yang kami koordinasikan dengan semua pihak di sekolah, kami kolaborasi dengan anak-anak sebelum hari

pelaksanaan upacara. Memang perlu banyak latihan karena saking lamanya kita tidak melakukannya. Namun dengan latihan yang

keras, rutin dan dibantu dengan teman-teman guru yang lain, alhamdulillah kami dapat melaksanakan upacara versi baru kepada

anak-anak yang memang belum sempurna, masih ada kesalahan dalam pelaksanaannya.
Dilihat dari tugas membuat prakarsa perubahan dan tahapan BAGJA yang diunggah, saling memberi umpan balik, dan

tatap muka daring, rekan-rekan CGP terlihat antusias dan gembira mengikuti kegiatan ini. Kami saling memberikan komentar

masukan dan saran yang saling membangun untuk para teman-teman CGP lain. Setelah pembelajaran, dampak tersebut masih

dialami, karena pengalaman belajar yang didapat memberikan kesan yang baik. Ketika menghadapi peristiwa serupa, saya

cenderung akan berusaha mengikuti dengan baik setiap kegiatan. Saya akan mengambil pelajaran dari apa yang terjadi, dan akan

menerapkan pengetahuan yang diperoleh pada pembelajaran di kelas maupun di sekolah. Hal ini saya lakukan karena

pengetahuan dan pemahaman tentang inkuiri apresiatif dengan tahapan BAGJA yang didapat dalam pembelajaran sangat

bermakna dan berguna untuk melakukan suatu perubahan di kelas dan di sekolah. Sebelum mengetahui tentang inkuiri apresiatif,

saya memandang sesuatu dari sudut pandang masalah, kesalahan, dan kekurangan, sehingga saya hanya mencari solusi dari

masalah, mencari siapa yang salah, dan mengapa terjadi kesalahan. Dengan mempelajari Inkuiri Apresiatif, sudut pandang saya

berubah. Saya bisa melihat sesuatu dari kekuatan yang dimiliki, sehingga fokus saya adalah menggabungkan dan

mengembangkan kekuatan itu melalui pencapaian visi.


Kegiatan Elaboraso dengan instruktur, fasilitator, dan teman-teman CGP
Pada sesi elaborasi dengan instruktur, beliau adalah Ibu Warih Wijayanti, CEC, saya tidak dapat mengikuti dengan

maksimal karena bersamaan dengan kegiatan kuliah luring di kampus. Jadi kegiatan tersebut hanya saya simak dalam perjalanan

menuju kampus. Akan tetapi tetap tidak menyurutkan semangat saya dalam terus bergerak seperti yang disampaikan dalam

kegiatan elaborasi tersebut.

Kegiatan elaborasi selalu diawali dengan persamaan persepsi atau kesepakatan kelas. Hal ini bertujuan agar kegiatan vicon

berjalan dengan lancar, tidak ada kesalahpahaman antara instruktur dengan CGP yang mungkin ada yang bertanya dalam sesi

elaborasi tidak bersamaan dengan instruktur pada waktu menjelaskan materi. Selain itu juga membantu pembagian tugas dan

waktu dalam elaborasi sehingga dicapai tujuan dari penyampaian materi elaborasi
Dalam elaborasi kita diawali dengan visi kita sebagai guru penggerak. Yakni “VISI PRIBADI” kita membayangkan pada usia

80 tahun, apa yang ingin kita tanyakan kepada diri kita sendiri, tentang kehidupan kita, apa yang kita inginkan oranglain ( keluarga,

murid, teman rekan kerja), pencapaian kita yang mana yang kita ingin orang lain ingat, serta pengaruh apa yang ingin kita berikan

kepada orang lain. Sebelumnya juga ada sesi dimana kita dibimbing dalam semacam meditasi. Kita bersama-sama melakukan

dengan bantuan dari instruktur, menenangkan pikiran kita, berlatih pernafasan kita agar tercipta pikiran yang tenang, relaks, dan

terhindar dari pikiran-pikiran yang mungkin menyebabkan kita menjadi pusing atau sakit kepala tentunya dengan berbagai aktivitas

yang kita jalani sehari-hari kita akan merasa sedikit menghilangkan beban pikiran kita.
Jika saya memandang sesuatu dari sudut pandang masalah, bukan kekuatan yang dimiliki, maka pengembangan potensi

siswa tidak akan terjadi secara optimal. Siswa memiliki potensi, karakteristik, dan bakat yang unik. Pengembangan setiap potensi,

karakteristik, maupun bakat siswa harus dilakukan dengan kekuatan yang dimiliki oleh semua aset, yaitu guru, siswa, kepala

sekolah, tenaga kependidikan, komite sekolah, lembaga eksternal, maupun orang tua.

Informasi tambahan mengenai inkuiri apresiatif, BAGJA, maupun praktik baik menjalankan prakarsa perubahan berdasarkan

inkuiri apresiatif bisa saya dapatkan melalui rekan CGP, rekan guru, kepala sekolah, maupun internet. Untuk menindaklanjuti

refleksi ini, saya membutuhkan dukungan dari semua warga sekolah dalam bentuk dukungan moral, motivasi, maupun partisipasi

aktif dalam kegiatan. Perubahan kecil yang bisa saya kerjakan terlebih dahulu adalah mengubah pembelajaran di kelas menjadi
menyenangkan, menarik, sekaligus menantang siswa berpikir kritis dan kreatif. Setelah mampu melakukan perubahan di kelas,

saya akan melakukan perubahan di lingkungan sekolah. Hal baru yang dapat saya bagikan kepada rekan adalah inkuiri apresiatif.

Saya memiliki pemahaman bagaimana melihat siswa dari sudut pandang kekuatan yang dimiliki, membuat prakarsa perubahan,

kemudian mengembangkannya berdasarkan tahapan BAGJA.

Anda mungkin juga menyukai