net/publication/342360602
Penyusunan Bahan Ajar IPA Fisika sebagai Upaya Peningkatan Literasi Sains
Peserta Didik pada Tema Bunyi
CITATIONS READS
0 54
3 authors, including:
Sarwi Sarwi
Universitas Negeri Semarang, Central Java, Indonesia
47 PUBLICATIONS 117 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Sarwi Sarwi on 22 June 2020.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej
Penyusunan Bahan Ajar IPA Fisika sebagai Upaya Peningkatan Literasi Sains Peserta
Didik pada Tema Bunyi
Abstract
Science literacy began to be accommodated in Indonesia in the curriculum 2006 (KTSP) and more clearly seen
in the curriculum 2013 through inquiry activity and scientific approaches. Based on the result of a comparative
study conducted by OECD through PISA for children aged 15-17 years, Indonesia obtained unsatisfactory result.
It was caused by the Indonesian’s low interest in reading according to UNESCO in 2012. Another thing that
caused the low scientific literacy score of students was textbooks. The result of an analysis of the SMP science
textbook which used in various schools in Central Java showed that the learning materials did not contain
scientific literacy components. Textbooks have an important role in science learning. The learning material which
used during the learning process was the learning support beside the role of the teacher. This research was a research
and development that produced a product in the form of a science literacy learning material with sound as the
theme. The purpose of this research was to find out the characteristics, validity and effectiveness of the learning
material compiled. The assessment was conducted on grade VIII F which was chosen based on purposive sampling
technique. The result showed that the preparation of physical science learning material based on science literacy
could improve the ability of science literacy in the medium category. In addition, the cognitive, affective, and
psychomotor learning outcomes were good.
193
Aulia Risky Rahmawati/ Unnes Physics Education Journal 8 (2) (2019)
Tabel 1. Materi fisika yang paling sulit menurut Desain penelitian yang digunakan untuk
peserta didik pengujian adalah dengan menggunakan desain
Materi Jumlah Peserta Didik pre-experimental designs dan metode One-
No
Fisika yang Memilih Group Pretest-Posttest Design. Populasi dalam
1 Bunyi 24 penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII di
2 Optik 18
SMP Negeri 1 Bae Kudus Tahun Pelajaran
2017/2018. Sampel dalam penelitian ini
Dari hasil Tabel 1 terlihat bahwa materi
diambil dengan menggunakan teknik purposive
bunyi lebih banyak dipilih oleh peserta didik
sampling, dimana penentuan sampel
sebagai materi yang sulit, dengan berbagai
berdasarkan pertimbangan tertentu, yaitu
alasan salah satunya adalah materi bunyi
dipilih sampel pada kelas VIII F karena peserta
terlalu banyak persamaan. Diperkuat dengan
didik memiliki tingkat heterogenitas yang
data yang telah diperoleh, bahwa dalam
tinggi (Sugiyono, 2012:68).
penilaian hasil peserta didik pada materi bunyi
Instrumen yang digunakan dalam
masih kurang dan peserta didik belum dapat
penelitian ini berupa tes dan non-tes.
mengaplikasikan konsep bunyi dalam
Instrumen tes berupa soal-soal (pretest &
kehidupan sehari-hari.
posttest). Sedangkan, instrumen non-tes
Penelitian ini bertujuan untuk
berupa metode observasi dan angket. Tes
mengetahui karakteristik, kevalidan serta
digunakan untuk memperoleh data hasil
keefektifan dari bahan ajar IPA fisika berbasis
belajar kognitif pada materi bunyi. Tes yang
literasi sains pada tema bunyi yang disusun.
dilakukan adalah tes awal (pretest) dan tes
akhir (posttest). Angket dan lembar observasi
METODE
digunakan untuk mengukur pengembangan
Metode penelitian yang digunakan dalam nilai literasi sains peserta didik.
penelitian ini adalah metode penelitian dan Data yang diperoleh dari pretest-posttest,
pengembangan atau Research and Development. angket, dan observasi diolah untuk mengetahui
Metode penelitian dan pengembangan dapat berapa besar hasil yang diperoleh dalam
diartikan sebagai cara ilmiah untuk meneliti, bentuk persentase, selanjutnya dianalisis
merancang, memproduksi dan menguji menggunakan uji gain ternormalisasi untuk
validitas produk yang telah dihasilkan mengetahui besar peningkatannya.
(Sugiyono 2017: 30). Penelitian dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
pengembangan berfungsi untuk memvalidasi
dan mengembangkan produk. Karakteristik bahan ajar
Penelitian dan pengembangan ini Bahan ajar yang berjudul “Bahan Ajar
mengacu pada model pengembangan bahan IPA Fisika Berbasis Literasi Sains”, dicetak
ajar 4-D (four-D model) yang dikemukakan oleh dalam ukuran kertas A4, dengan panjang 29,7
Thiagarajan dan Semmel tahun 1974 yang cm dan lebar 21 cm. Tipografi penulisan
terdiri dari empat tahapan yaitu tahap menggunakan jenis huruf GeoSlab703 Md BT
pendefisian (define), tahap perancangan dan ukuran huruf 12 point. Materi bunyi
(design), tahap pengembangan (develop), dan untuk kelas VIII SMP yang disampaikan di
tahap penyebaran (disseminate). Pada dalam bahan ajar dibuat berdasarkan
umumnya model pengembangan 4-D ini kompetensi inti dan kompetensi dasar dari
digunakan dalam pengembangan perangkat kurikulum 2013.
atau bahan ajar (Kurniawati, 2013). Bahan ajar berisi 44 halaman disusun
dengan mengintegrasikan dari beberapa
194
Aulia Risky Rahmawati/ Unnes Physics Education Journal 8 (2) (2019)
aspek literasi sains, yaitu sains sebagai batang Dalam menyajikan materi pada bahan ajar
tubuh ilmu pengetahuan, sains sebagai jalan tersebut didalamnya memuat beberapa fitur,
untuk menyelidiki, sains sebagai cara untuk antara lain sebagai berikut:
berpikir, serta interaksi sains teknologi dan a) Tahukah Kamu
masyarakat. Bahan ajar IPA Fisika berbasis Pada fitur ini berisi tentang fenomena atau
Literasi Sains yang telah disusun terdiri dari peristiwa yang dijumpai dalam kehidupan
tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan sehari-hari, berupa kejadian yang nyata.
penutup. b) Lihat Disekitarmu
a. Bagian pendahuluan Pada fitur ini berisi tentang fenomena
Bagian pendahuluan terdiri dari halaman
yang pada saat itu terjadi disekitar lingkungan
sampul, kata pengantar, daftar isi, peta
peserta didik berada.
konsep, kompetensi inti, kompetensi dasar,
c) Ayo Belajar
tujuan pembelajaran dan rincian materi.
Pada fitur ini berisi tentang materi berupa
Tampilan desain halam sampul bahan ajar
konsep, fakta, hukum, teori, contoh dan latihan.
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.
Aspek literasi sains yang terdapat pada fitur ini
Berbasis Literasi Sains
adalah sains sebagai batang tubuh ilmu
pengetahuan. Desain judul pada fitur “Ayo
Belajar” dapat dilihat pada Gambar 2.
Ayo Belajar!
Bahan A jar Gambar 2. Desain Judul Fitur Utama “Ayo
Ilmu Penget ahuan A lam Belajar”
BUNYI d) Ayo Mencoba
Pada fitur ini berisi beberapa percobaan
yang melibatkan peserta didik. Aspek literasi
Gambar 1. Desain Sampul Bahan Ajar sains yang terdapat pada fitur ini adalah sains
sebagai cara untuk menyelidiki.
Pada pendahuluan ini juga dicantumkan e) Ayo Berdiskusi
peta konsep yang memuat jaring-jaring materi Pada fitur ini berisi tentang pertanyaan
yang ada pada bahan ajar serta konsep-konsep mengenai kejadian di kehidupan sehari-hari
atau pokok-pokok materi yang ada di dalam yang harus dipecahkan melalui kegiatan
bahan ajar tersebut. Peta konsep dibuat dalam diskusi oleh peserta didik.
bentuk diagram alur atau gambar. f) Sains dalam Kehidupan
b. Bagian isi Pada fitur ini berisi tentang manfaat dan
Bagian isi merupakan inti dari bahan ajar efek negatif yang berkaitan dengan sains dan
yang memuat beberapa materi diantaranya teknologi dalam kehidupan. Selain itu, berisi
adalah, gelombang, bunyi, frekuensi bunyi, juga masalah-masalah sosial yang
cepat rambat bunyi, hukum Mersenne, ditimbulkannya. Aspek literasi sains yang
resonansi bunyi, pemantulan bunyi, terdapat pada fitur ini adalah interaksi sains
mekanisme mendengar pada manusia, dan teknologi dan masyarakat.
manfaat gelombang bunyi dalam kehidupan. c. Bagian Penutup
195
Aulia Risky Rahmawati/ Unnes Physics Education Journal 8 (2) (2019)
Bagian penutup terdiri dari rangkuman, diterapkan berbantuan salah satu jenis bahan
evaluasi, dan daftar pustaka. Rangkuman berisi ajar yaitu LKS, dapat meningkatkan
tentang konsep-konsep penting yang ada dalam penguasaan konsep dan performance siswa
bahan ajar. Evaluasi berisi tentang soal yang (Khasanah et al. : 2015).
digunakan peserta didik untuk latihan sebelum
post-test dan soal tersebut dibuat berdasarkan Kevalidan bahan ajar
indikator dari aspek literasi sains. Uji kevalidan bahan ajar fisika berbasis
Bahan ajar yang disusun sesuai dengan literasi sains menggunakan lembar angket
kriteria dari Depdiknas (2008) bahwa bahan berpedoman pada BSNP serta ditinjau dari
ajar paling tidak mencakup antara lain: (1) muatan literasi sains seperti sains sebagai
petunjuk belajar (petunjuk peserta batang tubuh pengetahuan, sains sebagai cara
didik/guru), (2) kompetensi yang akan dicapai, untuk menyelidiki, sains sebagai cara untuk
(3) content atau isi materi pembelajaran, (4) berpikir, serta interaksi antara sains, teknologi
informasi pendukung, (5) latihan-latihan, (6) dan masyarakat yang berpedoman pada
petunjuk kerja, (7) evaluasi, dan (8) respon Chiappetta et al (2012). Penilaian dilakukan
atau balikan terhadap hasil evaluasi. oleh 3 validator yaitu dosen fisika UNNES, guru
Pada bahan ajar ini peserta didik SMA Fisika, dan guru IPA SMP. Angket uji
dibimbing agar mampu mencari tahu, kevalidan yang digunakan terdiri dari 5 aspek,
menganalisis, menyajikan data, serta yaitu isi, penyajian, bahasa, kegrafisan, dan
menyimpulkan hasil pengamatan. Setelah literasi sains. Penjabaran dari tiap aspek yaitu
melakukan pembelajaran menggunakan bahan sebagai berikut.
ajar, diharapkan peserta didik dapat a. Aspek isi
mengkomunikasikan hasil analisis yang Aspek isi terdiri dari aspek cakupan
merupakan kesimpulan dari percobaan yang materi, aspek akurasi materi, aspek
digunakan untuk mempertanggung jawabkan kemutakhiran dan kontekstual, aspek ketaatan
atas hasil yang telah diperoleh. Pembelajaran pada hukum dan perundang-undangan, dan
yang disajikan pada bahan ajar disusun agar aspek keterampilan. Hasil analisis aspek isi
pengetahuan dan karakter peserta didik seperti disajikan pada Tabel 2.
berkembang. Model pembelajaran yang
Pada butir cakupan materi diperoleh hasil dilengkapi dengan tahukah kamu, ayo diskusi
sebesar 91,67%, hasil tersebut termasuk dalam dan tindak lanjut yang dapat merangsang
kriteria sangat valid. Hal ini berarti bahwa peserta didik untuk mengembangkan
bahan ajar IPA fisika memenuhi butir cakupan keterampilan proses dan berpikir kritis.
materi yang meliputi, butir keluasan dan Akurasi materi memperoleh persentase
kedalaman materi. Materi yang disajikan juga skor sebesar 75%, termasuk dalam kategori
196
Aulia Risky Rahmawati/ Unnes Physics Education Journal 8 (2) (2019)
cukup valid, hal ini karena bunyi merupakan Pada aspek ketaatan pada hukum dan
penerapan materi pada kejadian yang terjadi di perundang-undangan memperoleh hasil
lingkungan sekitar, maka perlu mengikuti sebesar 79,17%, dengan kriteria cukup valid.
perkembangan. Butir akurasi materi belum Hal tersebut diartikan bahwa didalam bahan
sesuai dengan kebenaran fakta, konsep, teori, ajar yang dibuat hanya di dapatkan sedikit
dan prinsip/hukum serta tidak menimbulkan penyimpangan pada hukum dan perundang-
banyak tafsir. undangan tetapi secara keseluruhan telah
Pada aspek kemutakhiran dan kontekstual dibuat berdasarkan pedoman pada hukum dan
memperoleh hasil 87,50%, termasuk dalam perundang-undangan.
kriteria sangat valid sehingga dapat dikatakan Pada aspek keterampilan memperoleh
bahan ajar IPA fisika memenuhi butir hasil sebesar 87,50%, termasuk dalam kriteria
kemutakhiran dan kontekstual. Sumber yang sangat valid. Bahan ajar IPA fisika disajikan
digunakan dalam bahan ajar diantaranya dari menggunakan keterampilan proses peserta
buku teks, sumber-sumber yang digunakan didik yang meliputi keterampilan mengamati,
juga berasal dari internet dan lingkungan, mengukur konsep obyek IPA,
sehingga dapat disesuaikan dengan mengklasifikasikan serta mengkomunikasikan
perkembangan IPTEK, dengan disajikannya konsep IPA. Kegiatan pembelajaran pada bahan
pemanfaatan dari materi bunyi salah satunya ajar disusun agar keterampilan peserta didik
yaitu pemanfaatan sistem sonar untuk berkembang.
mendeteksi benda yang berada di bawah laut. b. Aspek penyajian
Mengkaitkan pembelajaran fisika dengan Aspek penyajian terdiri dari teknik
kehidupan sehari-hari dapat menjadikan siswa penyajian, pendukung penyajian materi,
lebih aktif ketika diskusi, memberikan penyajian pembelajaran, dan kelengkapan
pertanyaan, dan menyampaikan saran (Tupsai penyajian. Hasil analisis aspek penyajian
et al., 2015). disajikan pada Tabel 3.
Teknik penyajian pada bahan ajar disajikan dalam kegiatan belajar telah
memperoleh hasil sebesar 81,25%, termasuk diurutkan sesuai dengan kurikulum yang
dalam kriteria cukup valid, sehingga dapat berlaku, sehingga keruntutan konsep,
dikatakan bahan ajar IPA fisika memenuhi butir kekonsistenan sistematika, serta
teknik penyajian. Sistematika materi dalam keseimbangan antar kegiatan belajar telah
setiap kegiatan belajar disusun secara runtut sesuai dengan kurikulum 2013.
memuat pendahuluan, isi, penutup Pendukung penyajian materi pada bahan
(rangkuman) dan evaluasi. Materi yang ajar juga memperoleh hasil sebesar 86,46%,
197
Aulia Risky Rahmawati/ Unnes Physics Education Journal 8 (2) (2019)
termasuk dalam kriteria sangat valid. Bahan dinilai dari tiga komponen, antara lain bagian
ajar juga mencantumkan rujukan/sumber pendahuluan, isi, dan penutup. Pada bagian
acuan gambar yang diambil dari sumber lain pendahuluan dan penutup, bahan ajar telah
disesuaikan dengan teks. Bahan ajar dilengkapi disajikan secara lengkap. Pada bagian isi, bahan
dengan daftar pustaka dan rangkuman yang ajar juga dilengkapi dengan ilustrasi, tabel,
merupakan bahan rujukan dari bahan ajar gambar yang disajikan dengan jelas, menarik,
menurut penelitian (Permatasari et al. , 2014) . dan sesuai topik. Gambar yang digunakan
Penyajian pembelajaran memperoleh dalam pembuatan bahan ajar dapat menjadi
hasil sebesar 86,67%, termasuk dalam kriteria hiasan yang membuat bahan ajar semakin
sangat valid, sehingga dapat dikatakan bahan menarik, memberikan motivasi, membantu
ajar IPA fisika memenuhi butir penyajian membayangkan dan memperjelas informasi
pembelajaran. Uraian materi dalam bahan ajar yang ingin disampaikan, memunculkan
menyajikan “Tahukan Kamu”, “Ayo Belajar”, masalah, dan lainnya sebagaimana dalam
“Ayo Mencoba”, “Ayo Berdiskusi”, dan “Sains (Prastowo, 2015: 99-100).
dalam Kehidupan”. Pada akhir bab disajikan c. Aspek kebahasaan
soal latihan untuk mengukur pemahaman Aspek kebahasaan terdiri dari, sesuai
peserta didik terhadap materi yang dipelajari, dengan perkembangan peserta didik,
soal dilengkapi dengan kunci jawaban sehingga komunikatif, dialogis dan interaktif, lugas,
peserta didik dapat mengukur sendiri tingkat koherensi dan keruntutan alur pikir,
pemahamannya. kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia
Kelengkapan penyajian memperoleh hasil yang benar, dan penggunaan istilah dan
sebesar 94,44%, termasuk dalam kriteria simbol/lambang. Hasil analisis aspek
sangat valid. Kelengkapan penyajian bahan ajar kebahasaan disajikan pada Tabel 4.
198
Aulia Risky Rahmawati/ Unnes Physics Education Journal 8 (2) (2019)
199
Aulia Risky Rahmawati/ Unnes Physics Education Journal 8 (2) (2019)
Pada aspek desain cover buku huruf yang digunakan adalah GeoSlab703 Md
memperoleh hasil 62,50% dengan kriteria BT, dengan ukuran huruf menyesuaikan
kurang valid, karena pada saat uji coba skala kegunaannya.
kecil unsur tata letak seperti judul, ilustrasi, dan Dalam isi bahan ajar tersebut juga
logo disajikan kurang seimbang. Ilustrasi dilengkapi dengan fitur-fitur yang dapat
sampul dibuat dengan komposisi warna yang menarik dan membangkitkan rasa ingin tahu
sederhana dan manarik. Kombinasi warna, peserta didik. Pemilihan ukuran huruf dapat
gambar, bentuk dan ukuran huruf yang disesuaikan dengan peserta didik, pesan, dan
terdapat dalam sampul dapat menimbulkan lingkungannya (Arsyad , 2013).
daya tarik sebagaimana dinyatakan oleh e. Aspek literasi sains
Daryanto (2013:14). Aspek literasi sains yang terkandung di
dalam bahan ajar terdiri dari sains sebagai
Pada desain isi buku memperoleh hasil batang tubuh pengetahuan, sains sebagai cara
sebesar 76,56%, dengan kriteria cukup valid, untuk menyelidiki, sains sebagai cara untuk
dimana dalam bahan ajar tersebut sudah berpikir, serta interaksi antara sains, teknologi
didesain sedemikian rupa agar dapat menarik dan masyarakat. Hasil analisis aspek literasi
minat peserta didik untuk membaca. Jenis disajikan pada Tabel 6.
Pada aspek sains sebagai batang tubuh diperoleh hasil validasi dari validator sebesar
ilmu pengetahuan memperoleh hasil sebesar 77,78% dengan kriteria cukup valid, pada
85,42% dengan kriteria cukup valid yang aspek ini diharapkan peserta didik dapat
tertuang dalam bahan ajar fitur “Ayo Belajar”, melibatkan peserta didik untuk bereksperimen,
dimana didalamnya menyajikan fakta-fakta, membelajarkan peserta didik melalui
konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan peserta penggunaan tabel dan grafik, peserta didik
didik diharapkan dapat mengingat diharapkan mampu melakukan analisis dan
pengetahuan atau informasi faktual. Proporsi interprestasi data yang diperoleh dari hasil
aspek sains sebagai batang tubuh ilmu percobaan, mengharuskan peserta didik untuk
pengetahuan sebesar 40% dari keseluruhan menerangkan jawaban dan membuat
jumlah aspek dalam bahan ajar. kesimpulan. Proporsi aspek sains sebagai jalan
Pada bahan ajar ini dilengkapi fitur “Ayo untuk menyelidiki pada bahan ajar ini sebesar
Mencoba” yang tertuang dalam aspek sains 20% dari keseluruhan bahan ajar.
sebagai jalan untuk menyelidiki, pada aspek ini
200
Aulia Risky Rahmawati/ Unnes Physics Education Journal 8 (2) (2019)
Ni;ai Gain
tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa data
tersebut terdistribusi secara normal dan dapat 0.20
dilakukan uji data selanjutnya.
0.10
b. Uji gain
Peningkatan kemampuan literasi sains 0.00
peserta didik dalam pembelajaran IPA di SMP K1 K2 K3 K4
Negeri 1 Bae dianalisis dengan menggunakan Aspek Literasi Sains
uji gain.
Berdasarkan hasil analisis uji gain, Gambar 5. Grafik Peningkatan Uji Gain Aspek
diperoleh gain sebesar 0,56, termasuk dalam Literasi Sains
kategori sedang. Artinya kemampuan literasi
Peningkatan hasil belajar peserta didik
sains peserta didik mengalami peningkatan
diukur dari nilai pre-test dan post-test sebelum
sebesar 56%. Berikut merupakan hasil
dan sesudah pembelajaran dengan
perhitungan peningkatan literasi sains tiap
menggunakan bahan ajar IPA fisika berbasis
aspek berdasarkan dari pretest dan posttest
Literasi sains yang diperoleh melalui uji gain
peserta didik tertuang pada Tabel 10.
yaitu terdapat peningkatan hasil pre-test dan
post-test sebesar 0,56 dan termasuk dalam
Tabel 10. Hasil Uji Gain Tiap Aspek Literasi
kategori sedang. Hal tersebut menunjukkan
Sain
bahwa setelah diberikan perlakuan pada saat
No Rata-rata pembelajaran berlangsung yaitu dengan
Aspek literasi sains
Gain menggunakan bahan ajar, terdapat
K1 Sains sebagai batang 0,18 peningkatan literasi sains, sehingga dapat
tubuh ilmu pengetahuan disimpulkan jika hipotesis alternatif diterima.
K2 Sains sebagai cara untuk 0,31 Kemampuan literasi sains anak Indonesia
menyelidiki rendah dan salah satu penyebabnya yakni
K3 Sains sebagai cara untuk 0,21 penggunaan bahan ajar yang digunakan belum
berpikir memuat semua aspek literasi sains
K4 Interaksi antara sains, 0,18 berdasarkan studi PISA tahun 2012 dalam
teknologi dan Susanti (2015).
masyarakat Dari hasil penelitian bahwa kelas yang
menggunakan bahan ajar IPA fisika berbasis
Berikut grafik peningkatan kemampuan literasi sains kemampuan literasi sains peserta
literasi sains tiap aspek terlihat pada Gambar 5. didik tersebut dapat meningkat. Hal ini
dikarenakan pembelajaran menggunakan
bahan ajar berbasis literasi sains lebih
melibatkan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran sehingga hasil belajar peserta
didik mengalami peningkatan.
c. Afektif dan psikomotor peserta didik
Penilaian afektif dan psikomotor
menggunakan lembar observasi yang
dilakukan oleh observer saat berlangsungnya
203
Aulia Risky Rahmawati/ Unnes Physics Education Journal 8 (2) (2019)
40 0
30
20
10 Kategori
Gambar 7. Grafik Hasil Penilaian Psikomotor
0
Peserta Didik
204
Aulia Risky Rahmawati/ Unnes Physics Education Journal 8 (2) (2019)
sehingga peserta didik tertarik dalam sains sebagai batang tubuh ilmu
mengikuti kegiatan pembelajaran. pengetahuan yang tertuang dalam fitur
Selain dipengaruhi oleh bahan ajar, “Ayo Belajar”, aspek sains sebagai cara
keberhasilan pembelajaran juga dipengaruhi untuk menyelidi yang tertuang dalam fitur
oleh metode dan strategi pembelajaran. “Ayo Mencoba”, aspek sains sebagai cara
Strategi pembelajaran yang dapat untuk berpikir yang tertuang dalam fitur
mempengaruhi peningkatan literasi sains salah “Ayo Diskusi”, dan aspek interaski antara
satunya adalah dengan model discovery sains, teknologi dan masyarakat tertuang
learning. Model guided discovery learning dalam fitur “Sains dalam Kehidupan”.
memberikan pengaruh positif terhadap literasi 2. Bahan ajar yang dikembangkan termasuk
sains pada kelas eksperimen dibandingkan dalam kategori cukup valid, dengan
kelas kontrol. Pembelajaran dengan guided perolehan rata-rata persentase kevalidan
discovery learning meningkatkan literasi sains, sebesar 80,05%. Hasil kevalidan tiap
yaitu peserta didik dengan guided discovery aspek literasi sains mendapatkan hasil
memiliki skor pencapaian literasi sains lebih rata-rata cukup valid yang menunjukkan
tinggi sejalan dengan penelitian Khasanah bahwa aspek literasi sains telah dimuat
(2016). dalam bahan ajar tersebut.
3. Keterbacaan bahan ajar yang disusun
SIMPULAN tergolong bahan ajar yang mudah
dipahami dengan rata-rata persentase
Berdasarkan hasil penelitian dan keterbacaan sebesar 94,72%.
pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 4. Bahan ajar IPA fisika berbasis literasi sains
1. Karakteristik dari bahan ajar IPA fisika pada tema bunyi digunakan dalam
berbasis literasi sains bertema bunyi pembelajaran peserta didik kelas VIII SMP
memiliki 4 aspek literasi sains dengan Negeri 1 Bae karena diperoleh ketuntasan
proporsi 2: 1: 1: 1. Masing-masing aspek belajar secara klasikal sebesar 81,25%
literasi sains tersebut adalah aspek literasi peserta didik telah tuntas belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Adisendjaja, Y.H., & Romlah,O. 2007. Analisis Buku Cristina, A., Rusilowati, A., & Sunarno, S. 2016.
Ajar Sains Berdasarkan Literasi Ilmiah Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu
Sebagai Dasar untuk Memilih Buku Ajar Berbasis Literasi Sains Bertema Aplikasi
Sains (Biologi), Jurusan Pendidikan Konsep Energi dalam Kehidupan. Unnes
Biologi, FMIPA UPI, Laporan Penelitian. Physics Educational Journal, 5(1) : 35-
41.
Arsyad, A. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja
Grafindo Persada. Daryanto. 2013. Menyusun Modul (Bahan Ajar
untuk Persiapan Guru dalam Mengajar).
Chiappetta, E.L., D.A. Filman, & G.H. Sethna. 1991. A Yogyakarta: Gava Media.
Method to Quantify Major Themes of
Scientific Literacy in Science Textbooks. Dewi, P. 2012. Tingkat Keterbacaan Buku teks
Journal of Reasearch in Science Teaching, Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas XI
28(8): 713-725. IPA 1 SMAN 1 Blahbatuh Melalui Uji Tes
Rumpang. Prosiding, 1-12.
206
Aulia Risky Rahmawati/ Unnes Physics Education Journal 8 (2) (2019)
Khasanah, R. A. N., Sarwi, S. & Masturi. 2015. Puspita, M. 2014. Pengembangan Modul Bilingual
Implementasi Model Project Based Bergambar terhadap Minat Belajar
Learning Berbantuan LKS untuk Siswa pada tema Energi di Alam Sekitar.
Meningkatkan Penguasaan Konsep Unnes Science Education Juornal, 3(2).
Fisika dan Performance Siswa. Unnes
Physics Educational Journal, 4(2): 83-89. Salamah, N.P., Rusilowati, A., & Sarwi, S. 2017.
Pengembangan Alat Evaluasi Materi
Kurniawati, A. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tata Surya untuk Mengukur
IPA Terpadu Tema Letusan Gunung Kemampuan Literasi Sains Siswa SMP.
Berapi Kelas VII di SMP Negeri 1 Kamal. Unnes Physics Educational Journal, 6(3) :
Jurnal Pendidikan Sains e-pensa, 1(01): 7-16.
42-46.
Setyowati, R., Parmin, & Widiyatmoko, A. 2013.
Maturradiyah, N. & Rusilowati, A. 2015. Analisis Pengembangan Modul IPA Berkarakter
Buku Ajar Fisika SMA Kelas XII di Peduli Lingkungan Tema Polusi Sebagai
Kabupaten Pati Berdasarkan Muatan Bahan Ajar Siswa SMK N 11 Semarang.
Literasi Sains. Unnes Physics Education Unnes Science Education Journal, 2(2):
Journal, 4(01): 17-20. 245-253.
Odja, Abdul, H., & Payu, C.S. 2014. Analisis Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian.
Kemampuan Awal Literasi Sains Siswa Bandung: Alfabeta.
pada Konsep IPA. Prosiding Seminar
Nasional Kimia. Surabaya: Universitas Sugiyono. 2017. Metode Penelitian &
Negeri Surabaya. Pengembangan. Bandung : ALFABETA.
Permatasari, O. I., A. Rusilowati, & Masturi. 2014. Susanti, M., Rusilowati, A., & Susanto, H. 2015.
Developing Science Learning Materials Pengembangan Bahan Ajar IPA Berbasis
for Junior High School Based on Way of Literasi Sains Bertema Listrik dalam
Investigating to Improve Scientific Kehidupan untuk Kelas IX. Unnes
Literacy. International Conference of Physics Education Journal, 4 (3): 44-49.
Mathematics, Science, and Education.
Semarang: Semarang State University. Tupsai, J., C. Yuenyong, & P. C. Taylor. 2015. Initial
Implementation of Constructivist
Prastowo, A. 2015. Panduan Kreatif Membuat Physics Teaching in Thailand: A Case of
Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: DIVA Bass Pre-service Teacher.
Press. Mediterranean Journal of Social Science,
6(2): 506-513.
Pusat Perbukuan Depdiknas. 2003. Standar
Penilaian Buku Pelajaran Sains.
Tersedia: www.dikdas.go.id.
207