Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


(Gangguan Penurunan Curah Jantung Dengan
Terapi Rendam Air Hangat Dan Garam)

Oleh :

1 Siti Nur Kholifatus S (192303101035)


2 Primba Ari Wijaya (192303101055)
3 Shofia Lailatul M (192303101108)
4 Miftahul Hasanah (192303101141)
5 Asma Fida Ulya (192303101168)
6 Nadirotul Umami (192303101175)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Konsep Asuhan Keperawatan Gangguan Penurunan Curah Jantung
Dengan Terapi Rendam Air Hangat Dan Garam” pada mata kuliah Farmakologi di
Prodi D3 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember Kampus
Lumajang ini tepat pada waktunya.
Makalah ini telah kami susun berkat bantuan dan partisipasi dari berbagai
pihak sehingga dapat terselesaikan. Untuk itu dalam kesempatan ini kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
selama penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kemampuan penulis, sehingga masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami membutuhkan kritik dan saran dari semua pihak yang membaca,
sehingga kami dapat menyempurnakan makalah ini untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan agar bisa lebih baik lagi.

19 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1. LAPORAN PENDAHULUAN..................................................................2
1.1 Konsep Asuhan Keperawatan..................................................................2
1.1.1 Pengkajian......................................................................................2
1.1.2 Diagnosa Keperawatan Penurunan Curah Jantung.........................4
1.1.3 Intervensi........................................................................................6
1.1.4 Implementasi Terapi Komplementer..............................................7
1.1.5 Evaluasi Keperawatan....................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

iii
BAB 1. LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Konsep Asuhan Keperawatan


1.1.1 Pengkajian
1. Pengukuran Tekanan Darah
Dilakukan untuk mendeteksi tekanan darah dengan intevral yang sering dan
kemudian dilanjutkan dengan interval dengan jadwal yang rutin (Smeltzer &Bare,
2013)
2. Riwayat
Riwayat yang lengkap harus diperoleh untuk mengkaji gejala yang menunjukkan
apakah system tubuh lainnya telah terpengaruh oleh hipertensi.
Meliputi tanda seperti :
a. Perdarahan hidung
b. Nyeri angina
c. Napas pendek
d. Perubahan tajam pandang
e. Vertigo
f. Sakit kepala (Nokturia) (Smeltzer & Bare, 2013)
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik juga harus memperhatikan kecepatan, irama dan karakter
denyut apikal dan perifer untuk mendeteksi efek hipertensi terhadap jantung dan
pembuluh darah perifer (Smeltzer &Bare, 2013). Pemeriksaan fisik menurut
(Doenges, 2007) yaitu:
a. Aktivitas atau istirahat
Gejala : Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, dan
penyakit
serebrovaskuler. Dijumpai pula episode palpitasi serta perspirasi.
2

Tanda : Kenaikan tekanan darah (pengukuran serial dari kenaikan tekanan


darah diperlukan untuk menegakkan diagnostik). Hipotensi postural mungkin
berhubungan dengan regimen obat.
Nadi : Denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, perbedaan denyut
seperti denyut femoral melambat sebagai kompensasi denyutan radialis atau
brakhialis, denyut (popliteal, tibialis posterior, dan pedalis) tidak teraba atau
lemah.
Denyut apical : PMI kemungkinan bergeser atau sangat kuat.
Frekuensi/irama : Takikardia, sebagai disritmia.
Bunyi jantung : Terdengar S2 pada dasar, S3 (CHF dini), S4 (pengerasan
ventrikel kiri/hipertropi ventrikel kiri). Murmur stenosis valvular. Desiran
vaskular terdengar diatas karotis, femoralis, atau epigastrium (stenosis arteri).
DVJ (distensi vena jugularis dan kongesti vena).
Ekstremitas : Perubahan warna kulit. Suhu dingin (vasokontriksi periver),
pengisian kapiler mungkin lambat/tertunda (vasokontriksi).
c. Integritas ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euporia, atau marah
kronik (dapat mengindikasikan kerusakan serebral).
Faktor-faktor stres meliputi (hubungan, keuangan yang berkaitan dengan
pekerjaan).
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian, tangisan
yang meledak, gerak tangan empati, otot muka tegang (khususnya sekitar mata),
gerakan fisik cepat, pernapasan menghela, dan peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti infeksi/obstruksi atau
riwayat
penyakit ginjal masa lalu).
e. Makanan/cairan
Gejala : Makanan yang disukai, yang dapat mencakup makanan tinggi garam,
tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng, keju, telur), gula-
gula yang berwarna hitam, dan kandungan tinggi kalori.
3

- Mual dan muntah.


Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat/turun).
- Riwayat penggunaan obat diuretik.
Tanda : Berat badan normal atau obesitas. Adanya edema (mungkin umum atau
tertentu),
kongesti vena, DVJ, dan glikosuria (hampir 10% pasien hipertensi adalah
diabetik).
f. Neurosensori
Gejala : Keluhan pening/pusing. Berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat
bangun dan
menghilang secara spontan setelah beberapa jam).
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Angina (penyakit arteri koroner atau keterlibatan jantung). Nyeri hilang
timbul pada
tungkai atau klaudikasi (indikasi arteriosklerosis pada arteri ekstremitas bawah).
Sakit kepala
oksipital berat, seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Nyeri abdomen atau
massa.
h. Pernapasan
Secara umum gangguan ini berhubungan dengan efek kardiopulmonal tahap lanjut
dari
hipertensi menetap atau berat.
Gejala : Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas atau kerja. Takipnea, ortopnea,
dispnea nocturnal paroksismal. Batuk dengan atau tanpa pembentukan sputum.
Riwayat merokok.
Tanda : Distres respirasi atau penggunaan otot aksesori pernafasan. Bunyi napas
tambahan (krakles/mengi), sianosis.
i. Keamanan
Keluhan : Gangguan koordinasi atau cara belajar.
Gejala : Episode parestesia unilateral transient. Hipotensi potural.
j. Pembelajaran atau penyuluhan
4

Gejala :Faktor-faktor resiko keluarga seperti hipertensi, aterosklerosis, penyakit


jantung, diabetes mellitus, dan penyakit serebrovaskular atau ginjal. Penggunaan
pil KB atau hormon lain dan penggunaan obat atau alkohol.

1.1.2 Diagnosa Keperawatan


Penurunan Curah Jantung
Definisi
Ketidakmampuan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme Tubuh
Penyebab
1 Perubahan irama jantung
2 Perubahan frekuensi jantung
3 Perubahan kontraktilitas
4 Perubahan preload
5 Perubahan afterload
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1. Perubahan irama jantung: Palpitasi
2. Perubahan Preload: Lelah
3. Perubahan afterload: Dispnea
4. Perubahan kontraktilitas: Paroxysmal nocturnal dispnea (PND); Ortopnea;
Batuk
Objektif
1) Perubahan irama jantung
- Bradikardia/Takikardia
- Gambaran EKG aritmia atau gangguan konduksi
2) Perubahan Preload
- Edema
- Distensi vena jugularis
- Central venous pressure (CVP) meningkat/menurun
- Hepatomegaly
5

3) Perubahan afterload
- Tekanan darah meningkat/menurun
- Nadi perifer teraba lemah
- Capillary refill time > 3 detik
- Oliguria
- Warna kulit pucat dan/atau sianosis
4) Perubahan kontraktilitas
- Terdengar suara jantung S3 dan atau S4
- Ejection fraction (EF) menurun
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1 Perubahan preload: (tidak tersedia)
2 Perubahan afterload: (tidak tersedia)
3 Perubahan kontraktilitas: (tidak tersedia)
4 Perilaku/emosional
a. Cemas
b. Gelisah
Objektif
1 Perubahan preload
a. Murmur jantung
b. Berat badan bertambah
c. Pulmonary artery wedge pressure (PAWP) menurun
2 Perubahan afterload
a. Pulmonary vascular resistance (PVR) meningkat/menurun
b. Systemic vascular resistance (SVR) meningkat/menurun
3 Perubahan kontraktilitas
a. Cardiac indeks (CI) menurun
b. Left ventricular stroke work index (LVSWI) menurun
c. Stroke volume index (SVI) menurun
Kondisi Klinis Terkait :
a. Gagal jantung kongestif
6

b. Sindrom coroner akut


c. Stenosis mitral
d. Regurgitasi mitral
e. Stenosis aorta
f. Regurgitasi aorta
g. Stenosis trikuspidal
h. Regurgitasi trikuspidal
i. Stenosis pulmonal
j. Regurgitasi pulmonal
k. Aritmia penyakit jantung

1.1.3 Intervensi
a. Perawatan Jantung (I.02075)
Observasi
 Identifikasi tanda/gejala primer Penurunan curah jantung (meliputi
dispenea, kelelahan, adema ortopnea paroxysmal nocturnal dyspenea,
peningkatan CPV)
 Identifikasi tanda /gejala sekunder penurunan curah jantung (meliputi
peningkatan berat badan, hepatomegali ditensi vena jugularis, palpitasi,
ronkhi basah, oliguria, batuk, kulit pucat)
 Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik, jika perlu)
 Monitor intake dan output cairan
 Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
 Monitor saturasi oksigen
 Monitor keluhan nyeri dada (mis. Intensitas, lokasi, radiasi, durasi,
presivitasi yang mengurangi nyeri)
 Monitor EKG 12 sadapoan
 Monitor aritmia (kelainan irama dan frekwensi)
 Monitor nilai laboratorium jantung (mis. Elektrolit, enzim jantung, BNP,
Ntpro-BNP)
 Monitor fungsi alat pacu jantung
7

 Periksa tekanan darah dan frekwensi nadisebelum dan sesudah aktifitas


 Periksa tekanan darah dan frekwensi nadi sebelum pemberian obat (mis.
Betablocker, ACEinhibitor, calcium channel blocker, digoksin)

Terapeutik
 Posisikan pasien semi-fowler atau fowler dengan kaki kebawah atau posisi
nyaman
 Berikan diet jantung yang sesuai (mis. Batasi asupan kafein, natrium,
kolestrol, dan makanan tinggi lemak)
 Gunakan stocking elastis atau pneumatik intermiten, sesuai indikasi
 Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi hidup sehat
 Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stres, jika perlu
 Berikan dukungan emosional dan spiritual
 Berikan oksigen untuk memepertahankan saturasi oksigen >94%

Edukasi
 Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
 Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
 Anjurkan berhenti merokok
 Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian
 Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan harian
 Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
 Rujuk ke program rehabilitasi jantung

1.1.4 Implementasi Terapi Komplementer


a. Terapi Rendam Kaki Dengan Air Hangat Dan Garam
1) Definisi
Pengobatan (hydrotherapy) yang sebelumnya dikenal sebagai hidropati
(hydropathy)adalah metode pengobatan menggunakan air untuk mengobati atau
8

meringankankondisi yang menyakitkan dan merupakan metode terapi dengan


pendekatan“lowtech” yang mengandalkan pada respon-respon tubuh terhadap air.
Air hangat mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh pertama berdampak
pada pembuluh darah dimana hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi
lancar yang ke dua adalah faktor pembebanan didalam air yang akan menguatkan
otot-otot dan ligament yang mempengaruhi sendi tubuh. Oleh karena itu,
penderita hipertensidalam pengobatannya tidak hanya menggunakan obat obatan,
tetapi bisamenggunakan alternatif nonfarmakologis dengan menggunakan metode
yang lebihmudah dan murah yaitu dengan menggunakan terapi rendam kaki air
hangat yangbisa dilakukan di rumah. Air hangat mempunyai dampak fisiologis
bagi tubuhsehingga rendam kaki air hangat dapat digunakan sebagai salah satu
terapi yangdapat memulihkan otot sendi yang kaku serta menyembuhkan stroke
apabila dilakukan melalui kesadaran dan kedisiplinan.
Prinsip kerja dari hidroterapi ini yaitu dengan meningkatkan aktivitas (sel)
dengan metode pengaliran energi melalui konveksi (pengaliran lewat medium
cair). Selain itu juga dengan terapi rendam kaki air hangat dapat terjadi
mekanisme konduksi dimana terjadi perpindahan hangat dari air hangat ke dalam
tubuh, sehingga dapat juga berfungsi seperti teknik akupuntur. Air hangat juga
dapat mendorong vasodilatasi pembuluh darah dan meningkatkan denyut jantung..
Garam adalah kumpulan senyawa kimia dengan penyusun terbesar
adalahnatrium klorida (NaCl). Secara normal tubuh dapat menjaga keseimbangan
antaranatrium di luar sel dan kalium di dalam sel jika kadar natrium darah
meningkat makaginjal akan mengeluarkan kelebihan cairan dan natrium tersebut
di dalam tubuh. Hormon aldosteron menjaga agar konsentrasi natrium di dalam
darah pada nilainormal. Keseimbangan cairan juga akan terganggu bila seseorang
kehilangan natriumdan air akan memasuki sel untuk mengencerkan natrium dalam
sel sehingga cairanekstraseluler akan menurun. Perubahan ini dapat menurunkan
tekanan darah.
2) Manfaat
- Untuk meningkatkan sirkulasi darah
- Mengurangi edema
9

- Meningkatkan relaksasi otot


- Menyehatkan jantung
- Mengendorkan otot-otot
- Menghilangkan stress dan nyeri otot
- Meringankan rasa sakit
- Meningkatkan permeabilitas kapiler
- Memberikan kehangatan pada tubuh
3) Alat dan bahan
- Air panas 2 liter dan air biasa
- Ember
- Garam 20 mg (3 sendok teh)
- Handuk kecil
4) Kontraindikasi
Pada kasus penyakit jantung dengan kondisinya yang parah, orang yang memiliki
tekanan darah rendah, serta penderita diabetes. Karena kulit pasien diabetes akan
mudah rusak walaupun hanya dengan menggunakan air hangat
5) Penatalaksanaan
- Memberikan edukasi terlebih dahulu tentang pengertian, manfaat, alat dan
cara untuk melakukan rendam air hangat terlebih dahulu dengan komunikasi
terapiutik.
- Menyiapkan air panas yang telah dicampur dengan air biasa sebanyak 2 liter
hingga suhu mencapai 40⁰C(dapat ditoleransi oleh Penderita).
- Masukkangaram sebanyak 20 mg (3 sendok teh)
- Lalu memasukandan merendam kedua kaki lansia selama 15 menit

2 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah
tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi
suatu masalah. Pada tahap evaluasi, perawat dapat mengetahui seberapa jauh
diagnosa keperawatn, rencana tindakan, dan pelaksanaan terapi komplementer ini
telah tercapai.
10

Adapun tujuan melakukan pencatatan hasil evaluasi adalah :


1. Menilai pencapaian kriteria hasil dan tujuan pada diagnose penurunan curah
jantung yaitu
Kriteria Hasil :
Tekanan darah membaik
Tujuan :
Diharapkan dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi dengan
menggunakan hidroterapi rendam air hangat dan garam sebagai terapi
komplementer
2. Membuat keputusan apakah rencana asuhan diteruskan atau dihentikan
3. Melanjutkan, memodifikasi, atau mengakhiri rencana.
11

DAFTAR PUSTAKA

Nabila Adani Indralava, A. L. M. A. S. (2020). Studi Literatur: Asuhan


Keperawatan Pada Pasien Hipertensi Dengan Masalah Keperawatan Risiko
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Otak (Doctoral Dissertation, Universitas
Muhammadiyah Ponorogo).

Dharmawan Tri Pamungkas, D. T. P. (2021). Asuhan Keperawatan Pada Pasien


Hipertensi Dalam Pemenuhan Kebutuhan Aman Dan Kenyamanan (Doctoral
Dissertation, Universitas Kusuma Husada Surakarta).

Dewi, M., Sovia, S., & Adha, P. D. (2020). Efektifitas Terapi Rendam Air Hangat
dengan Garam terhadap Skala Nyeri Arthritis Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Luhur Kota Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi,
20(3), 862-870.

Uliya, I., & Ambarwati, A. (2020). Terapi Rendam Kaki Menggunakan Air
Hangat Dengan Campuran Garam Dan Serai Untuk Menurunkan Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi. Jurnal Profesi Keperawatan (JPK), 7(2).

Blood, To Reduce. "Terapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat Efektif


Menurunkan Tekanan Darah Pada Lanjut Usia." (2017).

PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi


dan Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi


dan Tindakan Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan


Kreteria Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai