Anda di halaman 1dari 3

Zaman sekarang telah masuk ke zaman milenial, dimana pada zaman sekarang pasti kita ketergantungan

kepada teknologi, mau ataupun tidak mau terhadap zaman ini tapi faktanya seperti itulah. Sebagai salah
satu contohnya ialah gadget, handphone, pc dan sebagainya. Maka apalagi megingat, melihat zaman
sekarang ini, kebanyakan manusia lalai, terlena, nyaman dengan teknologi tersebut sampai lupa sama jati
dirinya sendiri, tugasnya, kewajibannya bahkan sampai melupakan sang penciptanya sendiri, yaitu Allah
Swt.. Maka Allah sendiri telah berfirman dalam Al-Qur'an ( Muqoddimah ).

Umat sekarang kebanyakan telah melupakan peringatan dari Allah swt. Lalai terhadap kewajibannya
sendiri, salah satunya yaitu amar ma'ruf nahyi munkar. Mungkin diantara kita pasti sering melakukan
amar ma'ruf ini, menyuruh kepada kebaikan, mengajak kepada kebaikan, mengajak sholat, mengajak
pengajian, mengajak belajar ilmu agama, tapi suka lalai terhadap nahyi munkar itu sendiri. Sedangkan
nahyi munkar itu sebagai kewajiban juga terhadap kita. Terkadang kita kalau melihat kemunkaran itu
suka membiarkannya, dengan alasan "ahh, itu mah orang lain, ngapain diingetin, amal dia amal dia,
amalku yah amalku ". Maka janganlah kita menganggap saudara seiman kita sebagai orang kafir yang
membiarkan kejelekan tersebut dilakukan oleh dirinya dengan alasan "lakum dinakum waliyadin
(untukmu agamau, dan untukku agamu). Tetapi kita seharusnya mengingatkannya, mencegahnya, bahkan
menegurnya kalau kita melihat kemungkaran tersebut karena Rasulullah saw. Telah bersabda .

Dari Abu Sa'id al-Khudriy Ra., ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, "Barangsiapa di
antara kamu melihat kemungkaran, hendaklah ia mencegah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika
tidak mampu, hendaklah mencegahnya dengan lisan, jika tidak mampu juga, hendaklah mencegahnya
dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman." ( HR. Muslim )
"Maka kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka: sehingga apabila mereka
bergembira dengan apa yang diberikan kepada mereka"

Maka Allah membukakan kepada kita semua berbagai macam pintu kesenangan, berbagai macam cara
untuk membuat kita senang, sebagai contohnya di zaman sekarang ini terdapatnya berbagai macam
gadget, salah satunya yang kita semua ketahui, yang kita semua merasakannya, dan pasti mempunyainya
bahkan anak kecil saja pasti sudah memilikinya, bahkan anak SD, sudah pandai dalam memakai
handphone tersebut melebihi orang tuanya, yang dimana zaman diantara anak sama orang tuanya itu
berbeda, yang dimana zaman orang tuanya kalaulah ingin bertanya kabar kepada saudara jauhnya itu pasti
dengan cara mengunjunginya atau mengirim surat dengan kondisi waktu yang lama, akan tetapi isi
suratnya tersebut sedikit, tetapi zaman anaknya tersebut kalaulah kita ingin ketemu saudaranya, kita bisa
menelponnya, video callnya, atau kalaulah ingin mengobrol kita bisa lewat whatsapp, twitter, facebook,
instagram dan sebagainya, dengan sangat cepat. Perbedaan yang sangat jauhkan? Maka disini, di zaman
sekarang banyak orang yang lalai terhadap kewajibannya sendiri yaitu beribadah kepada Allah.

Sebagai salah satu contohnya dimana zaman dahulu pekerjaan yang ada itu seperti bertani di sawah,
berkebun, ke hutan mencari kayu dan sebagainya, tetapi panggilan Allah, adzan khususnya adzan dzuhur
itu dijadikan pengingat bahwa ini telah masuk waktu sholat, waktu bekerja telah habis, saatnya waktu
untuk beribadah. Orang tua kita dulu seperti itu. Tetapi di zaman sekarang seperti apa? Pekerjaan
sekarang seperti terlihat mudah, bahkan bekerja sekarang itu tidak perlu keluar rumah, banyak pekerjaan
yang bisa dilakukan di rumah dengan teknologi yang sekarang ini. Kita bisa bekerja, berjualan lewat
handphone, bekerja didepan komputer dan sebagainya. Tetapi ketika datang waktu adzan, kita suka lalai
terhadap panggilan tersebut, bahkan di gadgetnya itu ada notifikasi adzan, notifikasi buat ibadah sholat,
tetapi suka dilupakan, dilalaikan, bahkan ada yang beralasan "nanti aja, waktu sholat masih lama".
Akankah umur kita sampai kepada waktu tersebut?

Bahkan orang tua, kalaulah melihat anaknya sendiri senang, gembira terkadang mereka suka
membiarkannya, tidak membimbingnya, bahkan tidak peduli dengan apa yang dilakukan oleh anaknya
tersebut, mereka memberi anaknya handphone, tetapi mereka tidak bertanggung jawab terhadap
pemberiannya tersebut, sebaiknya didiklah anaknya tersebut supaya memakai handphonenya sebagai alat
yang bermanfaat. Kalaulah waktu belajar, maka suruhlah belajar, waktunya sholat, maka ajaklah supaya
dia sholat, jangan cuman menyuruhnya doang, karena anak itu perlu pendidikan yang baik, bahkan
memerlukan contoh dari orang lain, orang yang lebih dekat dengan anak tersebut yaitu orang tuanya
sendiri, maka ajarkanlah anaknya tersebut sholat yang baik, tinggalkan handphone, marahilah apalagi
anaknya tersebutebih mementingkan handphonenya daripada sholat, karena marahnya pun bukan dengan
sebab benci tetapi dengan alasan pendidikan, lebih baik anak tersebut sedih dalam waktu singkat daripada
celaka di kemudian hari. Begitupun orang dewasa, janganlah lalai terhadap kewajibannya sendiri.

"Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka mereka terdiam berputus asa"
Maka apabila peringatan Allah telah dilalaikan, kemudian kemaksiatan meraja rela, maka tidak menutup
kemungkinan dengan datangnya azab Allah, sebagai pertanda untuk kembali ke jalannya, mengingat
kembali Allah sebagai penciptanya. Maka apabila orang-orang yang sedang bergembira tersebut Allah
beri siksa secara tiba-tiba, maka mereka berputus asa, sebagai contohnya apabila seorang anak yang suka
main handphonenya dan orangtuanya lalai terhadap anaknya tersebut, ketika handphonenya rusak, maka
si anak kehilangan semangat, menginginkan handphone baru, bahkan seorang anak bisa memukul,
memarahi orangtuanya supaya dibelikan handphone baru, tidak terima dengan kerusakan tersebut.
Kalaulah orang tuanya mengajarkan hal yang baik, maka si anak tidak akan seperti itu.

Anda mungkin juga menyukai