Anda di halaman 1dari 6

Nama : Yollanda Amalia Husna

NIM : 2001510

Kelas : Pendidikan Biologi A 2020

Mata Kuliah : Teori Belajar

Dosen Pengampu : Dr. Amprasto, M. Si.

Dr. Eni Nuraeni, S. Pd., M. Pd.

JURNAL BELAJAR INDIVIDU

“TEORI BELAJAR CLASSICAL CONDITIONING DAN OPERANT


CONDITIONING”

1. Apa yang dipahami?


A. Classical Conditioning

Classical conditioning adalah proses dimana suatu stimulus/rangsangan yang awalnya


tidak memunculkan respon tertentu, diasosiasikan dengan stimulus kedua yang dapat
memunculkan. Hasilnya, stimulus pertama pun dapat memunculkan respon. Classical
conditioning juga dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku dimana subjek datang
untuk merespon dengan cara yang diinginkan ke stimulus yang berulang kali dan disajikan
dengan stimulus yang tak terkondisi. Sehingga, ketika subjek tersebut diberikan stimulus yang
berulang, hal tersebut menjadi terbiasa sehingga respon yang diberikan subjek akan biasa saja.

Teori belajar classical conditioning terdiri atas :

1. Neutral stimulus yaitu tidak mengakibatkan respon apa-apa.


2. Unconditional stimulus yaitu stimulus yang tidak perlu dikondisikan.
3. Unconditional reactions yaitu reaksi yang tidak perlu dikondisikan.
4. Conditional response yaitu respon yang dibiasakan atau dikondisikan.

Contohnya yaitu :

Ketika bel diloncengkan, anjing tidak mengeluarkan air liurnya. Kemudian ketika
membunyikan bel dan diberikan makanan, anjing tersebut akan mengeluarkan air liurnya. Hal
ini terus diulang berkali-kali, sehingga anjing sudah tahu jika bel dibunyikan maka makanan
akan disajikan. Pada kondisi kedua, hanya bel yang dibunyikan tetapi makanan tidak disajikan,
respon yang diberikan anjing tetap mengeluarkan air liurnya. Hal ini terus diulang berkali-kali,
sehingga anjing tersebut akan berhenti mengeluarkan air liurnya karena anjing pada dasarnya
tidak merespon ketika mendengar suara bel.

Unconditional stimulus : Makanan

Unconditional Response : Air liur

Conditional Stimulus : Bel

Fase-fase dalam Classical Conditioning :

1. Fase Sebelum Pengkondisian


Fase sebelum pengkondisian yaitu stimulus yang tak terkondisi yang belum
diasosiasikan dengan stimulus lain sehingga secara otomatis akan menghasilkan respon
yang tak terkondisikan.
2. Selama Pengkondisian
Di fase ini, stimulus netral akan diasosiasikan dengan unconditional stimulus dan ini
dilakukan berulang kali.
3. Setelah Pengkondisian
Setelah pengkondisian, subjek telah mengasosiasikan dengan unconditional stimulus
akan muncul conditional response atau respon yang telah dibiasakan.

A conditioning (e.g. repetition, experience) may produce a conditioned reaction. Artinya jika
kondisi netral terus-menerus atau diulang-ulang, maka akan memunculkan sebuah kondisi
reaksi. Ivan Pavlov pada tahun 1849-1936 dikenal dengan sebutan “The Father of Classical
Conditioning”, serta beberapa sebutan lainnya yaitu :

 Mempelajari hukum dan sains


 Profesor sosiologi
 Dikenal dengan eksperimen tentang respon anjing terhadap bel dan makanan
 Pemenang nobel di bidang psikologi
Pengaplikasian Classical Conditioning

1. Iklan dengan cara proses penyampaian pesan kepada konsumen kemudian melakukan
pengulangan dan akan menghubungkan unconditional stimulus dan conditional
response sehingga menghasilkan respon biasa saja.
2. Pelatihan binatang, contohnya pada anjing yang diberikan stimulus bel dan makanan.
3. Pendidikan, penghargaan, motivasi, dan praktik.

Pengaplikasian Classical Conditioning dalam perkuliahan :

Saat mata kuliah Pendidikan Agama Islam di Biologi, diawal pertemuan dosen
memberikan kuis seputar materi yang akan dibahas. Mahasiswa yang belum belajar dan
membaca materi saat akan kuis panik karena tidak ada persiapan. Pertemuan kedua, diawal
perkuliahan dosen memberikan kuis lagi seputar materi yang akan dibahas, namun beberapa
mahasiswa masih ada yang tidak membaca materi sebelum perkuliahan berlangsung.
Pertemuan selanjutnya, semua mahasiswa pun mempersiapkan materi pembelajaran untuk kuis
agar bisa menjawab walaupun kuis tersebut tidak selalu diadakan, namun materi yang dipelajari
pun menjadi bermanfaat.

B. Operant Conditioning

Operant conditioning adalah proses modifikasi perilaku dimana kemungkinan perilaku


tertentu ditingkatkan atau diturunkan dengan menghubungkan perilaku dan konsekuensi,
penguatan positif atau negatif. Operant conditioning merupakan metode pembelajaran yang
menggunakan reward atau hadiah dan punishment atau hukuman sebagai konsekuensi dari
perilaku.

1. Positive reinforcement terjadi ketika subjek dipuji (rewarded) merupakan penguatan


positif akan menyebabkan seseorang mempertahankan bahkan meningkatkan
perilakunya
2. Negative reinforcement terjadi ketika seseorang dimarahi dan dapat juga diberi
hukuman jika tindakan yang buruk tetap dilakukan, penguatan negatif akan
menyebabkan seseorang mengurangi atau bahkan tidak melakukan perbuatan seperti
itu lagi karena penguatan negatif menimbulkan suatu perasaan yang tidak
menyenangkan.
3. Punishment yaitu memberikan sebuah stimulus yang bertujuan untuk mengurangi
terjadinya suatu perilaku.
Contohnya yaitu :

Seorang anak dapat belajar untuk bertepuk tangan untuk sebuah lagu kemudian setelah
mendapatkan hadiah sampai dia tahu apa yang harus dilakukan dan tidak mengharapkan
imbalan. Diakhir dia belajar bagaimana melakukannya tanpa sebuah perlakuan.

Thorndike’s Law Of Effect

Respons terhadap rangsangan yang menghasilkan keadaan yang memuaskan atau


menyenangkan dalam situasi tertentu lebih mungkin terjadi lagi dalam situasi tersebut.
Sebaliknya, respons yang menghasilkan efek tidak nyaman, mengganggu, atau tidak
menyenangkan cenderung tidak akan terjadi lagi dalam situasi tersebut. Contohnya yaitu :

a. Seekor kucing mencoba melarikan diri dari kandang.


b. Seorang siswa sedang mencoba memperbaiki perangkat elektronik.

Contoh Penerapan Teori Belajar Operant Conditioning dalam Pembelajaran

1) Saat pembelajar biologi, mahasiswa yang aktif bertanya di kelas akan diberikan nilai
keaktifan sebagai reward dari dosen. Selain untuk berlomba-lomba mendapatkan
reward nilai tambahan, mahasiswa juga mendapatkan ilmu dari pembelajaran tersebut.
(Positive Reinforcement)
2) Ketika pembelajaran online mata kuliah Bahasa Inggris untuk Biologi, mahasiswa
diwajibkan untuk masuk tepat waktu, namun ketika ada mahasiswa yang terlambat,
akan diberikan sanksi untuk melakukan pidato berbahasa inggris sebagai punishment
dari keterlambatannya. Oleh karena itu, mahasiswa selalu datang tepat waktu sebelum
mulainya pembelajaran. (Punishment)

2. Apa yang tidak dipahami?


Saya masih kurang paham tentang neutral stimulus, unconditional stimulus,
unconditional reaction, dan conditional response serta perbedaan dan persamaan
classical conditioning dan operant conditioning.

3. Bagaimana cara untuk memahami?


Cara saya untuk memahami adalah dengan membaca ulang materi dari PPT tersebut,
kemudian memahami maksud dari pengertian itu dan mencari contohnya.
 Unconditional Stimulus (US) merupakan kejadian eksternal yang terjadi secara
alami/natural.
 Neutral Stimulus (NS) merupakan kejadian eksternal yang tidak memiliki
dampak ataupun efek.
 Unconditional response (UR) merupakan respon yang tidak dikondisikan.
 Conditional Response (CR) merupakan hasil yang sudah dipelajari ataupun
terbiasa.

Proses pembelajaran ini dimulai dengan ketika diberikan stimulus dia tidak merespon
apa-apa atau yang disebut Neutral Stimulus. Kemudian, dilanjutkan dengan memberikan
unconditional stimulus (US) yang nantinya akan menghasilkan unconditional response (UR).
Unconditional stimulus (US) adalah stimulus yang tidak dikondisikan sedangkan unconditional
response (UR) adalah respon yang tidak dikondisikan yang merupakan hasil dari stimulus yang
juga tidak dikondisikan. Kemudian, dilakukan penggabungan atau diasosiasikan antara neutral
stimulus (NS) dan unconditional stimulus (US) yang nantinya akan menghasilkan
unconditional response (UR). Hal ini dilakukan berkali-kali sehingga akan menghasilkan
Conditional Response (CR).

Sebagai contoh menggunakan pelatihan anjing :

Dalam hal ini makanan menjadi unconditional stimulus nya. Kemudian, air liur yang
dikeluarkan oleh anjing tersebut merupakan unconditional response nya dan dalam hal ini bel
digunakan sebagai neutral stimulus nya. Hasil dari penggabungan tersebut adalah
unconditional respon yaitu berupa air liur dan menjadi proses pembelajaran untuk anjing
tersebut. Setelah trial dilakukan berkali-kali, diberikan bunyi bel saja yang menjadi conditional
stimulus nya tanpa diikuti oleh kehadiran makanan yang menjadi unconditional stimulus nya.
Ternyata hal ini juga membuat anjing tersebut mengeluarkan air liur yang kemudian disebut
sebagai conditional response.

 Persamaan Classical Conditioning dan Operant Conditioning

1. Kedua teori sama-sama merupakan teori proses belajar atau pembentukan perilaku.

2. Menggunakan pancingan atau stimulus pada awal pengkondisian

3. Kedua teori merupakan hasil dari interaksi stimulus dan respon.


 Perbedaan Classical Conditioning dan Operant Conditioning

1. Operant Conditioning adalah proses pembentukan perilaku melalui hukuman dan


hadiah, sedangkan Classical Conditioning adalah pembentukan perilaku melalui respon
refleks kemudian respon tersebut akan menjadi terbiasa saja.

2. Classical Conditioning terjadinya respon tanpa syarat (refleks) sedangkan Operant


Conditioning terjadinya respon dikendalikan oleh organisme itu sendiri.

3. Classical Conditioning melakukan respon yang tidak disadari dengan suatu stimulus
sedangkan Operant Conditioning mengaitkan perilaku yang disadari dengan konsekuensi
dari perilaku tersebut.

Anda mungkin juga menyukai