Anda di halaman 1dari 4

Nama : Bayu SuryaAbdillah

Npm : A1E019009

Kelas : A

Bab 1

Pendahulan

Latar Belakang

Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat pesat. Seiringdengan
perkembangan tersebut, Fisika sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi ikutberkembang
pula baik teori maupun aplikasinya. Fisika merupakan ilmu dasar teknologi. Fakta-fakta kehidupa
sepertigerak,cahaya,optik,kalor,gelombang,danmaterilainyangsehari-hari digunakan manusia dipelajari
dalam Fisika. Oleh karena itu perlu adanya peningkatankualitas pendidikan Fisika di sekolah agar
membentuk manusia yang memiliki daya nalar
dandayapikiryangbaik,kreatif,cerdasdalammemecahkanmasalah,serta mampu mengomunikasikan
gagasan-gagasannya. Guna mencapai tujuan tersebut, PermendikbudNomor 59 Tahun 2014
mengharapkan agar pembelajaran Fisika dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan
kemampuan berpikir,bekerja danbersikapilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting
kecakapan hidup.

Berdasarkan uraian di atas, terlihat jelas bahwa tujuan pembelajaran fisika pada tingkatSMA/MA adalah
sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir siswa. Kemampuanberpikir yang
dimaksudkan di sini adalah kemampuan generik sains dan kemampuan berpikirkritis.Dalam penelitian ini
penulishanya mengkaji kemampuangeneriksains.

Keterampilangeneriksainsmerupakankompetensigenerikyangditurunkandariketerampilan proses dengan


cara memadukan keterampilan komponen-komponen alam
yangdipelajaridalamsainsdanterdapatpadastrukturkonsep.Menurut Brotosiswoyo(2011)keterampilan
generik sains dalam pembelajaran Fisika dapat dikategorikan menjadi 9 indikatoryaitu: 1) pengamatan
langsung, 2) pengamatan tak langsung, 3) kesadaran tentang skalabesaran, 4) bahasa simbolik, 5)
kerangka logika taat asas, 6) inferensi logika, 7) hukum sebabakibat,8) pemodelan matematika,
9)membangunkonsep.

Pengalaman penulis selama menjadi guru di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Beureununmenunjukkan
bahwa keterampilan berpikir siswa belum sesuai dengan amanah Permendikbudnomor 59 tahun 2014.
Hal ini terlihat dari nilai ulangan harian yang cenderung rendah. Nilai ulangan paling rendah tahun
2015/2016 adalah pada materi gejala gelombang yaitu 65,sementara nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal(KKM) adalah75. Kegiatan praktikum yang dilaksanakan guru juga belum mampu meningkatkan
keterampilan berpikir siswa termasuk keterampilan generik sains. Hal ini terlihat dari hasil penilaian
keterampilan praktikum yang masih rendah.Rata-rata nilai praktikum cenderung rendah. Nilai praktikum
paling rendah adalah pada materi gejala gelombang yaitu 70, sementara nilai KKM adalah 75. Padahal
kegiatan praktikum yang dilaksanakan merupakan real laboratory. Melalui penelitian ini penulis
melakukan inovasi praktikum dari real laboratory ke virtual laboratory untuk meningkatkan hasil belajar
dan keterampilan generik sains siswa.

Pemilihan model virtual laboratory pada pembelajaran materi gejala gelombang disebabkan faktor
sarana dan prasarana laboratorium yang belum memadai. Tidak tersedianyaalat dan bahan praktikum
yang memadai menyebabkan penulis kewalahan dalam melaksanakankegiatan praktikum gejala
gelombang. Oleh karena itu penulis memilih model virtual
laboratoryuntukmengatasimasalahtersebut.ProdukyangpenulispilihadalahPhysicsEducationTechnology(
PhET)SimulationsyangdikembangkanolehUniversityofColorado.

Model pembelajaran virtual laboratory penulis laksanakan dalam suasana inkuiri agarsesuai dengan
amanah Permendikbud nomor 59 tahun 2014. Menurut Susanti (2009) virtuallaboratory merupakan
bentuk digital dari fasilitas dan proses-proses laboratorium yang
dapatdisimulasikansecaradigital.Pembelajaranmenggunakanvirtuallaboratorylebihbanyakmelibatkan
siswa meskipun kegiatan praktikum tidak realdan berlangsung dalam
suasanainkuiri.Guruhanyamembimbingsiswaseperlunyasajadanberperansebagaifasilitator.Variabel-
variabel yang terlibat diputuskan sendiri oleh siswa. Guru membimbing
seperlunyauntukmemastikanbahwaseluruhvariabelyangterlibatsudahterungkapselamaprosesobservasife
nomena.

Rumusan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, maka permasalahan penelitian dibatasi oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Penelitan yang dilakukan merupakan studi kasus terhadap siswa kelas XI di salah satu SMA Kota
Bandung. Adapun siswa kelas XI yang menjadi objek penelitian yaitu siswa kelas XI IPA 3 dan siswa kelas
XI IPA 4 sebagai kelompok pembanding.
2. Konsep yang dibangun melalui proses pembelajaran pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan
dalam penelitian ini, hanya dibatasi pada konsep kelarutan, quotient reaksi (Q) dan tetapan hasil kali
kelarutan (Ksp). Analisis terhadap konsep yang dikembangkan mengacu pada karakteristik konsep
menurut Herron (dalam Farida, 2010) yang terdiri dari label konsep, definisi konsep, jenis konsep,
atribut konsep dengan memiliki dua atribut yaitu kritis dan variabel, hirarki konsep, dan contoh serta
non contoh.
3. Keterampilan proses sains (KPS) yang dibangun dalam proses pembelajaran mengacu pada kriteria
KPS yang dikembangkan menurut Dahar (dalam Susiwi, 2007) meliputi keterampilan mengajukan
pertanyaan, meramalkan, mengamati, mengkomunikasikan hasil penelitian dan menafsirkan
pengamatan.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian ini

bertujuan untuk:

1. Mengetahui pengaruh penggunaan media virtual laboratory dalam

pembelajaran remedial terhadap hasil belajar siswa visual style pada konsep

hukum Newton tentang gerak.

2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa visual style di kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol dalam pembelajaran remedial dengan

menggunakan media virtual laboratory pada konsep hukum Newton tentang

gerak.

3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa visual style kelompok

eksperimen pada jenjang ranah kognitif C1 sampai C4 dalam pembelajaran

remedial dengan menggunakan media virtual laboratory pada konsep hukum

Newton tentang gerak.

4. Mengetahui respon siswa visual style terhadap penggunaan media virtual

laboratory dalam pembelajaran remedial pada konsep hukum Newton tentang

gerak.

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi beberapa pihak
diantaranya:

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi peneliti lain, penelitian ini menambah wawasan, pengalaman, dan

sebagai salah satu sumber informasi dan bahan rujukan untuk

mengembangkan penelitian selanjutnya.

b. Bagi guru fisika, penelitian ini menambah wawasan dalam upaya

meningkatkan hasil belajar siswa visual style yang tidak tuntas.

a. Bagi sekolah, penelitian ini sebagai bahan evaluasi efektivitas pelaksanaan

program pendidikan dan proses belajar mengajar pada mata pelajaran

fisika.

Anda mungkin juga menyukai