Kelas : 1A
NIM : 2186206062
Matkul : Psikologi Pendidikan
Dosen Pebimbing :
Mawardi,S.S.I., M.Pd
BAB I
Konsep Dasar Ilmu Pendidikan
Ilmu pendidikan adalah ilmu yang mempelajari serta memproses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, dan cara mendidik.
Ilmu pendidikan adalah dua kata yang dipadukan, yakni pedadogi yang berarti (ilmu
pendidikan) dan pedagogia yang artinya (ilmu pendidikan).
UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
Unsur Tujuan Pendidikan
Unsur Guru (Pendidikan)
Unsur Siswa (Peserta Didik)
Unsur Lingkungan
Unsur Alat Pendidikan
Kepemimpinan Sekolah
A. Kemampuan Menyendiri
B. Kemampuan bereksistensi
C. Kata hati ( geweten atau conscience)
D. Moralitas
E. Tanggung jawab
F. Rasa kebebasan
G. Kewajiban dan hak
H. Kemampuan mengahayati
D. Implikasi dalam Dunia Pendidikan
BAB III
ALIRAN-ALIRAN DALAM PENDIDIKAN
◦ A. Aliran empirisme
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan simulasi
ekternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak
tergantung pada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan.
Menurut john locke:
Aliran empirisme mengutamakan perkembangan manusia dari segi empiric yang
secara eksternal dapat diamati.
Dan mengabaikan pembawaan sebagai sisi internal manusia.
Pengalaman adalah sumber pengetahuan.
Pemmbawaan berupa bakat tidak diakui.
Manusia dilahirkan dalam keadaan kosong, sehingga pengalaman dan Pendidikan
memiliki peran penting yang dapat menentukan perkembangan manusia.
B. Aliran Navitisme
Tokoh aliran ini adalah Arthur schoupenhauer Aliran Navitisme bertolak dari Leibnitzian
Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan,
termasuk faktor Pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Nativisme berasal dari Bahasa latin, asal katanya “natives” berarti terlahir
Menurut sckophenhauer, dia berpendapat bahwa “Pendidikan ialah membiarkan
seseorang bertumbuh berdasarkan pembawaannya.
C. Aliran Naturalisme
Tokoh alisan ini adalah J.J.Rousseaun seorang filsuf prancis 1712-1778. Neturalisme
mempunyai pandangan bahwa setiap anak yang lahir di dunia mempunyai pembawaan baik,
namun pembawaan tersebut akan menjadi rusak karena pengaruh lingkungan, sehingga
aliran naturalisme sering disebut Negativisme, karena berpendapat bahwa Pendidikan wajib
membiarkan pertumbuhan anak pada alam. Naturalisme memiliki 3 prinsip tentang proses
pembeljaran:
Anak didik belajar melalui pengalaman nya sendiri.
Pendidik hanya menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan.
Program Pendidikan di sekolah harus disesuaikan dengan minat dan bakat yang
berorientasi pada pola belajar anak didik.
D. Aliran konvergensi
Perintis aliran ini adalah William Stern (1871-1939) seorang ahli pendidik jerman.
Aliran ini merupakan kombinasi dari aliran nativisme dan empirisme. Para penganut aliran
ini berpendapat bahwa:
Bakat pembawaan dan lingkungan (pengalaman) yang akan menentukan
pembentukan pribadi manusia.
Pendidikan dijadikan sebagai penolong kepada anak untuk mengembangkan
potensinya.
Yang membatasi hasil Pendidikan anak aadalam pembawaan dan lingkungannya.
Aliran konveregensi dianggap lebih realistis, sehingga dianggap banyak diikuti oleh
pakar Pendidikan.
◦ D. Aliran konvergensi
Perintis aliran ini adalah William Stern (1871-1939) seorang ahli pendidik jerman.
Aliran ini merupakan kombinasi dari aliran nativisme dan empirisme. Para penganut aliran
ini berpendapat bahwa:
Bakat pembawaan dan lingkungan (pengalaman) yang akan menentukan
pembentukan pribadi manusia.
Pendidikan dijadikan sebagai penolong kepada anak untuk mengembangkan
potensinya.
Yang membatasi hasil Pendidikan anak aadalam pembawaan dan lingkungannya.
Aliran konveregensi dianggap lebih realistis, sehingga dianggap banyak diikuti oleh
pakar Pendidikan.
F. Aliran Esensialisme
Latar belakang aliran esensialisme
Muncul pada tahun 1930, dengan beberapa orang pelopor seperti wiliam c Bagley, Thomas
Brigss, Fredrick Breed, dan isac I, mereka membentuk suatu Lembaga yang disebut “The
Esesialist Commite for the Advancment of American education” ia yakin bahwa fungsi utama
sekolah adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah kepada generasi muda.
Aliran ini disebut “education as cultural conservation”, Pendidikan sebagai
pemelihara kebudayaan.
Esensialisme dianggap para ahli “conservative Road to Culture” yakni aliran ini ingin
Kembali ke kebudayaan lama, warisan sejarah yang telah membuktikan kebaikan-
kebaikannya bagi kehidupan manusia.
Esensialisme percaya bahwa Pendidikan itu harus di dasarkan kepada nilai-nilai
kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia.
◦ G. Aliran Perenialisme
Tokoh aliran perenialisme adalah plato, Aris Toteles, dan Thomas Aquino.
Perenialisme memandang Education as cultural regression
Perenialisme menganggap Pendidikan adalah proses mengembalikan keadaan
sekarang kepada keadaan masa lampau.
Perenialisme mengupayakan kesatuan bukan menceraiberaikan, menemukan
persamaan bukan perbedaan, memahami isi bukan bagian luar berbagai aliran
pemikiran
Aliran perenialisme merupakan aliran dalam filsafat Pendidikan yang memandang
bahwa kepercayaan aksiomatis zaman kuno dan abad pertengahan perlu dijadikan
dasar Pendidikan sekarang
Ki Hajar Dewantara bernama asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat, lahir di Pakualaman, 2
Mei 1989. Ki Hajar Dewantara adalah sosok revolusi pendidikan di Indonesia, sehingga
dijuluki sebagai Bapak Pendidikan Nasional.
Kiprah sebagai aktivis kemerdekaan
Beliau masuk dalam aktivitas sosial dan politik bersama Budi Utomo.Dalam organisasi
tersebut, Ki Hajar Dewantara mengisi seksi propaganda untuk mensosialisasi dan
menyadarkan masyarakat Indonesia tentang persatuan dan kesatuan.
Ditangkap karena kritis
Pada tahun 1913, pemerintah hindia belanda mengumpulkan sumbangan dari warga untuk
merayakan kemerdekaan Belanda dari Prancis.
Hal itu dengan keras di kritisi oleh kaum nasionalis termasuk Ki Hajar Dewantara. Ia menulis
karya berjudul "Seandainya Aku Seorang Belanda".
Tulisan yang kritis nan pedas ini membuat Gubernur Jendral Idenburg memerintahkan untuk
menangkap Ki Hajar Dewantara, untuk diasingkan ke Pulau Bangka.
Kembali ke Indonesia
Setelah 6 tahun di Belanda, Ki Hajar Dewantara kembali ke Indonesia pada tahun 1916.
Selepas pulang ia mengajar di sekolah binaan saudaranya.
Berbekal pengalaman pendidikan yang tinggi, ia mendirikan sekolah pada 3 Juli 1922
bernama, Perguruan Nasional Tamansiswa.
Saat usianya 40 tahun, ia mengganti namanya dari RM Suwardi Suryaningrat menjadi Ki Hajar
Dewantara. Ia melepas gelar kebangsawanannya agar bisa dekat dengan rakyat
Pengabdian untuk Indonesia
Beliau pernah diangkat menjadi Menteri Pengajaran oleh Presiden Sukarno dalam masa
jabatan 2 September 1945 hingga 14 November 1945.
Dan mendapat gelar Maha Guru pada Sekolah Polisi Republik Indonesia, yang ditetapkan oleh
Presiden Sukarno di hari kemerdekaan pertama Indonesia, 17 Agustus 1946.
Beliau juga mendapat gelar doktor kehormatan atau doktor honoris causa dari Universitas
Gajah Mada di tahun 1957. Beliau wafat pada 26 April 1959.
BAB IV
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
A. PENGERTIAN SISTEM
SISTEM MERUPAKAN ISTILAH YANG MEMILIKI MAKNA SANGAT LUAS DAN DAPAT
DIGUNAKAN SEBAGAI SEBUTAN YANG MELEKAT PADA SESUATU. BEGITU SETERUSNYA
BAHWA SETIAP JENIS ORGANISASI APAUPUN BENTUKNYA DISEBUT SISTEM
ISTILAH SISTEM BERASAL DARI BAHASA YUNANI”SIYTEMA” YANG BERARTI SEHIMPUNAN
BAGIAN ATAU KOMPONEN YANG SALING BERHUBUNGAN SECARA TERATUR DAN
MERUPAKAN SUATU KESERULUHAN
SISTEM DAPAT PULA DIARTIKAN SEBAGAI SUATU HIMPUNAN ATAU PERPADUAN HAL-HAL
ATAU BAGIAN-BAGIAN YANG MEMBENTUK ATAU KEBETULAN/KESELURUHAN YANG
KOMPLEKS ATAU UTUH (amirin:1992) Mc.ashan (1983)
CIRI-CIRI UMUM SUATU SISTEM SEBAGAI BERIKUT:
1. SISTEM MERUPAKAN SATU KESATUAN YANG HOLISTIK
2. SISTEM MEMILIKI BAGIAN-BAGIAN YANG TERSUSUN SISTEMATIS
3. BAGIAN-BAGIAN SISTEM ITU BERELASI ANTARA SATU DENGAN LAINNYA
4. TIAP-TIAP BAGIAN SISTEM KONSEP/PERDULI TERHADAP KONTEKS LINGKUNGANNYA
BAB V
PENDIDIKAN ABAD 21
A.GLOBALISASI DAN PENDIDIKAN
Globalisasi berawal dari niat negara-negara industri maju untuk menghasilkan produk-
produk yang memiliki nilai tambah tinggi dengan muatan ilmu dan teknologi mutakhir.
Mereka berusaha mendapatkan peluang untuk memenangkan pasar dengan keunggulan
kompetitif nya.
Globalisasi yang bermakna suatu era menyatunya bagian-bagian dunia secara utuh, baik
secara geografis, sosial, budaya, ekonomi maupun politik yang didukung oleh tumbuh
kembang nya teknologi komunikasi dan informasi.
Keterbukaan terhadap informasi yang menyangkut perkembangan ilmu pengetahuan dan
penyelenggaraan pendidikan secara menyeluruh. Hal ini berimplikasi terhadap lingkungan
dan masyarakat Berbagai perkembangan dan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi seperti kemajuan teknologi komunikasi, informasi dan unsur budaya lainnya akan
mudah diketahui oleh masyarakat.
B.PARADIGMA DAN TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL DI ABAD -21
Saat ini, pendidikan berada di masa pengetahuan (knowledge age) dengan percepatan
peningkatan pengetahuan yang luar biasa. Sejak internet diperkenalkan di dunia komersial
pada awal tahun 1970 an, informasi menjadi semakin cepat terdistribusi ke seluruh penjuru
dunia.Di abad ke 21, pendidikan menjadi semakin penting untuk menjamin peserta didik
memiliki keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan menggunakan teknologi dan
media informasi, serta dapat bekerja, dan bertahan dengan menggunakan keterampilan
untuk hidup (life skills). Tiga konsep pendidikan abad 21 telah diadaptasi oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk mengembangkan kurikulum baru
untuk Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas,
(SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
A.Konsep pertama, keterampilan Abad 21 (21st Century Skills)
Keterampilan abad 21 adalah (1) life and career skills, (2) learning and innovation skills, dan
(3) Information media and technology skills.
Ketiga keterampilan tersebut dirangkum dalam sebuah skema yang disebut dengan pelangi
keterampilan- pengetahuan abad 21/21st century knowledge-skills rainbow (Trilling dan
Fadel, 2009), Skema tersebut diadaptasi oleh organisasi nirlaba p21 yang mengembangkan
kerangka kerja (framework) pendidikan abad 21 ke seluruh dunia melalui situs www.p21.org
yang berbasis di negara tuscon Amerika.
B) Konsep kedua pendekatan saintifik ( scientific Approach )
Pendekatannya yaitu dari konsep inovator’secara DNA ( Dyer, et al.. 2009 ) menyatakan
bahwa memiliki karakteristik sebagai inovator jika memiliki kemampuan untuk
mengalokasikan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya yaitu :
a) Associating, kemampuan untuk menghubungkan peristiwq sesuatu dengan yang lainnya(
mengamati)
b)Quedtioning, kemampuan untuk bertanya tentang sesuatu hal yang berkaitan banyak
masalah relevan dengan desain. ( menanya)
c) Observing, Melakukan pengamatan lingkungan sekelilingnya diantaranya teman, keluarga,
lingkungan, dan masyarakat. ( menalar )
d) Networking membuat jajaran untuk memperoleh hasil yang lebih baik. ( membuat jejaring)
e)Experimenting, inovator secara konstan mencoba danbmengimplementasikan gagasan
baru.( mencoba )
C). Konsep ketiga, pendidikan Autentik ( Authentic Assesment)
Penilaian autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar
peserta didik untuk ramah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penilaian autentik terdiri
dari berbagai teknik Penilaian. 1. Pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang
berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidik seperti kesuksesan di tempat kerja.
2. Penilaian atas tugas – tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang
kompleks.
3. Analisis proses. Penilaian autentik tidak lagi menggunakan alat – alat dan tugas
tradisional, tetapi memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan
kemampuan dan pencapaiannya
BAB VI
Pendidikan Nilai