Anda di halaman 1dari 3

Nama : Farid Muzhaffar

NIM : 190200506
Mata Kuliah : Pendaftaran Tanah

1. Pelaksanaan pendaftaran tanah tersebut melalui pendaftaran tanah secara sistematik dan
pendaftaran tanah secara sporadik. Pendaftaran tanah secara sistematik adalah kegiatan
pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak yang meliputi semuaobyek
pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa atau
kelurahan, sedangkan Pendaftaran tanah secara sporadik adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk
pertama kali mengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian
wilayah suatu desa atau kelurahan secara individual atau massal.
2. Dalam pendaftaran tanah penetapan batas merupakan hal yang sangat penting, hal ini
dilaksanakan dalam setiap pendaftaran tanah agar bidang tanah yang sudah diukur dan dipetakan
dikemudian hari tidak terjadi perselisihan atau sengketa mengenai batas-batasnya sehingga tanah
tersebut aman dari sanggahan mengenai batas-batas yang telah ditetapkan. Hal ini juga tentu
dapat terwujud bila dalam pelaksanaan pengukuran pemilik bidang tanah yang berbatasan hadir di
lokasi pengukuran atau terjadi kesepakatan dalam pemasangan tanda batas. Selain maka secara
tidak langsung akan menjadi antisipasi terhadap sengketa dan konflik karena batas bidang tanah
pada sertifikat.
3. Pembuktian Hak Baru Untuk keperluan pendaftaran hak:
a. hak atas tanah baru dibuktikan dengan:
1) Penetapan pemberian hak dari Pejabat yang berwenang memberikan hak yang
bersangkutan menurut ketentuan yang berlaku apabila pemberian hak tersebut berasal
dari tanah Negara atau tanah hak pengelolaan;
2) asli akta PPAT yang memuat pemberian hak tersebut oleh pemegang hak milik
kepada penerima. hak yang bersangkutan apabila mengenai hak guna bangunan dan hak
pakai atas tanah hak milik;
b. hak pengelolaan dibuktikan dengan penetapan pemberian hak pengelolaan oleh Pejabat yang
berwenang;
c. tanah wakaf dibuktikan dengan akta ikrar wakaf;
d. hak milik atas satuan rumah susun dibuktikan dengan akta pemisahan;
e. pemberian hak tanggungan dibuktikan dengan akta pemberian hak tanggungan

Pembuktian Hak Lama


Untuk keperluan pendaftaran hak, hak atas tanah yang berasal dari konversi hak-hak lama
dibuktikan dengan alat-alat bukti mengenai adanya hak tersebut berupa bukti-bukti tertulis,
keterangan saksi dan atau pernyataan yang bersangkutan yang kadar kebenarannya oleh Panitia
Ajudikasi dalam pendaftaran tanah secara sistematik atau oleh Kepala Kantor Pertanahan dalam
pendaftaran tanah secara sporadik, dianggap cukup untuk mendaftar hak, pemegang hak dan hak-
hak pihak lain yang membebaninya.
Dalam hal tidak atau tidak lagi tersedia secara lengkap alat-alat pembuktian, pembukuan hak
dapat dilakukan berdasarkan kenyataan penguasaan fisik bidang tanah yang bersangkutan selama
20 (dua puluh) tahun atau lebih secara berturut-turut oleh pemohon pendaftaran dan pendahulu
pendahulunya, dengan syarat:
a. penguasaan tersebut dilakukan dengan itikad baik dan secara terbuka oleh yang bersangkutan
sebagai yang berhak atas tanah, serta diperkuat oleh kesaksian orang yang dapat dipercaya.
b. penguasaan tersebut baik sebelum maupun selama pengumuman tidak dipermasalahkan oleh
masyarakat hukum adat atau desa/kelurahan yang bersangkutan ataupun pihak lainnya.
Dalam rangka menilai kebenaran alat bukti, dilakukan pengumpulan dan penelitian data yuridis
mengenai bidang tanah yang bersangkutan oleh Panitia Ajudikasi dalam pendaftaran tanah secara
sistematik atau oleh Kepala Kantor Pertanahan dalam pendaftaran tanah secara sporadik.
Hasil penelitian alat-alat bukti dituangkan dalam suatu daftar isian yang ditetapkan oleh Menteri
Alat-alat bukti tertulis yang dimaksudkan dapat, berupa:
a. grosse akta hak eigendom yang diterbitkan berdasarkan Overschrijvings Ordonnantie
(Staatsblad. 1834 27), yang telah dibubuhi catatan, bahwa hak eigendom yang bersangkutan
dikonversi menjadi hak milik; atau
b. grosse akta hak eigendom yang diterbitkan berdasarkan Overschrijvings Ordonnantie
(Staatsblad. 1834 27) sejak berlakunya UUPA sampai tanggal pendaftaran tanah dilaksanakan
menurut Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 di daerah yang bersangkutan; atau
c. surat tanda bukti hak milik yang diterbitkan berdasarkan Peraturan Swapraja yang
bersangkutan; atau
d. sertifikat hak milik yang diterbitkan berdasarkan Peraturan Menteri Agraria Nomor 9 Tahun
1959; atau
e. surat keputusan pemberian hak milik dari Pejabat yang berwenang, baik sebelum ataupun
sejak berlakunya UUPA, yang tidak disertai kewajiban untuk mendaftarkan hak yang diberikan,
tetapi telah dipenuhi semua kewajiban yang disebut di dalamnya; atau
f. akta pemindahan hak yang dibuat di bawah tangan yang dibubuhi tanda kesaksian oleh Kepala
Adat/Kepala Desa/Kelurahan yang dibuat sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini; atau
g. akta pemindahan hak atas tanah yang dibuat oleh PPAT, yang tanahnya belum dibukukan;
atau
h. akta ikrar wakaf/surat ikrar wakaf yang dibuat sebelum atau sejak mulai dilaksanakan
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977; atau
i. risalah lelang yang dibuat oleh Pejabat Lelang yang berwenang, yang tanahnya belum
dibukukan; atau
j. surat penunjukan atau pembelian kaveling tanah pengganti tanah yang diambil oleh
Pemerintah atau Pemerintah Daerah; atau
k. petuk Pajak Bumi/Landrente, girik, pipil, kekitir dan Verponding Indonesia sebelum
berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961; atau
l. surat keterangan riwayat tanah yang pernah dibuat oleh Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan
Bangunan; atau
m. lain-lain bentuk alat pembuktian tertulis dengan nama apapun juga sebagaimana dimaksud
dalam Pasal II, Pasal VI dan Pasal VII Ketentuan-ketentuan Konversi UUPA.

4. Akta tanah dan sertifikat tanah wajib segera diurus oleh pemilik tanah karena hal ini sudah diatur
di dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
Pengertian buku tanah tersebut ada dalam pasal 1 ayat 19 yang berbunyi: Buku tanah adalah
dokumen dalam bentuk daftar yang memuat data fisik dan data yuridis suatu objek yang sudah
ada haknya. Buku tanah atau akta tanah fungsinya seperti identitas pengenal sebuah tanah. Di
sana ada informasi tentang berapa ukuran tanah, di mana lokasinya sesuai dengan data alamat
lengkap, dan informasi-informasi pendukung lainnya. Buku tanah tersebut menandakan bahwa
tanahnya sudah dimiliki oleh seseorang.
5. Kurangnya sumber daya serta kurang optimalnya sarana yang ada juga terbatasnya daya beli
pemerintah dalam hal ini BPN terhadap peralatan yang berteknologi mutakhir yang
berkemampuan dan berkecepatan tinggi seperti alat-alat GPS dimana selama ini peralatan yang
masih dipakai adalah seperti theodolit, tuntutan ketelitian teknis mengenai proses pengadaan data
fisik bidang-bidang tanah dan pemeriksaan data yuridis dokumen-dokumen yang menjadi alas
hak-hak atas tanah dimana perbedaan luas bidang tanah pada alas hak berbeda dengan luas fisik
di lapangan.Secara eksternal pihak Kantor Pertanahan memberikan pengertian pengertian kepada
pihak-pihak yang ingin melihat dan mengetahui warkah (buku tanah ) mengenai data fisik/yuridis
yang diperlukan sesuai dengan peraturan serta perundang-undangan yang berlaku sebagaimana
mestinya dan menjelaskan kepada pihak yang tidak dapat menerima, bahwa hal tersebut dapat
diperlihatkan didepan pengadilan apabila obyek tanah tersebut tersangkut dalam suatu
permasalahan atau perkara dan dalam hal ini pihak Kantor Pertanahan menyarankan agar
sipemilik langsung datang dan menerima segala penjelasan yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai