Anda di halaman 1dari 17

BAB III

METODE

3.1 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pengumpulan dan pengolahan data didapatkan dari data program KESGA


Puskesmas Selogiri berikut ini adalah daftar penyelidikan epidemiologi angka
kejadian hipertensi di Puskesmas Selogiri mulai 2011-2016:
Tabel. ... Angka kejadian hipertensi di Puskesmas Selogiri berdasarkan
tahun

Tahun Angka Kejadian Hipertensi

2011 913

2012 1003

2013 1953

2014 990

2015 1061

2016 1290

3.2 Pemilihan Prioritas Masalah


Berdasarkan hasil konfirmasi dengan Kepala Puskesmas Selogiri dipilih
prioritas utama masalah adalah tingginya angka kejadian hipertensi.

3.3. Analisis Penyebab Masalah


3.3.1 Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan
pendekatan sistem
Dalam menganalisis penyebab masalah manajemen secara menyeluruh
digunakan pendekatan sistem yang meliputi input, proses, output, outcome,
serta environment. Dengan pola pemecahan masalah berdasarkan pendekatan
sistem tersebut, dapat ditelusuri secara retrospektif hal-hal yang dapat
menyebabkan munculnya permasalahan.

Tabel. ... Identifikasi kemungkinan penyebab masalah Tahap Analisis


Pendekatan Sistem
Komponen Kekurangan Kelebihan
Input Man 1. Beberapa masyarakat  Adanya dokter dan
belum berpartisipasi perawat untuk
aktif mengikuti melakukan
posbindu dan penyuluhan,
posyandu lansia pemeriksaan dan
2. Petugas kesehatan pengobatan
kurang aktif dalam  Ada koordinasi
melakukan skrining antar petugas BP,
hipertensi dan pemegang program
penyuluhan guna (P2M)
meningkatkan
pengetahuan tentang
hipertensi

Money  Pemanfaatan dana  Ada anggaran biaya


belum optimal dari BOK

Method 3. Sistem pendataan  Adanya kegiatan


masyarakat yang masyarakat sebagai
menderita hipertensi alat pengumpul
belum optimal masyarakat
sehingga tidak semua
mendapat pelayanan
kesehatan optimal
4. Kurang tepatnya
metode penyuluhan
tentang hipertensi
untuk masyarakat desa

Machine 5. Media promosi  Alat bantu periksa


(poster/pamphlet) dapat berfungsi
tentang hipertensi dengan baik
belum mencukupi
Material 6. Materi/bahan 7. Tersedianya buku
penyuluhan hipertensi panduan tentang
belum disampaikan hipertensi yang
secara optimal oleh terbaru
petugas kesehatan

1. Kurangnya pengetahuan  Adanya kebijakan


Lingkungan tentang hipertensi pemerintah yang
mendukung
Proses P1 1. Kurangnya perencanaan
kegiatan skrining
hipertensi
2. Belum ada perencanaan
peningkatan frekuensi
penyuluhan hipertensi
secara berkelompok
3. Belum ada perencanaan
peningkatan frekuensi
kegiatan kunjungan
rumah untuk skrining
dan follow up pasien
dengan hipertensi
P2 4. Kurangnya koordinasi  Evaluasi lintas
petugas kesehatan dan program telah
antar pemegang program dilaksanakan tiap
bulan
P3 8. Belum ada evaluasi  Evaluasi dilakukan
keberhasilan tiap bulan
pelaksanaan penyuluhan membahas
pelaksanaaan
kegiatan, dan
diikuti oleh lintas
program

Tabel .... Identifikasi Penyebab Masalah Setelah Konfirmasi Dengan Pihak

Puskesmas

Komponen Kekurangan

Input Man 1. Beberapa masyarakat belum


berpartisipasi aktif mengikuti
posbindu dan posyandu lansia
2. Petugas kesehatan kurang aktif dalam
melakukan skrining hipertensi dan
penyuluhan guna meningkatkan
pengetahuan tentang hipertensi
Method 3. Sistem pendataan masyarakat yang
menderita hipertensi belum optimal
sehingga tidak semua mendapat
pelayanan kesehatan optimal
4. Kurang tepatnya metode penyuluhan
tentang hipertensi untuk masyarakat
Material desa
5. Materi/bahan penyuluhan hipertensi
belum disampaikan secara optimal
oleh petugas kesehatan
Machine 6. Media promosi (poster/pamphlet)
tentang hipertensi belum mencukupi
Lingkungan 2. Kurangnya pengetahuan tentang
hipertensi

Proses P1 5. Kurangnya perencanaan kegiatan


skrining hipertensi
6. Belum ada perencanaan peningkatan
frekuensi penyuluhan hipertensi secara
berkelompok
7. Belum ada perencanaan peningkatan
frekuensi kegiatan kunjungan rumah
untuk skrining dan follow up pasien
dengan hipertensi
P2 8. Kurangnya koordinasi petugas
kesehatan dan antar pemegang
program

3.3.1 Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan


Fishbone Analysis

Gambar ... Diagram analisis kemungkinan penyebab masalah dengan

Fishbone Analysis (lampiran 2).

3.4 Alternatif pemecahan Masalah


Dari diagram tulang ikan diketahui berbagai factor yang menyebabkan
kasus hipertensi sebagai prioritas masalah. Faktor-faktor tersebut berasal dari
faktor keterbatasan sumber daya manusia, keterbatasan metode, keterbatasan
sarana dan prasarana, keterbatasan waktu, keterbatasan dana, kurangnya
pemahaman, serta belum optimalnya perencanaan program dan pelaksaan
program yang ada. Alternatif pemecahan masalah berdasarkan faktor-faktor
penyebab yang ada tersaji dalam tabel di bawah ini.

Tabel ... Alternatif pemecahan masalah

Masalah Alternatif Pemecahan Masalah


1. Beberapa masyarakat belum  Optimalisasi program posbindu
berpartisipasi aktif mengikuti  Optimalisasi program posyandu
posbindu dan posyandu lansia lansia
2. Petugas kesehatan kurang  Mengadakan pelatihan dan
aktif dalam melakukan pembinaan yang lebih terfokus
skrining hipertensi dan dan mendalam terhadap petugas
penyuluhan guna kesehatan dan melatih kader
meningkatkan pengetahuan tentang skrining hiperetensi dan
tentang hipertensi penyuluhan yang tepat , serta
pemberian penghargaan terhadap
kader berprestasi agar tenaga
kesehatan lebih termotivasi.
3. Sistem pendataan masyarakat  Mengadakan pertemuan antar
yang menderita hipertensi tenaga kesehatan dan
belum optimal sehingga tidak kader/perwakilan masyarakat
semua mendapat pelayanan setiap bulan untuk mengevaluasi
kesehatan optimal pencatatan dan pendataan
masyarakat dengan hipertensi
 Pembinaan dan pelatihan kader
agar dapat membantu petugas
kesehatan untuk melakukan home
screening untuk mendeteksi dan
melakukan pendataan masyarakat
dengan hipertensi
4. Kurang tepatnya metode  Mengadakan pelatihan dan
penyuluhan tentang pembinaan terhadap tenaga
hipertensi untuk masyarakat kesehatan dan kader mengenai
desa pemberian metode penyuluhan
yang tepat
5. Materi/bahan penyuluhan  Mengadakan pelatihan dan
hipertensi belum disampaikan pembinaan terhadap tenaga
secara optimal oleh petugas kesehatan dan kader mengenai
kesehatan cara pemberian materi
penyuluhan yang optimal
6. Media promosi  Membuat sarana berupa papan
(poster/pamphlet) tentang informasi yang memuat
hipertensi belum mencukupi penjelasan mengenai hipertensi
dan diletakkan tempat strategis.
Membuat pamphlet dengan
bahasa yang mudah dipahami dan
dapat diberikan kepada seluruh
masyarakat
7. Kurangnya pengetahuan  Mengadakan penyuluhan dan
tentang hipertensi pembinaan warga secara simultan
dan berkaa mengenai hipertensi
 Edukasi kepada masyarakat untuk
melakukan pemeriksaan secara
teratur dan berkala
8. Kurangnya perencanaan  Mengadakan pertemuan antar
kegiatan skrining hipertensi tenaga kesehatan dan
kader/perwakilan masyarakat
setiap bulan untuk mengadakan
skrining
9. Belum ada perencanaan  Meningkatkan perencanaan
peningkatan frekuensi peningkatkan frekuensi
penyuluhan hipertensi secara penyuluhan kepada masyarakat
berkelompok desa secara berkelompok agar
tingkat pengetahuan dan
kesadaran diri akan hipertensi
masyarakat semakin meningkat.
10. Belum ada perencanaan  Meningkatkan perencanaan
peningkatan frekuensi peningkatkan frekuensi kegiatan
kegiatan kunjungan rumah kunjungan rumah untuk skrining
untuk skrining dan follow up dan follow up pasien dengan
pasien dengan hipertensi hipertensi
 Mengadakan pelatihan dan
pembinaan kader untuk dapat
mengadakan program PMO
(Pengawas Minum Obat) untuk
masyrakat dengan hipertensi yang
diberikan terapi medikamentosa
11. Kurangnya koordinasi  Meningkatkan pertemuan dan
petugas kesehatan dan antar evaluasi tiap bulan untuk
pemegang program meningkatkan koordinasi antar
pemegang program
3.5 Langkah Pelaksanaan Mini Project

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran


pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi sebelum dan sesudah intervensi di
Dusun Ceperan Jendi Selogiri adalah:
1. Mencari masalah kesehatan masyarakat mengenai hipertensi wilayah kerja
Puskesmas Selogiri khususnya Dusun Ceperan, Desa Jendi berdasarkan data
yang ada. Dari analisis data ditemukan bahwa angka kejadian hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Selogiri masih cukup tinggi.
2. Membagi kuisioner kepada masyarakat dengan hipertensi untuk mengetahui
tingkat pengetahuan mengenai hipertensi sebelum dilakukan intervensi. Hasil
kuisioner setelah dianalisis dan dimasukkan ke dalam bab selanjutnya.
3. Mencari penyebab tingginya kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Selogiri menggunakan pendekatan sistem dan sudah dikonfirmasi dengan
kepala Puskesmas Selogiri, serta dengan diagram tulang ikan dengan
mempertimbangkan faktor 5M (Man, Money, Methods, Material,Machine) +
1E (Environment)+3P (P1, P2,P3).
4. Mencari alternatif pemecahan masalah untuk setiap masalah yang dihadapi.
5. Menyusun rencana pelaksanaan.
6. Melaksanakan rencana intervensi yang telah ada.
7. Membagi kuisioner kepada masyarakat dengan hipertensi untuk mengetahui
tingkat pengetahuan mengenai hipertensi setelah dilakukan intervensi sebagai
cara untuk mengetahui hasil (ouput) setelah intervensi.
8. Penyusunan laporan.

Langkah yang digunakan dalam Mini Project ini mengacu pada prioritas
masalah yang telah ditentukan oleh Kepala Puskesmas Selogiri untuk menentukan
alternatif pemecahan masalah. Pada langkah awal, penulis mengidentifikasi
masalah melalui pengumpulan data,dan pengolahan data dari KESGA Puskesmas
Selogiri. Penulis selanjutnya menentukan penyebab masalah yang mungkin
melalui wawancara dan penyebaran kuesioner pada masyarakat di Dusun Ceperan
Desa Jendi untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebelum dilakukan intervensi.
Selain itu, dicari juga kemungkinan penyebab melalui tinjauan pustaka dari
berbagai referensi. Data yang didapat melalui kuesioner dianalisis dan
dibandingkan dengan data sekunder untuk menentukan penyebab masalah yang
paling mungkin. Kemudian dari kemungkinan penyebab masalah yang didapat
tersebut dilakukan konfirmasi terlebih dahulu dengan pihak puskesmas (kepala
Puskesmas Selogiri) dan dibuat analisis prioritas masalah yang dituangkan dalam
bentuk diagram tulang ikan.
Setelah didapatkan penyebab masalah yang paling mungkin, dilakukan
penyusunan alternatif pemecahan masalah. Penentuan alternatif pemecahan
masalah ini sebelumnya didiskusikan dengan beberapa tenaga kesehatan terkait
dengan disesuaikan program serta referensi yang ada. Dari alternatif pemecahan
masalah tersebut, dipilih beberapa kegiatan sebagai pemecahan masalah utama
yang disesuaikan dengan kondisi dari wilayah kerja Puskesmas Selogiri, antara
lain:

1. Optimalisasi Program Posbindu dan Posyandu Lansia


a. Definisi Kegiatan
Kegiatan posbindu dan posyandu lansia merupakan program rutin
di setiap desa di wilayah Selogiri, desa yang menjadi Pilot
Projectkegiatan ini adalah Desa Jendi. Kegiatan ini bertujuan untuk
melakukan promosi kesehatan dengan membantu mewujudkan program
hidup sehat, membekali masyarakat tentang pengetahuan tentang
penyakit yang sering dikeluhkan/ditemui, melakukan pengobatan dasar
apabila dari anamnesis dan pemeriksaan didapatkan hasil yang abnormal
sehingga dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat
penyakit tidak menular dan menular di wilayah Selogiri.
b. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat sehat, masyarakat dengan
risiko tinggi, masyarakat dengan penyakit di atas usia 15 tahun keatas,
kader kesehatan, dan tokoh masyarakat setempat yang berada di wilayah
Desa Jendi.
c. Metode
Kegiatan posbindu dan posyandu lansia direncanakan
pelaksanaannya secara rutin setiap bulan. Pada setiap pertemuan
dilakukan pemeriksaan, diikuti dengan pelaksanaan pengobatan dasar
dan diberikan penyuluhan mengenai berbagai materi. Materi yang
rencananya akan diberikan antara lain mengenai penyakit khususnya
penyakit tidak menular (ditekankan terutama mengenai hipertensi),
epidemiologi, penyebab, faktor risiko, tanda dan gejala, tatalaksana,
komplikasi, dan pencegahan yang dapat dilakukan. Selain pelaksanaan
pengobatan dasar dan pemberian materi, para peserta juga diberi
kesempatan untuk berkonsultasi sehingga dapat meningkatkan wawasan
dan pemahaman mengenai penyakit tersebut.

2. Pelatihan dan Pembinaan Kader Kesehatan Untuk dapat melakukan


home Screening, Door to Door Follow up, dan Pelaksanaan Program
Pengawas Minum Obat (PMO)
a. Definisi kegiatan
Kegiatan berupa pelatihan dan pembinaan kader untuk dapat
melakukan pengukuran tekanan darah secara mandiri dan tepat sehingga
dapat melakukan kunjungan ke rumah masyarakat dengan hipertensi.
untuk membantu melaksanakan skrining awal, membantu evaluasi dan
follow up secara simultan dan berkala untuk memantau dan
mengevaluasi masyarakat dengan hipertensi, dan membantu pelaksanaan
program Pengawas Minum Obat (PMO). Diharapkan partisipasi kader
kesehatan tersebut dapat turut mengurangi angka kejadi hipertensi di
Desa Jendi Selogiri.
b. Sasaran
Sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah kader kesehatan dan
tokoh masyarakat dari Desa Jendi, khususnya Dusun Ceperan Jendi
Selogiri sebagai lini terdepan dari pelayanan yang diharapkan dapat
membantu petugas kesehatan yang terbatas jumlahnya untuk dapat
melakukan home screening sebagai skrining awal masyarakat yang
menderita hipertensi dengan cara melakukan pengukuran tekanan darah
secara mandiri, follow up dan evaluasi tekanan darah setelah dilakukan
tatalaksana dan pembentukan program Pengawas Minum Obat (PMO)
sebagai evaluasi kepatuhan penggunaan obat di masyarakat yang
mendapatkan tatalaksana medikamentosa. Selain itu juga dapat
membantu meneruskan pengetahuan yang telah diperoleh ke masyarakat
setempat.
c. Metode
Metode yang dilakukan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah
melakukan pembinaan dan pelatihan pada pertemuan kader agar kader
kesehatan dapat melakukan pengukuran tekanan darah secara mandiri
dan tepat agar dapat membantu petugas kesehatan untuk melakukan
home screening sebagai pendataan masyarakat dengan hipertensi,
membina kader kesehatan untuk dapat melaksanakan follow up secara
door to door yang efektif, membantu pengadaan program Pengawas
Minum Obat (PMO) agar kader kesehatan dapat melakukan pengawasan
dan evaluasi kepada masyarakat mengenai kepatuhan dalam
menggunakan obat pada mayarakat dengan hipertensi yang mendapat
tatalaksana medikamentosa.

3. Program home Screening, Door to Door Follow up, dan Pelaksanaan


Program Pengawas Minum Obat (PMO)
a. Definisi kegiatan
Kegiatan berupa kunjungan ke rumah masyarakat dengan
hipertensi. untuk membantu melaksanakan skrining awal, membantu
evaluasi dan follow up secara simultan dan berkala untuk memantau dan
mengevaluasi masyarakat dengan hipertensi, dan membantu pelaksanaan
program Pengawas Minum Obat (PMO).
b. Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini masyarakat untuk dapat dilakukan home
screening sebagai skrining awal masyarakat yang menderita hipertensi
follow up dan evaluasi tekanan darah setelah dilakukan tatalaksana dan
pembentukan program Pengawas Minum Obat (PMO) sebagai evaluasi
kepatuhan penggunaan obat di masyarakat yang mendapatkan tatalaksana
medikamentosa. Untuk target kunjungan rumah ke masyarakat dapat
dilakukan dilakukan minimal dua kali kunjungan rumah setiap bulan (1
kali kunjungan awal, 1 kali follow up sekaligus evaluasi kegiatan yang
dapat dilakukan setiap minggu), sedangkan untuk Program Pengawas
Minum Obat (PMO) dapat dilakukan kunjungan minimal satu kali setiap
minggu untuk memantau dan melakukan evaluasi terhadap perubahan
tekanan darah.
c. Metode
Metode yang dilakukan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah
melakukan home screening sebagai pendataan masyarakat dengan
hipertensi, melaksanakan follow up secara door to door yang efektif,
membantu pengadaan program Pengawas Minum Obat (PMO) sebagai
pengawasan dan evaluasi kepada masyarakat mengenai kepatuhan dalam
menggunakan obat pada mayarakat dengan hipertensi yang mendapat
tatalaksana medikamentosa.
Metode pelaksanaan kegiatan pelatihan dan pembinaan kader
dilakukan sebagai berikut:
1) Meminta data daftar keluarga yang ada di Dusun Ceperan di Balai
Dusun
2) Bekerja sama dengan perawat pustu (saat posyandu) ataupun bidan
di PKD tiap desa
3) Melakukan kunjungan ke rumah masyarakat sebagai tahap awal
skrining hipertensi dengan dibantu oleh petugas kesehatan
4) Melakukan kunjungan ke rumah untuk follow up pada masyarakat
dengan hipertensi
5) Melakukan pengadaan program Pengawas Minum Obat (PMO)
dengan cara kunjungan ke rumah untuk monitor, memantau, dan
evaluasi perubahan tekanan darah dan kepatuhan penggunaan obat.
d. Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan kegiatan dilakukan mulai bulan Oktober 2016
sampai April 2017, yang dibagi menjadi dua kegiatan, yaitu:
1) Kunjungan awal (home screening masyarakat dengan hipertensi)
dilakukan selama tiga bulan, yaitu mulai bulan Oktober 2016 sampai
dengan Januari 2017.
2) Untuk kunjungan follow up dan evaluasi dilakukan Januari 2016
sampai dengan April 2017.
Tempat pelaksanaan kegiatan dilakukan di rumah masyarakat.
e. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan home screening dan door to door follow up,
serta pengadaan pengawas minum obat (PMO) dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Kunjungan awal pada seluruh masyarakat
a) Mengetahui keluhan yang dialami oleh masyarakat
b) Evaluasi tekanan darah masyarakat
c) Menanyakan mengenai obat obatan yang rutin dikonsumsi
d) Evaluasi partisipasi dalam program posbindu dan posyandu
lansia,
e) Konseling untuk meningkatkan pengetahuan mengenai tanda
dan gejala yang biasanya timbul bila mengalami hipertensi,
tatalaksana hipertensi yang dapat dilakukan bila ditemukan
hipertensi, dan komplikasi yang dapat terjadi apabila tekanan
darah tinggi dibiarkan tidak terkontrol, dan pencegahan yang
dapat dilakukan pada masyarakat luas untuk mencegah
hipertensi.
2) Kunjungan follow up dan pengadaan Pengawas Minum Obat (PMO)
pada masyarakat dengan hipertensi
a) Follow up dilakukan satu minggu setelah kunjungan awal.
b) Program Pengawas Minum Obat (PMO) dilakukan setiap satu
minggu
c) Menilai perubahan tekanan darah pada masyarakat setelah
kunjungan awal (apakah ada perubahan lebih baik atau masih
tetap sama).
d) Hal yang dinilai:, evaluasi tekanan darah,evaluasi tanda dan
gejala yang ditemukan, evaluasi kepatuhan dalam menggunakan
obat, evaluasi pengetahuan setelah konseling, partisipasi pada
program posbindu dan posyandu, peran serta keluarga dan
masyarakat sekitar.
e) Evaluasi kegiatan (efektif/tidak efektif, kekurangan/kelebihan,
hambatan, tantangan)

4. Penyuluhan Mengenai Hipertensi


a. Definisi kegiatan
Kegiatan berupa penyuluhan mengenai definisi, etiologi, faktor
risiko, pencegahan, tanda dan gejala, dan tatalaksana hipertensi, dan
komplikasi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kader
kesehatan sehingga dapat memberikan konseling kepada masyarakat
dengan hipertensi serta memberikan contoh pola hidup sehat untuk
mencegah hipertensi, serta meningkatkan pengetahuan masyarakat
mengenai hipertensi.
b. Sasaran
Sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah kader kesehatan dan
tokoh masyarakat dari Desa Jendi di Selogiri dan diharapkan dapat
meneruskan pengetahuan yang telah diperoleh ke masyarakat setempat,
masyarakat khususnya di Dusun Ceperan Jendi Selogiri.
c. Metode
Metode yang dilakukan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah
melakukan penyuluhan pada pertemuan kader bulanan di setiap desa atau
kelurahan. Selain itu, juga dilakukan penyuluhan kepada masyarakat
yang dibagi dalam kelompok kecil (10-12 orang) berupa focus group
discussion yang dibimbing oleh petugas kesehatan dan kader kesehatan
yang telah diberikan penyuluhan sebelumnya. Selain pemberian materi,
dalam penyuluhan secara focus group discussion juga diberikan demo
pola hidup yang sehat, antara lain jenis konsumsi makanan yang baik,
penggunaan garam yang dianjurkan, dan pola makanan yang sehat ,serta
senam atau latuhan fisik ringan yang dapat dipraktikan dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan demikan, diharapkan masyarakat dapat
meningkatkan wawasan dan pemahaman mengenai penyakit khususnya
hipertensi, memulai perubahan pola hidup dan perilaku.

5. Peningkatan Media Promosi Mengenai Hipertensi


a. Definisi kegiatan
Kegiatan berupa penamabahan media promosi mengenai
hipertensi berupa baliho dan poster yang dapat diletakkan di tempat
strategis dan mudah dilihat, pamphlet, serta booklet yang berisikan
materi sederhana mengenai hipertensi, tatalakasana, dan langkah
pencegahan, serta disertai dengan tabel follow up yang disertai
tatalaksana yang telah diberikan yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi.
b. Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah seluruh masyarakat setempat,
khususnya di Dusun Ceperan Jendi Selogiri dan booklet yang khusus
diberikann pada masyarakat dengan hipertensi
c. Metode
Metode yang dilakukan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah
melakukan pemasangan baliho dan poster di tempat strategis dan mudah
untuk dilihat, misalnya di balai dusun, balai pertemuan desa, dan PKD,
sehingga masyararakat dapat dengan mudah melihat dan membaca.
Booklet diberikan khusus kepada masyarakat yang menderita hipertensi ,
sehingga dapat dibaca dan diisi oleh petugas kesehatan/kader pada setiap
kali kontrol/follow up berupa tanggal kontrol, tekanan darah, keluhan,
dan tatalaksana yang diberikan. Dengan demikan, diharapkan masyarakat
dapat meningkatkan wawasan dan pemahaman mengenai penyakit
khususnya hipertensi, menetapkan perubahan perilaku berupa kontrol
teratur, dan meningkatkan pola hidup sehat.

Anda mungkin juga menyukai