April 2021
Oleh:
Fitri Hapsari Dewi
20/468573/PKU/19028
Pembimbing Moderator
Dr. dr. Yusmein Uyun, SpAn, KAO dr. Bambang Suryono S, SpAn, KNA, KAO
Abstrak
Perdarahan postpartum merupakan penyebab paling umum dari kematian wanita di seluruh
dunia. Langkah pertama dalam penatalaksanaan adalah mencapai stabilitas hemodinamik,
yang kedua adalah menghentikan perdarahan, keduanya dilakukan secara bersamaan.
Hipofibrinogenemia pada manajemen perdarahan post-partum dalam literatur terbaru muncul
sebagai prediktor untuk perkembangan menjadi perdarahan post-partum berat. Rotational
Tromboelastometry (ROTEM) adalah metode point of care viskoelastik dan memungkinkan
untuk menilai profil viskoelastik darah dalam berbagai manajemen klinis dan memberikan
gambaran menyeluruh dari pembentukan bekuan sampai titik pelarutan bekuan. Fibrinogen
based ROTEM (Fibtem) dapat mengidentifikasi hipofibrinogenemia, hipofibrinogenesis, dan
hiperfibrinolisis, yang semuanya merupakan defek yang ditemukan pada perdarahan obstetrik
mayor. Era baru tromboelastometri mengubah paradigma analisis koagulasi. Efektivitas biaya
ROTEM karena pengurangan efek merusak dari transfusi darah, biaya komponen darah, lama
tinggal di rumah sakit, dan kematian di rumah sakit.
Abstract
Postpartum hemorrhage is the most common cause of death for women worldwide. The first
step in management is to achieve hemodynamic stability, then stopping the bleeding, both
simultaneously. Hypofibrinogenemia in the setting of post-partum hemorrhage in recent
literature appears to be a predictor for progression to severe post-partum hemorrhage.
Rotational Thromboelastometry (ROTEM) is a viscoelastic point of care method and allows
to assess the viscoelastic profile of blood in a variety of clinical settings and provides a
comprehensive finding from clot formation to the point of clot dissolution. Fibrinogen based
ROTEM (Fibtem) can identify hypofibrinogenemia, hypofibrinogenesis, and
hyperfibrinolysis, all of which are defects found in major obstetric hemorrhage. The new era
of thromboelastometry changes the paradigm of coagulation analysis. Cost-effectiveness of
ROTEM® due to the reduction in the deleterious effects of blood transfusions, blood
component costs, length of stay in hospital, and death in hospital.
A. Latar Belakang
Perdarahan postpartum didefinisikan sebagai kehilangan darah sebanyak 500 ml
atau lebih yang terjadi setelah persalinan normal pervaginam (NVD) atau 1.000 mL atau
lebih setelah operasi seksio sesarea dalam waktu 24 jam pasca persalinan. Hal ini
merupakan penyebab paling umum dari kematian wanita di seluruh dunia..(1)
Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 setidaknya
303.000 wanita di seluruh dunia meninggal menjelang dan selama proses persalinan.
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin merupakan masalah yang
besar di negara sedang berkembang seperti Indonesia..(2) Pada tahun 2019 penyebab
kematian ibu terbanyak adalah perdarahan (1.280 kasus), hipertensi dalam kehamilan
(1.066 kasus), infeksi (207 kasus).(3) Gejala sisa dari perdarahan post-partum termasuk
hipotensi, anemia, dan kelelahan, yang dapat mempersulit proses menyusui dan
perawatan ibu untuk bayi baru lahir. Faktor risiko termasuk kondisi antepartum dan
intrapartum termasuk riwayat perdarahan post-partum, kehamilan multipel, makrosomia
janin, primigravida, grand multiparitas, usia yang lebih tua, kelahiran prematur, cedera
saluran genital, tidak menggunakan oksitosin untuk profilaksis PPH, induksi persalinan,
persalinan seksio sesarea dan kematian janin intrauterine. Penyebab tersering adalah
atonia uteri, yang bersifat episodik dan tidak dapat diprediksi, trauma termasuk cedera
saluran genital, retensi plasenta dan kegagalan sistem pembekuan darah. Atonia uterus
terjadi pada sebagian besar (75%) kasus PPH.(4)
Rotational Tromboelastometry (ROTEM) adalah salah satu alat yang digunakan
untuk melihat viscoelastisitas darah. Dengan pemeriksaan ini dikatakan dapat
menurunkan jumlah transfusi yang diberikan secara bermakna. Hal ini memberikan
harapan baru bahwa dengan jumlah transfusi yang berkurang maka secara tidak
langsung akan dapat mengurangi angka morbiditas dan mortalitas yang disebabkan
karena efek reaksi transfusi.(5)
Pemeriksaan ROTEM ini mulai digunakan pada kasus PPH. Pada penelitian
Van Der Boom J 2014, dikatakan bahwa pemeriksaan ROTEM ini merupakan salah
satu strategi yang bisa dipakai pada PPH yang masih belum teratasi, tetapi memang
penelitian lanjutan masih diperlukan untuk mendukung data-data ilmiah yang sudah
ada.(6)
B. Manfaat
1. Dapat menjelaskan mengenai perdarahan postpartum
2. Dapat menjelaskan mengenai ROTEM
3. Dapat menjelaskan mengenai manfaat ROTEM pada perdarahan postpartum
C. Tujuan
Referat ini dibuat sebagai syarat untuk memenuhi salah satu tugas dalam
menyelesaikan Pendidikan PPDS II Anestesiologi dan Terapi Intensif Keseminatan
Anestesi Obstetri FKKMK UGM/RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perdarahan Post-Partum
Pada wanita postpartum penting untuk melakukan monitoring tanda dan gejala
terhadap adanya perdarahan yang kadang tanda dan gejala ini lambat ditemukan pada
saat perdarahan sudah banyak. Pengenalan dini akan mendapatkan outcome yang lebih
baik. Komplikasi dari perdarahan sendiri bisa sampai pada kematian jika tidak ditangani
dengan baik. Tanda gejala awal dari perdarahan biasanya adalah ditemukannya
takikardi. Bila PPH terus berlanjut maka akan dicari penyebabnya sesuai dengan
panduan obstetrik yaitu Four T’s Mnemonic (tabel 1).
Tabel 1. Four T’s Mnemonic(7)
Patologi Penyebab spesifik Insiden (%)
Tonus Atonia uteri 70
Trauma Laserasi, hematom, inversi, rupture 20
Sisa jaringan, invasive plasenta
Tissue Koagulopati 10
Thrombin 1
ROTEM®, berlawanan dengan TEG®, pin baja yang membuat rotasi 4° 75'
relatif terhadap cangkir. Dengan membaca optik, gerakan ini mentransmisikan ke
perangkat lunak representasi grafis dari amplitudo relatif terhadap waktu seluruh proses
pembentukan bekuan, mulai dari permulaannya, pembentukan maksimal hingga lisisnya
(Gambar 2). Keuntungan yang ditawarkan ROTEM® adalah kemampuannya untuk
memberikan hasil dalam 5 hingga 30 menit, karena mempercepat dan menghambat
reagen proses koagulasi.
Profil hemostasis yang dihasilkan adalah ukuran waktu yang dibutuhkan untuk
membentuk rantai pertama fibrin, kinetika pembentukan bekuan, ketahanan bekuan, dan
akhirnya, pembubarannya. Sifat fisik bekuan tergantung pada hubungan antara
fibrinogen, trombosit, dan protein plasma. Proses ini menghasilkan penelusuran grafik
karakteristik yang mencerminkan berbagai fase koagulasi, memungkinkan evaluasi
kualitatifnya.(13)
Gambar 3. Parameter ROTEM. CT: clotting time; CFT: clot formation time;
MCF: maximum clot firmness; ML: maximum lysis; A10: amplitude 10 minutes.(13)
Gambar 4. Algoritma Rotational Thromboelastometry (ROTEM)(13)
Tes skrining tromboelastometri rotasi terdiri dari INTEM dan EXTEM. Studi
menunjukkan efektivitas biaya ROTEM® karena pengurangan efek destruksi transfusi
darah, biaya komponen darah, lama tinggal di rumah sakit, dan kematian di rumah sakit .
(8)
BAB III
SIMPULAN