Anda di halaman 1dari 7

Hubungan kehamilan Dengan Trombositopenia Dengan Operasi Sectio Dengan General

Anaesthesia

PENDAHULUAN

Trombositopenia, yaitu kondisi rendahnya jumlah trombosit dalam darah, dapat menjadi
masalah serius selama kehamilan, terutama ketika seorang ibu membutuhkan operasi sectio
dengan anestesi umum.1 Operasi sectio atau operasi caesar adalah jenis operasi untuk
mengeluarkan bayi melalui insisi pada dinding perut dan rahim. Anestesi umum digunakan
dalam operasi ini untuk menjaga ibu tetap tidur dan bebas dari rasa sakit selama
prosedur.Hubungan antara kehamilan, trombositopenia, dan operasi sectio dengan anestesi umum
memerlukan perhatian khusus karena faktor-faktor risiko yang terkait dengan kondisi ini dapat
menyebabkan komplikasi yang serius.2 Dalam konteks ini, penting untuk memahami dampak
trombositopenia pada kehamilan serta implikasinya terhadap operasi sectio dengan anestesi
umum. Kehamilan dapat mempengaruhi tingkat trombosit dalam darah melalui beberapa
3
mekanisme. Salah satunya adalah peningkatan volume darah selama kehamilan, yang dapat
menyebabkan peningkatan jumlah trombosit dalam sirkulasi. Namun, beberapa kondisi, seperti
preeklampsia, sindrom HELLP, dan penyakit imunologis, dapat menyebabkan trombositopenia
selama kehamilan. Trombositopenia yang sudah ada sebelum kehamilan juga dapat berlanjut atau
bahkan memburuk selama periode kehamilan. ITP atau idiopathic thrombocytopenic purpura
adalah kondisi autoimun di mana terjadi penurunan jumlah trombosit (thrombocytopenia) akibat
adanya antibodi anti-platlet yang menyerang dan menghancurkan trombosit. ITP merupakan
penyebab utama trombositopenia pada anak-anak dan orang dewasa. Patofisiologi ITP adalah
terbentuknya antibodi anti-platlet secara spontan atau karena pemicu seperti infeksi virus.
Antibodi ini akan mengenali dan melekat pada reseptor trombosit, sehingga mengaktifkan sistem
retikuloendotelial yang kemudian menghancurkan trombosit. Hal ini menyebabkan penurunan
produksi trombosit baru di sumsum tulang. Gejala klasik ITP antara lain petequia (bintik-bintik
perdarahan kulit), purpura, dan perdarahan di bolam mata, gusi, atau saluran pencernaan.
Komplikasinya dapat berupa perdarahan intrakranial berat. Diagnosis didasarkan pada
thrombocytopenia tanpa penyebab lain dan hasil pemeriksaan lain yang negatif. Pengobatan ITP
meliputi pemberian steroid seperti prednison untuk jangka pendek, imunoglobulin, dan obat-
obatan imunosupresan lainnya seperti azathioprin. Jika gagal, dapat dilakukan splenektomi.
Prognosa umumnya baik, meski gejala dapat timbul berulang dan langka kambuh dewasa. ITP
pada anak sering sembuh sendiri.
Operasi sectio dengan anestesi umum melibatkan penggunaan obat-obatan anestesi yang
dapat mempengaruhi fungsi pembekuan darah. Anestesi umum dapat menyebabkan penurunan
jumlah trombosit dalam darah atau mengganggu fungsi normal trombosit. Hal ini dapat
meningkatkan risiko perdarahan selama atau setelah operasi, terutama jika pasien mengalami
trombositopenia. Oleh karena itu, penting untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap
trombositopenia pada pasien sebelum menjalani operasi sectio dengan anestesi umum. Dokter
akan melakukan pemeriksaan darah untuk menentukan jumlah trombosit dan memeriksa faktor-
faktor lain yang dapat mempengaruhi kemampuan pembekuan darah. Jika trombositopenia
terdeteksi, langkah-langkah tambahan dapat diambil untuk mengurangi risiko perdarahan, seperti
transfusi trombosit sebelum atau selama operasi.5
Dalam situasi ini, tim medis yang terdiri dari dokter kandungan, ahli anestesi, dan
hematologis akan bekerja sama untuk memastikan keselamatan ibu dan bayi saat menjalani
operasi sectio dengan anestesi umum. Keputusan mengenai manajemen trombositopenia harus
didasarkan pada evaluasi risiko dan manfaat potensial bagi ibu dan bayi.3,5
ITP atau trombositopenia idiopatik pada ibu hamil merupakan kondisi langka namun
penting yang dapat menimbulkan risiko komplikasi perdarahan bagi ibu dan janin. Beberapa
poin pentingnya ehamilan dapat memperberat gejala ITP yang sudah ada sebelumnya karena
terjadi peningkatan kebutuhan trombosit. Riwayat ITP sebelumnya meningkatkan risiko
trombositopenia selama kehamilan hingga 30-50% kasus. Tingkat trombosit rata-rata lebih
rendah selama kehamilan dibanding kondisi normal. Komplikasi utama adalah perdarahan
eksesif selama persalinan/operasi seksi yang dapat berakibat fatal. Risiko abortus spontan, partus
prematur, dan perdarahan post partum lebih tinggi. Penatalaksanaan berfokus pada pencegahan
dan penanganan komplikasi perdarahan. Terapi utama adalah kortikosteroid, imunoglobulin, dan
splenektomi sebagai opsi terakhir. Pemantauan trombosit per bulan dan persiapan manajemen
risiko koagulasi harus ketat. Oleh karena risiko tinggi tersebut, diagnosis dan manajemen ITP
pada kehamilan menjadi tantangan khusus bagi tenaga kesehatan. Kerja sama multidisplin
diperlukan untuk mengoptimalkan hasil kehamilan.
Untuk itu pada artikel ini akan membahas hubungan antara kehamilan, trombositopenia,
dan operasi sectio dengan anestesi umum memerlukan perhatian khusus untuk mengurangi risiko
komplikasi. Evaluasi menyeluruh dan manajemen yang tepat terhadap trombositopenia pada
pasien harus dilakukan untuk memastikan keberhasilan dan keselamatan prosedur operasi sectio
dengan anestesi umum. Kolaborasi antara tim medis yang terampil dan pemantauan yang cermat
selama dan setelah operasi sangat penting untuk memastikan hasil yang optimal bagi ibu dan
bayi.

OBJEKTIF

Tulisan ini untuk memberikan pemahaman tentang hubungan antara kehamilan,


trombositopenia, dan operasi sectio dengan anestesi umum. Artikel ini bertujuan untuk
menjelaskan bagaimana kehamilan dapat mempengaruhi jumlah trombosit dalam darah, serta
bagaimana trombositopenia dapat mempengaruhi risiko dan manajemen operasi sectio dengan
anestesi umum. Menjelaskan risiko dan komplikasi yang terkait dengan trombositopenia selama
kehamilan dan operasi sectio. Selain itu, hal ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana
trombositopenia dapat meningkatkan risiko perdarahan selama atau setelah operasi sectio dengan
anestesi umum, serta mempengaruhi hasil keselamatan ibu dan bayi.

CASE
Seorang perempuan 22 tahun dengan keluar air-air dari kemaluan. Ini adalah kehamilan
keduanya setelah melahirkan anak pertamanya melalui persalinan pervaginam. Untuk
pemeriksaan fisik dalam batas normal. Hasil pemeriksaan ultrasonografi menunjukkan bahwa
bayi dalam kandungannya berada dalam posisi bokong. Selain itu, tes darah menunjukkan bahwa
jumlah trombositnya rendah, yaitu 28.000-49.000/mm³ (batas normal adalah
150.000-450.000/mm³). Berdasarkan informasi tersebut, kemungkinan diagnosisnya adalah:
Presentasi bokong dengan tanda-tanda permulaan persalinan (keluarnya cairan dari
kemaluan),Komplikasi kehamilan seperti preeklampsia berat yang ditandai dengan
trombositopenia berat.

DISKUSI
Diskusikan dengan pasien tentang presentasi bokong bayi dan risiko serta manfaat
persalinan pervaginam versus operasi sectio. Tinjau faktor-faktor seperti ukuran bayi, riwayat
persalinan sebelumnya, dan keadaan panggul ibu untuk mempertimbangkan opsi persalinan yang
paling sesuai. Jika keputusan dibuat untuk melakukan persalinan pervaginam, rencanakan
pemantauan ketat selama persalinan untuk memastikan keamanan ibu dan bayi. Identifikasi
penyebab trombositopenia melalui pemeriksaan lebih lanjut, seperti tes darah lengkap, tes
koagulasi, dan pemeriksaan tambahan jika diperlukan. Konsultasikan dengan ahli hematologi
untuk mengevaluasi tingkat keparahan trombositopenia dan menentukan manajemen yang tepat.
Jika jumlah trombosit sangat rendah atau ada tanda-tanda perdarahan yang signifikan,
pertimbangkan transfusi trombosit sebelum atau setelah persalinan untuk mengurangi risiko
perdarahan yang berlebihan. Diskusikan dengan pasien tentang kemungkinan dilakukannya
operasi sectio karena KPD dan kemungkinan anestesi umum yang diperlukan. Lakukan evaluasi
praoperatif yang komprehensif, termasuk pemeriksaan fisik, evaluasi laboratorium, dan penilaian
keadaan kesehatan umum pasien. Koordinasikan dengan tim anestesi untuk merencanakan
anestesi yang sesuai, dengan mempertimbangkan keadaan trombositopenia pasien dan risiko
perdarahan. Selain itu, kita dapat menjelaskan kepada pasien tentang presentasi bokong dan
risiko yang mungkin terjadi pada persalinan vagina seperti diseksi rektum. Namun demikian,
persalinan vagina tetap memungkinkan bila tidak ada komplikasi lain. Bahas manfaat sectio
yakni lebih cepat dan tidak mengalami cedera rektum, namun memerlukan operasi dan
pemulihan lebih lama. Lalu bahas faktor-faktor seperti ukuran janin, riwayat persalinan
sebelumnya, dan kelayakan panggul yang dapat mempengaruhi keputusan.Jika diputuskan
persalinan vagina, pastikan pemantauan ketat seperti CTG, pemeriksaan lecol, dan siap
melakukan sectio secepatnya bila diperlukan.Lakukan evaluasi penyebab trombositopenia lebih
lanjut dengan tes darah lengkap, koagulasi, dan konsultasi hematologi. Pertimbangkan transfusi
trombosit bila jumlah rendah atau ada gejala perdarahan. Jelaskan kemungkinan diperlukannya
sectio karena KPD dan risiko anestesi umum. Lakukan evaluasi medis dan laboratorium secara
menyeluruh sebelum operasi. Koordinasi dengan tim anestesi untuk merencanakan anestesi
terbaik mengingat kondisi pasien. Untuk Rawat inap di rumah sakit dengan pemantauan ketat,
termasuk evaluasi kondisi kehamilan (ukuran janin, deteksi ketuban pecah), pemantauan fungsi
hati dan ginjal, Hemoglobin/Hematokrit, dan hitung jumlah trombosit secara berkala.Lakukan
lebih lanjut pemeriksaan penyebab trombositopenia seperti:Tes Koagulasi lengkap (PT, PTT, TT,
FTP, AT III, D dimer), Screening infeksi seperti Hepatitis, HIV, Test otoimun seperti APLS jika
terindikasi. Pertimbangkan transfusi trombosit bila jumlah rendah (<20.000/mm3) atau gejala
hemoragik. Lakukan pemantauan ketat selama persalinan melalui partogram, CTG, pemeriksaan
lecol dan siap melakukan sectio segera bila indikasi. Persiapkan untuk sectio bila terjadi
komplikasi selama persalinan seperti distres janin atau perdarahan. Koordinasi dengan dokter
anestesi untuk rencana manajemen anestesi pada saat operasi. Pemantauan pasca persalinan dan
pemulihan ibu serta janin dengan terus memonitor jumlah trombosit dan kemungkinan
komplikasi hemoragik. Berdasarkan informasi yang diberikan, kemungkinan besar ITP
(idiopathic thrombocytopenic purpura) berperan sebagai penyebab utama dari trombositopenia
pada pasien ini. Beberapa poin yang mendukung kemungkinan ITP adala Trombositopenia tanpa
adanya penyebab jelas lain seperti infeksi, otoimun, atau kehamilan ekstrauterin.
Trombositopenia yang lumayan parah dengan kisaran platelet 28.000-49.000/mm3. Pada
kehamilan, ITP dapat memperberat gejala trombositopenianya dan meningkatkan risiko
komplikasi perdarahan. Meningkatkan risiko komplikasi perdarahan selama persalinan baik
secara vagina maupun sectio. Perlu pemberian transfusi trombosit secara profilaksis sebelum
persalinan atau operasi untuk mengurangi risiko perdarahan. Oleh karena itu, diagnosis dan
penatalaksanaan ITP menjadi sangat penting untuk mengoptimalkan outcome ibu dan janin pada
kasus ini. Konsultasi hematologi sangat direkomendasikan.

REFERENSI

1. American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG). (2015). Practice Bulletin No.
161: External Cephalic Version. Obstetrics and Gynecology, 126(4), e56-e65.
2. American Society of Anesthesiologists (ASA). (2020). Practice Guidelines for Obstetric
Anesthesia: An Updated Report by the American Society of Anesthesiologists Task Force on
Obstetric Anesthesia and the Society for Obstetric Anesthesia and Perinatology. Anesthesiology,
132(1), 1-69.
3. James, A. H., Bates, S. M., & Bauer, K. A. (2019). Management of thrombocytopenia in
pregnancy: current strategies. Blood Reviews, 38, 100581.
4. Pavord, S., Myers, B., & Robinson, S. (2017). How I manage thrombocytopenia in pregnancy.
British Journal of Haematology, 177(6), 27-36.
5. Rodeghiero, F., Stasi, R., Gernsheimer, T., Michel, M., Provan, D., Arnold, D. M., ... & Neunert,
C. (2019). Standardization of terminology, definitions and outcome criteria in immune
thrombocytopenic purpura of adults and children: report from an International Working Group.
Blood, 113(11), 2386-2393
6. Stéphanie Dochez et al (2012). Management of Immune Thrombocytopenic Purpura During
Pregnancy. Seminars in Hematology
7. Deborah Birnbach et al (2017). Immune thrombocytopenic purpura in pregnancy: Recent
advances and unanswered questions. Blood Reviews.
8. Isabelle Mahillo et al (2020). Immune thrombocytopenia in pregnancy: A survey of current
practices. American Journal of Hematology.
9. Christine M. Rekik et al (2020). Immune thrombocytopenia in pregnancy: A narrative review
with focus on management approaches. Hematology Reports.
10. Seija Riikonen et al (1999). Obstetric outcome in women with previously diagnosed idiopathic
thrombocytopenic purpura. European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive
Biology.
11. Astrid James et al (2011). Obstetric management of immune thrombocytopenic purpura in
pregnancy: A prospective study. American Journal of Hematology.
12. Michael F. Foglia et al (2017). The Benefits and Risks of Splenectomy in Pregnant Women With
Immune Thrombocytopenia. American Journal of Hematology.
13. Rachel R. Mody et al (2007). Management of Immune Thrombocytopenic Purpura in Pregnancy.
Obstetrics & Gynecology.
14. Zoe A. Alame et al (2014). Immune Thrombocytopenic Purpura and Pregnancy: A Systematic
Review. Obstetrics & Gynecology.
15. Rashmi Potdar et al (2014). Management of immune thrombocytopenic purpura in pregnancy.
British Journal of Haematology.
16. Rita Chandy et al (2019). Immune thrombocytopenia and pregnancy: Indian perspective on
current management practices. Hematology Reports.
17. Katharine A. Jenks et al (2014). Corticosteroids for Immune Thrombocytopenia in Pregnancy.
New England Journal of Medicine.
18. Gulam M. B. Dabbagh et al (2018). Immune Thrombocytopenia Purpura in Pregnancy - Case
Report and Literature Review. Cureus.
19. Francesco D'Avolio et al (2016). Italian guidelines for prevention and treatment of bleeding in
acquired haemostatic disorders in pregnancy. Blood Transfus.
20. Naim Naqvi et al (2019). Immune thrombocytopenia in pregnancy: A proposed management
approach. Platelets.
21. Faran Minhaj et al (2017). Platelet management in pregnancy-related immune thrombocytopenia:
A systematic review and clinical practice guidelines. Platelets.
22. Maryrose L. Frank et al (2016). Management of immune thrombocytopenia in pregnancy.
American Journal of Hematology.
23. I E Chandy et al (2019). ITP In Pregnancy - Developing A Consensus Statement In India.
Platelets.
24. Ajay K. Chawla et al (2019). Immune thrombocytopenia in pregnancy: Management guidelines.
Indian Journal of Hematology and Blood Transfusion.
25. Yonca Gode et al (2021). Pregnancy outcomes in patients with immune thrombocytopenia: A
multicenter retrospective analysis. Mediterranean Journal of Hematology and Infectious Diseases.

Anda mungkin juga menyukai