Anda di halaman 1dari 8

LANGKAH PENYUSUNAN ARTIKEL ILMIAH

aktual, faktual, informatif,


pencarian topik menarik,relevan,objektif

10%
penentuan judul menggambarkan isi, ringkas,
dan tujuan menarik, tidak berupa kalimat

jadilah pembaca yang baik


pencarian informasi/ sebelum menjadi penulis yang
30%
pengumpulan baik
referensi

curah ide pernalaran


25% penulisan pengelompokan ide
naskah awal
pemikiran
perbaikan ide

kerjakan apa yang dapat dilakukan hari ini


jangan tunggu sampai esok

pemindaan materi/isi - Hakikat menulis


adalah
menulis kembali
35% - Jadilah penulis
penyuntingan bahasa sekaligus
konvensi penyunting
tipografi
gaya selingkung

penilaian/komentar pakar ybs tanpa kritik


tak ada kemajuan

naskah jadi

redaksi mitra bestari

penulis jurnal
Staf Pengajar
Hakikat berbahasa adalah meniru, tetapi
keaslian gagasan tak dapat ditawar. TTKI-ITB
PESAN PENTING

- bernas
- komunikatif
- gunakan logika bukan emosi
- siapa pembaca
penyampaian gagasan
- objektif
- hindari salah tafsir
- kaya ilustrasi dan improvisasi
- tuntas
ciri - objektif
- sistematis
karya tulis ilmiah
- cermat
(artikel)
- lugas
- berlaku umum
- bahasa baku dan efektif
- rasional
- kritis
- mutakhir
- baku
- logis
- kuantitatif
bahasa
- denotatif
ragam ilmiah
- tidak taksa
- ringkas
- runtun

Jadilah bangsa penulis bukan hanya bangsa pembaca.


PEMARAGRAFAN ARTIKEL

# pembuka 1-3 paragraf

permasalahan
# pengembang 8-12 paragraf
pembahasan

# simpulan, saran, rekomendasi 1 - 3 paragraf

- panjang paragraf ¼ - ½ halaman (A4)


- Satu paragraf minimal 3 kalimat
- panjang kalimat 10 – 15 kata
- gunakan berbagai jenis paragraf

KETERBACAAN

ketedasan kejelahan

bahasa tata huruf

Pilihan/ bangun susunan ukuran kerapatan lebar


Urutan kata kalimat paragraf tipe baris sembir

Tradisi menulis tolok ukur kemajuan bangsa.


FORMAT ARTIKEL KONSEPTUAL

judul

nama penulis

sari (50-75 kata)


kata kunci (3-5 kata)
latar belakang masalah

pendahuluan tujuan

manfaat
deskripsi masalah
inti gagasan kritis analitis penulis
analisis
pemecahan masalah

penutup simpulan/saran
catatan tambahan (rujukan)

daftar rujukan yang dirujuk bukan yang diacu

Jadilah bangsa yang dirujuk bukan hanya bangsa perujuk.


FORMAT ARTIKEL HASIL PENELITIAN

judul

nama/alamat penulis
masalah dan tujuan

sari metode/pendekatan
kata kunci
hasil penelitian

masalah

pendahuluan tujuan

kajian teoretis

rancangan

sasaran
metode/eksperimen
instrumen penelitian

teknik analisis data

kompilasi data
hasil
pengolahan data: tabel, grafik, dsb

interpretasi temuan

pembahasa kaitan dengan teori yang relevan

jawab atas pertanyaan penelitian


simpulan dan saran

catatan tambahan

daftar rujukan
Jadilah bangsa penemu/perekacipta bukan hanya bangsa pengguna.
PERLATIHAN
Khusus untuk Jembatan Suramadu yang merupakan produk
system pengetahuan, kelompok masyarakat yang dimaksud adalah
masyarakat Jawa Timur (khususnya masyarakat Surabaya dan
Madura) dalam konteks bangsa Indonesia.

Selama ini kota Bandung menyelenggarakan sistem


pelayanan angkutan umum terutama dengan moda angkot
(angkutan kota) ditambah beberapa jenis pelayanan lain pada porsi
yang lebih kecil, seperti bis kota, taksi, dan jenis paratransit pada
kawasan pelayanan tertentu (becak, delman, ojeg). Pengamatan
terhadap tolak ukur efektivitas yang pertama menunjukan fakta
tentang kurang berhasilnya tujuan pelayanan dengan kelompok
sasaran kelompok masyarakat menengah - bawah. Hal ini salah
satunya masyarakat menengah - bawah.---------

Penutup

Topik dalam makalah ini tidak terlepas dari esensi dari


fenomena hubungan timbal balik antara informasi (iptek
khususnya) dengan humanity yang dapat dikatakan bahwa
informasi berkembang seiring dengan laju ambiguitas sejarah yang
terkait dengan kualitas hidup manusia dan masyarakat.
Perkembangan informasi dapatlah dikatakan sebagai suatu proses
deret waktu sejarah yang melibatkan kekayaan intelektual yang
meliputi aspek discovery, invention dan innovation serta seringkali
juga meliputi reinovasi yang merupakan bagian penyempurnaan
kekayaan intelektual sesuai dengan tuntutan sistem sosial yang
menggunakannya.

Dari gambaran diatas memberikan petunjuk bahwa pemikiran


al-Ghazali dalam kitab Minhaj al- Abidin ternyata mendapat
sambutan yang sangat positif. Baik mereka dari kalangan terpelajar
maupun kalangan awam. Berbeda dengan kitab-kitab al-Ghazali
lainya seperti Ihya ‘Ulumu al-Din, Bidayah al-Hidayah, dan Mizan al-
‘Amal. Masing-masing dari kitab tersebut dalam bentuk
terjemahannya tidak begitu banyakseperti halnya kitab Minhaj al-‘
Abidin.
METODE
Dalam pemaparan tulisan ini lebih ditekankan pada metode
eksplanatori, jadi lebih menjelaskan dan memberikan informasi
mengenai karakteristik masyarakat adat kasepuhan Cipta Gelar
dalam memaknai budaya leluhur.

Merupakan aflikasi antara tacit (pengetahuan yang paling dalam)


dengan pengetahuan eksplisit sebagai mediasi nilai untuk
pencapaian kebaikan bersama melalui keseimbangan diantara faktor
a) intrapersonal, b) interpersonal, c) kepentingan ekstra personal
baik dalam jangka pendek atau panjang untuk mencapai
keseimbangan antara: a) adaptasi pada lingkungan yang ada, b)
membentuk lingkungan yang ada, c) dan mampu menyeleksi
lingkungan yang baru (Sternberg, 2001). Pada dasarnya kearipan
secara praktis merupakan inti pengetahuan yang tersembunyi (tacit
Knowledge) dan sebagai pengetahuan yang mengembangkan
kepentingan.

Metode Penelitian

Untuk menemukan alternatif sestem dan pengembangan potensi


daerah, kondisi ekonomi, sosial budaya, kearifan lokal, ketahanan
nasional dan keamanan dengan unsur-unsur pokok yang harus
ditemukan sesuai dengan butir rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, maka digunakan metode penelitian kualitatif.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Swt, karena
petunjuk dan hidayah-Nya, akhirnya buku ini dapat diselesaikan.

Dalam dunia yang semakin mengecil sebagai akibat dari pesatnya


perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, persaingan
global berlangsung sangat ketat, baik dilapangan ekonomi, politik
maupun kebudayaan, dalam persaingan global ini hanya bangsa-
bangsa yang mampu menguasai IPTEK sajalah yang dapat memelihara
kemandirian bangsanya serta mengam,bil peran yang berarti dalam
proses-proses ekonomi, politik, dan kebudayaan global, untuk
memainkan peran yang berarti itu.

Kita menyadari bahwa perkembangan IPTEK telah banyak


membantu dalam meningkatkan kualitas dan kesejahteraan kehidupan
umat manusia di dunia, bersamaan dengan itu, penerapan dan
pemanfaatan hasil-hasil perkembangan IPTEK yang pesat selama ini
telah melahirkan tuntunan dan kesadaran baru akan pentingnya
landasan etika dan Dimensi Spiritualitas serta moralitas. Dalam
pengalaman pembangunan di banyak negara maju, oleh karena itu,
penguasaan IPTEK di suatu pihak merupakan prasyarat yang niscaya
bagi negara-negara yang sedang berkembang untuk memenangkan
persaingan global yang semakin ketat tetapi dipihak lain, penguasaan
dan penerapan IPTEK itu perlu dikembangkan diatas landasan etika
moralitas dan spiritualitas dalam pembangunan.

Perencanaan pengajaran yang lebih sempurna sebelum


pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sangat menunjang dalam
peningkatan mutu lulusan, karena dengan perencanaan yang baik
proses KBM akan lebih terarah dalam proses pencapaian target
kurikulum.

Ibarat tiada gading yang tak retak, sebagaimana pula manusia tak
ada yang sempurna. Demikian pula buku ini jauh dari keadaan
sempurna, penulis mohon maaf jika terdapat kekurangan disana-sini,
dengan segala kerendahan hati penulis terima kritik dan saran demi
penyempurnaan.

Anda mungkin juga menyukai