TINJAUAN TEORI
Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian
tidak dapat dihindari dalam kurun waktu yang bervariasi. (Stuard &
Sundeen,1995). Penyakit pada stadium lanjut, penyakit utama tidak dapat diobat,
bersifat progesif, pengobatan hanya paliatif (mengurangi gejala dan keluhan,
memperbaiki kualitas hidup). (Tim medis RS Kanker Darmais, 1996)
Pada stadium lanjut, pasien dengan penyakit kronis tidak hanya mengalami
berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan, gangguan
aktivitas tetapi juga mengalmi gangguan psikososial dan spiritual yang
mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya. Maka kebutuhan pasien
pada stadium lanjut suatu penyakit tidak hanya pemenuhan/pengobatan gejala
fisik, namun juga pentingnya dukungan terhadap kebutuhan psikologis, sosial,
spiritual yang dilakukan dengan pendekatan interdisiplin yang dikenal sebagai
perawatan paliatif (Doyle & Macdonald, 2003).
Penderita yang akan meninggal tidak akan kembali lagi ke tengah keluarga,
kenyataanya ini sangat berat bagi keluarga yang akan ditinggalkanya. Untuk
menghindari hal diatas bukan hanya keluarganya saja yang berduka bahkan klien
lebih tertekan dengan penyakit yang dideritanya.
B. TANDA DAN GEJALA PENYAKIT TERMINAL
Ciri-ciri Penyakit Terminal menurut Counsel and Care. (2008).
Ciri-ciri Fisik
Ciri-ciri Psikososial
1) Penyakit-penyakit Kanker
2) Penyakit-penyakit Infeksi
3) Congesif renal Falure (CRF)
4) Stroke Multiple Sklerosis
5) Akibat Kecelakaan Fatal
6) AIDS
1) Kematian yang pasti dengan waktu yang diketahui, yaitu adanya peubahan
yang cepat dari fase akut ke kronis
2) Kematian yang pasti dengan waktu yang tidak bisa diketahui, biasanya
terjadi pada kondisi penyakit yang kronik.
3) Kematian yang belum pasti, kemungkinan sembuh belum pasti, biasanya
terjadi pada pasien dengan operasi radikal karema adanya kanker.
4) Kemungkinan mati dan sembuh yang tidak tentu. Terjadi pada pasien dengan
sakit kronik dan telah berjalan lama.
1. Kehilangan
Respon Kehilangan
Jenis Kehilangan
1. Kehilangan onjek eksternal
2. Kehilangan lingkungan yang dikenal
3. Kehilangan sesuatu atau seseorang yang berarti
4. Kehilangan suatu aspek diri
5. Kehilangan hidup
2. Berduka
Berduka (grieving) merupakan rreaksi emosional terhadap kehilangan, berduka
diwujudkan dalam berbagai cara yang unik pada masing-masing orang dan
didasarkan pengalaman pribaid, ekspetasi busaya, dan keyakinan spiritual yang
dianutnya, berkabung adalah periode penerimaan terhadap kehilangan dan
berduka, berkabung terjadi dalam masa kehilangan dan sering dipengaruhi oleh
kebudayaan atau kebiasaan. Champbell, M.L. (2013)
Jenis Berduka
1. Berduka normal
Perasaan, perilaku dan reaksi yang normal.
2. Berduka antisipasi
Proses melepaskan diri yang muncul sebelum kehilangan sesungguhnya
terjadi.
3. Berduka yang rumit
Seseorang sulit maju ke tahap berikutnya. Berkabung tidak kunjung
berakhir
4. Berduka tertutup
Kedukaan akibat kehilangan yang tidak dapat diakui secara terbuka.
Tahap respon berduka
1. Denial (Pengingkaran)
Tidak percaya telah terjadi kehilangan. Tidak siap mengatasi masalah
praktis, seperti pasien yang mengalami penyakit terminal tidak siap
atau tidak dapat menerima bahwa dirinya terkena penyakit terminal.
Biasanya klien dapat menunjukan keceriaan palsu sehingga
mempertahankan penyangkalan.
Reaksi pada Fase Denial
Secara Psikologis
1) Syok
2) Tidak percaya
3) Tidak tahu harus berbuat apa
4) Mengingkari kenyataan
Secara Fisik
1) Letih
2) Lemah
3) Pucat
4) Mual
5) Diare
6) Menangis
7) Gangguan pernafasan
8) Gelisah
9) Detak jantung meningkat
2. Anger (Marah)
Pada fase ini pasien dapat mengarahkan kemarahan kepada petugas
medis atau perawat yang melakukan kegiatan atau tindakan normal
yang tidak mengganggu mereka.
Reaksi pada fase Anger :
Perilaku
1. Agresif
2. Bicara kasar
3. Menyerang orang lain
4. Menolak pengobatan
5. Menuduh doctor atau perawat tidak kompeten
Fisik
3. Bargaining
Klien berusaha melakukan tawar menawar terhadap penyakitnya,
biasnaya klien takut akan kondisinya yang semakin parah dan juga
kematian akibat penyakitnya. Klien mengalami masa ketakutan dan
rasa bersalah atau dosa apabila dia mengalami kematian akibat
penyakit terminal.
4. Depression
Fase dimana ketika klien mengingat akan kondisi penyakitnya, dan
memikirkan dan mendapatkan tekanan dan kondisinya. Pada fase ini
klien biasanya mengingat hal-hal menarik dalam hidupnya, dan takut
kehilangan semua momen atau hal tersebut apabila klien harus
meninggalkan semuanya akibay penyakit terminal yang ia derita. Klien
biasanya cenderung menutup diri, cemas dan menangis, serta klien
dapat menarik diri dari lingkungan sosial.
Perilaku
1. Menunjukan sikap menarik diri
2. Kadang bersikap sangat penurut
3. Tidak mau bicara
4. Menyaakan keputusan
5. Rasa tidak berharga
6. Bisa muncul keinginan bunuh diri
Gejala fisik
1. Menolak makan
2. Susah tidur
3. Letih
4. Libido menurun
5. Acception
Pada fase ini biasanya klien telah menerima kondisinya. Klien
membutuhkan perhatian dari orang-orang terdekatnya, untuk
memotivasi psikologis klien dalam menghadapi penyakit terminal nya,
dan juga menghadapi kematian yang akan terjadi padanya. Klien juga
biasanya telah merencanakan atau menata kehidupanya dalam
kondisinya.
1. Penatalaksanaan Medis
1) Pelaksanaan bimbingan dan konseling
b) Sistem rujukan
Rujukan pasien harus dibuat oleh penanggung jawab perawatan. Diluar
negri registered nurses (RN), mempunyai kewenangan untuk merujuk
pasien ke system pelayanan yang lebih tinggi lagi. Dalam perawatan
pasien di rumah, system rujukan bisa dibuat, dimana perawatan klien oleh
perawat pelaksana yang telah mempunyai izin dari lembaga berwenang.
Prinsip delegasi atau rujukan.
2. Pengkajian keperawatan
Pengkajian pada klien dengan penyakit terminal, menggunakan pendekatan holistic
yaitu suatu pendekatan yang menyeluruh terhadap klien bukan hanya terhadap
penyakit dan aspek pengobatan saja tetapi juga psikososial lainya. Salah satu metode
untuk membantu perawat dalam mengkaji psikososial pada klien terminal yaitu
metode”PERSON” P (Personal Strangh) yaitu kekuatan seseorang dilanjutkan
dengan gaya hidup, kegiatan atau pekerjaan. E (Emotional Reaction) yaitu
emosional yang ditujukan dengan klien. R (Respon stress) yaitu respon klien
terhadap situasi saat ini atau dimasa lalu. S (Support Sistem) yaitu keluarga atau
orang lain yang berarti. G (Optimum Health Goal) yaitu alasan untuk menjadi lebih
baik, N (Nexsus).
a) Faktor Predisposisi
Faktor yang mempengaruhi respon psikologis pasien pada penyakit
terminal, sistem pendekatan bagi klieb, Ras Kerud telah
mengkalsifikasikan pengkajian yang dilakukan yaitu :
a. Riwayat psikososial
b. Banyaknya distress yang dialami dan respon terhadap krisis
c. Kemampuan koping
d. Tingkat perkembanganya reaksi sedih dan kehilangan
b) Faktor sosio kultur
Klien mengekspresikan sesuai tahap perkembangan, pola kultur terhadap
kesehatan, penyakit dan kematian yang dikomunikasikan baik secara
berbal maupun non verbal
c) Faktor presipitasi
a. Prognosa akibat penyakit yang menyebabkan kematian
b. Faktor transisi dari arti kehidupan munuju kematian
c. Support dari keluarga dan orang tterdekat
d. Hilangnya harga diri karena kebutuhan tidak terpenuhi sehingga
klien menarik diri, cepat tersinggung dan tidak ada semangat
hidup.
d) Faktor perilaku
a. Respon terhadap klien
b. Respon terhadap diagnose
c. Isolasi sosial
3. Diagnosa keperawatan (Nanda 2012-2014)
1) Ansietas atau ketakutan yang berhubungan dengan situasi yang tidak
dikenal, sifat dan kondisi yang tidak dapat diperkirakan, takut akan kematian
dan efek negative pada gaya hidupnya.
2) Berduka yang berhubungan dengan penyakit terminal dan kematian yang
dihadapi, penurunan fungsi perubahan konsep diri dan menarik diri dari
orang lain.
3) Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan gangguan kehidupan
keluarga, takut akan hasil (Kematian) dengan lingkunganya penuh dengan
stress (tempat perawatan).
4) Resiko terhadap distress spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari
system pendukung keagamaan, kurang privasi atau ketidakmampuan diri
dalam menghadapi ancaman kematian.
No Intervensi Rasional
Diagnosa II
Berduka yang berhubungan penyakit terminal dan kematian yang akan dihadapi
penurunan fungsi, perubahan konsep diri dan menark diri dari orang lain
No Intervensi Rasional
DIAGNOSA III
Perubahan proses keluarga yang berhubunga dengan gangguan kehidupan takut
akan hasil ( kematian ) dan lingkungannya penuh stres ( tempat perawatan )
No Intervensi Rasional
Diagnosa IV
Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari
system pendukung keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan diri dalam
menghadapi ancaman kematian
No Intervensi Rasional
Diagnosa 2
Diagnosa 3
Diagnosa 4
6. Evaluasi keperawatan
1. Klien merasa nyaman mengkespresikan perasaanya pada perawat
2. Klien tidak merasa sedih dan siap menerima kenyataan
3. Klien selalu ingat kepada Allah dan selalu bertawakal
4. Klien sadar bahwa setiap apa yang diciptakan Allah akan kembali
kepadanya.
Dapus
Kemp, C. (2010). Klien sakit terminal: Seri asuhan keperawatan, (2 ed). Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Kedokteran EGC
Wilkinson,Judith M.2011.Buku Saku Diagnosis Keperawatan,Diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC Edisi 9.Jakarta: EGC