PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
RAISA RAFDIAN RISLY
NIM : 15101191
i
PENGARUH MOTIVASI KERJA, GAYA KEPEMIMPINAN
DAN BUDAYA KERJA TERHADAP KINERJA GURU
DI SMP ISLAM AL-UMM KOTA MALANG
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
RAISA RAFDIAN RISLY
NIM : 15101191
i
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
RAISA RAFDIAN RISLY
NIM : 15101191
i
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
RAISA RAFDIAN RISLY
NIM : 15101191
Disetujui
Pada Tanggal : . . . . . . . . . . . . .
Lussia Mariesti Andriany, S.E., M.M. Dr. Hj. Ike Kusdyah R., S.E., M.M.
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
i
DAFTAR ISI
i
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iii
i
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam sebuah organisasi, sumber daya manusia pada dasarnya merupakan hal
yang memegang peranan penting dalam suatu organisasi. Sumber daya manusia
berbagai faktor pendukung yang dibutuhkan perusahaan telah tersedia dengan baik,
tanpa ada peran manusia, organisasi atau perusahaan tidak akan berjalan dengan
Sumber daya manusia merupakan aset perusahaan yang tidak dapat digandakan
dan dijiplak oleh manusia lain. Karena pada hakekatnya tiap-tiap orang adalah
makhluk unik yang diciptakan oleh Allah SWT. dengan karakteristik yang berbeda-
bukan dengan apa yang sumber daya manusia lakukan, tetapi apa yang sumber daya
pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi
dan masyarakat. Oleh karena itu, sumber daya manusia harus selalu dijaga dan
maupun masyarakat.
1
2
Organisasi yang berhasil adalah organisasi yang secara efektif dan efisien dalam
Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara
formal. Sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu dunia dan akhirat, tetapi juga
sebagai tempat berkumpul, bermain dan berbagai keceriaan antara siswa yang satu
dengan siswa yang lainnya sehingga terjadi interaksi di dalamnya. Sekolah juga
terjadinya interaksi antara guru dan murid. Manusia diciptakan oleh Allah SWT.
dengan membawa fitrah yang merdeka, mempunyai hak dan kebebasan yang telah
melekat ada dirinya. Oleh karena itu dalam kehidupan, manusia mempunyai hak
untuk hidup, hak bersuara, kebebasan mengemukakan pendapat, dan hak yang
lainnya selama kebebasan dan hak tersebut tidak bertentangan dengan norma sosial
agama.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan objek di SMP Islam Al-Umm Kota
Malang, SMP Islam Al-Umm Kota Malang merupakan bagian dari Pondok
Pesantren Al-Umm Kota Malang. Alasan peneliti memilih sekolah ini adalah
karena sekolah ini telah menerapkan Kurikulum nasional (KTSP/ K-13) dan
3
nasional (KTSP/ K-13) pada tahun ajaran sekarang dan yang akan datang.
Tujuan utama dari suatu sekolah adalah menghasilkan murid yang baik dan lulus
dengan hasil yang memuaskan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan
kepala sekolah sebagai alat untuk mengatur seluruh sumber daya yang ada di dalam
Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu sekolah adalah
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
semangat dan tanggung jawab yang tinggi terhadap pekerjaannya, karena dengan
kinerja guru yang baik maka seluruh tugas yang diberikan oleh sekolah dapat
motivasi kerja. Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter dalam Suwatno
Dalam dunia kerja, motivasi kerja dapat memberi energi yang menggerakkan
segala potensi yang ada, menciptakan keinginan yang tinggi dan luhur serta
dibutuhkan suatu motivator. Hal ini merupakan hasil pemikiran dan kebijaksanaan
4
yang tertuang dalam perencanaan dan program terpadu yang disesuaikan dengan
kinerja mereka. Motivasi guru bisa dillihat dari semangatnya guru dalam
memberikan pelajaran kepada murid. Dalam penelitian ini saat peneliti melakukan
observasi, motivasi guru SMP Islam Al-Umm Kota Malang sudah jauh lebih baik
dibanding sebelumnya. Saat ini guru semakin termotivasi untuk bekerja, saat
ditanyakan pada salah satu guru SMP Islam Al-Umm Kota Malang mengenai
motivasi kerja saat ini, guru hanya menjawab motivasi kerja guru SMP Islam Al-
Umm Kota Malang ketika bisa melihat muridnya mengerti akan pelajaran yang
guru berikan. Menurut hasil observasi peneliti, sebelumnya motivasi guru masih
pekerjaan yang harus dilakukan ketika semesteran telah tiba, serta kurangnya
motivasi yang diberikan oleh rekan kerja, hal tersebut membuat motivasi kerja
kurang maksimal.
Selain motivasi kerja, faktor lain yang mempengaruhi kinerja guru adalah gaya
sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan
adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang
pemimpin.
bawahannya yang dinyatakan dalam bentuk pola tingkah laku atau kepribadian.
5
perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Begitu pula gaya
diterapkan oleh kepala sekolah sudah baik, banyaknya guru merasa senang dengan
jiwa pemimpin yang diberikan, terutama dalam hal gaji yang diberikan oleh kepala
sekolah membuat guru merasa semangat dalam bekerja. Namun ada sebagian guru
kemungkinan kepala sekolah sedang sibuk dengan urusan di luar sekolah, sehingga
Faktor lain yang mempengaruhi kinerja guru adalah budaya kerja. Budaya kerja
adaptasi eksternal dan integrasi internal. Jadi budaya kerja yang dibentuk dari
Budaya kerja di SMP Islam Al-Umm Kota Malang sangat bagus, hal ini
tercermin dari sikap guru dalam memandang pekerjaannya, sikap dalam bekerja,
etos kerja, dan pemanfaatan waktu dalam bekerja, agar dapat terlaksana dengan
baik. Namun saat melakukan observasi sebagi guru menyatakan adanya budaya
6
yang kurang bagus diterapkan di sekolah, yaitu sesama guru kurang mendukung
satu sama lain, hal tersebut membuat adanya jarak antar guru yang mempunyai
konflik, maka dari itu harus ada langkah-langkah yang harus diambil dari pihak
manajemen sekolah dan proses sosialisasi, sehingga budaya kerja yang ada dapat
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian terdahulu yang hampir memiliki
kesamaan dalam penelitian, diantaranya: (1) Yunidar (2015) dengan judul Pengaruh
Motivasi Kerja dan Budaya Kerja terhadap Kinerja Guru SD Negeri di Kecamatan
Rimbo Tengah Kabupaten Bungo. (2) Sobrul Laeli (2017) dengan judul Pengaruh
Budaya Kerja Terhadap Kinerja Guru Bersertifikat Di Madrasah Aliyah. (3) Sri
Kerja dan Budaya Sekolah Terhadap Kinerja Guru. (4) Luis Aparicia Guterres
(2016) dengan judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Guru. (5) Suryawani Dewi Pratiwi (2013) Pengaruh Motivasi Kerja,
Kepuasan Kerja, Kepemimpinan Kepala Sekolah Menurut Persepsi Guru, dan Iklim
budaya kerja, agar guru dapat bekerja dengan efektif dan efisien. Motivasi kerja dan
karena adanya pencapaian target kerja yang tinggi dengan waktu yang singkat. Hal
tersebut yang mendasari terjadinya kerja semakin tidak termotivasi dan tuntutan
dari budaya kerja yang sudah berlaku sebelumnya bagi guru yang berdampak pada
7
menurunnya kinerja guru di dalam suatu sekolah sehingga membuat guru merasa
tidak semangat untuk bekerja, tidak melakukan banyak inovasi, bahkan tidak
guru. Berdasarkan latar belakang serta didukung oleh penelitian terdahulu, maka
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
Batasan masalah merupakan sebuah ruang lingkup atau upaya utuk membatasi
masalah yang terlalu luas, sehingga penelitian itu lebih bisa fokus untuk dilakukan.
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi objek penelitian yang akan dilakukan
hanya di SMP Islam Al-Umm Kota Malang dan subyeknya adalah Guru-guru SMP
Islam Al-Umm Kota Malang. Hal ini dilakukan peneliti agar pembahasannya tidak
terlalu luas sehingga penelitian itu bisa lebih fokus untuk dilakukan.
Kinerja yang bagus akan didorong oleh beberapa faktor, diantaranya dari
lingkungan kerja, kompensasi, jabatan, motivasi kerja, gaji, budaya kerja, gaya
kepemimpinan dan lain-lain. Maka dari itu peneliti memberikan batasan masalah
dalam pemilihan variabel bebas, yaitu motivasi kerja, gaya kepemimpinan dan
budaya kerja, dengan beberapa alasan yang sudah peneliti sampaikan di latar
belakang masalah.
Penelitian ini dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
b. Sumber informasi bagi penelitian sejenis pada masa yang akan datang.
9
2. Manfaat Praktis
Penelitian pertama, Yunidar (2015) dengan judul Pengaruh Motivasi Kerja dan
dan budaya kerja terhadap kinerja Guru SD Negeri di Kecamatan Rimbo Tengah
Kabupaten Bungo.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SD Negeri dalam wilayah
dengan jumlah 159 orang guru. Sedangkan penentuan jumlah sampel yang daiambil
dari populasi, dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin. Sampel diambil dari
menemukan bahwa: Budaya kerja Secara parsial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja guru, Motivasi kerja secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja guru, Budaya Kerja dan Motivasi Kerja secara simultan
Peneliti kedua, Sobrul Laeli (2017) dengan judul Pengaruh Budaya Kerja
10
11
tujuan untuk mengetahui adakah pengaruh antara budaya kerja terhadap kinerja
fungsional. Sampel yang digunakan adalah sampel jenuh atau sensus. Penelitian ini
adalah tujuh belas guru bersertifikasi. Adapun teknik pengambilan data adalah
dengan hasil nilai t hitung 4,631 dan t tabel dengan pada taraf kesalahan 5% dk =
17-1 = 16 adalah 1,746 pada taraf 5%. Dengan demikian t hitung> t tabel (4,631 >
0,7672 = 0,588 dengan demikian kinerja guru dalam proses belajar mengajar
sebesar 58,8% dipengaruhi oleh budaya kerja, sedangkan 41,2% kinerja guru
Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Budaya Sekolah Terhadap Kinerja Guru.
motivasi kerja, dan budaya sekolah terhadap kinerja guru SMK Negeri, (2)
pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru SMK Negeri, (3)
pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri, (4) pengaruh budaya
12
sekolah terhadap kinerja guru SMK negeri. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh guru SMK Negeri di Kabupaten Gunung kidul yang berjumlah 75 guru.
Hasil analisis data menunjukkan: (1) ada pengaruh yang positif dan signifikan
kinerja guru dimana kontribusi yang diberikan sebesar 42,2%. (2) ada pengaruh
yang positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja
guru dengan sumbangan efektifnya sebesar 18,22% (3) ada pengaruh yang positif
dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru dengan sumbangan
efektifnya sebesar 13,03%, dan (4) ada pengaruh yang positif dan signifikan antara
sebesar 10,94%.
Peneliti keempat, Luis Aparicia Guterres (2016) dengan judul Pengaruh Gaya
Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru. Penelitian ini bertujuan
untuk menguji dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan dan Motivasi Kerja
data dikumukan dengan menggunakan kuesioner dan interview. Terdapat dua jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan kuantitatif, baik
berasal dari sumber primer dan sekunder. Data yang telah terkumpul dianalisis
pengaruh motivasi yang secara langsung terhadap kinerja karyawan (Y) adalah
13
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Kepuasan Kerja, Kepemimpinan Kepala Sekolah Menurut Persepsi Guru, dan Iklim
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi kerja
guru, kepuasan kerja guru, kepemimpinan kepala sekolah menurut persepsi guru,
serta iklim sekolah terhadap kinerja guru ekonomi SMP Negeri di Kabupaten
Wonogiri. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh guru ekonomi SMP Negeri
menggunakan table penentuan jumlah sampel dari populasi 150 orang dengan
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa analisis data dari kelima hipotesis
menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebih besar dari 0.05 sehingga H0 diterima,
maka dapat disimpulkan bahwa, terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
guru, terdapat pengaruh dari kepuasan kerja terhadap kinerja guru, terdapat
kinerja guru, terdapat pengaruh iklim sekolah terhadap kinerja guru dan terdapat
menurut persepsi guru dan iklim sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja
Tabel 2.1
Landasan Penelitian Terdahulu
Variabel
Nama Judul Populasi Alat
Yang Hasil Penelitian
Penelitian Dan Sampel Analisis
Digunakan
Yunidar (2015) Motivasi Sampel dari Regresi Hasil penelitian menemukan
dengan judul Kerja dan populasi 159 linier bahwa: (1) Budaya kerja Secara
Pengaruh Motivasi Budaya guru, dan berganda parsial berpengaruh positif dan
Kerja dan Budaya diambil signifikan terhadap kinerja
Kerja
Kerja terhadap secara acak guru, (2) Motivasi kerja secara
Kinerja Guru SD terhadap dengan teknik parsial berpengaruh positif dan
Negeri di Kecamatan Kinerja proportional signifikan terhadap kinerja
Rimbo Tengah Guru random guru, (3) Budaya Kerja dan
Kabupaten Bungo sampling Motivasi Kerja secara simultan
berjumlah 62 berpengaruh positif dan
guru signifikan terhadap kinerja
guru.
Sobrul Laeli (2017) Budaya Sampel yang Regresi Hasil nilai t hitung 4,631 dan t
dengan judul Kerja digunakan linier tabel dengan pada taraf
Pengaruh Budaya Terhadap adalah sampel berganda kesalahan 5% dk = 17-1 = 16
Kerja Terhadap jenuh atau adalah 1,746 pada taraf 5%.
Kinerja
Kinerja Guru sensus Dengan demikian t hitung> t
Bersertifikat Di Guru berjumlah 17 tabel (4,631 > 1,746) sehingga
Madrasah Aliyah guru H0 ditolak, artinya terdapat
pengaruh yang signifikan antara
budaya kerja terhadap kinerja
guru bersertifikasi.
Sri Setiyati (2019) Kepemimpi Populasi dan Regresi Hasil analisis data
dengan judul nan Kepala sampel dalam linier menunjukkan: (1) ada pengaruh
Pengaruh Sekolah, penelitian ini berganda yang positif dan signifikan
Kepemimpinan Motivasi adalah antara kepemimpinan kepala
Kepala Sekolah, Kerja dan seluruh guru sekolah, motivasi kerja, budaya
Motivasi Kerja dan Budaya yang sekolah terhadap kinerja guru
Budaya Sekolah Sekolah berjumlah 75 dimana kontribusi yang
Terhadap Kinerja Terhadap guru dengan diberikan sebesar 42,2%. (2)
Guru Kinerja ada pengaruh yang positif dan
Guru signifikan antara
kepemimpinan kepala sekolah
terhadap kinerja guru dengan
sumbangan efektifnya sebesar
18,22% (3) ada pengaruh yang
positif dan signifikan antara
15
kepemimpinan dan budaya kerja serta variabel terikat yang sama yaitu kinerja,
Sedangkan perbedaan pada penelitian ini, dalam penelitian ini memiliki objek
yang berbeda dengan penelitian terdahulu. Serta jumlah sampel dan populasinya
bukan dengan apa yang sumber daya manusia lakukan, tetapi apa yang sumber
pemeliharaan, dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan
dengan tenaga kerja manusia saja. Menurut Hasibuan (2016 : 10) manajemen
sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan
tenaga kerja agar efektif dan efesien membantu terwujudnya tujuan perusahaan,
dikatakan bahwa:
18
2.3.2 Kinerja
dicapai oleh seseorang (Mangkunegara, 2013: 67). Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2002: 156), istilah “kinerja” memiliki arti, yaitu: sesuatu yang
Mulyasa (2003: 136) menyatakan bahwa kinerja adalah “output drive from
processes, human or otherwise” yaitu merupakan hasil atau keluaran dari suatu
proses kegiatan manusia atau lainnya. Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa
menghasilkan sesuatu. Kinerja menurut Anwar (2013: 67) adalah hasil kerja
diberikan kepadanya.
Kemudian kaitan dengan pengertian kinerja guru, menurut Nurdin (2002: 91)
kinerja guru adalah kemampuan yang ada pada diri seorang guru dalam
seperangkat perilaku yang ditunjukkan oleh guru pada saat menjalankan tugas
Beberapa aspek yang akan dijadikan indikator dalam variabel kinerja guru
menurut Natawidjaya dan Sanusi (2001: 81), dalam standar kemampuan guru
a. Kedisiplinan guru
b. Sikap adil
c. Sikap terbuka
e. Berwibawa.
e. Mengelola kelas
f. Menyelenggarakan bimbingan
pelayanan tehnis untuk menunjang proses pendidikan pada suatu pendidikan, (2)
masyarakat.
kinerja atau unjuk kerja yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya
sebagai pendidik. Kualitas kinerja guru akan sangat menentukan pada hasil
21
dan Maisah (2010: 129) dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdiri atas faktor
menyatakan bahwa “untuk menilai kinerja guru dapat dilihat dari indikator
penilaian kinerja guru yang terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran di kelas yang
motivasi ada baiknya kita melihat beberapa pendapat para ahli berikut ini.
bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya
Motivasi berasal dari kata lain movere yang berarti dorongan, daya penggerak
atau kekuatan yang menyebabkan suatu tindakan atau perbuatan. Kata movere,
pemberian motif, penimbulan motif, atau hal yang menimbulkan dorongan atau
pegawai dan organisasi agar mau bekerja, sehingga keinginan para pegawai dan
Motivasi kerja adalah sebagai kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi untuk
upaya untuk memenuhi kebutuhan individual tertentu. Ada pula menurut Mathis
Oleh sebab itu, motivasi merupakan penggerak yang mengarahkan pada tujuan
dan itu jarang muncul dengan sia-sia. Berdasarkan definisi diatas, maka dapat
menggunakan keahlian yang didasarkan atas rasa kemauan diri untuk mencapai
menikmatinya.
24
kinerja karyawan akan meningkat dan target dari perusahaan yang sudah
pokok bagi setiap pegawai juga dimaksudkan untuk menjadi daya dorong
dan saling mendukung baik hubungan antara sesame pegawai atau antara
5. Kondisi Kerja. Kondisi kerja yang nyaman, aman dan tenang serta
telah mencapai sesuatu, tugas itu cukup menarik, tugas yang memberikan
dengan pekerjaan dan anggota kelompok. Dari pendapat Stogdill dapat ditarik
mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang lain yang
mutu kerjanya.
perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba
tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola
perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin.
hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan
kepemimpinan adalah berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin
berkonsultasi dengan orang lain dan tidak boleh ada orang lain yang turut
bawahannya.
2. Tipe Kendali Bebas atau Masa Bodo (Laissez Faire). Tipe kepemimpinan
yang pasif dan seringkali menghindar diri dari tanggung jawab. Seorang
pemimpin yang kendali bebas cenderung memilih peran yang pasif dan
berhasil.
tidak selalu dapat menjelaskan secara konkrit mengapa orang tersebut itu
ialah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya penarik yang amat
besar.
tinggi dan kaku dari bawahannya, dan sukar menerima kritikan dari
bawahannya.
atau semi demokratik. Tipe kepemimpinan ini ditandai oleh adanya sikap
secara aktif.
bahwa hubungan antara pimpinan dan anggotanya mempunyai empat tahap/ fase
(1). Tahap pertama, pada kesiapan awal perhatian pimpinan pada tugas sangat
tinggi, anggota diberi instruksi yang jelas dan dibiasakan dengan peraturan,
struktur dan prosedur kerja. (2). Tahap kedua adalah dimana anggota sudah
kemampuan lebih besar dan motivasi berprestasi mulai tampak dan mereka
secara aktif mencari tanggung jawab yang lebih besar, pemimpin masih harus
pengarahan. (4). Tahap keempat adalah tahap dimana anggota mulai percaya
Kata budaya itu sendiri adalah sebagai suatu perkembangan dari bahasa
sansekerta “budhayah” yaitu bentuk jamak dari buddhi atau akal, dan kata
majemuk budi-daya, yang berarti daya dari budi, dengan kata lain ”budaya
32
adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa. Sedangkan kebudayaan
merupakan pengembangan dari budaya yaitu hasil dari cipta, karsa dan rasa
tersebut”.
dan hasil kelakukan yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatnya
kerja, merupakan kelompok pola perilaku yang melekat secara keseluruhan pada
diri setiap individu dalam sebuah organisasi. Membangun budaya berarti juga
Budaya kerja merupakan sistem nilai, persepsi, perilaku dan keyakinan yang
dianut oleh tiap individu karyawan dan kelompok karyawan tentang makna kerja
produktivitas (kinerja).
Budaya kerja menurut Mangkunegara (2005: 113) yang dikutip dari Edgar H.
Dalam budaya kerja yang baik, terdapat kesepakatan yang tinggi dari
anggotanya untuk mempertahankan apa yang diyakini benar dari berbagai aspek
Menurut Triguno (2003) budaya kerja adalah suatu falsafah yang didasari
oleh pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan
cita-cita, pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja.
akan terlepas dari budaya yang ada dalam perusahaan. Pada umumnya mereka
perusahaannya.
34
sistem internal dan sistem eksternal sosial. Hal itu tercermin dari isi visi, misi,
dan tujuan organisasi. Dengan kata lain, seharusnya setiap organisasi memiliki
Jadi budaya kerja yang dibentuk dari budaya organisasi akan berdampak pada
kinerja dan produktivitas. Hal ini tercermin dari sikap karyawan dalam
waktu dalam bekerja. Agar dapat terlaksana dengan baik, harus ada langkah-
langkah yang harus diambil dari pihak manajemen dan proses sosialisasi,
sehingga budaya kerja yang ada dapat terinternalisasi dalam setiap kegiatan
pekerjaan sehari-hari.
Dari uraian diatas bahwa, budaya kerja merupakan perilaku yang dilakukan
berulang-ulang oleh setiap individu dalam suatu organisasi dan telah menjadi
Adapun dimensi dan indikator dalam budaya kerja menurut Robbins dalam
3. Orientasi hasil
a. Pencapaian target
4. Orientasi manusia
5. Orientasi tim
6. Agresifitas
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
penting. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan
antar variabel yang akan diteliti. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Kajian Empiris : Kajian Teori :
Kesimpulan
Kerangka Konsep menurut Sugiyono (2014) adalah suatu hubungan yang akan
variabel independen dengan variabel dependen yang akan diamati atau diukur
Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda atau analisis
yang mengukur pengaruh lebih dari satu variabel bebas (independen) terhadap
Gambar 2.2
Kerangka Konseptual: Analisis Regresi Linear Berganda
Motivasi Kerja
(X1)
Budaya Kerja
(X3)
: Pengaruh Simultan
2.6 Hipotesis
kinerja guru.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SMP Islam Al-Umm Kota Malang yang beralamat di
Jl. Joyo Agung No.1, Merjosari, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur.
Subjek yang diteliti adalah Guru-guru SMP Islam Al-Umm Kota Malang. Metode
Penelitian ini menggunakan jenis penelitan riset kausal atau asosiatif sebab
hubungan yang bersifat sebab akibat antar variabel, yaitu terdapat pengaruh antara
variabel bebas dan variabel terikat. Berdasarkan uraian tersebut maka desain riset
kausal mengarah pada terjadinya hubungan sebab akibat antara variabel bebas yaitu
variabel motivasi kerja (X1), gaya kepemimpinan (X2) dan budaya kerja (X3)
terhadap variabel terikat yaitu kinerja guru (Y) SMP Islam Al-Umm Kota Malang.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat
39
40
berbentuk angka, atau data kuantitatif yang diangkakan (scoring) sehingga dapat
dari hasil menyebarkan kuesioner pada Guru-guru SMP Islam Al-Umm Kota
Malang.
Berdasarkan sumbernya, data dalam penelitian ini ada dua jenis. Yang
Dan dalam penelitian ini, data internal yang diperoleh dijadikan sebagai data
langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dengan kata lain data
(2007) yaitu data yang dikumpulkan oleh orang atau lembaga lain. Dan dalam
penelitian ini data eksternal juga dijadikan data sekunder. Menurut Sugiyono
(2012:62) Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data
kepada peneliti, misalnya penelitian harus melalui orang lain atau mencari
melalui dokumen. Data sekunder dari penelitian ini diperoleh dari dokumentasi,
dengan variabel-variabel yang akan diteliti yaitu kinerja, motivasi kerja, gaya
3.4.1 Populasi
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas
dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
mendapatkan data guru SMP Islam Al-Umm Kota Malang yang berjumlah 39
Tabel 3.1
Sumber Data diperoleh dari bagian Tata Usaha SMP Islam Al-Umm,
2020
3.4.2 Sampel
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, seperti karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
menyatakan bahwa, Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul respresentif
(mewakili).
43
jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil. Istilah
lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
penelitian ini yang merupakan variabel independen adalah motivasi kerja (X1),
Motivasi kerja merupakan sebuah dorongan bagi guru SMP Islam Al-
Umm Kota Malang untuk bekerja. Guru sangat perlu untuk mengenal apa
saja yang menjadi motivasi dalam bekerjanya, karena hal tersebut akan
44
a. Gaji (salary)
b. Kondisi Kerja
c. Pengakuan atau Penghargaan
a. Kepemimpinan Otoriter
b. Kepemimpinan Delegatif
c. Kepemimpinan Partisipatif
atau keseluruhan pola perilaku setiap guru SMP Islam Al-Umm Kota
b. Orientasi manusia
c. Orientasi hasil
45
akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
Kinerja guru (Y). Kinerja guru adalah kemampuan kerja yang diperlihatkan guru
SMP Islam Al-Umm Kota Malang dalam melaksanakan tugas dan tanggung
Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel
tugas dan tanggung Pelaksanaan 21) Guru SMP Islam Al-Umm Kota
jawabnya untuk kegiatan Malang memberikan tugas pada
mendukung pembelajaran. murid setiap pertemuan.
pencapaian tujuan 22) Guru SMP Islam Al-Umm Kota
sekolah Malang menerapkan permainan
belajar agar murid tidak bosan.
metode yang digunakan adalah skala Likert. Penggunaan metode ini adalah salah
satu cara yang paling sering digunakan dalam menentukan skor. Menurut
Sugiyono (2014:93) Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
Tabel 3.3
Pemeringkatan Skala Likert
No. Jawaban Notasi Nilai Skor
1 Sangat Setuju SS 5
2 Setuju S 4
3 Netral N 3
4 Tidak Setuju TS 2
5 Sangat Tidak Setuju STS 1
Sumber Data : Sugiyono (2012)
sebagai alat untuk pengumpulan data atau informasi dari responden. Skala
yang penting karena perhitungannya diperoleh dari data yang didapatkan dalam
penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
3.6.1 Observasi
teknik atau cara untuk mengumpulkan data dengan jalan mengamati kegiatan
Pangamat ikut sebagai peserta rapat atau peserta pelatihan. Sementara dalam
Pengumpulan data dengan metode ini dilakukan untuk mendapatkan data yang
3.6.2 Wawancara
Wawancara digunakan bila kita ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin
penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur kuesioner untuk guru SMP
Islam Al-Umm Kota Malang. Dalam menentukan valid tidaknya kuesioner dapat
hasil r yang terdapat pada table dengan nilai r kolerasi. Sebuah item pertanyaan
dikatakan valid jika nilai korelasi hitung lebih besar dari nilai kolerasi tabel pada
N (∑ xy) − (∑ x ∑ y)
=
[N ∑ XY − (∑ X) ] [N ∑ Y − (∑ Y) ]
Keterangan :
r : Koefisien korelasi
n : Jumlah sampel dalam penelitian
x : Skor item variabel bebas (X)
y : Skor item variabel terikat (Y)
Apabila hasil pengukuran r menunjukkan hasil lebih kecil atau sama dengan
taraf signifikansi 5%, maka item tersebut dinyatakan valid. Akan tetapi jika lebih
diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala
51
yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat
konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama. Untuk
∑
rn = −
Keterangan :
rn : Reliabilitas instrumen
K : Banyaknya butir pertanyaan
2
b : Jumlah varians butir
t2 : Varians total
2. Menggunakan program SPSS IMB 23 (versi 23) yaitu dengan klik open, scale
statistics pada nilai Cronbach Alpha (α), suatu indikator dikatakan reliabel
1. Uji Normalitas
atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan f
asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah
sampel kecil. Untuk melihat distribusi normal dengan menggunakan dua cara
a. Menggunakan rumus Chi Square dengan ketentuan jika nilai X2hitung <
dari nilai X2tabel (tabel chi square) maka hipotesis diterima atau
distribusi normal.
( )
X2 = ∑
Keterangan :
X2 : Nilai X
Oi : Nilai observasi
Ei : Nilai harapan (luasan interval kelas berdasarkan tabel normal
dikalikan total frekuensi)
N : Banyaknya angka pada data (total frekuensi)
b. Menggunakan aplikasi SPSS IMB 23 yaitu lakukan regresi persamaan,
histogram dan pada normal probability plots kemudian klik oke. Maka
akan terdapat grafik plots regression yaitu akan membentuk satu garis
normalitas.
2. Uji Multikolinearitas
(motivasi kerja, gaya kepemimpinan dan budaya kerja). Model regresi yang
dari nilai tolerance dan variance inflatin factor (VIF) pada tabel coefficients
multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan VIF ≤ 10.
3. Uji Heteroskedastisitas
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
ZPRED dan SPRED. Dasar analisis dengan melihat jika ada pola tertentu
heteroskedastisitas. Sedangkan jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
54
Analisis linier berganda adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk
motivasi kerja, gaya kepemimpinan dan budaya kerja terhadap variabel terikat
kinerja guru SMP Islam Al-Umm Kota Malang. Formula model regresi linier
Keterangan :
Y : Variabel kinerja
a : Bilangan konstan
b1 : Koefisien regresi variabel motivasi kerja
b2 : Koefisien regresi variabel gaya kepemimpinan
b3 : Koefisien regresi variabel budaya kerja
x1 : Variabel bebas motivasi kerja
x2 : Variabel bebas gaya kepemimpinan
x3 : Variabel bebas budaya kerja
ei : Variabel gangguan
ini digunakan alat bantu SPSS IMB 23. Adapun langkah-langkah uji hipotesis
Df = n - k
Keterangan :
Df : degree of freedom (derajat kebebasan)
n : jumlah sampel
k : banyaknya koefisien regresi + konstanta
c. Perhitungan nilai t :
√
t=
√
56
Keterangan :
t : t hitung selanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel
r : koefisien korelasi
n : sampel
ditolak apabila t hitung > t (α/2; n-k) atau –t hitung < -t (α/2; n-k,
terikat.
berikut :
57
Gambar 3.1
Kurva Pengambilan Keputusan Uji t- Statistik
Nilai probabilitasnya :
a. Merumuskan hipotesis
1) Ho : b1 : b2 = 0
2) Ha : b1 : b2 = 0
Dimana :
Df : degree of freedom/ derajat kebebasan
n : jumlah sampel
k : banyaknya koefisien regresi
c. Perhitungan nilai f
( )
Freg =
( )
Keterangan :
Freg : garis korelasi
n : banyak sampel
m : banyak prediktor
r : koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor
59
signifikan lebih kecil dari 0.05 maka variabel bebas secara bersama-
Gambar 3.2
Kurva Pengambilan Keputusan Uji f- Statistik
60
nilai Adjusted R2 yaitu klik open, analyze, regression, linear, pada kotak
kemudian klik enter dan oke. Interpretasikan dengan melihat tabel model
(X2) dan Budaya Kerja (X3) yang berpengaruh secara dominan terhadap
variabel terikatnya yaitu Kinerja (Y) dalam model regresi linier berganda.
DAFTAR PUSTAKA
Desi Saputra Rafiie, N. A. (2018). pengaruh kompetisi, gaya kepemimpinan, budaya kerja
dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja pegawai kantor kementrian agama
Kabupaten Aceh Barat. jurnal magister manajemen, 36-40.
Diah Indriani Suwondo, E. M. (2015). Hubungan Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja, dan
Kinerja Karyawan. JMK, 135-144.
Hj. Ike Kusdyah Rachmawati, S.E., M.M. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Penerbit Andi, Yogakarta.
Lubis, A. (2016). Pengaruh Budaya Kerja dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan
Kerja Pegawai Administrasi IAIN Padangsidimpuan. Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu
Sosial dan Keislaman.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta.
Tampubolon, B. D. (2007). analisis faktor gaya kepemimpinan dan faktor etos kerja
terhadap kinerja pegawai pada organisasi yang telah menerapkan SNI 19-9001-
2001. jurnal standardisasi, 106-115.
Tutik Rachmawati dan Daryanto. (2013). Penilaian Kinerja Profesi Guru dan Angka
Kreditnya. Yogyakarta. Gava Media.
Waridin, B. S. (2006). pengaruh disiplin kerja karyawan dan budaya organisasi terhadap
kinerja di divisi radiologi RSUP Dokter Kariadi Semarang. JRBI, 181-198.
Yeh, Q. J. (1996). The Link Between Managerial Style and the Job Characteristics of
R&D Professional. R&D Management, 127-140.
Lampiran
KUESIONER PENELITIAN
Kepada :
Yth, Bapak/ Ibu/ Saudara/ i
Guru SMP Islam Al-Umm Kota Malang
Di Tempat
ِﷲِ اﻟﺮﱠﺣْ َﻤ ِﻦ اﻟ ﱠﺮ ِﺣﯿْﻢ
ّ ِﺑِﺴْﻢ
Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Manajemen, Institut Teknologi & Bisnis Asia
Malang, saya membutuhkan informasi dan data untuk mendukung penelitian yang
dan Budaya Kerja terhadap Kinerja Guru SMP Islam Al-Umm Kota
Malang”.
Untuk itu saya mohon kesediaannya agar mengisi kuesioner yang terlampir
di bawah ini. Data yang diperoleh akan dijaga kerahasiaannya dan digunakan
Malang,
Hormat saya,
………………………………………………………………..
1. Berilah tanda silang (×) atau tanda centang (√) pada kolom yang sesuai
dengan pilihan anda, masing-masing jawaban memiliki makna berikut :
1 Sangat Setuju SS 5
2 Setuju S 4
3 Netral N 3
4 Tidak Setuju TS 2
Jawaban
No Pernyataan
SS S N TS STS
Saya merasa gaji yang didapat
1
sudah sesuai dengan kinerja saya.
Saya diberikan uang lembur
2
setiap kerja diluar jam sekolah.
Lingkungan kerja saya sangat
3
nyaman.
4 Rekan kerja saya sangat baik.
Saya diberikan penghargaan atas
5
prestasi yang saya dapat.
Saya diakui didepan semua guru
6
atas penghargaan yang didapat.
Jawaban
No Pernyataan
SS S N TS STS
Kepala sekolah memutuskan
1
setiap kejadian di sekolah.
Guru tidak berhak untuk
2 memutuskan apapun mengenai
kejadian sekolah.
Dalam hal mengajar, semua
3
keputusan ditetapkan oleh guru.
Guru diberikan wewenang dalam
4 memberikan saran dan pendapat
mengenai murid.
Kepala sekolah dan guru
5 berdiskusi mengenai peraturan
sekolah bersama.
Kepala sekolah memberikan
kesempatan kepada guru untuk
6
memberikan pendapat mengenai
peraturan sekolah.
3. Variabel Budaya Kerja (X3)
Jawaban
No Pernyataan
SS S N TS STS
Saya selalu memiliki kreatifitas
1
dalam kerja.
Saya memiliki tanggung jawab
2
dalam mengajar.
Saya merasa nyaman diperhatikan
3
oleh sekolah.
Saya merasa sekolah memperhatikan
4
masalah pribadi saya.
Saya memiliki pencapaian target
5
dalam pembelajaran.
6 Saya difasilitasi dalam bekerja.
Jawaban
No Pernyataan
SS S N TS STS
Saya memberikan pelajaran sesuai
1 dengan dengan prosedur yang
berlaku.
Saya menyusun strategi belajar
2
sebelum mengajar.
Saya memberikan tugas pada murid
3
setiap pertemuan.
Saya memberikan permainan belajar
4
ketika murid sedang bosan.
Saya memberikan hasil belajar murid
5
setiap sebulan sekali.
Saya memberikan evaluasi belajar
6 murid.