Anda di halaman 1dari 6

HEADLINE

Tata Cara Shalat Tahiyatul Masjid Lengkap


Monday 26th, November 2018 /
25 August,2017

 HOME

 DASAR ISLAM

 AKHLAQ

 DOA DAN DZIKIR

 HUKUM ISLAM

 INFO ISLAMI

 MAKANAN DAN MINUMAN


Go to...

Home » Hukum Islam » Hukum Silaturahmi Menurut Islam dan Dalilnya

Hukum Silaturahmi Menurut Islam dan


Dalilnya
Hukum silaturahmi menurut Islam adalah wajib dilakukan karena silaturahmi merupakan salah satu cara
untuk memperlancar rejeki dan menjaga hubungan baik dengan keluarga, sanak saudara, teman dan lain
– lain.
ads

Baca juga :

 hukum menghina al quran


 hukum oral seks dalam islam
 hukum membuang kucing dalam islam

Silaturahmi Menurut Pandangan Islam


Silaturahmi diperuntukkan terlebih dahulu terhadap keluarga yang masih ada hubungan darah seperti
ayah, ibu, adek, kakak, dan saudara yanga ada hubungannya.

Berikut ini dijelaskan dalam hadits Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Abu Ayyûb al-Anshârî,
simak penjelasannya di bawah ini :

“Bahwasanya ada seseorang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah,
beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang bisa memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkanku
dari neraka,” maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh dia telah diberi taufik,” atau
“Sungguh telah diberi hidayah, apa tadi yang engkau katakan?” Lalu orang itupun mengulangi
perkataannya. Setelah itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau beribadah kepada Allah
dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun, menegakkan shalat, membayar zakat, dan engkau
menyambung silaturahmi”. Setelah orang itu pergi, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika dia
melaksanakan apa yang aku perintahkan tadi, pastilah dia masuk surga”.

Terdapat beberapa keuntungan yang di dapat jika mau dan selalu menjaga silaturahmi agar tetap
tersambung, hal itu meliputi :

1. Silaturahmi Bisa Memperpanjang Umur


Berdasarkan hadits Muttafaqun ‘alaihi, dijelaskan bahwa :

“Barang siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia
menyambung tali silaturahmi”. [Muttafaqun ‘alaihi]

2. Silaturahmi Bisa Memperlancar Rejeki


Berdasarkan hadits Muttafaqun ‘alaihi, dijelaskan bahwa :

“Ar-rahim itu tergantung di Arsy. Ia berkata: “Barang siapa yang menyambungku, maka Allah akan
menyambungnya. Dan barang siapa yang memutusku, maka Allah akan memutus hubungan
dengannya”. [Muttafaqun ‘alaihi].

Baca juga :

 hukum orang tua melarang anaknya menikah


 hukum bertato dalam islam
 hukum meninggalkan shalat dengan sengaja
 hukum pria memakai emas
 hukum nikah gantung dalam islam
 hukum kb dalam islam

3. Silaturahmi Mempunyai Pahala Yang Lebih Besar Daripada Memerdekakan Budak


Berdasarkan Shahih al-Bukhari, dari Maimunah Ummul-Mukminin, dia berkata :

“Wahai Rasulullah, tahukah engkau bahwa aku memerdekakan budakku?” Nabi bertanya, “Apakah
engkau telah melaksanakannya?” Ia menjawab, “Ya”. Nabi bersabda, “Seandainya engkau berikan budak
itu kepada paman-pamanmu, maka itu akan lebih besar pahalanya”.

4. Silaturahmi Bisa Membuat Kehidupan Menjadi Lebih Baik


Kita sebagai makhuk sosial dan hamba Allah yang bertaqwa hendaknya selalu menyambung tali
silaturahmi walaupun sanak saudara kita ada yang berusaha memutuskannya. Sebaiknya kita tetap
mengusahakan untuk memperbaikinya. Karena orang yang berjuang untuk menghubungkan tali
silaturahmi akan mendapatkan balasan yang baik dari Allah Swt atas mereka yang memutuskannya.

Berdasarkan hadits Muttafaqun ‘alaihi, dijelaskan bahwa :


“Orang yang menyambung silaturahmi itu, bukanlah yang menyambung hubungan yang sudah terjalin,
akan tetapi orang yang menyambung silaturahmi ialah orang yang menjalin kembali hubungan
kekerabatan yang sudah terputus”.[Muttafaqun ‘alaihi]

“Wahai Rasulullah, aku mempunyai kerabat. Aku menyambung hubungan dengan mereka, akan tetapi
mereka memutuskanku. Aku berbuat baik kepada mereka, akan tetapi mereka berbuat buruk terhadapku.
Aku berlemah lembut kepada mereka, akan tetapi mereka kasar terhadapku,” maka Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila engkau benar demikian, maka seakan engkau menyuapi mereka
pasir panas, dan Allah akan senantiasa tetap menjadi penolongmu selama engkau berbuat
demikan.” [Muttafaq ‘alaihi]

Baca juga :

 hukum menahan kentut saat sholat


 hukum menjawab salam non muslim
 hukum lelaki membuat wanita menangis dalam islam

Berdasarkan firman Allah juga sudah dijelaskan dalam Al Quran surat Ar-Rad ayat 25, penjelasannya
sebagai berikut :

“Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang
Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang
memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam)”. [Ar-Ra’d : 25]

5. Orang Yang Memutus Silaturahmi Tidak Akan Masuk Surga


Kategori memutus silaturahmi yang tergolong dosa besar ialah memutuskan hubungan terutama dengan
kedua orang tua, sanak saudara terdekat atau pun kerabat yang masih mempunyai hubungan darah.

Berdasarkan sabda Rasulullah dijelaskan di bawah ini :

”Maukah kalian aku beritahu tentang dosa terbesar di antara dosa-dosa besar?” Beliau mengulangi
pertanyaannya sebanyak tiga kali. Maka para sahabat menjawab: ”Mau, ya Rasulullah,” Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: ”Berbuat syirik kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua”.

Lebih parah lagi jika kita sudah memutuskan silaturahmi dengan orang tua, namun masih bertindak
durhaka kepada mereka. Tindakan tersebut merupakan dosa yang sangat besar. Oleh karena itu banyak
– banyaknya mendekatkan diri kepada Allah agar kita tidak termasuk orang – orang yang berbuat
demikian.

”Termasuk perbuatan dosa besar, yaitu seseorang yang menghina orang tuanya,” maka para sahabat
bertanya: ”Wahai Rasulullah, adakah orang yang menghina kedua orang tuanya sendiri?” Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Ya, seseorang menghina bapak orang lain, lalu orang lain ini
membalas menghina bapaknya. Dan seseorang menghina ibu orang lain, lalu orang lain ini membalas
dengan menghina ibunya”.

Wahai kalian – kalian yang mengaku dirinya mempunyai keimanan kepada Allah Swt serta Rasulullah


Saw. Hanya bertakwalah kalian kepada Allah Swt. Selanjutnya segeralah melihat kepada diri kita masing-
masing, yang dimaksud kepada sanak keluarga kita! Apakah kita sudah melaksanakan kewajiban
terhadap mereka perihal kondisi mengenai menyambung tali silaturahmi?

baca juga:

 hukum safar bagi wanita tanpa mahram


 hukum selfie dalam islam
 hukum berjabat tangan bukan muhrim dalam islam

Apakah kita sudah berperilaku lemah lembut kepada mereka? Apakah kita sudah tersenyum ketika
berpapasan atau pun bertatap muka dengan mereka? Apakah kita sudah berkunjung ke tempa tinggal
mereka? Apakah kita sudah memuliakan, mencintai, saling menunjungi saat sehat, saling menghormati,
saling menjenguk pada saat jatuh sakit? Apakah kita sudah ikut meringankan beban atau pun
memberikan bantuan kepada mereka sesuai dengan yang dibutuhkan?

Di lingkungan kita seringkali ditemukan orang yang tidak suka ketika melihat kehadiran kedua orang
tuanya, padahal semasa kecil dulu mereka pernah merawatnya. Justru ia lebih mendamba – dambakan
dan memuliakan istrinya, namun disisi lain ia melecehkan ibunya sendiri. Ia selalu berusaha keras untuk
mendekati dan mengerti keinginan teman-temannya, akan tetapi ia malah semakin menjauhi bapaknya.

Pada saat duduk  bersama kedua orang tuanya, maka ia akan merasa seperti sedang duduk di dekat
bara api karena memang tidak betah. Hati terasa berat pada saat ia harus menghabiskan waktu bersama
dengan kedua orang tuanya.

Walaupun hanya sebentar saja ia bersama dengan orang tua, namun waktu akan terasa sangat lama. Ia
akan merasa malas dan berat hati pada saat berbicara dengan keduanya. Perbuatan seperti itu
mencerminkan bahwa ia telah menanamkan keharaman bagi dirinya sendiri mengenai kenikmatan yang
bisa ia raih dengan berbakti kepada kedua orang tua dan tentunya balasan baik yang akan ia peroleh.

Selain itu ada juga manusia yang tidak ingin, bahkan ada yang tidak mau untuk memandang,
menganggap, serta mengakui sanak saudara sebagai keluarga mereka. Ia tidak ingin berbaur dengan
kerabatnya dengan sikap yang seharusnya wajib diberikan kepadanya sebagai keluarga. Ia tidak mau
melakukan tegur sapa ketika berpapasan bahkan pura – pura tidak tau dan tidak mau melakukan suatu
tindakan yang bisa membuat hubungan silaturahmi menjadi terjaga dengan baik. Begitu pula dengan
harta yang ia miliki, ia tidak akan memakai hartanya untuk membantu kerabatnya.

baca juga:

 hukuman pancung dalam islam


 hukuman mati dalam islam
 hukum memandang wanita dalam islam

Sudah bisa kita lihat bahwa ia berada dalam kondisi serba kecukupan, sedangkan mereka sanak
keluarganya berada dalam kondisi serba kekurangan. Ia tidak ingin berhubungan dengan keluarganya
tersebut. Padahal, seharusnya keluarga tersebut bisa dikatakan termasuk salah satu kewajiban untuk ia
nafkahi dengan alasan karena kondisi ketidakmampuannya dalam melakukan berusaha, sedangkan ia
sudah masuk dalam kategori mampu untuk memberikan nafkah kepadanya. walaupun demikian, ia tetap
kukuh untuk menolak menafkahinya.

Oleh sebab itu, sangat dianjurkan untu selalu menjaga tali silaturahmi agar tidak terputus. Semua hamba-
Nya termasuk kita akan mendapat jatah untuk menghadap Allah Swt dengan hanya membawa bekal
pahala bagi mereka yang mau menjaga dan selalu berusaha untuk menyambung tali silaturahmi. Atau
kita akan menghadap-Nya hanya dengan membawa dosa – dosa saja bagi kita yang berusaha untuk
memutus tali silaturahmi. Yuk kita menengadahkan tangan seraya memohon ampun kepada Allah Swt,
karena sesungguhnya Allah Swt adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Baca juga :

 hukum karma dalam islam


 hukum membaca doa iftitah
 hukum tiup lilin ulang tahun dalam islam
 hukum memelihara anjing dalam islam
 hukum onani menurut islam

Dapat diambil kesimpulan bahwa artikel mengenai hukum silaturahmi menurut islam di atas yang diulas
secara detail dan dikemas dengan menarik, diharapkan bisa membantu memudahkan dalam mempelajari
serta memahaminya lebih dalam lagi.

Sehingga nantinya mungkin bias dijadikan sebagai bahan referensi yang bisa diterapkan dalam
kehidupan sehari – hari dan menambah wawasan bagi anda. Sampai disini dulu ya artikel kali yang
membahas mengenai hukum silaturahmi menurut islam. Semoga bisa bermanfaat bagi anda dan terima
kasih sudah meluangkan sedikit waktu untuk membaca artikel saya ini.

FBTwitterWALinePinterestG+LinkedIn

fungsi silaturahmi, hukum silaturahmi, menjaga silaturahmi, menyambung silaturahmi, pentingnya silaturahmi

ARTIKEL TERKAIT
 Hukum Tidak Bertegur Sapa Dengan Suami
 Hukum Datang ke Pernikahan Beda Agama
 Hukum Memutuskan Tali Silaturahmi Menurut Islam
 Hukum Memutuskan Tali Silaturahmi dalam Islam
 Previous
 Next

Post Date: Friday 25th, August 2017 / 07:36 Oleh : Suharyanto Arby


Kategori : Hukum Islam

RECOMMENDED
RECENT

 14 Syarat Berhubungan Intim dalam Islam


 9 Syarat Ijab Qabul dalam Islam
 11 Syarat Memilih Istri dalam Islam
 17 Syarat Laki Laki Menikah dalam Islam
 11 Syarat Diterimanya Ibadah dalam Islam

YUK JOIN & SUBS CHANNEL SAYA ISLAM


Keutamaan Membaca Quran yang Menakjubkan – Ust. Khalid Basalamah, MA https://bit.ly/2DmDqxw
Tentang Kami | Hubungi Kami
2017 © Copyright dalamislam.com. All Right Reserve World Wide.
Ketentuan Layanan | Kebijakan Privasi | Disclaimer | Adchoices
TO TOP ↑

Anda mungkin juga menyukai