Anda di halaman 1dari 8

Bab 2

DEFINISI KEHAMILAN USIA DINI


Defenisi Kehamilan Usia Dini
Kehamilan usia dini (usia muda/remaja) adalah kehamilan yang terjadi pada remaja putri berusia
< 20 tahun. Kehamilan tersebut dapat disebabkan oleh karena hubungan seksual (hubungan
intim) dengan pacar, dengan suami, pemerkosaan, maupun faktor-faktor lain yang menyebabkan
sperma membuahi telurnya dalam rahim perempuan tersebut (Masland, 2004).

FAKTOR PENYEBAB KEHAMILAN USIA DINI


Faktor penyebab terjadinya kehamilan remaja (Mutanana dan Mutara, 2015) antara lain :
a. Latar belakang sosial-ekonomi yang buruk, karena beberapa anak terkena aktivitas seksual
karena orang tua atau wali gagal merawat mereka.
b. Pengaruh teman sebaya dalam beberapa anak dipengaruhi oleh teman-teman sesama, beberapa
yang mungkin dari lawan jenis.
c. Pendidikan seks, karena mayoritas anak-anak tidak menerima pendidikan tentang seks.
d. Tidak menggunakan kontrasepsi karena anak-anak tidak diperbolehkan menggunakan
kontrasepsi.
e. Harga diri yang rendah di antara anak-anak juga membuat mereka melakukan hubungan
seksual yang mengarah ke awal pernikahan.
f. Tingkat pendidikan yang rendah, terutama tingkat pendidikan ibu yang gagal berperan dalam
mengasuh anak-anak mereka.

DAMPAK YANG MEMENGARUHI HAMIL USIA DINI


Banyak dampak yang dapat mempengaruhi remaja hamil usia muda, yang selanjutnya
melahirkan di usia muda antara lain :
a. Kesiapan Menerima Kehamilan
b. Kesiapan sebagai Seorang Ibu
c. Cemas Melahirkan Tidak Normal
d. Takut Mengalami Komplikasi Kehamilan
e. Perubahan Fisiologis
f. Emosi Masih Labil
g. Khawatir Bayi Lahir Prematur
h. Khawatir Berhubungan Seksual
i. Peran Dukungan Keluarga
j. Sosial ekonomi

Alasan kehamilan pada remaja adalah :


1. Kecelakaan (hamil di luar nikah)
2. Untuk mendapatkan tunjanga kesejahteraan
3. Ingin anak
4. Ingin berperan
5. Faktor hubungan
6. Keinginan untuk meniru saudara yang sedang hamil pada usia remaja

UPAYA MENCEGAH KEHAMILAN USIA DINi


Program pencegahan kehamilan remaja mencakup hal-hal berikut (Papri, Zubaida, Sarwat dan
Marsheda 2016) yaitu :
a. Remaja harus didorong untuk menunda aktivitas seks dini. Pentingnya pemberian konseling
dan informasi tentang pencegahan kehamilan, jika mereka menjadi seksual yang aktif.
b. Tenaga kesehatan harus peka terhadap masalah yang berkaitan dengan seksualitas remaja dan
mempunyai riwayat perkembangan seksual yang tepat pada semua pasien remaja.
c. Harus dipastikan bahwa semua remaja yang melakukan hubungan seksual aktif memiliki
pengetahuan tentang alat kontrasepsi.

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja Putri tentang Kehamilan Usia Dini
Pengetahuan atau kognitif merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku
pada seseorang. Perilaku sendiri diawali oleh adanya sikap seseorang, sehingga pengetahuan ini
memiliki peranan dalam pembentukkan sikap seseorang. Seseorang memiliki pengetahuan yang
baik terhadap sesuatu hal, maka ia akan melakukan apa yang seharusnya dilakukan, namun
apabila pengetahuannya kurang kemungkinan besar ia akan menganggap yang terjadi merupakan
masalah biasa (Notoatmojo, 2010)
Penelitian Apriani, Deny dan Wijayanti (2017) menunjukkan adanya hubungan yang bermakna
(signifikan) dan negatif antara pengetahuan tentang risiko kehamilan remaja diluar nikah dengan
sikap terhadap hubungan seksual pranikah pada remaja. Hubungan negatif menunjukkan bahwa
arah hubungan kedua variabel berlawanan arah yaitu makin tinggi skor pengetahuan maka sikap
terhadap hubungan seksual pranikah makin tidak setuju.
Penelitian Rina, Yulia dan Yesi (2014) mengungkapkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara pengetahuan dengan sikap remaja terhadap seks pranikah. Hasil analisis menunjukkan
remaja yang memiliki pengetahuan tinggi tentang seks berpeluang untuk bersikap positif
daripada remaja yang memiliki pengetahuan yang rendah tentang seks.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Siddharth dan Manjula (2017) yang menyatakan bahwa
terdapat korelasi positif antara pengetahuan seksual dan sikap seksual. Hasil tersebut
menunjukkan lebih banyak pengetahuan yang dimiliki tentang seksualitas, maka lebih baik sikap
yang dimiliki tentang seksualitas. Kesimpulan dari hasil penelitian-penelitian tersebut yaitu
bahwa remaja yang mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi tentang seksual maka mereka
akan cenderung mempunyai sikap yang positif terhadap seks pranikah. Sebaliknya remaja yang
tingkat pengetahuan yang rendah tentang seksual maka mereka cenderung akan bersikap negatif
terhadap seks pranikah.

Asuhan Keperawatan
1. Diagnose keperawatan
Adapun prioritas diagnosa keperawatan menurut Nanda (2017), adalah :
a. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan progesteron
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah
2. intervensi
No. Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri akut berhubungan  Pain level  lakukan
dengan peningkatan  Pain control pengkajian
progesteron  Comfort level nyeri secara
komprehensif
Setelah dilakukan tindakan termasuk
keperawatan selama 24 lokasi,
jam,pasien tidak karakteristik,
mengalami nyeri,dengan durasi,
hasil: frekuensi,
 mampu kualitas dan
mengontrol nyeri faktor
(tahu penyebab presipitasi
nyeri, mampu  observasi
menggunakan reaksi
tehnik nonverbal dari
nonfarmakologi ketidaknyama
untuk mengurangi nan
nyeri, mencari  bantu pasien
bantuan) dan keluarga
 melaporkan bahwa untuk mencari
nyeri berkurang dan
dengan menemukan
menggunakan dukungan
manajemen nyeri  kontrol
 mampu mengenali lingkungan
nyeri (skala, yang dapat
intensitas, mempengaruh
frekuensi dan i nyeri seperti
tanda nyeri) suhu ruangan,
 menyatakan rasa pencahayaan
nyaman setelah dan
nyeri berkurang kebisingan
 tanda vital dalam
rentang normal
 tidak mengalami
gangguan tidur
2. Perubahan nutrisi kurang a. Nutritional status:  Kaji adanya
dari kebutuhan tubuh adequacy of nutrient alergi
berhubungan dengan mual b. Nutritional status : food makanan
muntah and fluid intake  Kolaborasi
c. Weight control setelah dengan ahli
dilakukan tindakan gizi untuk
keperawatan menentukan
jumlah kalori
selama 24 jam,nutrisi dan nutrisi
kurang teratasi dengan yang
indikator: dibutuhkan
 Albumin serum pasien
 Pre albumin serum  Yakinkan diet
 Hematocrit yang dimakan
 Hemoglobin mengandung
 Total iron binding tinggi serat
capacity untuk
 Jumlah limfosit mencegah
konstipasi

3. Implementasi
Tgl/ diagnosa Implementasi
jam
Nyeri akut berhubungan 1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
dengan peningkatan termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
progesteron kualitas dan faktor presipitasi
2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Membantu pasien dan keluarga untuk mencari
dan menemukan dukungan
4. Mengontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
5. Mengajarkan tentang teknik non farmakologi:
napas dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/
dingin
6. Meningkatkan istirahat
7. Memberikan informasi tentang nyeri seperti
penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang
dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
8. Memonitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali
Perubahan nutrisi kurang 1. Mengkaji adanya alergi makanan
dari kebutuhan tubuh 2. Memonitor adanya penurunan bb dan gula darah
berhubungan dengan 3. Memonitor lingkungan selama makan
mual dan muntah 4. Memonitor turgor kulit
5. Memonitor kekeringan, rambut kusam, total
protein, hb dan kadar ht
6. Memonitor mual dan muntah
7. Memonitor pucat, kemerahan, dan kekeringan
jaringan konjungtiva
8. Memonitor intake nuntrisi
9. Menginformasikan pada klien dan keluarga
tentang manfaat nutrisi
10. Melakukan kolaborasi dengan dokter tentang
kebutuhan suplemen makanan
11. Mengatur posisi semi fowler atau fowler tinggi
selama makan
12. Mengelola pemberan anti emetic
13. Menganjurkan banyak minum
4. Evaluasi

Tgl/ diagnosa Evaluasi


jam
Nyeri akut berhubungan S : - Klien mengatakan pinggangnya masih sakit -
dengan peningkatan Klien mengatakan kaki masih sering keram
progesteron
O : - Klien tampak meringis sambil memegang
pinggangnya - Skala nyeri sedang (4) - Klien masih
pucat, lesu dan tidak bersemangat - Klien juga
tampak gelisah - Klien mendapatkan terapi obat :
B6 3x10 mg BComp 3x50 mg 82 Calac 2x500 mg
Fe 1x1 - TTV Klien : TD:120/70 mmHg Nadi :80
x/menit Suhu :36,5°C RR :16 x/menit

A : - Masalah nyeri akut belum teratasi

P : - Intervensi no 1 s.d 8 dilanjutkan


Perubahan nutrisi kurang S : - Klien mengatakan masih mual - Klien
dari kebutuhan tubuh mengatakan nafsu makan menurun
berhubungan dengan
mual dan muntah O : - Klien mengalami mual
- Nafsu makan klien berkurang
- Klien tampak tidak menghabiskan porsi makan
- Klien tampak pucat, lesu dan tidak bersemangat
- Hb 10 gr/dl
- Klien mendapatkan terapi obat : B6 3x10 mg B
Comp 3x50 mg Calac 2x500 mg Fe 1x1
- TTV Klien :
TD :120/70 mmHg
Nadi :80 x/menit
Suhu :36,5°C
RR :16 x/menit

A : - Masalah perubahan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh belum teratasi

P : - Intervensi no 1 s.d 13 dilanjutkan

DAFTAR PUSTAKA

Siregar, M., Simbolon, J. L., & Sitompul, E. S. (2020). Pemberdayaan Anak Remaja dalam
Pencegahan Kehamilan Usia Dini Di SMA Swasta Santa Maria Tarutung. JURNAL
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (KESEHATAN), 2(2), 95-99.

Budiman, S., & Arif, M. (2017). Keefektifan bimbingan klasikal berbantuan media audio visual
dalam upaya mencegah terjadinya pernikahan usia dini. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia,
2(2).

SURYANI, I. (2018). HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI


TENTANG KEHAMILAN USIA DINI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 KUTA
TAHUN 2018 (Doctoral dissertation, Jurusan Kebidanan 2018).

http://repo.stikesperintis.ac.id/170/1/52%20LIZA%20SASMITA.pdf. Diakses pada 11 Februari


2022

Anda mungkin juga menyukai