Anda di halaman 1dari 10

PROBLEMATIKA GURU DALAM PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENJAS

Risma Mulyaningsih

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Email : 1910631070120@student.unsika.ac.id

Abstrak

Perencanaan merupakan sebuah langkah yang dilakukan dalam mempersiapkan berbagai hal
untuk keberlangsungan suatu kegiatan. Di sekolah, guru memegang peranan penting dalam
merencanakan sebuah pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang disusun berupa Silabus
maupun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang di dalamnya berisi berbagai strategi,
model, metode, serta media pembelajaran yang dinilai dapat menunjang pembelajaran di kelas.
Di dalam perencanaan pembelajaran, tujuan pembelajaran dijadikan standar keberhasilan dalam
proses pembelajaran. Namun, seringkali dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, masih
ditemukan beberapa tujuan pembelajaran tidak tercapai dikarenakan berbagai hambatan yang
secara tiba-tiba bisa terjadi di dalam kelas. Penulisan paper ini bertujuan untuk menerangkan
akan pentingnya perencanaan pembelajaran dalam mencapai pembelajaran yang efektif dengan
persiapan dan pemahaman yang baik dari seorang pendidik agar berhasil mencapai tujuan
pembelajarannya.

PENDAHULUAN

A. Mengenal Tentang Pendidikan.

Pendidikan merupakan komponen terpenting dalam kehidupan seharihari. Pembelajaran


mempunyai peranan dan fungsi yang cukup penting bagi kehidupan manusia, baik pendidikan
dalam aspek kognitif, afektif (sikap, maupun psikomotorik). Oleh karena itu, sudah menjadi
suatu keharusan bagi manusia untuk dapat merasakan proses tersebut. pembelajaran diakui
sebagai kekuatan yang dapat mendorong manusia mencapai kemajuan peradaban. Selain itu
pendidikan memberikan bekal kepada manusia untuk menyongsong hari esok yang lebih cerah
dan lebih manusiawi. Sedangkan, dalam menjalankan sebuah aktivitas sehari-hari, manusia
tidak bisa lepas dengan adanya sebuah perencanaan. Dengan adanya perencanaan yang
bagus, maka aktivitas sehari-hari dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Perencanaan merupakan suatu rangkaian proses menyiapkan dan menentukan
seperangkat keputusan mengenai apa yang diharapkan dan apa yang akan dilakukan.
Rangkaian proses kegiatan itu dilaksanakan agar harapan tersebut dapat terwujud menjadi
suatu kenyataan. Perencanaan merupakan titik awal dalam dalam melakukan suatu kegiatan.
Perencanaan akan memberikan arah, menjadi standar kerja, memberi kerangka pemersatu dan
membantu memperkirakan peluang yang ada. Dalam melaksanakan suatu kegiatan baik kecil
maupun besar dalam suatu lembaga harus melalui perencanaan, khusunya dalam organisasi
pendidikan yaitu sekolah.

PEMBAHASAN.

A. Masalah yang terjadi dalam perencanaan pembelajaran Pendidikan Jasmani.

Mengajar adalah tugas yang begitu kompleks dan sulit, sehingga tak dapat dilakukan dengan
baik oleh siapapun tanpa persiapan, sekalipun ia telah berpengalaman betahun-tahun. Oleh
karena itu tugas dan pekerjaan tersebut memerlukan persiapan dan perencanaan yang baik,
sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan. Sebagai tenaga pendidik yang profesional, guru
tentunya dituntut untuk memiliki kompetensi dalam aktifitas mengajar. Adapun kompetensi yang
dimaksud adalah kemampuan merencanakan program belajar, kemampuan melaksanakan
interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan kemampuan melaksanakan penilaian.
Kemampuan membuat RPP merupakan langkah awal yang harus dimiliki oleh seorang guru, dan
sebagai muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar dan pemahaman yang
mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran. RPP merupakan suatu perkiraan atau
proyeksi guru mengenai seluruh kegiatan yang akan dilakukan baik oleh guru maupun peserta
didik terutama dalam kaitannya dengan pembentukan kompetensi dan pencapaian tujuan
pembelajaran. Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP) pada hakikatnya merupakan
perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan
dilakukan dalam pembelajaran. Dengan demikian, RPP perlu dikembangkan untuk
mengkoordinasikan komponen pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran berisi garis
besar apa yang akan dikerjakan oleh guru dan peserta didik selama proses pembelajaran, baik
untuk satu kali pertemuan maupun beberapa kali pertemuan.

Secara umum, komponen-kompnen RPP tematik tersebut sama seperti RPP pada kurikulum
sebelumnya. Hanya saja ada beberapa komponen yang ada perubahan, misalnya pada bagian
langkah-langkah pembelajaran dan lembar penilaian peserta didik. Kesulitan dalam menyusun
rencana pembelajaran atau RPP adalah masalah yang seringkali dialami oleh para guru.
Banyaknya kendala dalam penyusunan RPP disebabkan karenaminimnya informasi yang
didapatkan oleh guru terkait menyusunan RPP tematik sehingga menyebabkan
kekurangpahaman dalam menyusun RPP yang benar sertabelum pernah diberikan atau mengikuti
pelatihan khusus penyususnan RPP tematik. Terkait hal tersebut menyebabkan guru menjadi
malas untuk menuyusun RPP. Padahal sebagaimana yang kita ketahui, seorang guru itu
diharuskan dan diwajibkan untuk menyusun RPP terlebih dahulu sebelum melakukan proses
belajar mengajar. 

Guru dalam pembelajarannya sudah pasti memiliki tujuan-tujuan yang disebut tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran bisa dicapai dengan dibuatnya RPP. Mengingat begitu
pentingnya peran RPP bagi para guru, maka akan sangat fatal apabila guru tidak menyusunnya.

Perlu diketahui padahala perencanaan itu dapat bermanfaat bagi guru sebagai kontrol terhadap
diri sendiri agar dapat memperbaiki cara mengajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Hendiyat
Soetopo dan Wasty Soemanto, mereka berpendapat bahwa selain berguna sebagai alat kontrol,
maka persiapan mengajar juga berguna sebagai pegangan bagi guru sendiri.

Secara umum problematika atau permasalahan yang dihadapi guru dalam penyusunan RPP
dirincikan sebagai berikut:

1. Guru belum memahami benar seluk-beluk penyusunan Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran. Jika guru belum memahami benar seluk-beluk penyusunannya, maka
secara otomatis rasa malas akan muncul ketika hendak menyusunnya.

2. Perubahan kurikulum akan berimbas kepada perubahan susunan komponen dalam RPP.
RPP disusun mengikuti kaidah-kaidah dalam kurikulum. Perubahan ini seringkali
menyulitkan guru.

3. Minimnya penguasaan teknologi komputerisasi para guru. Guru pada generasi-generasi


terdahulu (atau yang disebut sebagai guru-guru yang berusia tua) rata-rata gagap akan
teknologi komputerisasi. Segala pekerjaan yang menyangkut penyusunan kata-kata dalam
suatu teks, termasuk dalam RPP, akan sangat mudah jika dikerjakan dengan bantuan
komputer maupun laptop.
B. Solusi dari permasalahan yang ditemukan.

Pentingnya Guru Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di Awal Semester

Persiapan mengajar seperti membuat RPP sangat penting sebagai panduan seorang guru
melaksanakan pembelajaran di kelas. Dengan demikian pembelajaran dapat berlangsung
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi siswa
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Berikut
ini adalah alasan pentingnya guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) di awal
semester:

1. Pembelajaran berlangsung lebih sistematis

Persiapan pembelajaran nomor 1 adalah RPP. Dengan adanya RPP, Guru pintar memiliki
pedoman dalam merancang sebuah metode pembelajaran yang disenangi siswa. Guru dapat
mendesain metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa sehingga siswa dapat
belajar dengan bermakna. Misalnya permasalahan yang akan disajikan dalam diskusi kelas
disusun kedalam bentuk yang siswa sukai dengan demikian pembelajaran berlangsung
menyenangkan dan membelajarkan.

2. Mempermudah analisis keberhasilan belajar siswa

Program pembelajaran yang tak kalah penting adalah mengukur tingkat keberhasilan siswa
dalam belajar. Keberhasilan belajar siswa tidak harus selalu diukur menggunakan angka. Dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran yang guru pintar susun wajib memuat bentuk penilaian yang
akan dilakukan untuk melihat perkembangan belajar siswa. Jika hal itu sudah dilakukan, Guru
pintar dapat dengan mudah melihat apakah tujuan belajar telah tercapai atau belum.

3. Memudahkan penyampaian materi

Dengan RPP, Guru pintar dapat mengatur dalam berapa kali pertemuan sebuah materi
pembelajaran dapat diselesaikan.selain itu, jika ada ketidaksesuaian jumlah tatap muka dalam
penyampaian materi di RPP dengan yang ada di kelas, maka Guru pintar dapat segera mencari
tahu sekiranya di poin mana penyampaian materi tersebut berjalan kurang efektif sehingga Guru
pintar memiliki kesempatan untuk mencari strategi penyampaian materi dengan lebih efektif.
4. Pengatur pola pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dalam Rpp dapat didesain sedemikian rupa untuk mengatur pola
pembelajaran. Misalnya jika ada materi yang tidak dapat dituntaskan dalam satu kali tatap muka
di kelas, sedangkan waktu pembelajarannya sangat terbatas. Maka Guru pintar dapat merancang
pola penyampaian materi, misal di tatap muka pertama membahas tentang dasar-dasarnya, baru
di tatap muka yang kedua membahas hal yang lebih detail dari materi tersebut. Jika dalam
pembelajaran online, Guru pintar dapat menentukan mana kegiatan yang dapat dilakukan dalam
pembelajaran sinkron, dan mana kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan secara asinkron.
Semua itu diperbolehkan asalkan masih sesuai dengan kurikulum pembelajaran yang berlaku.

5. Menghemat waktu dan tenaga

Persiapan pembelajaran akan lebih matang dengan dibuatnya RPP. Guru tidak perlu lagi bingung
menentukan metode, bentuk penilaian, materi, dan lain sebagainya saat mengajar karena semua
sudah tertuang dalam RPP. Dengan demikian tidak ada waktu dan tenaga terbuang untuk
memikirkan segala persiapan di saat mengajar karena semua sudah disiapkan di awal semester.

6. Bahan evaluasi pembelajaran sekaligus refleksi

Salah besar jika RPP hanya digunakan sebagai pelengkap administrasi yang kemudian disetorkan
pada atasan tanpa dilihat-lihat lagi. Guru pintar dapat menggunakan RPP yang telah dibuat
sebagai bahan acuan untuk melakukan evaluasi sekaligus refleksi apakah pembelajaran di kelas
sudah berjalan dengan baik, sudah mencapai tujuan pembelajaran, atau apakah pembelajaran
sudah mampu membelajarkan siswa. Guru pintar juga dapat menuliskan kendala yang terjadi
selama pembelajaran sehingga di pembelajaran berikutnya hal yang sama tidak akan terjadi lagi.

Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Menurut Permendikbud tahun 2016 Nomor 22, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus
setidaknya memiliki 13 komponen. Komponen yang harus tertera dalam sebuah rencana
pelaksanaan pembelajaran adalah Identitas sekolah, identitas mata pelajaran atau tema/subtema,
kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, kompetensi dasar dan
indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran , dan penilaian/evaluasi.

Pada tahun 2019, dalam Rapat Koordinasi Mendikbud dengan Kepala Dinas Pendidikan se-
Indonesia di Jakarta, Mendikbud Nadiem Makarim meluncurkan inisiatif kebijakan pendidikan
terkait “Merdeka Belajar” yaitu Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Penyederhanaan format penulisan RPP tetap mengacu pada kurikulum namun dibuat dalam
bentuk yang lebih ringkas. Hal ini ditujukan untuk meringankan beban administrasi guru. Jika
sebelumnya RPP terdiri dari 13 komponen, sekarang cukup 3 komponen utama saja yaitu tujuan
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan assesmen atau penilaian. Sedangkan komponen
lainnya adalah pelengkap saja.

Pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Dalam
pembuatan sebuah RPP harus berprinsip pada 3 hal, yaitu: efisien, efektif, dan berorientasi pada
murid. Nah, dengan demikian dijamin Guru pintar akan lebih mudah mencapai tujuan
pembelajaran.

MENYIKAPI PERUBAHAN KURIKULUM

Disadari atau tidak, diterima atau tidak, siap atau tidak, perubahan merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan keseharian kita. Perubahan merupakan sesuatu yangalamiah,
artinya segala sesuatu dalam kehidupan ini sudah pasti akan terus mengalami perubahan, karena
perubahan sendiri merupakan ketetapan Tuhan yang tidak mungkin untuk dihindari. Kita bisa
melihat diri sendiri, renungkanlah hal-hal yang pernah kita jalani selama hidup, yang mungkin
selama ini luput dari perhatian kita. Kita mengalami perubahan, dari bayi, anak-anak, remaja,
hingga dewasa.

Perubahan juga terjadi pada kurikulum. Kurikulum berubah sesuai dengan tuntutan zaman.Guru
adalah orang yang mengimplementasikan kurikulum dalam satuan pendidikan. Setiap pergantian
kurikulum, maka guru dan pihak-pihak terkaitlah yang harus paling siap. Hakikat kurikulum itu
ada pada guru, jika guru tidak bisa mendalami kurikulum yang berlaku, maka tujuan pendidikan
yang diinginkan tidak akan tercapai. Sebaik apapun kurikulum tersebut, tidak akan membuahkan
hasil jika guru tidak mampu melaksanakannya.
Kurikulum 2013, sebenarnya merupakan suatu konsep kurikulum yang mendorong pembelajaran
berpusat pada siswa. Siswa dituntut untuk aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran dan guru
dengan segala keilmuannya tidak hanya berperan sebagai pengajar tapi dituntut untuk menjadi
inspirator. Pembelajaran lebih mengoptimalkan daya pikir dan kreativitas siswa untuk
menambah keterampilan dan pengetahuannya, belajar menemukan melalui eksperimen.
Perbedaan yang mendasar dengan kurikulum sebelumnya adalah, guru tidak lagi menerapkan
metode berceramah dan bukan hanya satu-satunya sumber pengetahuan, bisa saja siswa
mendapatkan pengetahuan dari sumber lainnya, seperti dari internet. Peran guru mendorong
siswanya untuk mengalami sendiri proses yang membuat meningkatnya pengalaman mereka.

Menyikapimetode pembelajaran yang mengandalkan observasi dan minim fasilitas, sarana dan
prasarana bahkan para pengajarnya, bisa dilakukan dengan memanfaatkan lingkungan di sekitar
sekolah sebagai sumber belajar. Walau minim fasilitas, atau sarana dan prasarana, maka kita
dituntut untuk lebih kreatif, bagaimana agar apapun di dekat kita bisa bermanfaat. Media secara
umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar  sehingga
dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup
pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk pembelajaran.

 Sosialisasi Kurikulum

Guru sebagai pelaku utama dalam dunia pendidikan harus siap dengan segala perubahan
kebijakan, meskipun tidak kita sukai. Saat ini yang dibutuhkan adalah peran nyata, untuk terus
melakukan sosialisasi kurikulum 2013, agar para guru benar-benar siap
mengimplementasikannya.

Sosialisasi kurikulum harus sampai pada guru-guru pelaksana tidak dibeda-bedakan. Artinya,
bahwa kurikulum baru bisa berjalan jika sudah dilakukan sosialisasi secara efektif. Selain itu ada
tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan desiminasi, antara lain kesiapan para
guru, kondisi geografis dan penyebaran informasi.

 Guru dan perubahan

Guru semakin memiliki peran sentral dalam perubahan kurikulum, karena dianggap sebagai
ujung tombak pencapaian tujuan pendidikan. Pada UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional ditegaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah 1) mengembangkan kecerdasan
intelektual, emosional, dan spiritual, 2) mengembangkan kesehatan dan akhlak mulia dari peserta
didik, dan 3) membentuk peserta didik yang terampil, kreatif, dan mandiri. Tujuan ini menjadi
isyarat bahwa guru merupakan garda terdepan yang menentukan kualitas pendidikan nasional,
tentu dengan segala masalah dan realitas yang dihadapinya. Dalam orientasi belajar, guru harus
mampu mengoptimalkan proses pembelajaran di kelas. Guru harus memiliki orientasi yang tidak
terbatas pada kemampuan kognitif siswa, tetapi juga afektif dan psikomotor pada diri siswa.
Intinya, guru harus lebih kreatif dalam mengajar.

Solusi atas Pemasalahan Perkembangan Teknologi Pendidikan di Indonesia

Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, diperlukan langkah-langkah penyelesaian yang


sekaligus berfungsi sebagai prasyarat keberhasilan penerapan TIK dalam pembelajaran.Menurut
Mahmud (2008:13) dalam bukunya yang berjudul ICT Untuk Sekolah Unggul, terdapat beberapa
persyaratan agar dapat menerapkan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi,
yaitu tersedianya sarana prasarana yang menunjang pembelajaran berbasis TIK. Lebih lanjut
dijelaskan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam menerapkan pembelajaran berbasis
TIK yaitu sebagai berikut:

1. Guru dan siswa harus memiliki akses terhadap teknologi digital dan internet dalam kelas,
sekolah, dan lembaga pendidikan. Ini berarti sekolah harus memiliki sarana prasarana yang
memadai yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi, seperti tersedianya
komputer/laptop, jaringan internet, laboratorium komputer, peralatan multimedia seperti CD,
DVD, dan infocus.

2. Harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi guru dan
siswa. Materi-materi ini dapat berupa materi pembelajaran interaktif yang berbantuan
computer/laptop, seperti CD, DVD dan infocus dalam pembelajaran interaktif.

3. Guruharus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-
sumber digital dalam kegiatan belajar mengajar agar tercapai Standar Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM).

4. Harus tersedianya anggaran atau dana yang cukup untuk untuk mengadakan, mengembangkan
dan merawat sarana prasarana Teknologi Informasi dan Komunikasi tersebut. 5. Dan yang tidak
kalah penting adalah, adanya kemauan dan dukungan dari semua pihak, dalam hal ini kepala
sekolah, guru, dan peserta didik untuk menerapkan pembelajaran dengan dukungan teknologi
komunikasi dan informasi tersebut.

C. Persiapan Dalam Perencanaan Pembelajaran


1. Ada 7 aspek persiapan untuk mencapai perencanaan pembelajaran dari aspek persiapan
metode mengajar:
1. Persiapan terhadap situasi
Mencakup tempat, suasana ruangan kelas, dan lain-lain. Dan pemahaman situasi umum
harus dimiliki sebelum guru mengajar di dalam kelas, sehingga dengan pengetahuan
tersebut guru dapat membuat ancang- ancang terhadap variabel faktor masalah dan
menghadapi situasi kelas.

2. Persiapan terhadap siswa yang akan dihadapi
Sebelum guru mengajar ia harus mengetahui keadaan siswa tersebut, atau dengan kata
lain guru harus membuat gambaran yang jelas mengenai keadaan siswa yang akan
dihadapi. Selain dari faktor internal siswa tersebut, seorang guru juga harus mengetahui
taraf kematangan serta pengetahuan umum dan khusus yang dimiliki siswa.
3. Persiapan dalam tujuan umum pembelajaran
Menyangkut tujuan belajar apa yang akan dicapai oleh para siswa, dan yang harus
dimiliki seorang guru, antara lain : pengetahuan, kecakapan, keterampilan atau sikap
tertentu yang konkret, yang bisa di ukur dengan alat- alat evaluasi.
4. Persiapan tentang bahan pelajaran yang akan diajarkan
Dengan adanya pengetahuan yang akan dihadapkan kepada siswa, guru memiliki
persiapan yang akan disampaikan kepada siswa dengan memperhatikan batas-batas, luas
dan urutan-urutan pengajaran yang diperlukan.
5. Persiapan tentang metode- mengajar yang hendak digunakan
metode ceramah,metode tanya jawab,diskusi, demontrasi, inquiri dll
6. Persiapan dalam penggunaan alat- alat peraga
Misalkan spidol, penghapus, alat2 pelajaran dan sebagainya. Alat peraga yang dapat
menjadi media komunikasi yang baik pada saat proses belajar berlangsung.
7. Persiapan dalam teknik evaluasi
Tujuan evaluasi adalah sampai sejauh mana daya serap siswa terhadap produk bahasan
yang guru terapkan. Evaluasi menggunakan teknik :
a. Teknik nontes
b. Teknik tes

KESIMPULAN.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Untuk mencapai pembelajaran maka dibutuhkan perencanaan
pembelajaran, di dalam perencanaan pembelajaran berisi tentang kegiatan atau tindakan apa yang
akan dilakukan dalam proses kegiatan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/sitiiklima/60d6b2acbb448618c34ae682/pentingnya-perencanaan-
pembelajaran-bagi-guru#:~:text=Pada%20hakikatnya%20tujuan%20utama%20dari,RPP
%20(Rencana%20Pelaksanaan%20Pembelajaran).

https://dosenmuslim.com/pendidikan/problematika-guru-dalam-perencanaan/

Anda mungkin juga menyukai