Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagaimana dengan yang sudah diketahui bahwa etika bisnis sangatlah
penting, dengan bertujuan untuk memberikan dorongan bagi kesadaran moral dan
memberikan batasan bagi para pengusaha atau pebisnis untuk dapat menjalankan
bisnis secara jujurdan adil, sehingga tidak menimbulkan kerugian terhadap orang
banyak atau pihak yang memiliki keterikatan. Selain itu, etika bisnis memiliki
tujuan agar bisnis dapat dijalankan dan dicetuskan seadil-adilnya dan sesuai
dengan pertautran perundang-undangan yang telah disepakati.

Bisnis merupakan sebuah organisasi atau sistem ekonomi dimana barang


dan jasa dipertukarkan menjadi bentuk lain atau dalam bentuk uang. Setiap bisnis
membutuhkan investasi dan pelanggan yang cukup untuk m,enjual keluarannya
pada kuantitas tertentu untuk menghasilkan keuntungan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis rumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah sistem etika Islam ?
2. Bagaimanakah etika dalam, lembaga, instansi, dan organisaisi
kependidikan Islam ?
3. Bagaimanakah entrepreneurship Rasulullah, Sahabat, dan Ulama-ulama
terdahulu ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penjelasan Sistem Etika Islam


Etika disini berarti nila-nilai dan norma-norma moral sudah sejauh mana
dipaktekkan atau justru tidak dipraktekkan, walaupun seharusnya diprektekkan.
Secara filosofi, etika memiliki arti yang luas sebagai pengkajian moralitas. Pada
etika terdapat tigafungsi dan perwujudannya yaitu etika deskriptif (descriptive
ethics), menjelaskan pengalaman moral secara deskriptif untuk mengetahui
motivasi, kemauan dan tujuan suatu tindakan dalam tingkah laku manusia. Kedua
etika normative (normative ethics), berusaha menjelaskan mengapa mereka
bertindak seperti yang mereka lakukan, dan apakah prinsip-prinsip dari kehidupan
manusia. Ketiga mateatika (mataethics), berusaha untuk memberikan arti, istilah
dan bahasa yang dipakai untuk membenarkan pernyataan-pernyataan etika.
Secara etimologi, etika berasal dari kata Yunani ethos yang berarti sikap,
cara berpikir, kebiasaan, adat, akhlak, perasaan dan watak kesuilaan. Istilah etika
dipakai Aristoteles, filsuf Yunani, unutk menunjukkan filsafat moral. Jadi, etika
berarti prinsip, norma dan standar prilaku yang mengatur individu ataupun
kelompok yang membedakan apa yang benar dan apa yang salah. Etika bisnis
(business ethic) berusaha untuk melarang dan mengatur perilaku berbisnis,
manajer perusahaan dan pekerja yang seharusnya tidak dilakukan. Etika bisnis
mempengaruhi bagaimana perusahaan berhubungan dengan para pekerjanya,
bagaimana pekerja berhubungan dengan perusahaan dan bagaimana perusahaan
berhubungan dengan agen atau para pesaingnya. Etika mengarahkan manusia
menuju kepada aktualisasi kapasitas terbaiknya. Penerapan etika dan kejujuran
dalam bisnis akan meningkatkan nilai bisnis itu sendiri. Para perusahaan yang
sudah menerapkan etika didalam bisnisnya akan meningkatkan motivasi dan
semangat para pekerja, karena bekerja akan dituntut untuk menghasilkan hasil
kerja yang terbaik, tentunya hasil kerja yang terbaik tidak akan diperoleh kecuali
dengan cara yang baik dan teratur pula. Penerapan etika bisnis ini juga
melindungi prinsip kebebasan berusaha dan meningkatkan keunggulan untuk
bersaing dengan para pebisnis, selain itu juga mencegah terkena sanksi sanksi
pemerintah karena melanggar etika didalam bisnis yang dapat digolongkan
sebagai perbuatan melawan hukum. Islam menempatkan nilai etika di tempat
2
yang paling tinggi, agar bisa menjadi cerminan dan pedoman untuk melakukan
bisnis. Dalam Islam, etika (akhlak) sebagai cerminan kepercayaan Islam (iman).
Etika Islam memberi sanksi internal yang kuat serta otoritas pelaksana kepada
seluruh umat Islam dalam menjalankan standar etika.1

B. Etika Dalam Lembaga, Instansi, dan Organisasi kependidikan Islam


Etika berasal dari kata Ethos yang berarti watak. Dan etika secara istilah
adalah ilmu yang berhubungan dengan asas-asas tingkah laku seseorang.
Sedangkan pendidikan islam adalah suatu wadah manusia untuk
mengembangkan kemampuan kemampuan atau potensi yang dimiliki sesuai
dengan ajaran Agama Islam. Menurut Achyat Ahmad Etika Pendidikan Islam
adalah hal-hal yang harus dilakukan dalam proses pendidikan, baik oleh pendidik
maaupun peserta didik.2 Jadi, dapat disimpulkan bahwa Etika Pendidikan Islam
sebagai sebuah proses pendidikan yang berlangsung secara etis dan terus menerus
dalam kehidupan seseorang melalui pengajaran dan penekanan terhadap etika itu
sendiri sehingga kemampuan, bakat, kecakapan dan minatnya dapat
dikembangkan seimbang dengan tingkah laku yang baik dan benar dalam
kehidupannya yang tentunya sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama Islam.
Sebagai sumber moral atau pedoman hidup dalam Islam yang menjelaskan
kriteria baik buruknya sesuatu perbuatan adalah Al-Qur`an dan sunnah Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam. Kedua dasar itulah menjadi landasan dan sumber
ajaran islam secara keseluruhan sebagai pola hidup dan menetapkan mana yang
baik dan mana yang buruk.3

C. Entrepreneurship Rasulullah, Sahabat, dan Ulama-ulama Terdahulu


a. Entrepreneurship Rasulullah
Dalam sejarah dikisahkan bahwa semenjak kecil Nabi Muhammad
Shallallahu Alaihi Wasallam mengembalakan hewan ternak para yaitu seperti
kambing dan domba. Jumlah ternaknya juga tidak terbilang sedikit, melainkan
ratusan. Secara tidak langsung sebagai media pendidikan dan pembelajaran bisnis
1
Sri Nawatmi, 2010. Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam, Fokus Ekonomi, Vol. 9 No. 1, 2010.
2
Moh. Achyat Ahmad dkk, Mengapa Saya harus Mondok di Pondok Pesantren, (Jawa Timur:
Pustaka Sidogiri, 2010), hal. 20
3
Seftika Aryani Ayudia Saputri, 2019. Etika Pendidikan Islam Perspektif Kh. M. Hasyim Asy’ari.
Lampung: UIN Raden Intan, hal. 45.

3
awal beliau, ialah bagaimana cara mengorganisasi, memanage, serta mengelola
seluruh pekerjaan dan kepercayaan yang dipercayakan kepadanya. Sehingga dia
berkembang menjadi pribadi yang kredibel, bertanggung jawab, cermat, empati,
terbuka, mandiri, berani, gampang menyesuaikan diri, tabah, lugas, visioner, dll
dalam usianya yang masih sangat muda. Beliau sering turut ikut serta dalam
lawatan- lawatan bisnis ke negara- negara orang sebelah yang sekarang lebih
seraing kita kenal dengan nama, Irak, Yordania, Bahrain, Suriah, serta Yaman.
Dikala itulah beliau sudah belajar bagaimana menjadi seseorang eksportir handal
sekaligus menyandang posisi sebagai eksekutif muda di masa itu.
Beranjak dewasa, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam kian
mantap memilah karirnya menjadi seorang pebisnis. Beliau mengawalinya dengan
menjadi seseorang manajer perdagangan yang mencerna modal investor dengan
sistem bagi hasil. Dan, berkat keahlian dan didikan bisnis sejak kecil, para
investor senantiasa merasa puas dengan hasil yang dicapai oleh Nabi Muhammad
Shallallahu Alaihi Wasallam. Dalam menggapai kesuksesan semacam itu,
pastinya beliau mempraktikkan beberapa prinsip serta strategi manajemen bisnis
yang sangat profesional. Prinsip- prinsipnya antara lain ialah: jujur, setia, serta
handal. Dan juga strategi ini mendadak jadi satu teladan etika bisnis yang ditiru
oleh segenap bangsa Arab. Terlebih, kala itu Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi
Wasallam mengutamakan customer satisfaction, excellence service, kompetensi,
efisiensi, tranparansi dan persaingan yang sehat serta kompetitif. Hal ini menjadi
fondasi etika bisnis serta style manajemen yang luar biasa kepada bangsa Arab,
sistem bisnis yang dibangunnya telah tertata sedemikian rupa, sampai tanpa
kedatangan dirinya juga bisnis senantiasa berjalan baik, istilah-istilah yang ini bisa
jadi dapat diistilahkan dengan passive income.4
b. Entrepreneurship Sahabat
Abdurrahman Bin Auf adalah salah satu diantara orang terkaya kota Mekah
di tahun 622 M, tetapi ketika dia hijrah ke Yastrib, seluruh hartanya ditinggalkan,
tidak ada yang dibawanya. Ketika sampai di kota Yastrib (Madinah), Nabi
Muhammad SAW mempersaudarakannya dengan Saad Bin Rabbi, orang terkaya
di kota Yastrib Datang sebagai pria miskin harta, melihat situasi Abdurrahman

4
Neni Herdiyati, Etika Bisnis Rasulullah SAW Sebagai Pelaku Usaha Sukses dalam Persfektif
Maqashid Syariah. Jurnal Ilmiah ekonomi islam.

4
bin Auf, Saad Bin Rabbi simpati dan menawarkan setengah kekayaannya kepada

Abdurrahman bin Auf, dan kemudian Abdurrahman Bin Auf menolak

penawarannya secara halus.. Abdurrahman Bin Auf hanya meminta kepada Saad
Bin Rabbi untuk menunjukan dimana letak pasar, tempat Masyarakat Yastrib
melakukan transaksi jual beli. Setelah mengetahui lokasi pasar

tersebut, Abdurrahman Bin Auf berbisnis dipasar itu. Dalam kurun waktu yang

relatif singkat beliau menjadi satu diantara orang terkaya di kota Yastrib. Berikut
adalah Cara Memulai Bisnis Tanpa Modal ala Abdurrahman Bin Auf :
a). Riset Pasar
Setelah mengetahui lokasi pasar, Abdurrahman Bin Auf melakukan
riset, mencari tahu produk-produk apa yang paling laku di pasar Yastrib.
Dan dia menemukan bahwa cangkul adalah produk yang paling laris di
pasar Yastrib. Dikarenakan masyarakat Yastrib memiliki pekerjaan utama
berkebun, maka cangkul adalah produk yang paling banyak dicari.

b). Negosiasi

Abdurrahman Bin Auf mencari pedagang besar produk cangkul guna


untuk diajak bekerjasama. Kemampuan negosiasi membuat dia bisa
melakukan bayar mundur cangkul yang diambilnya. Beliau memulai dari 5
buah cangkul perhari, sampai akhirnya Abdurrahman Bin Auf memiliki
kios di pasar yastrib.
c). Menciptakan Pasar
Setelah ia sukses dengan kios cangkulnya, Abdurrahman Bin Auf
melihat lahan di pasar Yastrib sudah penuh dan dipadati dengan pedagang.
Dan dia memiliki ide untuk menciptakan pasar yang berdekatan dengan
pasar utama untuk memenuhi permintaan pembeli. 5
c. Entrepreneurship Ulama-ulama Terdahulu
Abu Hamid Muhammad Ibnu Muhammad Al-Ghazalî dilahirkan dari
keluarga yang sangat sederhana, Beliau lahir pada tahun 450 H, bertepatan pada
1059 M di Ghazalah, suatu kota kecil yang terlelak di Thus wilayah Khurasah

5
Dilansir dari PotensiBisnis.com Abdurrahman Bin Auf, cara kaya tanpa modal.
https://potensibisnis.pikiran-rakyat.com/sukses-story/pr-69644134/abdurrahman-bin-auf-cara-kaya-tanpa-
modal. diakses pada tanggal 27 september 2021, pukul 21.30 WIB

5
yang waktu itu merupakan salah satu pusat ilmu pengetahuan di dunia islam.
Ayahnya adalah seorang pengrajin wol sekaligus sebagai pedagang hasil
tenunannya, ia pun seorang yang taat beragama, dan mempunyai semangat
keagamaan yang tinggi.
Dalam dunia bisnis, begitu banyak teori yang Imam Al-Ghazali
kemukakan, misalnya saja teori-teori tentang fungsi uang, pasar, pajak, dan lain
sebagainya yang tidak melepaskan unsur etika didalamnya. Beliau senantiasa
membahas itu semua berdampingan dengan prinsip etika yang diwarnai dengan
corak pemikiran tasawufny. Contohnya saja ketika beliau menyinggung masalah
uang, lalu beliau pun menjelaskan masalah larangan riba yang akan berpengaruh
pada perekonomian Negara.
Tidak sedikit pula didalam buah karya beliau banyak membahas seputar
etika bisnis, misalnya saja kitab fenomenal beliau, yaitu kitab Ihya Ulum al-Diin
yang secara komprehensif membahas seputar etika bisnis. Pemikiran Imam Al-
Ghazali telah diakui oleh banyak pihak, karena pemikirannya bukan hanya
berlaku pada zamanya, namun juga berlaku pada kontek tertentu dan dapat
menjawab berbagai persoalan kemanusiaan kontemporer.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa etika bisnis adalah cara atau aturan untuk
berbisnis dan meliputi semua bagian yang berhubungan dengan perusahaan,
masyarakat, dan individu. Dan Nabi kita yaitu Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam salah satu contoh pebisnis yang paling sukses, sehingga kita bisa
meneladani dan belajar dari Rasul tentang etika bisnis.
B. Kritik dan Saran
Mempelajari ilmu etika sangatlah penting bagi para mahasiswa, mengingat
ilmu etika bisnis Islam sangatlah penting untuk mengetahui tata cara menjalankan
bisnis agar bisnis yang dijalankan dapat berlangsung dengan lancar terkhususnya
bagi para mahasiswa Manajemen.
Dengan harapan bisa menjalankan bisnis seperti Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam, atau para sahabat-sahabat Rasul yang telah sukses dan menjadi
panutan dalam menjalankan bisnis.

7
DAFTAR PUSTAKA

Nawatmi. Sri, 2010, Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam. Fokus Ekonomi, Vol. 9
No. 1, 2010.

Saputri. Ayudia Aryani Seftika, 2019, Etika Pendidikan Islam Perspektif Kh. M.
Hasyim Asy’ari. Lampung: UIN Raden Intan. Hal. 45.

Herdiyati. Neni, Etika Bisnis Rasulullah SAW Sebagai Pelaku Usaha Sukses dalam
Persfektif Maqashid Syariah. Jurnal Ilmiah ekonomi islam.

Dilansir dari PotensiBisnis.com Abdurrahman Bin Auf, cara kaya tanpa modal.
https://potensibisnis.pikiran-rakyat.com/sukses-story/pr-69644134/abdurrahman-bin-auf-
cara-kaya-tanpa-modal. diakses pada tanggal 27 september 2021, pukul 21.30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai