B. Perumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Kebijakan Pendidikan Islam ?
2. Bagaimana Kebijakan Pendidikan Islam tersebut mempengaruhi masyarakat?
3. Bagaimana respon masyarakat jika Kebijakan Pendidikan Islam yang ditentukan
pro/kontra?
1
Pembahasan
1
Salsabila Hanifah, Unik. 2011. Journal Al-Manar Jilid 7 . “Teori Ekologi Brofenbrenner Sebagai Sebuah Pendekatan dalam Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Agama Islam” .
2
Sedangkan pendidikan pada dasarnya merupakan rancangan upaya masa depan
masyarakat yang harus diperhitungkan berbagi faktor yang berpengaruh. 2Kebijakan
Pendidikan mestinya juga disesuaikan dengan ukuran masyarakat itu sendiri sehingga
menjadikan kesatuan yang selaras.
Demikian dengan kebijakan pendidikan yang diterapkan di Indonesia yang
memang sangat mempengaruhi perkembangan dan perubahan masyarakat. Pendidikan
sendiri berfungsi sebagai pengembangan kemampuan dan membantu berkembangnya
watak masyarakat agar berpotensi baik.
Seiring dengan perkembangan zaman tentu berpengaruh pula pada pendidikan
islam di Indonesia. Pendidikan Islam mulai menyentuh pendidikan formal dan lebih
sitematis, tentunya perubahan ini juga didukung dengan teknologi yang ada. Pendidikan
islam yang tadinya kaku dan hanya menyentuh ilmu dasar pendidikan islam menjadi
diperlus menjadi penjabaran dasar-dasar pendidikan islam yang tentunya akan
mendorong lahirnya kebijakan baru ditengah-tengah masyarakat. Beragam respon
masyarakat, karena sebagian sudah terlanjur sejalan dengan kebijakan lama yang hanya
mempelajari dasar dipaksa untuk merubah jalannya agar selajan dengan kebijakan yang
ada, namun sebagian lagi mampu terbuka dengan kebijakan yang ada sehingga
berpengaruh dengan sejalannya denga kebijakan yang baru.
3
Namun, tidak semua lapisan masyarakat akan sertamerta mendukung kebijakan
pendidikan islam yang ada. Meskipun dengan tujuan yang baik untuk memajukan
pendidikan islam akan tercipta pro dan kontra ditengah masyarakat.
Sebagian dari masyarakat akan merasa sejalan dengan kebijakan pendidikan islam
yang sebelum adanya pergeseran zaman dan perkembangan teknologi yang akan
membuat mereka kurang mampu untuk menselaraskan jalannya dalam kebijakan
pendidikan islam yang baru, inilah lapisan masyarakat yang kontra terhadap kebijakan
pendidikan islam. Sebagian masyarakat ini akan perlu waktu untuk menyesuaikan dirinya
terhadap kebijakan pendidikan islam yang baru, karena masyarakat mau tidak mau harus
mengikuti kebijakan pendidikan islam yang diterapkan. Di perkuat pada kutipan Unik
Hanifah Salsabila (2017) dalam Journal Al-Manar Jilid 6 yang berjudul “Refleksi Peace
Education dalam Transformasi Kurikulum Pendidikan Islam (Solusi Alternatif Resolusi
Konflik Melalui Pendidikan Formal)” 3 menjelaskan bahwa dengan kata lain proses
resolusi konflik dalam Islam harus menekankan pada prinsip keadilan, pemberdayaan
bagi orang-orang yang lemah, serta membangun solidaritas sosial dan dukungan
publik. Islam menolak segala sesuatu yang melampaui batas, termasuk dalam hal
penegakan kebenaran dan pencapaian keadilan.
3
Salsabila Hanifah, Unik. 2017. Journal Al-Manar Jilid 6. “Refleksi Peace Education dalam Transformasi Kurikulum Pendidikan Islam
(Solusi Alternatif Resolusi Konflik Melalui Pendidikan Formal)”
4
4. Keterbukaan pendidikan islam dengan dunia yang lebih luas.
5. Kesejajaran pendidikan islam dengan pendidikan umum sehingga minat
masyarakat juga tinggi.4
Dengan begitu ada juga dampak negative yang disebabkan oleh kebijakan
pendidikan islam yang terupgrade dengan perkembangan zaman :
1. Terkadang kebijakan pendidikan yang dibuat melalui riset dan evaluasi yang
kurang mendalam.
2. Tidak semua lapisan masyarakat mampu menerima dengan mudah.
3. Ketidaksiapan karena perubahan yang ada.
4. Memberatkan beberapa kalangan yang kurang mampu mengikuti
perkembangan kebijakan pendidikan yang ada
5. Masyarakat terpaku dengan teknologi yang ada sehingga kurang benar-benar
mendalami nilai-nilai pendidikan islam.
D. Kesimpulan
Di zaman yang sudah bergeser menjadi era modern yang semakin berkembang ini
pendidikan sudah menjadi hal yang sangat wajib dimiliki seluruh lapisan masyarakat.
Karena jika tanpa adanya pendidikan yang masyarakat miliki akan sangat sulit untuk
mengarungi pengaruh negative di era modern yang serba berkembang ini.
Untuk itu masyarakat diharapkan mempunyai bekal pendidikan yang juga tidak
tertinggal oleh zaman. Maka terlahirlah kebijakan pendidikan islam ditengah-tengah
4
Salsabila Hanifah, Unik. 2019. Journal Al-Manar Jilid 8. “ Membangun Kesadaran Spiritual di Abad 21: Dari Aktivitas Mengagumi
Hingga Menginspirasi”.
5
masyarakat luas yang diharapkan menjadi acuan, pedoman dan proses untuk mencapai
tujuan. Kebijakan pendidikan islam yang dibuat tentu harus menjadi acuan yang tebat dan
sesuai dengan perkembangan di era modern, sehilangga akan selalu sejalan kebijakan
pendidikan islam dengan masyarakat modern.
Namun pada realitanya masyarakat memiliki tanggapan/responnya masing-
masing sesuai dengan porsi yang mereka miliki. Sebagian masyarakat menyambut baik
dan terbuka sehingga kebijakan pendidikan islam yang ada diterima dengan positif.
Sebagian masyarakat yang lain meyambut dengan ketidaksiapan dan kurangnya wawasan
sehingga kebijakan pendidikan islam terkesan memaksa untuk diterima masyarakat.
Meskipun begitu, penuh dengan pro dan kontra dengan berbagai dampak, masyarakat
harus senantiasa mengikuti kebijakan pendidikan islam yang ada demi kepentingan
bersama sehingga mencapai tujuan.
Dalam tulisan Unik Hanifah Salsabila (2019) dalam Journal Al-Manar Jilid 8
yang berjudul “ Membangun Kesadaran Spiritual di Abad 21: Dari Aktivitas Mengagumi
Hingga Menginspirasi”5 menjelaskan Menyikapi problematika pembelajaran milenial, Dr.
Dawud Tauhidi menyuarakan konsep dan implementasi keterpaduan di dalam sistem
Pendidikan Islam, salah satunya melalui kompetensi tujuh pilar literasi yang harus
dikuasai oleh peserta didik di abad 21, yakni literasi spiritual, moral, intelektual, fisik,
interpersonal, budaya, dan sosial. Dan sinergitas keterlibatan keluarga dan sekolah
sebagai lingkungan mikrosistem terdekat tentunya memberikan tanggungjawab besar
bagi terpeliharanya potensi fitrah yang merupakan modal awal penerimaan konsep tauhid
dalam diri peserta didik pada setiap level pembelajaran.
5
Salsabila Hanifah, Unik. 2019. Journal Al-Manar Jilid 8. “ Membangun Kesadaran Spiritual di Abad 21: Dari Aktivitas Mengagumi Hingga
Menginspirasi”.
6
Daftar Pustaka
Danim, S. 2005. Pengantar Studi Penelitian Kebijakan, Jakarta, Penerbit Bumi Aksara
Dunn, W.N. 2003, Analisa Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Salsabila Hanifah, Unik. 2011. Journal Al-Manar Jilid 7 . “Teori Ekologi Brofenbrenner Sebagai
Sebuah Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam” .
diambil dari https://journal.staimsyk.ac.id/index.php/almanar/article/view/72
Salsabila Hanifah, Unik. 2019. Journal Al-Manar Jilid 8. “ Membangun Kesadaran Spiritual di
Abad 21: Dari Aktivitas Mengagumi Hingga Menginspirasi”. Diambil dari
https://scholar.google.com/citations?user=uPi3N2sAAAAJ&hl
Salsabila Hanifah, Unik. 2017. Journal Al-Manar Jilid 6. “Refleksi Peace Education dalam
Transformasi Kurikulum Pendidikan Islam (Solusi Alternatif Resolusi Konflik Melalui
Pendidikan Formal)”. Diambil dari
https://journal.staimsyk.ac.id/index.php/almanar/article/view/31