Anda di halaman 1dari 7

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah


Di era sekarang ini pendidikan telah menjadi bagian yang tak terpisah dari
masyarkat luas dari beragam jenjang. Masyarakat selalu mempunyai opini masing-
masing dalam menentukan pilihan untuk mencapai tujuannya. Contohnya; masyarakat
terbagi menjadi dua kubu yang saling bersebrangan dengan adanya kebijakan kurikulum
K13, yang artinya kurikulum tidak hanya menjadi masalah yang khusus untuk beberapa
orang namun menjadi masalah yang umum untuk masyarakat luas.
Pertimbangan mengenai kebijakan pendidikan tersebut bisa dilihat dari dua aspek;
yang pertama mengenai dampaknya bagi masyarakat luas seperti halnya ada yang pro
maupun kontra terhadap kebijakan tersebut. Dan yang kedua mengenai hal-hal yang
dikorbankan dalam mengambil suatu kebijakan tersebut, misalnya mengorbankan
anggaran dana untuk mengambil suatu kebijakan.

B. Perumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Kebijakan Pendidikan Islam ?
2. Bagaimana Kebijakan Pendidikan Islam tersebut mempengaruhi masyarakat?
3. Bagaimana respon masyarakat jika Kebijakan Pendidikan Islam yang ditentukan
pro/kontra?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Untuk mengetahui pengertian dari Kebijakan pendidikan Islam.
2. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan pendidikan Islam bagi masyarakat.
3. Untuk mengetahui respon masyarakat menngenai kebijakan pendidikan Islam yang
ditentukan.

1
Pembahasan

A. Pengertian Kebijakan Pendidikan Islam


Kebijakan adalah kemahiran, kepandaian, kebijaksanaan, rangkaian konsep dan
asas yang menjadi garis dasar dan dasar rencana dalam pelaksanaan pekerjaan,
kepemimpinan dan cara bertindak oleh perintah, organisasi dan sebagai pernyataan cita-
cita, prinsip, tujuan dalam mencapai sasaran.
Pendidikan Islam adalah usaha orang-orang muslim yang bertakwa secara sadar
mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah anak didik
melalui ajaran Islam kearah titik perkembangannya.
Kebijakan pendidikan Islam adalah usaha orang-orang muslim yang membentuk
rangkaian konsep dan asas Islam sebagai dasar rencana dalam pelaksanaan pendidikan
untuk mencapai tujuannya yaitu mengembangkan fitrah peserta didik melalui ajaran
Islam.
Di perkuat dengan tulisan Unik Hanifah Salsabila (2011) dalam Journal Al-Manar
Jilid 7 dengan judul “Teori Ekologi Brofenbrenner Sebagai Sebuah Pendekatan dalam
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam”1 yang menuliskan bahwa begitu
juga dengan Kurikulum Pendidikan Agama Islam tidak dapat diimplementasikan secara
parsial dalam upaya membangun budaya, sehingga sekolah harus dapat membawa peserta
didik kepada pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan
pengalaman nilai secara nyata.

B. Pengaruh Kebijakan Pendidikan Islam Terhadap Masyarakat


Masyarakat merupakan komponen yang tak terpisahkan dari adanya suatu
kebijakan. Kebijakan Pendidikan Islam tidak hanya berpengaruh untuk beberapa orang
saja namun juga mempengaruhi keseluruhan lapisan masyarakat yang artinya mempunyai
pengaruh yang bagi masyarakat luas.

1
Salsabila Hanifah, Unik. 2011. Journal Al-Manar Jilid 7 . “Teori Ekologi Brofenbrenner Sebagai Sebuah Pendekatan dalam Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Agama Islam” .

2
Sedangkan pendidikan pada dasarnya merupakan rancangan upaya masa depan
masyarakat yang harus diperhitungkan berbagi faktor yang berpengaruh. 2Kebijakan
Pendidikan mestinya juga disesuaikan dengan ukuran masyarakat itu sendiri sehingga
menjadikan kesatuan yang selaras.
Demikian dengan kebijakan pendidikan yang diterapkan di Indonesia yang
memang sangat mempengaruhi perkembangan dan perubahan masyarakat. Pendidikan
sendiri berfungsi sebagai pengembangan kemampuan dan membantu berkembangnya
watak masyarakat agar berpotensi baik.
Seiring dengan perkembangan zaman tentu berpengaruh pula pada pendidikan
islam di Indonesia. Pendidikan Islam mulai menyentuh pendidikan formal dan lebih
sitematis, tentunya perubahan ini juga didukung dengan teknologi yang ada. Pendidikan
islam yang tadinya kaku dan hanya menyentuh ilmu dasar pendidikan islam menjadi
diperlus menjadi penjabaran dasar-dasar pendidikan islam yang tentunya akan
mendorong lahirnya kebijakan baru ditengah-tengah masyarakat. Beragam respon
masyarakat, karena sebagian sudah terlanjur sejalan dengan kebijakan lama yang hanya
mempelajari dasar dipaksa untuk merubah jalannya agar selajan dengan kebijakan yang
ada, namun sebagian lagi mampu terbuka dengan kebijakan yang ada sehingga
berpengaruh dengan sejalannya denga kebijakan yang baru.

C. Pro dan Kontra Masyarakat Terhadap Kebijakan Pendidikan Islam


Seiring perubahan zaman tentu kebijakan pendidikan islam yang digunakan dalam
masyarakat tidak selalu sama. Pergeseran kekuasaan, pertumbuhan teknologi mendorong
kebijakan pendidikan islam untuk mengupgrade sistemnya agar sejalan dengan zaman.
Usaha pembaharuan sangat terlihat ditengah-tengah masyarakat seperti sudah
mulai banyaknya madrasah-madrasah yang berdiri dalam masyarakat dengan notabe
madrasah yang modern. Tentunya tidak lepas dari kebijakan pendidikan yang ada
madrasah yang mulai berkembang pesan dengan perkembangan zaman.

3
Namun, tidak semua lapisan masyarakat akan sertamerta mendukung kebijakan
pendidikan islam yang ada. Meskipun dengan tujuan yang baik untuk memajukan
pendidikan islam akan tercipta pro dan kontra ditengah masyarakat.

Sebagian dari masyarakat akan merasa sejalan dengan kebijakan pendidikan islam
yang sebelum adanya pergeseran zaman dan perkembangan teknologi yang akan
membuat mereka kurang mampu untuk menselaraskan jalannya dalam kebijakan
pendidikan islam yang baru, inilah lapisan masyarakat yang kontra terhadap kebijakan
pendidikan islam. Sebagian masyarakat ini akan perlu waktu untuk menyesuaikan dirinya
terhadap kebijakan pendidikan islam yang baru, karena masyarakat mau tidak mau harus
mengikuti kebijakan pendidikan islam yang diterapkan. Di perkuat pada kutipan Unik
Hanifah Salsabila (2017) dalam Journal Al-Manar Jilid 6 yang berjudul “Refleksi Peace
Education dalam Transformasi Kurikulum Pendidikan Islam (Solusi Alternatif Resolusi
Konflik Melalui Pendidikan Formal)” 3 menjelaskan bahwa dengan kata lain proses
resolusi konflik dalam Islam harus menekankan pada prinsip keadilan, pemberdayaan
bagi orang-orang yang lemah, serta membangun solidaritas sosial dan dukungan
publik. Islam menolak segala sesuatu yang melampaui batas, termasuk dalam hal
penegakan kebenaran dan pencapaian keadilan.

Namun, sebagian dari masyarakat merasa sejalan dan mendukung dengan


kebijakan pendidikan islam yang telah diupgrade. Masyarakat yang mengikuti pergerakan
zaman dan perkembangan teknologi cenderung berpikir terbuka dan maju sejalan dengan
era kebijakan pendidikan islam saat ini. Penyesuaian masyarakat akan lebih mudah dan
cepat menerima sehingga menimbulkan respon yang positif.
Berikut dampak positif dalam penggunaan kebijakan pendidikan islam yang
terupgrade dengan perkembangan zaman :
1. Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills.
2. Pengembangan diri lebih terintegerasi.
3. Memperluas wawasan dengan teknologi yang semakin berkembang.

3
Salsabila Hanifah, Unik. 2017. Journal Al-Manar Jilid 6. “Refleksi Peace Education dalam Transformasi Kurikulum Pendidikan Islam
(Solusi Alternatif Resolusi Konflik Melalui Pendidikan Formal)”

4
4. Keterbukaan pendidikan islam dengan dunia yang lebih luas.
5. Kesejajaran pendidikan islam dengan pendidikan umum sehingga minat
masyarakat juga tinggi.4

Dengan begitu ada juga dampak negative yang disebabkan oleh kebijakan
pendidikan islam yang terupgrade dengan perkembangan zaman :

1. Terkadang kebijakan pendidikan yang dibuat melalui riset dan evaluasi yang
kurang mendalam.
2. Tidak semua lapisan masyarakat mampu menerima dengan mudah.
3. Ketidaksiapan karena perubahan yang ada.
4. Memberatkan beberapa kalangan yang kurang mampu mengikuti
perkembangan kebijakan pendidikan yang ada
5. Masyarakat terpaku dengan teknologi yang ada sehingga kurang benar-benar
mendalami nilai-nilai pendidikan islam.

Beberapa dampak yang sudah disebutkan diatas menandakan bahwa kebijakan


pendidikan islam sangat berpengaruh bagi masyarakat luas, namun karena sangat
berpengaruhnya membuat penerapan kebijakan pendidikan islam menerim berbagai
respon masyarakat dan tentu tidak mudah juga untuk kebijakan pendidikan lantas
diterima ditengah-tengah masyarakat. Tetapi masyarakat harus menerima kebiijakan
pendidikan islam yang diterapkan.

D. Kesimpulan
Di zaman yang sudah bergeser menjadi era modern yang semakin berkembang ini
pendidikan sudah menjadi hal yang sangat wajib dimiliki seluruh lapisan masyarakat.
Karena jika tanpa adanya pendidikan yang masyarakat miliki akan sangat sulit untuk
mengarungi pengaruh negative di era modern yang serba berkembang ini.
Untuk itu masyarakat diharapkan mempunyai bekal pendidikan yang juga tidak
tertinggal oleh zaman. Maka terlahirlah kebijakan pendidikan islam ditengah-tengah

4
Salsabila Hanifah, Unik. 2019. Journal Al-Manar Jilid 8. “ Membangun Kesadaran Spiritual di Abad 21: Dari Aktivitas Mengagumi
Hingga Menginspirasi”.

5
masyarakat luas yang diharapkan menjadi acuan, pedoman dan proses untuk mencapai
tujuan. Kebijakan pendidikan islam yang dibuat tentu harus menjadi acuan yang tebat dan
sesuai dengan perkembangan di era modern, sehilangga akan selalu sejalan kebijakan
pendidikan islam dengan masyarakat modern.
Namun pada realitanya masyarakat memiliki tanggapan/responnya masing-
masing sesuai dengan porsi yang mereka miliki. Sebagian masyarakat menyambut baik
dan terbuka sehingga kebijakan pendidikan islam yang ada diterima dengan positif.
Sebagian masyarakat yang lain meyambut dengan ketidaksiapan dan kurangnya wawasan
sehingga kebijakan pendidikan islam terkesan memaksa untuk diterima masyarakat.
Meskipun begitu, penuh dengan pro dan kontra dengan berbagai dampak, masyarakat
harus senantiasa mengikuti kebijakan pendidikan islam yang ada demi kepentingan
bersama sehingga mencapai tujuan.
Dalam tulisan Unik Hanifah Salsabila (2019) dalam Journal Al-Manar Jilid 8
yang berjudul “ Membangun Kesadaran Spiritual di Abad 21: Dari Aktivitas Mengagumi
Hingga Menginspirasi”5 menjelaskan Menyikapi problematika pembelajaran milenial, Dr.
Dawud Tauhidi menyuarakan konsep dan implementasi keterpaduan di dalam sistem
Pendidikan Islam, salah satunya melalui kompetensi tujuh pilar literasi yang harus
dikuasai oleh peserta didik di abad 21, yakni literasi spiritual, moral, intelektual, fisik,
interpersonal, budaya, dan sosial. Dan sinergitas keterlibatan keluarga dan sekolah
sebagai lingkungan mikrosistem terdekat tentunya memberikan tanggungjawab besar
bagi terpeliharanya potensi fitrah yang merupakan modal awal penerimaan konsep tauhid
dalam diri peserta didik pada setiap level pembelajaran.

5
Salsabila Hanifah, Unik. 2019. Journal Al-Manar Jilid 8. “ Membangun Kesadaran Spiritual di Abad 21: Dari Aktivitas Mengagumi Hingga
Menginspirasi”.

6
Daftar Pustaka

Pengertian Kebijakan , diambil dari


https://www.google.com/search?
q=pengertian+kebijakan+menurut+kamus+besar+bahasa+indonesia&oq=arti+kebijakan+
kamus+besar+bahasa+i&aqs=chrome.

Danim, S. 2005. Pengantar Studi Penelitian Kebijakan, Jakarta, Penerbit Bumi Aksara

Dunn, W.N. 2003, Analisa Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Aswad, Olive. Pendidikan Agama Islam di Era Globalisasi, diambil dari


https://www.kompasiana.com/olivelaswad/5564426ab3927354178dcb2b/tantangan-
pendidikan-agama-islam-di-era-globalisasi

Salsabila Hanifah, Unik. 2011. Journal Al-Manar Jilid 7 . “Teori Ekologi Brofenbrenner Sebagai
Sebuah Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam” .
diambil dari https://journal.staimsyk.ac.id/index.php/almanar/article/view/72

Salsabila Hanifah, Unik. 2019. Journal Al-Manar Jilid 8. “ Membangun Kesadaran Spiritual di
Abad 21: Dari Aktivitas Mengagumi Hingga Menginspirasi”. Diambil dari
https://scholar.google.com/citations?user=uPi3N2sAAAAJ&hl

Salsabila Hanifah, Unik. 2017. Journal Al-Manar Jilid 6. “Refleksi Peace Education dalam
Transformasi Kurikulum Pendidikan Islam (Solusi Alternatif Resolusi Konflik Melalui
Pendidikan Formal)”. Diambil dari
https://journal.staimsyk.ac.id/index.php/almanar/article/view/31

Anda mungkin juga menyukai