Anda di halaman 1dari 11

MINI RISET

“HUBUNGAN SEJARAH DALAM Al-QUR’AN DAN SAINS MODERN”


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Agama
Dosen Pangampu: Tsuwaibah, M.Ag.

Disusun Oleh:
Muhamad Firdaus (2004016075)

PROGRAM STUDI AKIDAH DAN FILSAFAT ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan sebesar-besarnya kepada tuhan yang masa Esa yang telah
memberikan saya nikmat yang tiada tara. Kesehatan dan kesempatan merupakan anugrah
yang luar biasa, yang tidak semua orang punya. Sehingga dengan Kesehatan dan kesempata
ini saya dapat menyusun mini riset yang ini yang saya beri judul “Hubungan Sejarah Dalam
Al-Qur’an dan Sains Modern”
Laporan ini kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Agama yang
diberikan oleh Ibu Tsuwaibah, M.Ag. Dengan laporan ini saya berharap banyak menemukan
hal-hal baru yang sebelumnya saya tidak pernah temui. Itu yang menjadi syukur terdalam dari
diri saya pribadi.
Selain itujuga, tugas ini diperuntukan untuk memenuhi tugas Akhir yang telah
diberikan oleh Ibu Dosen. Tugas akhir ini bukan berarti menjadi akhir perjalanan saya untuk
belajar dalam Mata Kuliah Filsafat Agama ini, Akan tetapi menjadi modal besar untuk terus
mendalami dan belajar lebih giat lagi.
Saya juga sadar hasil Mini Riset ini belum lebih dari kata sempurna. Pastinya banyak
kekurangan yang perlu dibenahi dan diperbaiki. Akan tetapi saya sudah mencoba sebisa
mungkin supaya hasil dari mini riset ini dapat menjadi tambahan ilmu bagi siapa saja yang
membaca dan mentadabburinya,
Sekian pengantar dari saya. Saya ucapkan terimakasih kepada diri saya pribadi dan
siapa saja yang telah mempermudah saya dalam menyusun Mini Riset ini. Terlebih kepada
Ibu Dosen yang mau mengajarkan kepada saya yang faqir ini sebuah Ilmu yang tidak dapat
dihitung nilai harganya Akhirul kalam, wabillahi taufiq wal hidayah
. Assalamualaikum. Wr. Wb.

Semarang, 2 Desember 2021

Muhamad Firdaus
DAFTAR ISI

  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………...........................................…………………………………i

KATA PENGANTAR……..…………………………………….…………………......................….……………………………………ii

DAFTAR ISI……..…………………………………….…………………..................................….……………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang..………….....................................................................……....…………………………………4

1.2. Rumusan Masalah..…………...............................................................……....…………………………………5

1.3. Tujuan Penelitian...…...…..................................................................……....…………………………………5

1.4. Kerangka Teori.......…………...............................................................……....…………………………………5

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian al-Qur’an…………..…………….……………………......................................….………….………………6

2.2. Sains Modern……………………….……………………………………...................................….………….………………6

2.3. Sejarah dalam al-Qur’an menurut Sains dan Teknologi…...................................………….………………8

BAB III. Metodelogi ……………………………………………………………....................................….………….…........10

BAB III. Hasil Riset.. ……………………………………………………………....................................….………….…........10

DAFTAR PUSTAKA…………………………..................................................................….……….…..…………11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Agama dan sains memang tidak sama di dalam tempat dan masa. Dalam penelitian yang
berkembang memang tidak ada kitab suci dari agama manapun yang menghukum sains. Akan
tetpi dalam kenyataannya agama sering dipertentangkan dengan sains modern. Conotoh saja,
pada belasan Abad yang lalu di Dunia Kristen para pemuka agama menentang perkembangan
sains dan mereka tidak menggunkan dalil tekstual yang ada dalam Kitabnya untuk menentang
perkembangan sain dan teknologi.
Bahkan para pemuka agama pada saat itu rela menyiksa siapa saja yang telah
dianggapnya menentang dengan mengembangkan sains. Merela membakar hidup hidup siapa
saja yang mencoba menentang dogma agama pada saat itu. Sebut saja, Tokoh saintis yang
muncul pada saat itu, yaitu Galilea Galile yang dituntut oleh pihak agama karena mengikuti
pertemuan dangan Copernikus yang didalamnya membahas tentang peredaran bumi. Dan
kemudian Galile dihukum dan telah dianggap keliru dan salah dalam menafsirkan kitab bible.
Berbeda dengan islam yang tuntunanya kepada kitab suci Al-Qur’an dan As-sunnah. Bagi
islam, sains menjadi sebuah ilmu oengetahuan yang baru yang harus dipelajari oleh para
pemeluknya. Dengan adanya hadist Nabi yang memerintahkan/mewajibkan setiap umatnya
untuk mencari Ilmu. Ilmu dalam Hadist yang ada bukanlah hanya Ilmu Agama saja.
Melainkan ilmu umum yang memang terus berkembang masa demi masa.
Dalam Al-Qur’an banyak sekali kajian-kajian yang mengarah kepada sebuah teka teki
yang harus dipecahkan dengan ilmu pengetahuan yang terus berkembang. Al-Qur’an
membicarakan tentang penciptaan alam semesta, penciptaan manusia, proses terjadinya kitlat,
proses terjadinya hujan. Bahkan proses pertumbuhan tumbuhan ada di dalam Al-Qur’an. Hal
inilah yang akan kita bahas pada Mini Riset kali ini. Kami telah mencari beberapa kisah dan
cerita sejarah dalam AL-Qur’an yang kemudian memnjadi kenyataan dengan menggunakan
sain.
Karena di dalam Al-Qur’an didalamnya tidak hanya memnganduk ayat-ayat keteteapan
dan kewajiban dan keharusan dalam melaksanakan syariat agama. Akan tetapi Al-Qr’an
mengandung banyak sekali teka teki, paradigma, sejarah bahkan kisah-kisah yang harus
dipecahkan denangan adanya sains modern.
Dalam riset ini saya lebih focus kepada kisah-kisah sejarah yang ada di dalam Al-Qur’an
yang memang hubungkan dengan sainsn modern yang sudah berkembang dengan cepat
hingga saat ini. Dengan ini semoga semua masalah dapat terpecahkan dengan baik dan dapat
dipertanggung jawabkan.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Adakah hubangan sejarah dalam Al-Quran dengan Sains Modern?


2. Adakah nilai sains yang dapat dipetik dalam kisah sejarah dalam al-Quran?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Mini riset ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai sains yang ada dalam sejarah al-
Qur’an sehingga pembaca bisa mendapatkan ilmu pengetahuan dari hasil riset yang saya
lakukan dan mengetahui lebih dalam hubungan yang ada diantara keduanya.

1.4 KERANGKA TEORI

Ketetapan
Al- Qur’an

Ilmu Pengetahuan

Hukum

Sejarah

Sains Modern
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 AL-QUR’AN
Pengertian al-Qur’an
Ada yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril sebagai mukjizat dan berfungsi sebagai hidayah
(petunjuk).1 Ada juga yang mengatakan: Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad, dengan bahasa Arab, yang sampai kepada kita secara mutawatir,
yang ditulis di dalam mushaf, dimulai dari Surah al-Fatihah dan diakhiri dengan Surah an-
Nas, membacanya berfungsi sebagai ibadah, sebagai mukjizat bagi Nabi Muhammad dan
sebagai hidayah atau petunjuk bagi umat manusia.
Secara etimologis Al-Qur’an adalah mashdar (infinitif) dari qara-a--yaqra-u—qirâ-
atan—qur’â-nan yang berarti bacaan. Al- Qur’an dalam pengertian bacaan ini misalnya
terdapat dalam firman Allah SWT :
“Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah mengumpulkannya (di dadamu) dan
(membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya, maka
ikutilah bacaannya itu.” (Q.S. Al- Qiyâmah 75:17-18).
Menurut salah satu ulama besar Indonesia, M. Quraish Shihab mengatakan bahwa al-
Quran menurut hurufnya berarti bacaan yang sempurna. Tidak ada bacaan yang sesempurna
al-Qur’an. Bahkan dai dalam al-Qur;an, Allah SWT menantang siapa saja orang yang dapat
menandingi dan membuat yang semisal dalm al-Qur’an2
Dalam al-Quran juga banyak sekali berbagai macam tema bahsan. Al-Qur’an
membahas tentang ketetapan, ilmu pengetahuan, sejarah dan bahkan hukum-hukum islam ada
didalamnya.
. Al-Quran juga memiliki banyak makna yang semuanya memiliki arti berbeda, akan
tetapi tetap menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur’an. Adapun nama-
namya yaitu: Nur, Huda, Syifa, Aziz, Mubarok, Basyir, dll.

2.2 SAINS MODERN


Sains juga bisa diartikan sebagai ilmu pengetahuan. Akan tetapi yang akan dibahas
dalam riset ini adalah tentang sains modern atau Ilmu pengetahuan yang baru muncul pada
abad ini. Sains memang tidak pisa dipisahkan dengan al-Qur’an. Dalam hal ini sains modern
memiliki nilai penting bagi kehidupan manusia.

1
Kementrian Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya..., hal. 7.
2
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-qur’an, (Bandung: Mizan, 1996), p.3
Demham sains modern, semua yang dahulunya kita sulit untuk mengerjakan sesuatu
maka sesuatu itu bisa dijadikan lebih mudah dikerjakan dan mendapatkan keefisiensian
waktu. Sains Modern membuat siapa saja yang menerima dan mengonsumsinya menjadi
lebih yakin akan sebuah kebenaran. Karena sains saat ini, kebenaranya sangat mutlak dan
belum ada yang dapat menyainginya dalam menferifikasi sebuah kebenaran. Maka tidak
salah, saat ini sains modern berkembang begiru cepat dan memberikan kejelasan-kejelasan
dari setiap masalah kehidupan. Tentunya sains dapat berjalan dengan baik dengan
digabungkanya teknologi saat ini yang juga berkembang begitu pesat. Bergabungnya sains
dan teknologi menjadikan kehidupan di dunia ini lebih mudah. Tidak ada yang sulit
dilakukan dengan menggunakan sains dan teknologi.

2.3 SEJARAH DALAM AL-QUR’AN MENURUT SAINS DAN TEKNOLOGI


Pengertian Sejarah
Al-Qur’an yang saat ini menjadi kitab umat muslim memang mengandung banyak
tema pokok kajian, salah satunya adalah sejarah. Akan tetapi al-Qur’an bukanlah kitab
sejarah. Didalam al-Qur’an, sejarah yang disampaikan memang berupa kronologi atau
peristiwa-peristiwa di masa lampau.
Menurut Sjamsuddin, Sejarah adalah sebuah kajian pengetahuan yang membahas
tentang peristiwa atau kajian di masa lalu. Dan dapat dijadikan sebuah pelajaran untuk orang
yang membicarakaanya di masa saat ini.3
Ada beberapa gaya al-Qu’an dalam menyampaikan sejarah. Yang pertama dengan
gaya sporadis. Dalam gaya ini, Al-Qur’an tidak menyampaikan cerita secara runtut. Hanya
beberapa penggal saja dan tersebar di berbagai surat. Akan tetapi, Tidak berarti cerita yang
dismpaikan dengan tempat yang berbeda memiliki perbedaan dalam konteks yang dibahas.
Yang kedua, disampaikan dalam bentuk Universal. Dalam hal ini, Sejarah yang
disampaikan dalam al-Qur’an memiliki makna yang umum untuk siapa saja dan kelompok
mana saja. Menurut Mazheruddin Siddiq, dia berpendapat bahwa Al-Qur’an adalah sebuah
sumberpijakan sejarah dan dapat digunakan untuk bahan pendidikan filsafat sejarah.
Adapun cara yang ketiga dalam al-Qur’an, al-Qur’an menyampaikan dengan
melebuhkan suatu individu atau kelompok dan merendahkan individu dan kelompok. Sejarah
itu dijadikan sebagai pelajaran bagi orang-orang yang terdahulu.

3
Sjamsuddin 2012, h.6
Ayat-ayat Sejarah

Dalam al-Qur’an, sejarah atau kisah menggunakan term bahasa arab yaitu Qoshos.
Kata tersebut diulang sebanyak 26 kali dalam al-Qur’an. Ada yang berbentuk isim (kata
benda), Fiil (Kata kerja), dan fiil Amr (Kata kerja perintah).4
Ada banyak pendapat dari berbagai cendekiawan muslim yang menjelaskan tujuan
dan maksud dari sejarah dalam al-Qur’an. Ada beberapa tujuan yaitu :
a. Meneguhkan hati Nabi Muhammad.
b. Memaparkan prinsip dakwah dalam islam
c. Menyampaikan pesan-pesan moral
d. Memberitakan kebenaran yang haqiqi
e. Mengungkapkan Kebenaran yang sebelumnya kurang tepat.

1. Kisah Kaum a’d dan ilmu Arkeologi


Pandangan bahwa kisah al-Qur‘an tidak berseberangan dengan temuan sains diungkap
dalam serial Tafsir Ilmi. Beberapa temuan arkeologis yang relevan dengan kisah al-Qur‘an
dijadikan oleh pengarang sebagai buktikebenaran kisah al-Quran.Seperti, kisah al-Qur‘an
dalam QS. Al-Fajr/89:6-9, pengarang menggunakan bukti arkeologis penemuan prasasti Ebla
dan Pandangan bahwa kisah al-Qur‘an tidak berseberangan dengan temuan sains diungkap
dalam serial Tafsir Ilmi. Beberapa temuan arkeologis yang relevan dengan kisah al-Qur‘an
dijadikan oleh pengarang sebagai buktikebenaran kisah al-Quran.Seperti, kisah al-Qur‘an
dalam QS. Al-Fajr/89:6-9, pengarang menggunakan bukti arkeologis penemuan prasasti Ebla
dan sisa-sisa kota Iran.
Penemuan prasasti Ebla oleh Giovani Pettinato dan Father Dahood dalam tahun
1964-1979, menurut pengarang, membuktikan eksistensi kaum Ad di Kota Iran. Melalui
penemuan ini, diketahui prasasti Ebla berumur sekitar 4.500 tahun. Umur ini sama dengan
umur kaum Ad dan Samud menurut tradisi tarikh Arab Purba.
Dengan adanya sain dan teknologi, maka kita bisa mengetahui bahwa sejarah itu
memang beanar-benar bisa diferivikasi kebenarannya. Maka, untuk mengetahui kejadian
yang terjadi di masa lalu, Ilmu pengetahuan begitu penting untuk dipelajari. Maka ada ilmu
arkeologi yang membahas tentang Material-material sisa makhluk hidup. Maka perlu sekali
sain dan teknologi untuk meyakinkan bahawa kejafdian yang telah lalu itu adalah merupakn
kebenaran,

2. Kisah umur Yusuf dan Ibrahim dalam dalam ilmu meteorologi

4
Muhammad Fu‘ad Abd al-Baqi, Al-Mu‟jam al-Mufahras Li Alfazh al-Qur‟an al-Karim
(Beirut: Dar Al-Fikr, 1417), 546.
Dijelaskan dalam Qs. Yusuf/12:111, dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa usia Nabi
Nuh, dikutip QS. al-Ankabut/29: 14-15 yang menyebutkan bahwa usia Nabi Nuh 950 tahun.
Hal ini kemudian diperkuat dengan hasil temuan Balsiger dan Sellier,bahwa sebelum banjir
besar datang, atmosfer masih diselimuti oleh lapisan kanopi air yang berfungsi melindungi
manusia dari radiasi ultraviolet.
Setelah banjir besar kanopi ini turun ke bumi yang mengakibatkan lapisan atmosfer
menjadi tipis dan mengakibatkan umur manusia menjadi lebih pendek, seperti Nabi Ibrahim,
hanya berusia 100 tahun. Kedua penjelasan ini bertujuan agar manusia mampu menempatkan
kisah al-Quran dan sains sebagai rambu-rambu dalam menjaga keberlangsungan kehidupan
di bumi harus. Karena Pasca Nabi Nuh lapisan atmosfir semakin sangat tipis yang
menyiratkan pentingnya memelihara lingkungan agar atmosfer tetap berfungsi memantulkan
radiasi sinar ultraviolet.
Dari kisah tersebut dapat kita ketahui bersama bahwa ilmu meteorologi menjadi
penting untuk menjawab masalah yang ada. Dan hingga saat ini, Umur manusia semakin
lama semakin berkurang karena lapisan atmosfer yang semakin lama semakin menipis. Dan
jika kita bisa ambil hikmah dari kisah ini maka seharusnya kita melakukan hal-hal yang tidak
menyebabkan lapisan atmosfer semakin meniipis. Karena itu, seharusnya hal-hal yang dapat
menyebabkan tipisnya atmosfer perlu dihindari. Agar tidak terjadi pemanasan global dan efek
gas rumah kaca.
Maka sejarah dalam al-Qur’an atau agama dapat memunculkan ilmu baru yang bisa
dijadikan sebagai cabang dari pembahasan filsafat.

3. Kisah Kapal Nabi Nuh dan ilmu Arkeologi


Fakta sejarah melalui penelitian arkeologi tentang kisah Nabi Nuh, ditarik dari
beberapa ayat relevan. Misalnya, QS. Hûd/11: 44 mengenai tempat berlabuh bahtera Nabi
Nuh. Dalam ayat ini secara jelas di sebutkan: “bahtera itupun berlabuh di atas bukit al-
Jûdiy.” Pengarang Tafsir Ilmi kemudian menghadirkan data-data temuan arkeologis terkait.
Mereka yang menjalankan ekspedisi dalah tim ekspedisi yang dipimpin oleh David Fasold
dan Salih Bayraktutan berhasil mengungkap fakta sejarah di bukit Judi tersebut pada tahun
1994.
Tim ini berhasil mengambil foto sebuah objek berbentuk kapal di Gunung Judi. Objek
ini diperkirakan terkubur di kedalaman 2.3000 meter, dengan panjang 170 meter dan lebar 45
meter. Selain itu, dijelaskan temuan sebuah batu besar yang dipahat di ujungnya. Batu
tersebut biasanya pada kapal kuno digunakan sebagai kendali yang diletakkan di belakang
kapal untuk menjaga keseimbangan.
Sejarah dalam kisah Nabi Nuh akhirnya menjadi bukti bahwa al-Qur’an tidak hanya
mengajarkan kepada umatnya untuk mengambil sisi moral saja. Akan tetapi al-Qur’an atau
kitab agama islamlah yang mengantarkan kepada umatnya untuk menalami sains dan
teknologi. Karena tidak mungkin kita dapat mengungkap sejarah yang ada dalam al-Qur’an
yang hanya diambil dari membaca saja. Perlu adanya penelitian supaya al-Qur’an ini tidak
dianggap sebagai buatan manusia belaka.
BAB III
ETODELOGI PENELITIAN
Mini riset ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitati karena bahan-bahan
yang akan diteliti merupakan data-data yang berupa teks yang nantinya akan dihubungkan
satu sama lain. Dengan penelitian kualitatif penulis akan membandingakan suatu data dengan
data yang lain hingga dapat mendapatkan data yang menunjukkan kekorealisasian antara data
yang berupa teks dan kejadian disaat ini.

BAB IV
HASIL RISET
Dari hasil pemaparan daftar pustaka di atas, dapat kita ketahui bahwa antara sains dan
al-Qur’an sebagai perwakilan dari agama islam, merupakan dua entitas yang seharusnya
saling melengkapi. Al-Qur’an yang menjadi pedoman bagi agama islam menjadi sangat
mutlak kebenaranan di dalamnya dengan dukungan sains dan teknologi.
Dengan sejarah-sejarah yang ada di dalam al-Qur’an menjadikan kita sadar bahwa
perlunya mendalami sains dan teknologi untuk mengunkapkan penjelasan yang ada di dalam
al-Qur’an. Al-qur’an adalah kitab paling benar dan tidak ada yang dapat meragukan
kebenaranyya. Dan seharusnya isi dan kandungannya, termasuk sejarah juga merupakan
sebuah kebenaran yang harus diteliti.
Maka al-qur’an mengandung banyak sekali kisah-kisah sejarah yang tidak hanya
dapat kita ambil nilai moralnya, tapi juga kita dapat mengambil nilai-nilai kontemporer untuk
keilmuan yang ada saat ini. Maka islam yang notabenenya sebuah agama seharusnya bisa
melahirakan banyak kajian filsafat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
Dari sini, maka al-Qur’an sangat menarik untuk dikaji. Sebenarnya ada sendiri bidang
dari filsafat yang muncul karena adanya sejarah dalam al-Qur’an. Maka ada dalam bidang
ilmu filsafat yang membpelajari tentang sejarah, yang sering kita sebut sebagai filsafat
sejarah. Tentu, untuk mendalami sejarah dengan filsafat, butuh dukungan sains dan teknologi
untuk mengungkapkan kebenaran. Karena sejatinya filsafat itu hadir untuk menghasilkan
sebuah kebijaksanaan. Dalam dunia pendidikan, kebijaksanaan dalam mendalami ilmu
pengetahuan yaitu dengan membuktikan pengetahuan itu dengan data yang valid. Dan
kevalidan data akan teruji dengan pasti jika menggunakan sains dan teknologi.

DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/Muhamad%20Firdaus/Downloads/NILAI_SEJARAH_DALAM_AL-
QURAN.pdf
https://www.researchgate.net/publication/330817053_NILAI_SEJARAH_DALAM_AL-
QURAN
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jsq/article/view/20372/10921
Muhammad Fu‘ad Abd al-Baqi, Al-Mu‟jam al-Mufahras Li Alfazh al-Qur‟an al-
Karim (Beirut: Dar Al-Fikr, 1417), 546.
Sjamsuddin 2012, h.6
https://journal.stkipnurulhuda.ac.id/index.php/JIPFRI/article/view/120

Anda mungkin juga menyukai