Anda di halaman 1dari 27

PERTEMUAN

Minggu ke 3

Materi :
Jaringan Reaktansi
 Karakteristik Jaringan Reaktansi Seri
 Karakteristik Jaringan Reaktansi Paralel
 Fungsi Reaktansi
Sub Capaian Pembelajaran :
 Mahasiswa dapat membuat fungsi
reaktansi dalam domain frekuensi dari
rangkaian resonansi seri dan paralel.
 Dengan menggunakan teori laplace,
diharapkan mhs dapat menentukan
Jaringan Reaktansi
Jaringan reaktansi adalah jaringan yang terdiri dari
komponen L dan C saja.

Rangkaian LC seri :
1  1 
Z S  jL   j L  
 jC  C 
Z S  jX S
L
ZS  1
C X S  L     0  X S 
C
   r  X S  0
    X S  
Karakteristik Jaringan LC seri :

XS
L


x
0 0  r
1
C

Pada karakteristik jaringan reaktansi,


ada ketentuan sbb :

XS  0  Zero poιnt
XS    Pole
Rangkaian LC paralel :

 1 
jL 
Zp   jC   j L
jL 
1 1   2
LC
ZS  L C jC
Z p  jX p

L
Xp   0  0  X p  0
1   LC
2

  r  X p  
  Xp 0
Karakteristik Jaringan LC paralel :

Xp

x
0 r 

Pada karakteristik jaringan reaktansi,


ada ketentuan sbb :

XS  0  Zero poιnt
XS    Pole
Persamaan reaktansi pada bidang S :
Transformasi ke bidang S (fungsi S)  j  s
Contoh penulisan persamaan reaktansi :

 Z S  j   jL 
1
Fungsi j
jC

 Z S S   LS 
1
Fungsi s
CS
Contoh Lain :
 1   1 
jL  LS  
 j C  j     LS
Z p  j    
L CS
 Z S 
  
2 p 2
1 1 LC 1 1 LCS
jL  LS 
jC CS
Misal :
L1
 1 
L2 S  
Z s ( S )  L1S   CS 
1
L2 S 
ZS  CS
L2 C
L2 S
 L1S 
1  L2CS 2

( L1  L2 ) S  L1L2CS 3
Z s (S )   fs. imitansi
1  L2CS 2

Persamaan Umum Fungsi Imitansi :

ao  a1S  a2 S 2  ......  am S m
Z (S ) 
bo  b1S  b2 S 2  ......  bn S n
Ditinjau dari karakteristiknya, fungsi reaktansi
dikelompokkan dalam 4 type :

KS ( S 2  22 )( S 2  42 )........( S 2  22n )


1. Z1 ( S ) 
( S 2  12 )( S 2  32 )........( S 2  22n 1 )
KS ( S 2  22 )( S 2  42 )........( S 2  22n )
2. Z 2 (S ) 
( S 2  12 )( S 2  32 )........( S 2  22n 1 )
K ( S 2  12 )( S 2  32 )........( S 2  22n 1 )
3. Z3 (S ) 
S ( S 2  22 )( S 2  42 )........( S 2  22n )
K ( S 2  12 )( S 2  32 )........( S 2  22n 1 )
4. Z 4 (S ) 
S ( S 2  22 )( S 2  42 )........( S 2  22n )
Keterangan dari persamaan karakteristik pada slide sebelumnya
antara lain :
1  2  3 ..............  2 n  2 n 1
K  konstanta
S pada penyebut  pole
S pada pembilang zero

Contoh Kurva Karakteristik dari Persamaan Sebelumnya :

Xp

2 n 1
x x x 2 n x
o 1 2 3 
Xp

2 n
x x x x
o 1 2 3 2n 1 

Xp

x x x x x

o 1 2 3 2n 1 2 n
Xp

x x x x
o 1 2 3 2n 1 2 n 
Ciri-ciri Karakteristik Jaringan Reaktansi :
 fs. Reaktansi merupakan bilangan imajiner murni
S  j  Z (s)  Z ( j)

 fs. Reaktansi selalu fs. Ganjil, jika ditinjau dari s maka :

Z
Z(-s)
Z ( s )   Z ( s )

-Z(s)

 Gradien reaktansi terhadap frekuensi selalu positip (slop kekanan)


 Pole dan Zero terletak secara bergantian pada sumbu frekuensi
Soal Latihan :
Tentukan Persamaan jaringan reaktansi untuk
rangkaian berikut ini :

1.

2.
PERTEMUAN
Minggu ke 4
Materi :
Sintesa jaringan reaktansi sederhana
 Metode Foster I
 Metode Foster II
Sub Capaian Pembelajaran :

 Berdasarkan fungsi reaktansi, mhs


diharapkan dapat membuat rangkaian
resonansi seri menggunakan metode
foster I dan rangkaian resonansi paralel
menggunakan metode foster II.
Sintesa Jaringan Reaktansi
Metode yang digunakan  Metode Foster (Foster I dan II)

Metode Foster I :
Fungsi Impedansi dapat dikembangkan menjadi jumlahan pecahan sbb :
ao n ak s
Z ( s)    2  a s
s k 1 s  k
2

Dimana , a0 dan ak adalah koef. Residu yang dapat dihitung sbb :

a0  lim s  Z ( s )
s 0

s 2  k2
ak  2lim 2  Z ( s)
s   k s
Z (s)
a  lim
s  s
Implementasi sintesa dengan metode Foster I terdapat
pada rangkaian paralel yang diseri sbb :
L1 L2 Lk
C0 L

C1 C2 Ck

Dimana : 1 1
C0  ; Ck 
a0 ak
1 ak
L  a ; Lk  2  2
 k Ck  k
Metode Foster II :
Fungsi Admitansi dapat dikembangkan menjadi jumlahan pecahan sbb :

1 bo n bk s
Y ( s)    2  b s
Z ( s) s k 1 s  k
2

Dimana , b0 dan bk adalah koef. Residu yang dapat dihitung sbb :

b0  lim s  Y ( s )
s 0

s 2  k2
bk  2lim 2  Y (s)
s   k s
Y (s)
b  lim
s  s
Implementasi sintesa dengan metode Foster II terdapat
pada rangkaian seri yang diparalel sbb :


L1 L2 Ln
L0 C
C1 C2 Cn

Dimana :
1 1
L0  ; Lk 
b0 bk
1 b
C  b ; Ck   k
k2 Lk k2
Contoh Soal :
Buatlah sintesa dari fs. Reaktansi berikut ini, menggunakan
metode Foster I dan II.
8( s 2  1)( s 2  3)
Z ( s) 
s( s 2  2)( s 2  4)
Jawab :
a). Fungsi Reaktansi dapat dikembangkan (sesuai metode foster I)
menjadi bentuk sbb :
a0 a1s a2 s
Z ( s)   2  2  a s
s ( s  2) ( s  4)
Koefisien a0 , a1 , a2 dan a dapat dicari dengan cara sbb:
8( s 2  1)( s 2  3)
a0  lim s  Z ( s )  lim s 
s 0 s 0 s ( s 2  2)( s 2  4)
8(0  1)(0  3)
 3
(2)(4)
( s 2  2) 8( s 2  1)( s 2  3)
a1  lim 
s  2
2 s s ( s 2  2)( s 2  4)
8(2  1)(2  3)  8
  2
 2(2  4) 4

( s 2  4) 8( s 2  1)( s 2  3)
a2  lim 
s 2  4 s s ( s 2  2)( s 2  4)
8(4  1)(4  3) 24
  3
 4(4  2) 8
Z ( s)
a  lim
s  s
8( s 2  1)( s 2  3) 8(1  1 s 2 )(1  3 s 2 )
 lim 2 2  lim 8
s  s ( s  2)( s  4) s  (1  s 2 )(1  s 2 )
2 2 4

Berdasarkan koefisien yang diperoleh, fs. reaktansi menjadi :

3 2s 3s
Z ( s)   2  2  8s
s s 2 s 4
Sintesa dapat diaplikasikan pada rangkaian sbb :
1 1 1 1
C0   ; L1  2  1
a0 3 1 C1 2  2
1

1 1 1 1
C1   ; L2  2  3
a1 2 2 C2 4  3
1 4
1 1
C2   ; L  a  8
a2 3
Rangkaian Hasil Sintesa :
1H ¾H
1/3 F 8H

½F 1/3 F

b). Fungsi Reaktansi dapat dikembangkan (sesuai metode foster II) menjadi
bentuk sbb :
1 s( s 2  2)(s 2  4)
Y ( s)  
Z ( s) 8( s 2  1)(s 2  3)

1 b0 b1s b2 s
Y ( s)    2  2  b s
Z ( s) s ( s  1) ( s  3)
Dimana :
s 2 ( s 2  2)( s 2  4)
b0  lim s  Y ( s )  lim
s 2 0 8( s  1)( s  3)
2 2
s 2 0

0(2)(4)
 0
8(1)(3)
( s 2  1) s ( s 2  2)( s 2  4)
b1  lim 
s  1
2 s 8( s 2  1)( s 2  3)
(1  2)(1  4) 3
 
8(1  3) 16

( s 2  3) s ( s 2  2)( s 2  4)
b2  lim 
s 2  3 s 8( s 2  1)( s 2  3)
(3  2)(3  4) 1
 
8(3  1) 16
Y (s)
b  lim
s  s
( s 2  2)( s 2  4) (1  2 s 2 )(1  4 s 2 ) 1
 lim  lim 
s  8( s  1)( s  3) s  8(1  s 2 )(1  s 2 )
2 2 1 3 8

Fs. Reaktansi menjadi :


3 s 1 s
Y ( s)  16
 216  18 s
s 1 s  3
2

Komponen sintesa jaringan sbb :


1 b1 3
L0    ; C1  2  16  3
b0 1 1 16
1 16 b2 1
L1   ; C2  2  16  1
b1 3 2 3 48
1 1
L2   16 ; C  b 
b2 8
Rangkaian Hasil Sintesa :


16/3 H 16 H

3/16 F 1/48 F 1/8 F

Contoh Soal :
Buatlah sintesa dari fs. Reaktansi berikut ini, menggunakan
metode Foster I dan II.

0,2( s 2  1000)(s 2  4000)


Z ( s) 
s( s 2  2000)

Anda mungkin juga menyukai