Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL

HUBUNGAN ANTARA KEAMANAN DAN PEMBANGUNAN NASIONAL


DALAM MEWUJUDKAN PANCASILA SILA KE-5
"Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas individu pada mata kuliah
Pancasila"

Dosen pengampu : Drs. Mukhlisoh M.M.Pd

Disusun oleh :

Muhammad Farhan (2108109077)

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


ARTIKEL
HUBUNGAN ANTARA KEAMANAN DAN PEMBANGUNAN NASIONAL
DALAM MEWUJUDKAN PANCASILA SILA KE-5

Oleh: Muhammad Farhan

Abstrak
Pembangunan dan keamanan nasional sangatlah penting, keduanya tidak dapat
dipisahkan. Aman, damai, tertib itu pun merupakan tujuan pembagunan. Keadaan keamanan
pun merupakan persyaratan mutlak untuk bisa terselenggaranya pembangunan. Pembangunan
dan ketahanan nasional akan dapat memenuhi cita-cita kita, yaitu masyarakat yang adil,
makmur, dan sejahtera lahir batin berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah negara
kesatuan Republik Indonesia. Pembangunan pertahanan dan keamanan terutama ditujukan
untuk menegakkan kedaulatan negara, menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, menjaga keselamatan segenap bangsa dari ancaman militer dan nonmiliter,
meningkatkan rasa aman dan nyaman sebagai jaminan kondusifnya iklim investasi, serta
tetap tertib dan tegaknya hukum di masyarakat. Kondisi wilayah Indonesia yang sangat luas
(daratan maupun perairan), jumlah penduduk yang banyak dan nilai kekayaan nasional yang
harus dijamin keamanannya. Penegakan hukum merupakan kewibawaan suatu negara yang
harus diciptakan agar negara tersebut tidak runtuh. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan
tentang hubungan antara keamanan dan pembangunan nasional dalam mewujudkan pancasila
sila ke-5. Dengan pembangunan dan keamanan akan memenuhi cita-cita bangsa.
Kata kunci: pembangunan nasional, keamanan nasional, pancasila, UUD 1945, Indonesia.
Abstract
Development and national security are very important, they cannot be separated.
Safe, peaceful, orderly is also the goal of development. The state of security is also an
absolute requirement for the implementation of development. National development and
resilience will be able to fulfill our ideals, namely a just, prosperous, and physically and
mentally prosperous society based on Pancasila and the 1945 Constitution in the unitary
state of the Republic of Indonesia. The development of defense and security is primarily
aimed at upholding state sovereignty, maintaining the territorial integrity of the Unitary State
of the Republic of Indonesia, safeguarding the safety of the entire nation from military and
non-military threats, increasing a sense of security and comfort as a guarantee of a
conducive investment climate, as well as maintaining order and law enforcement in society.
The condition of Indonesia's vast territory (both land and water), a large population and the
value of national wealth that must be guaranteed its security. Law enforcement is the
authority of a country that must be created so that the country does not collapse. This article
aims to explain the relationship between security and national development in realizing the
5th Pancasila precept. With development and security will fulfill the ideals of the nation.
Keywords: national development, national security, Pancasila, the 1945 Constitution,
Indonesia.

Pendahuluan
Sejak zaman Orde Baru kita terus-menerus mengadakan pembangunan secara
bertahap dan berencana. Setahap demi setahap dalam berbagai sektor, negara kita terus
membangun bukan saja pembangunan dalam bidang fisik materiil saja, tapi juga dalam
bidang mental spiritual. Sebab, hanya dengan membangun kita akan dapat memenuhi cita-
cita kita, yaitu masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera lahir batin berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945 dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia. Tanpa giat membangun,
mustahil rasanya kita akan sampai kepada tujuan.

Sudah beberapa Pelita, ternyata dan terasa oleh kita hasil pembangunan itu dalam
berbagai sektor, sudah tidak terbilang banyaknya. Sektor pendidikan: ribuan bahkan puluhan
ribu gedung-gedung sekolah yang dibangun, laboratorium-laboratorium, balai-balai
penelitian, gedung-gedung perguruan tinggi, peralatan-peralatan pelajar, penataran-penataran
guru lembaga-lembaga keterampilan, dan sebagainya. Itu baru dari sektor pendidikan saja.
Belum sektor-sektor lain, seperti pertanian, kehutanan, perindustrian, perhubungan, dan
sebagainya. Karena itu, sudah tak terbilang banyaknya hasil yang telah kita capai akibat kita
mengadaka pembangunan.

Karena begitu banyaknya hasil-hasil pembangunan yang telah diraih,maka mau tidak
mau hasil-hasil tadi, baik itu berupa gedung (fisik) atau peraturan, harus dijaga dan harus
diamankan,jangan sampai ada yang merusaknya.

Kita ambil contoh gedung laboratorium kita, yang dibangun dengan puluhan juta
rupiah. Malahan isinya kadang-kadang lebih mahal daripada gedungnya. Gedung ini harus
dalam keadaan aman dan tidak ada yang merusaknya. Begitu juga bendungan, pabrik-pabrik,
jembatan-jembatan, gardu-gardu listrik, dan sebagainya. Semuanya harus terjaga dan aman.
Pengamanan terhadap hasil-hasil pembangunan mutlak perlu. Tidak mungkin kita bisa
melanjutkan pembangunan jika hasil pembangunan yang sudah kita capai rusak karena
kurangnya pengamanan. Karena itu, erat sekali kaitannya antara keamanan dan
pembangunan. Sebaliknya, kita mungkin bisa membangun jika keamanan-keamanannya tidak
aman. Kita tak mungkin bisa membuat jembatan, gedung-gedung, pabrik-pabrik, dan
sebagainya jika dalam keadaan kacau atau jika dalam keadaan berperang. Kita tidak mungkin
bisa belajar dengan baik, mengadakan penelitian, praktek di laboratorium-laboratorium jika
keadaan tidak aman. Karena itu, pengamanan guna berlangsungnya pembagunan mutlak
perlu. Hubungan keamanan dan pembangunan nasional tidak dapat dipisahkan. Aman, damai,
tertib itu pun merupakan tujuan pembagunan. Keadaan keamanan pun merupakan persyaratan
mutlak untuk bisa terselenggaranya pembangunan.

Pembahasan
Pembangunan nasional dapat diartikan merupakan rangkaian upaya pembangunan
yang berkesinambungan dan meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara
untuk melaksanakan tugas mewujudkan Tujuan Nasional. Keamanan nasional menunjuk ke
kebijakan publik untuk memastikan keselamatan dan keamanan negara melalui penggunaan
kuasa ekonomi dan militer dan penjalanan diplomasi, baik dalam damai dan perang.

Nilai-nilai dasar Pancasila dikembangkan atas dasar hakikat manusia. Hakikat


manusia menurut Pancasila adalah makhluk monopluralis. Kodrat manusia yang
monopluralis tersebut mempunyai ciri-ciri, antara lain:

a. susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga


b. sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus sosial    
c. kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk tuhan.
Berdasarkan itu, pembangunan nasional diarahkan sebagai upaya meningkatkan
harkat dan martabat manusia yang meliputi aspek jiwa, raga,pribadi, sosial, dan aspek
ketuhanan. Secara singkat, pembangunan nasional sebagai upaya peningkatan manusia secara
totalitas. Pembangunan sosial harus mampu mengembangkan harkat dan martabat manusia
secara keseluruhan. Oleh karena itu, pembangunan dilaksanakan di berbagai bidang yang
mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Pembangunan, meliputi bidang politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Pancasila menjadi paradigma dalam
pembangunan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Politik
Manusia Indonesia selaku warga negara harus ditempatkan sebagai subjek atau pelaku
politik bukan sekadar objek politik. Pancasila bertolak dari kodrat manusia maka
pembangunan politik harus dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sistem politik
Indonesia yang bertolak dari manusia sebagai subjek harus mampu menempatkan kekuasaan
tertinggi pada rakyat. Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem
politik Indonesia yang sesuai pancasila sebagai paradigma adalah sistem politik demokrasi
bukan otoriter Berdasar hal itu, sistem politik Indonesia harus dikembangkan atas asas
kerakyatan (sila IV Pancasila).
Pengembangan selanjutnya adalah sistem politik didasarkan pada asas-asas moral
daripada sila-sila pada pancasila. Oleh karena itu, secara berturut-turut sistem politik
Indonesia dikembangkan atas moral ketuhanan, moral kemanusiaan, moral persatuan, moral
kerakyatan, dan moral keadilan. Perilaku politik, baik dari warga negara maupun
penyelenggara negara dikembangkan atas dasar moral tersebut sehingga menghasilkan
perilaku politik yang santun dan bermoral.
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Ekonomi
Sesuai dengan paradigma pancasila dalam pembangunan ekonomi maka sistem dan
pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral daripada pancasila. Secara khusus, sistem
ekonomi harus mendasarkan pada dasar moralitas ketuhanan (sila I Pancasila) dan
kemanusiaan (sila II Pancasila). Sistem ekonomi yang mendasarkan
pada moralitas dam humanistis akan menghasilkan sistem ekonomi yang
berperikemanusiaan. Sistem ekonomi yang menghargai hakikat manusia, baik selaku
makhluk individu, sosial, makhluk pribadi maupun makhluk tuhan.
Sistem ekonomi yang berdasar pancasila berbeda dengan sistem ekonomi liberal yang
hanya menguntungkan individu-individu tanpa perhatian pada manusia lain. Sistem ekonomi
demikian juga berbeda dengan sistem ekonomi dalam sistem sosialis yang tidak mengakui
kepemilikan individu. Pancasila bertolak dari manusia sebagai totalitas dan manusia sebagai
subjek.
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Sosial Budaya
Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik karena memang pancasila bertolak dari
hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal ini sebagaimana tertuang dalam sila
Kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu, pembangunan sosial budaya harus
mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya
dan beradab. Pembangunan sosial budaya yang menghasilkan manusia-manusia biadab,
kejam, brutal dan bersifat anarkis jelas bertentangan dengan cita-cita menjadi manusia adil
dan beradab. Manusia tidak cukup sebagai manusia secara fisik, tetapi harus mampu
meningkatkan derajat kemanusiaannya. Manusia harus dapat mengembangkan dirinya dari
tingkat homo menjadi human.
Berdasar sila persatuan Indonesia, pembangunan sosial budaya dikembangkan atas
dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya yang beragam si seluruh wilayah
Nusantara menuju pada tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa. Perlu ada pengakuan dan
penghargaan terhadap budaya dan kehidupan sosial berbagai kelompok bangsa Indonesia
sehingga mereka merasa dihargai dan diterima sebagai warga bangsa. Dengan demikian,
pembangunan sosial budaya tidak menciptakan kesenjangan, kecemburuan, diskriminasi, dan
ketidakadilan sosial. Paradigma-baru dalam pembangunan nasional berupa paradigma
pembangunan berkelanjutan, yang dalam perencanaan dan pelaksanaannya perlu
diselenggarakan dengan menghormati hak budaya komuniti-komuniti yang terlibat, di
samping hak negara untuk mengatur kehidupan berbangsa dan hak asasi individu secara
berimbang (Sila Kedua). Hak budaya komuniti dapat sebagai perantara/penghubung/
penengah antara hak negara dan hak asasi individu.
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Hukum
Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa tugas dan tanggung
jawab tidak hanya oleh penyelenggara negara saja, tetapi juga rakyat Indonesia secara
keseluruhan. Atas dasar tersebut, sistem pertahanan dan keamanan adalah mengikut sertakan
seluruh komponen bangsa. Sistem pembangunan pertahanan dan keamanan Indonesia disebut
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (sishankamrata). Sistem pertahanan yang
bersifat semesta melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional
lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total
terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman. Penyelenggaraan sistem pertahanan
semesta didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara, serta keyakinan
pada kekuatan sendiri.
Sistem ini pada dasarnya sesuai dengan nilai-nilai pancasila, di mana pemerintahan
dari rakyat (individu) memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam masalah pertahanan
negara dan bela negara. Pancasila sebagai paradigma pembangunan pertahanan keamanan
telah diterima bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam UU No. 3 Tahun 2002 tentang
pertahanan Negara. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa pertahanan negara
bertitik tolak pada falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia untuk menjamin keutuhan
dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Kehidupan Umat Beragama
Bangsa Indonesia sejak dulu dikenal sebagai bangsa yang ramah dan santun, bahkan
predikat ini menjadi cermin kepribadian bangsa kita di mata dunia internasional. Indonesia
adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan plural. Indonesia terdiri dari beberapa suku,
etnis, bahasa dan agama namun terjalin kerja bersama guna meraih dan mengisi kemerdekaan
Republik Indonesia kita. Namun akhir-akhir ini keramahan kita mulai dipertanyakan oleh
banyak kalangan karena ada beberapa kasus kekerasana yang bernuansa Agama. Ketika
bicara peristiwa yang terjadi di Indonesia hampir pasti semuanya melibatkan umat muslim,
hal ini karena mayoritas penduduk  Indonesia beragama Islam. Masyarakat muslim di
Indonesia memang terdapat beberapa aliran yang tidak terkoordinir, sehingga apapun yang
diperbuat oleh umat Islam menurut sebagian umat non muslim mereka seakan-seakan
merefresentasikan umat muslim.
Ke depan, guna memperkokoh kerukunan hidup antar umat beragama di Indonesia
yang saat ini sedang diuji kiranya perlu membangun dialog horizontal dan dialog Vertikal.
Dialog Horizontal adalah interaksi antar manusia yang dilandasi dialog untuk mencapai
saling pengertian, pengakuan akan eksistensi manusia, dan pengakuan akan sifat dasar
manusia yang indeterminis dan interdependen. Identitas indeterminis adalah sikap dasar
manusia yang menyebutkan bahwa posisi manusia berada pada kemanusiaannya. Artinya,
posisi manusia yang bukan sebagai benda mekanik, melainkan sebagai manusia yang berkal
budi, yang kreatif, yang berbudaya.
Hakikat dan Upaya Pembangunan dan Ketahanan Nasional
Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Hal ini berarti dalam pelaksanaan
pembangunan nasional adalah sebagai berikut: 1) Ada keselarasan, keserasian,
keseimbangan, dan kebulatan yang utuh dalam seluruh kegiatan pembangunan. Pembangunan
adalah untuk manusia dan bukan sebaliknya manusia untuk pembangunan. Dalam
pembangunan dewasa ini dan jangka panjang, unsur manusia, unsur sosial budaya, dan unsur
lainnya harus mendapat perhatian yang seimbang. 2) Pembangunan adalah merata untuk
seluruh masyarakat dan di seluruh wilayah tanah air. 3) Subyek dan obyek Pembangunan
adalah manusia dan masyarakat Indonesia, sehingga pembangunan harus berkepribadian
Indonesia dan menghasilkan manusia dan masyarakat maju yang tetap berkepriadian
Indonesia pula. 4) Pembangunan dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan Pemerintah.
Masyarakat adalah pelaku utama pembangunan dan pemerintah berkewajiban untuk
mengarahkan, membimbing, serta menciptakan suasana yang menunjang.
Kegiatan masyarakat dan kegiatan Pemerintah saling mendukung, saling mengisi, dan
saling melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan
nasional. Tujuan Pembangunan Nasional Pembangunan nasional dilaksanakan untuk
mewujudkan Tujuan Nasional seperti termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV,
yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial serta
mewujudkan cita-cita bangsa.
Upaya pembangunan nasional di Indonesia sangat dipengaruhi oleh ketahanan
nasional. Pembangunan nasional yang berhasil akan menghasilkan ketahanan nasional. Di sisi
lain, ketahanan nasional yang tangguh akan memperlancar upaya pembangunan.
Ketahanan nasional sangat mempengaruhi semua aspek kehidupan. Dari pengukuran
indeks ketahanan nasional yang dilakukan Lemhannas, memang masih ada beberapa bidang
yang masuk dalam kategori rawan. Pada level 2, artinya tidak tangguh yaitu gatra ideologi
sosial budaya yang puncaknya pada pemilu 2019.
Ketahanan nasional bisa diukur, yakni menggunakan pendekatan waktu dan
menggunakan pendekatan Gatra, baik itu secara dinamis maupun statis. Contohnya Papua
Barat ketahanan nasional 33 dari 34 provinsi. Kalau diukur, nilainya 1 yang artinya rawan.
Kalau menggunakan pendekatan ketahanan, pada posisi rawan. Secara nasional indeks
kerawanan nasional yang mengukur indeks ketahanan nasional, kondisi ketahanan nasional
pada level 3, artinya cukup tangguh. Belum pada level sangat tangguh atau tangguh.
Kelompok milenial sangat rentan informasi-informasi yang keliru. Muncul perang yang
tidak menggunakan senjata, tentara, alutsista. Mereka menggunakan media sosial,
menggunakan proxy war. Yang jadi boneka, bangsanya sendiri.
Tujuan parpol sesuai UU, yakni mewujudkan cita-cita nasional sebagaimana yang
dimaksud UUD 45. Selain itu menjaga dan keutuhan NKRI, mengembangkan kehidupan
demokrasi berdasarkan Pancasila dan mensejahterakan kehidupan masyarakat.
Kesimpulan
Hubungan keamanan dan pembangunan nasional tidak dapat dipisahkan. Aman,
damai, tertib itu pun merupakan tujuan pembagunan. Keadaan keamanan pun merupakan
persyaratan mutlak untuk bisa terselenggaranya pembangunan. Pembangunan pertahanan dan
keamanan terutama ditujukan untuk menegakkan kedaulatan negara, menjaga keutuhan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, menjaga keselamatan segenap bangsa dari
ancaman militer dan nonmiliter, meningkatkan rasa aman dan nyaman sebagai jaminan
kondusifnya iklim investasi, serta tetap tertib dan tegaknya hukum di masyarakat.

Kondisi wilayah Indonesia yang sangat luas (daratan maupun perairan), jumlah
penduduk yang banyak dan nilai kekayaan nasional yang harus dijamin keamanannya
menjadikan tantangan tugas dan tanggung jawab bidang pertahanan dan keamanan menjadi
sangat berat dalam penegakan hukumnya. Penegakan hukum merupakan kewibawaan suatu
negara yang harus diciptakan agar negara tersebut tidak runtuh. Untuk itu diperlukan
penegakan hukum yang dapat dipertanggungjawabkan kepada publik, bangsa dan negara
dalam rangka menjaga keamanan dan kedaulatan negara.

Upaya pembangunan nasional di Indonesia sangat dipengaruhi oleh ketahanan


nasional. Pembangunan nasional yang berhasil akan menghasilkan ketahanan nasional. Di sisi
lain, ketahanan nasional yang tangguh akan memperlancar upaya pembangunan. Tujuan
pembangunan nasional dan ketahanan nasional disebutkan dalam Pancasila, yakni keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Jadi konsep pembangunan beserta turunannya harus
diarahkan untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Cirebon. 2017. “Pancasila
Sebagai Paradigma”, https://bpkad.banjarkab.go.id/index.php/2017/12/14/pancasila-
sebagai-paradigma/, diakses pada 15 November 2021.

Buku Putih Pertahanan Indonesia Tahun 2015. 2015. Jakarta: Kementerian Pertahanan RI.

https://bpip.go.id/bpip/berita/989/367/pancasila-sebagai-paradigma-pembangunan.html.

Kadirman, Yuyus, dkk. 2016. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Untuk SMA/MA
Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kadirman, Yuyus, dkk. 2018. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Untuk SMA/MA
Kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Rahardja, Prathama dan Wiji Purwanta. 2017. Ekonomi untuk Siswa SMA/MA Kelas XI.
Jakarta: Yrama Widya.

Remoardianto. 2016. “Hubungan Ketahanan Nasional”,


https://id.scribd.com/document/330479035/hubungan-ketahanan-nasional, diakses pada
15 November 2021.

Anda mungkin juga menyukai