Anda di halaman 1dari 8

Kegiatan Belajar

SISTEM INFORMASI KESEHATAN (SIK)

Capaian Pembelajaran:
Mengaplikasikan bidang keahliannya dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan secara tepat.

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah:


Memahami tentang pelaksanaan sistem informasi kesehatan

Materi
Materi

Sistem Informasi Kesehatan (SIK) merupakan salah satu bagian penting yang tidak dapat
dipisahkan dari Sistem Kesehatan di suatu negara. Kemajuan atau kemunduran Sistem Informasi
Kesehatan selalu berkorelasi dan mengikuti perkembangan Sistem Kesehatan, kemajuan Teknologi
Informasi dan Komunikasi ( TIK ) bahkan mempengaruhi Sistem Pemerintahan yang berlaku di suatu
negara.
Suatu system yang terkonsep dan terstruktur dengan baik akan menghasilkan Output yang baik
juga. Sistem informasi kesehatan merupakan salah satu bentuk pokok Sistem Kesehatan Nasional ( SKN )
yang dipergunakan sebagai dasar dan acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan
arahan penyelenggaraan pembangunan kesehatan serta pembangunan berwawasan kesehatan.

Pengertian SIK

1. SIK adalah suatu sistem yang menyediakan dukungan informasi bagi proses pengambilan
keputusan di setiap jenjang administrasi kesehatan, baik di tingkat unit pelaksana upaya
kesehatan, di tingkat kabupaten/kota, di tingkat provinsi, maupun di tingkat pusat (Kemenkes RI,
2011).
2. Integrated effort to collect, process, report and use health information and knowledge to
influence policy-making, programme action and research”
3. Suatu tatanan (rangkaian) bagian atau kegiatan yang saling terkait yang menghimpun berbagai
macam data dan mentransformasikannya menjadi informasi kesehatan
4. Sistem Informasi Kesehatan merupakan  gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan
untuk mengelola siklus informasi ( mulai dari pengumpulan data sampai pemberian umpan balik
informasi ) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pemantauan kinerja sistem kesehatan.

Tujuan SIK

Sistem informasi kesehatan (SIK) merupakan subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
yang berperan dalam memberikan informasi untuk pengambilan keputusan di setiap jenjang
adminisratif kesehatan baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota atau bahkan pada tingkat
pelaksana teknis seperti Rumah Sakit ataupun Puskesmas

1
Tujuan SIK yaitu : menyediakan informasi/data yang akurat, tepat waktu, sesuai kebutuhan
SIK Memberikan informasi kepada :
1. Pengelola kesehatan untuk proses pengambilan keputusan
2. Masyarakat, dalam rangka meningkatkan kemampuan menolong diri sendiri dalam bidang
kesehatan
3. Pengelola program di luar sector kesehatan (sektor pengembang)

Manfaat SIK

Membantu dalam proses pengambilan keputusan untuk (a) pelaksanaan pelayanan kesehatan
sehari-hari, (b) intervensi cepat dalam penanggulangan masalah kesehatan, dan (c) untuk mendukung
manajemen kesehatan di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan pusat terutama dalam penyusunan
rencana jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

Contoh Pengambilan keputusan yang didasarkan pada informasi :


• perlu tidaknya pelaksanaan fogging harus berdasarkan laporan kunjungan pasien DBD
• pengadaan obat harus berdasarkan laporan sisa stok obat.
• keputusan untuk peningkatan status puskesmas dari non perawatan menjadi perawatan, harus
dilakukan berdasarkan informasi jumlah penduduk, laporan kunjungan pasien dan informasi
lokasi (jarak puskesmas ke RS dan fasilitas transportasi)

Sasaran SIK

Sasaran SIK adalah semua pemangku kepentingan yang terkait dengan SIK baik sebagai sumber
data, pengelola data, maupun pengguna data.
1. Perencana/Administrator Kesehatan di semua level
2. Personil lain di bidang kesehatan atau sector pengembang lain : Peneliti, Pengajar/Pendidik,dll
3. Masyarakat (untuk menunjang pelaksanaan program kesehatan)

Peranan SIK

Menurut Badan Kesehatan Dunia ( World Health Organization, WHO ), Sistem Informasi Kesehatan
(SIK) merupakan salah satu dari 6 “ building block ” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di
suatu Negara. Keenam komponen (building block ) sistem kesehatan tersebut adalah :
1. Pelaksanaan pelayanan kesehatan (Service delivery)
2. Produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan (Medical product, vaccine, and technologies)
3. Tenaga medis (Health worksforce )
4. Sistem pembiayaan kesehatan (Health system financing)
5. Sistem informasi kesehatan (Health information system)
6. Kepemimpinan dan pemerintah (Leadership and governanc )

Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional (SKN), Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
merupakan bagian dari sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi, dan regulasi
kesehatan. Sub sistem manajemen dan informasi kesehatan merupakan subsistem yang mengelola
fungsi-fungsi kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, informasi kesehatan, dan hukum kesehatan

2
yang memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan nasional agar berhasil guna,
berdaya guna, dan mendukung penyelenggaraan ke-6 subsistem lain di dalam SKN sebagai satu
kesatuan yang terpadu.

Adapun sub sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional Indonesia, yaitu:


1. Upaya kesehatan
2. Penelitian dan pengembangan kesehatan
3. Pembiayaan kesehatan
4. Sumber daya manusia ( SDM ) kesehatan
5. Sediaan farmasi, alat kesehatan,dan makanan
6. Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
7. Pemberdayaan masyarakat.

Dalam pengembangan Sistem Informasi Kesehatan,  harus dibangun komitmen setiap unit


infrastruktur pelayanan kesehatan agar setiap sistem informasi kesehatan berjalan dengan baik dan
yang lebih terpenting menggunakan teknologi komputer dalam mengimplementasikan Sistem Informasi
Berbasis Komputer (Computer Based Information System).

Prinsip SIK

1. Keamanan dan kerahasiaan data


2. Standarisasi
3. Integrasi
4. Keterwakilan
5. Kemudahan akses
6. Pemanfaatan teknologi informasi komunikasi
7. Etika, integritas dan kualitas.

Ruang Lingkup SIK

Ruang lingkup SIK luas, menyangkut segala bentuk system informasi di bidang kesehatan :
1. SIM Kesehatan
2. Catatan Medik
3. Surveillance Epidemiologi
4. Laporan KLB
5. Statistik Kesehatan
6. Berbagai bentuk survey dan penelitian kesehatan

Pelaksanaan SIK di Indonesia

Pelaksanaan SIK- Model Pengelolaan SIK di Indonesia


1. Pengelolaan SIK Manual
paper based melalui proses pencatatan pada buku register, kartu, formulir-formulir khusus,
mulai dari proses pendaftaran sampai dengan pembuatan laporan. Pengelolaan secara manual
selain tidak efisien juga menghambat dalam proses pengambilan keputusan manajemen dan
proses pelaporan.

3
2. Pengelolaan SIK Komputerisasi Offline,
Pengelolaan informasi sebagian besar/seluruhnya sudah dilakukan dengan menggunakan
perangkat komputer, baik itu dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen (SIM)
maupun dengan aplikasi perkantoran elektronik biasa, namun masih belum didukung oleh
jaringan internet online ke dinas kesehatan kabupaten/kota dan provinsi/bank data kesehatan
nasional

3. Pengelolaan SIK Komputerisasi Online


Pengelolaan informasi di pelayanan kesehatan dilakukan dengan menggunakan perangkat
komputer, dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen dan sudah terhubung
secara online melalui jaringan internet ke dinas kesehatan kabupaten/kota dan provinsi/bank
data kesehatan nasional untuk memudahkan dalam komunikasi dan sinkronisasi data.

Untuk memastikan informasi dalam SIK bisa ditransfer antar system dan bisa disimpan ke dalam
Bank Data Kesehatan Nasional, semua tipe sistem aplikasi harus berpatokan kepada format data
yang sudah terstandarisasi, pengiriminan data antara system bisa direalisasikan.
Transfer data dan informasi antar sistem, semua applikasi software harus bisa mengeluarkan
data (export) dari database ke dalam format file berikut:
· file text (.txt)
· file excel (.xls)
· file database (seperti mdb)
· file XML

4
Kegiatan Belajar
TEKNIK PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN

Capaian Pembelajaran:
Mengaplikasikan bidang keahliannya dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan secara tepat.

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah:


Memahami teknik pendokumentasian asuhan keperawatan

Materi
Materi

Teknik dokumentasi merupakan cara menggunakan dokumentasi dalam penerapan proses


asuhan. Dokumentasi sangat penting untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan dalam
memberikan asuhan keperawatan dan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Terdapat dua teknik dalam pendokumentasian, yaitu teknik narative yang merupakan teknik
pencatatan tradisional yang sudah bertahan lama dan sistemnya fleksibel. Teknik tersebut memberikan
banyak keuntungan bagi petugas karena pembuatannya secara kronologis serta memberikan kebebasan
pada petugas dan mudah dalam penulisan karena sudah dikenal oleh bidan.namun adapun kerugianya,
yaitu membutuhkan proses lama karena mengikuti data atau riwayat pasien secara kronologis, dan
penulisan data yang fleksible sehingga hanya sebatas kemampuan bidan. Kemudian, teknik dokumentasi
yang kedua adalah teknik flow sheet/check list merupakan teknik pencatan yang dilakukan observasi.

Naratif

Bentuk naratif merupakan pencatatan tradisional dan bertahan paling lama serta merupakan
sistem pencatatan yang fleksibel. Catatan naratif dibentuk oleh sumber asal dari dokumentasi maka
sering disebut sebagai dokumentasi berorientasi pada sumber. Sumber atau asal dokumentasi dapat
dari petugas kesehatan yang bertanggung jawab untuk memberikan informasi. Cara penulisan ini
mengikuti dengan ketat urutan kejadian/kronologis. Berhubung sifat terbukanya catatan naratif
(orientasi pada sumber data) sehingga dapat digunakan pada setiap kondisi klinis. Tidak adanya struktur
yang harus diakui memungkinkan perawat mendokumentasikan hasil observasinya yang relevan dan
kejadian secara kronologis.
Teknik naratif merupakan teknik yang dipakai untuk mencatat perkembangan pasien dari hari ke
hari dalam bentuk narasi, yang mempunyai beberapa keuntungan dan kerugian.

Keuntungan

1. Membuat dokumentasi yang kronologis sehingga membantu mengintepretasikan atau


penafsiran secara berurutan dari kejadian asuhan/tindakan yang dilakukan
2. Memberi kebebasan kepada perawat untuk memilih dan mencatat bagaimana informasi yang
akan dicatat menurut gaya yang disukainya (catatan menunjukkan kredibilitas profesional)

5
3. Format menyederhanakan proses dalam mencatat masalah, kejadian perubahan, intervensi,
reaksi pasien dan outcomes (proses pencatatan sederhana).
4. Mudah ditulis dan sudah di kenal
5. Bila di tulis secara tepat dapat mencakup seluruh kondisi pasien

Kerugian

1. Memungkinkan terjadinya fragmentasi kata–kata yang berlebihan, kata yang tidak berarti,
pengulangan dibutuhkan dari setiap sumber sehingga terjadi tumpang tindih.
2. Membutuhkan waktu yang panjang untuk menulis dan membaca catatan tersebut.
3. Pencatatan yang tidak terstruktur dapat menjadikan data simpang siur.
4. Terkadang sulit untuk memperoleh kembali informasi tanpa mereview catatan tersebut
5. Memerlukan review catatan dari sebagian sumber untuk menentukan kondisi pasien secara
keseluruhan.
6. Pencatatan terbatas pada kemampuan perawat dalam mengungkapkan data yang diperoleh.
7. Urutan kejadian atau kronologis dapat menjadi lebih sulit diinterpretasi karena informasi yang
berhubungan mungkin tidak didokumentasikan ditempat yang sama.
8. Mengikuti perkembangan pasien bisa menyita banyak waktu.

Hal yang harus diperhatikan

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan teknik pencatatan secara naratif ini
diantaranya adalah :
1. Pakai terminologi yang sudah lazim dipakai, misalnya : pengkajian, perencanaan, diagnosa,
prognosa, evaluasi dan lain-lain
2. Dalam pencatatan perhatikan langkah-langkah : kumpulkan data subjektif, data objektif, kaji
kebutuhan pasien dan tentukan diagnosa, prognosa, kemudian buat perencanaan
asuhan/tindakan dengan memberi batasan waktu untuk pencapaian hasil yang
diprediksi/perkembangan yang diharapkan atau waktu untuk evaluasi, laksanakan rencana itu
dan perhatikan perkembangan pasien atau responnya terhadap tindakan keperwatan kemudian
evaluasi sesuai rencana yang ditetapkan, kaji ulang seluruh proses dan revisi rencana kalau
dinilai perlu
3. Tulis, perbaiki/sempurnakan dan pertahankan rencana asuhan sebagai bagian dari catatan anda
4. Buat penilaian anda secara periodik dan monitor kondisi fisik dan psikologis pasien dan tindakan
perawatan misalnya melaksanakan rencana medik/dokter, penyuluhan pasien dan
perkembangan pasien
5. Catat semua pernyataan evaluasi pada saat tertentu misalnya waktu masuk, pindah pulang atau
pada saat adanya perubahan situasi/kondisi.

Pedoman dalam tehnik naratif


1. Gunakan batasan-batasan standar
2. Ikuti langkah-langkah proses asuhan.
3. Buat suatu periode waktu tentang kapan petugas melakukan tindakan
4. Catat pernyataan evaluasi pada waktu khusus.

6
Pendokumentasian dengan teknik naratif terdiri dari 6 bagian, yaitu :
1. Lembar penerimaan
2. Lembar muka
3. Lembar instruksi dari dokter\
4. Lembar riwayat penyakit
5. Lembar catatan perawat
6. Lembar catatan lainnya

Contoh pencatatan naratif

Ibu Yanti, hamil yang kedua kalinya, yang pertama lahir di dukun, anak sekarang umur 2½ tahun,
sehat. Waktu lahir ada perdarahan, tidak banyak, kata dukun itu biasa. Sejak Januari 2004 tidak
menstruasi, Desember 2003 masih dapat, hanya 3 hari, biasanya 5 hari Sekarang masih mual, kadang
muntah, tidak ada mules-mules, hanya kadang-kadang rasa kencang di perut bawah. Ibu tidak bekerja di
luar rumah, kadang membantu ke sawah, masak, mencuci pakaian dilakukan sendiri, menyusui anak
pertama sampai 2 tahun, suami tani, tamat SD, tinggal serumah dengan ke dua mertua.
.    

Flow Sheet

Flow sheet memungkinkan perawat untuk mencatat hasil observasi atau pengukuran yang
dilakukan secara berulang yang tidak perlu ditulis secara naratif, termasuk data klinik klien tentang
tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu), berat badan, jumlah masukan dan keluaran
cairan dalam 24 jam dan pemberian obat. Flow sheet yang biasanya dipakai adalah catatan klinik,
catatan keseimbangan cairan dalam 24 jam, catatan pengobatan catatan harian tentang asuhan
keperawatan. Flow sheet merupakan cara tercepat dan paling efisien untuk mencatat informasi. Selain
itu tenaga kesehatan akan dengan mudah mengetahui keadaan klien hanya dengan melihat grafik yang
terdapat pada flow sheet. Oleh karena itu flow sheet lebih sering digunakan di unit gawat daru rat,
terutama data fisiologis.
Lembar alur yang unik, berupa kesimpulan penemuan , termasuk flowsheet instruksi
dokter/perawat, grafik, catatan pendidikan dan catatan pemulangan klien. Rangkaian informasi dalam
sistem pendekatan orientasi masalah. Catatan ini dirancang dengan format khusus pendokumentasian
informasi mengenai setiap nomor dan judul masalah yang sudah terdaftar.
Flow sheet sendiri berisi hasil observasi dan tindakan tertentu. Beragam format mungkin
digunakan dalam pencatatan walau demikian daftar masalah, flowsheet dan catatan perkembangan
adalah syarat minimal untuk dokumentasi pasien yang adekuat/memadai.
Dalam teknik pencatatan dengan menggunakan flowsheet atau checklits ini juga mempunyai
keuntungan dan kerugiannya sendiri, diantaranya yaitu:

  Keuntungan

1. Meningkatkan kualitas pencatatan observasi.


2. Memperkuat aspek legal.
3. Memperkuat atau menghargai standar asuhan.
4. Menjadikan dokumentasi kebidanan lebih tepat.
5. Mengurangi fragmentasi data pasien dan asuhan.
6. Membatasi narasi yang terlalu luas.

7
Kerugian

1. Memperluas catatan medik dan menciptakan penggunaan penyimpanan.


2. Memungkinkan duplikasi data, rancangan dan format.
3. Tidak ada ruang untuk pencatatan tentang kejadian yang tidak biasa terjadi dan bertahan untuk
menggunakan lembar alur.

Agar lembar alur/flow sheet/checklist sesuai dengan standar, maka harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
1. Perhatikan dan ikuti petunjuk menggunakan format khusus.
2. Lengkapi format dengan kata kunci.
3. Gunakan tanda cek (V) atau (X) pada waktu mengidentifikasi bahwa parameter telah diobservasi/
diintervensi.
4. Jangan tinggalkan lembar checklist dalam keadaan kosong. Tulis 0 untuk mengidentifikasi bahwa
parameter tidak diobservasi.
5. Tambahkan uraian secara detail jika diperlukan.
6. Pertahankan agar letak lembar alur tepat dilokasi yang tersedia (rekam medis).
7. Beri tanda tangan dan nama jelas pemberi asuhan.
8. Dokumentasikan waktu dan tanggal data masuk
9. Catatan ini dibuat secara singkat dan jelas serta mengandung elemen:
a. Kolom untuk menempatkan tanda ceklist
b. Inisial orang yang melakukan pengkajian
c. Tanda tangan orang yang melakukan pengkajian
d. Tanggal dan waktu saat memasukkan data.

Anda mungkin juga menyukai