PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 proporsi penduduk Indonesia
dengan kadar kolesterol total di atas normal lebih tinggi pada perempuan (39,6%)
dibandingkan pada lakilaki (30,0%) dan di daerah perkotaan lebih tinggi daripada
kekuningan dan berbentuk menyerupai lilin. Sekitar 75% kolesterol dalam darah
diproduksi oleh hati dan sel-sel dalam tubuh. Kadar kolesterol normal dalam tubuh
suatu alat yang dapat mengukur kadar kolestrol dalam sampel dengan
Serum harus segera dipisahkan dari sel-sel darah dan disimpan dalam lemari es
supaya distribusi kolesterol tidak berubah dan enzim-enzim tidak sempat merubah
1
Pada pemeriksaan kadar kolestrol dilakukan dengan menggunakan metode
beserta fenol dan 4- aminophenazone oleh peroksidase diubah menjadi zat yang
zat endogen dan eksogen. Pengaruh zat pengganggu yang ada dalam sampel
dapat mengubah nilai benar (true value) pada hasil pemeriksaan yang dinyatakan
sebagai konsentrasi atau aktivitas analit sehingga dapat terjadi bias pada hasil
pasien yang dapat menyebabkan kesalahan pengukuran analit tertentu oleh alat
lipemik. Sampel lipemik merupakan sampel serum atau plasma yang keruh akibat
akumulasi partikel lipoprotein, terutama kilomikron dan very low density lipoprotein
2
Sampel lipemik dapat menginterferensi beberapa metode pemeriksaan
melalui beberapa cara antara lain pengurangan fraksi aqueos pada sampel,
cahaya pada sampel lipemik relatif rendah pada panjang gelombang 700 nm,
namun meningkat secara linear hingga pada panjang gelombang 500 nm.
pada sebagian kasus, serum lipemik terkadang tidak dapat ditangani secara baik,
terutama pada serum yang memiliki tingkat lipemik yang sangat tinggi. Hal tersebut
B. Rumusan Masalah
Kota Kendari?
Kota Kendari?
3
3. Apakah tingkat lipemik tinggi berhubungan dengan kadar kolesterol di RSUD
Kota Kendari
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Kota Kendari
Kota Kendari
Kota Kendari
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Praktis
2. Manfaat Teoritis
4
E. Kebaruan Penelitian
5
5 Tamara (2020). Gambaran Pemeriksaan Mendeskripsikan
kadar trigliserida pada serum laboratorium satu hasil
lipemik dengan peeriksaan
menggunakan trigliserida
sampel serum
lipemik
6 Yehezkiel Yulio Chrisnadi Pemeriksaan Perlakuan
(2020). Pengaruh Variasi Kadar Kolestrol terhadap sampel
Kecepatan Sentrifugasi normal (bukan
Terhadap Hasil Pemeriksaan lipemik)
Kadar Kolesterol
7 Rizali Noor Maulana, dkk. Pemeriksaan Pemeriksaan
(2017). Perbedaan Kadar laboratorium Kadar albumin
Albumin Pada Serum Lipemik dengan
Dengan Dan Tanpa menggunakan
Penambahan Flokulan sampel serum
Gamma-Siklodekstrin lipemik
Inkubasi 23 oC.
8 Sujono dkk (2016). Kadar Pemeriksaan Pemeriksaan
Protein Total dan Ureum laboratorium Kadar Protein
Dengan dan Tanpa dengan Total dan Ureum
Penambahan γ-cyclodextrin menggunakan
Pada Serum Lipemik sampel serum
lipemik
9 Christant dkk (2018) Pemeriksaan Pengujian sampel
Perbedaan Kadar Kolesterol Kadar Kolestrol serum normal
Serum Dengan Alat dengan
Fotometer Dan Automated menggunakan
Chemistry Analyzer dua metode yang
berbeda
6
10 Rizki Lukita Sari dkk, (2019). Pemeriksaan Pengujian kadar
Perbedaan Kadar Kalsium laboratorium kalsium
Pada Serum Lipemik Dengan dengan
Dan Tanpa Penambahan menggunakan
Alfa-Siklodekstrin. sampel serum
lipemik
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Serum normal mengandung faktor XII, XI, X, IX, dan VII. Jika proses koagulasi
antigenik (Ramali dan Pamoentjak, 2005). Serum berwarna keruh yang mengacu
pada kekeruhan dari kadar lemak disebut serum lipemik (Irawati, 2011). Serum
lipemik yang baru dipisahkan tampak seperti susu. Pada serum yang diinginkan,
kilomikron yang berlebihan akan mengapung dibagian atas dan tampak suatu
8
c. Krim diatas bahan pemeriksaan yang jernih berarti kilomikronemia tanpa VLDL
seperti HDL (High Density Lipoprotein), LDL (Low Density Lipoprotein), dan VLDL
2013). Serum dengan kadar trigliserida dan kolesterol lebih dari normal yaitu lebih
dari 200 mg/L atau 2,26 mmol/L dapat beresiko menimbulkan kekeruhan pada
hasil tes, sehingga pengambilan sampel setelah makna dapat menjadi penyebab
rumah sakit, lipemik disebabkan oleh pengambilan sampel terlalu cepat setelah
9
hipertrigliseridemia, hipotiroidise, dan orang dengan konsumsi alkohol (Kocak
dkk., 2014).
penggantian volume
dan interaksi kimia, terutama pada metode elektroforesis. Serum lipemik dapat
menyebabkan meningkat palsu atau menurun palsu tergantung dari sifat reaksi
2002)
10
c. Sampel yang tidak homogen
kiloomikron dan VLDL memiliki densitas yang rendah karena itu akan terletak
di bagian atas serum dan membentuk lapisan yang berbeda. Unsur yang ada
yang hidrofobik didistribusikan di fase lipid sedangkan analit yang larut air
(molekul kecil dan eletrolit) tidak ada dijumpai di lapisan atas (lapisan lemak).
Ketika pengukuran hasil, sebagian besar alat analisa mengambil sampel pada
bagian atas tabung, hal ini dapat menghasilkan hasil pengukuran konsentrasi
elektrolit dan metabolit lain yang larut air menjadi rendah palsu (Nikolac, 2013).
air yang tersedia, karena volume yang ditempati oleh lipoprotein dalam plasma
rendah ketika diukur dalam serum lipemik, ketika plasma atau serum diukur
secara langsung (Guder, 2015), yaitu karena terjadi pengenceran yang tinggi
11
a. Pasien harus puasa 12 jam sebelum pengambilan darah.
Apabila kedua pendekatan ini tidak memberikan serum yang jernih maka
(WHO, 2002).
a. Sentrifugasi
harganya yang tinggi, peralatan ini tidak tersedia di banyak laboratorium. Ultra
metode ultra sentrifugasi, terdapat alat lain yang mampu mengatasi serum
lipemik sebaik ultra sentrifugasi yaitu dengan High Speed Sentrifugasi. Sampel
(Castro, 2018)
b. Ekstraksi
Metode ekstraksi dengan pelarut organik seperti eter dan kloroform untuk
seperti eter dan kloroform sudah jarang dipakai karena bahan ini bersifat
12
karsinogenik yang membahayakan teknisi laboratorium dan lingkungan
c. Presipitasi
presipitasi pada dasar tabung dan serum akan menjadi jernih sehingga
pemeriksaan (WHO,2002)
1) Polyethylene glycol
kecepatan 1000 xg. Hasil pengukuran pada sampel jernih dihitung dengan
2) Siklodekstrin
13
3) Pengenceran
1. Pengertian Kolestrol
seldan merupakan komponen utama sel otak dan saraf. Kolesterol terdapat
dalam konsentrasi tinggi dalam jaringan kelenjar dan di dalam hati dimana
dalam jumlah terlalu banyak didalam darah dapat membentuk endapan pada
menyebabkan penyakit jantung koroner dan bila pada pembuluh darah otak
14
Terdapat dua sumber kolesterol untuk tubuh: (1) asupan kolesterol melalui
dan mentega sebagai sumber utama lipid ini (lemak hewani mengandung
kolesterol sedangkan lemak nabati tidak), dan (2) pembentukan kolesterol oleh
2. Metabolisme Kolestrol
(Ganong, 2012).
lipideksogen dari makanan. Juga ada sistem endogen yang terdiri dari very low-
trigliserida yang terbentuk dari asam lemak dan karbohidrat di hatike jaringan
ekstra hati. Setelah sebagian besar trigliserida dikeluarkan oleh kerja lipoprotein
lipase, VLDL ini menjadi IDL. IDL menyerahkan fosfolipid dan melalui kerja
terbentuk dari kolesterol di HDL. Sebagian IDL diserap oleh hati. IDL sisanya
15
kemudian melepaskan lebih banyak trigliserida dan protein, kemungkinan di
kehilangan APO E, tetapi APO B-100 tetap ada. LDL menyediakan kolesterol
bagi jaringan. Di hati dan kebanyakan jaringan ekstrahati, LDL diambil melalui
dramatis pada keadaan post prandial, dan nilai kolesterol LDL dihitung melalui
ini berdasarkan sebuah rumus yang disebut Friedwald equation, paling akurat
perkiraan kadar kolesterol LDL puasa yang umumnya diantara 4 mg/dl dari nilai
dikembangkan. Ketika akurasi, presisi dan harga untuk perhitungan ini bias
16
4. Interpretasi Kadar Kolesterol Dalam Darah
kolesterol di dalam darah. Semakin tinggi level kolesterol dalam darah, semakin
besar resiko terjadinya PJK dan serangan jantung (National Heart Lung and
Blood Institute, 2011). Kadar lipid serum normal untuk seseorang belum tentu
normal untuk orang lain yang disertai faktor resiko koroner. National Cholesterol
Education Program Adult Treatment Panel III (NCEP-ATP III) membuat batasan
yang dapat digunakan secara umum tanpa melihat faktor resiko koroner
dan kolesterol HDL biasanya menurun. Faktor lain seperti umur, jenis kelamin,
diet, dan aktifitas fisik juga mempengaruhi level kolesterol. Level kolesterol HDL
dan LDL yang normal akan mencegah terbentuknya plak di dinding arteri
C. Tinjauan Empiris
Darah Dengan Kadar Kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) Pada Penderita
penyakit jantung koroner adalah 171,69 mmHg, dan rata-rata tekanan darah
diastoliknya adalah 108,83 mmHg. Rata-rata kadar kolesterol LDL pada pasien
17
yang Signifikan antara tekanan darah dan kadar kolesterol LDL pada pasien
kerelasi antara sistolik dengan kadar LDL 0,585 > 0,05 dan memiliki nilai
signifikan 0,00 < 0,05 yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan
antara kedua variabel, dan korelasi antara diastolik dengan kadar LDL 0,507 >
0,05 dan memiliki nilai signifikan 0,03 < 0,05 yang menyatakan terdapat
mengacu pada tujuan penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
18
parameter glukosa dengan kadar trigliserida ± 1000mg/dL pada alfa-
yang diinkubasi suhu 23oC adalah 3,77 g/dl dan dengan penambahan
adalah 5,20 g/dl. (2). Rerata selisih kadar albumin serum lipemik dengan
19
dan tanpa penambahan gamma-siklodekstrin yang diinkubasi suhu 23oC
8. Sujono dkk (2016) dalam penelitian kadar protein total dan ureum dengan dan
Rata-rata selisih kadar protein total dan ureum dengan dan tanpa penambahan
γ-cyclodextrinadalah 1,311 g/dL (12,40%) dan 6.38 mg/dL (10.88%). (2). Ada
perbedaan yang bermakna kadar protein total dan ureum pada serum lipemik
alat fotometer adalah 205 mg/dl (2). Rata- rata pemeriksaan kadar kolestrol
10. Rizki dkk, (2019) dalam penelitian tentang perbedaan kadar kalsium pada serum
(1) Ada perbedaan kadar kalsium serum lipemik dengan dan tanpa penambahan
alfasiklodekstrin adalah 10,13 mg/dl. (3) Kadar kalsium rata-rata serum lipemik
serum lipemik yaitu hasil mengalami penurunan dengan rata-rata selisih kadar
20
BAB III
KERANGKA KONSEP
laboratorium yang sesuai sering dialami oleh analis di laboratorium. Kesulitan dapat
berlebih. Penyebab utama terjadinya serum lipemik adalah adanya partikel besar
absorbansi larutan.
Oleh sebab itu, pada penelitian ini akan dilakukan uji hubungan kejadian
lipemik pada sampel serum dengan tingginya kadar kolestrol di RSUD Kota
Kendari.
21
Adapun bagan kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Serum Normal
Tg, LDL dan HDL
Pemeriksaan Sampel
metode full Serum Lipemik
automatic
Kolestrol Total 1. Ringan
2. Sedang
3. Berat
Normal
Pencampuran Pengolahan serum
Sampel dengan dengan metode
Hipercholestrolemia: Reagen ultrasentrifugasi
1. Ringan
2. Sedang
Analisis Hasil Kesimpulan
3. Berat
Keterangan:
22
B. Kerangka Konsep
Keterangan:
: Variabel Bebas
: Variabel Terikat
C. Variabel Penelitian
1. Kejadian Lipemik
a. Defenisi operasional
23
b. Kriteria Objektif
2. Kolestrol Tinggi
a. Defenisi Operasional
Kota Kendari
b. Kriteria Objektif
24
E. Hipotesis Penelitian
1. Lipemik Ringan
Hipotesis Nol (H0): Tidak ada hubungan kejadian lipemik ringan pada sampel
Hipotesis Alternatif (H1): Ada hubungan kejadian lipemik ringan pada sampel
2. Lipemik Sedang
Hipotesis Nol (H0): Tidak ada hubungan kejadian lipemik sedang pada sampel
Hipotesis Alternatif (H1): Ada hubungan kejadian lipemik sedang pada sampel
3. Lipemik Berat
Hipotesis Nol (H0): Tidak ada hubungan kejadian lipemik berat pada sampel
Hipotesis Alternatif (H1): Ada hubungan kejadian lipemik berat pada sampel
25
BAB IV
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional study.
Bagan desain cross sectional study pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Populasi/Sampel
Efek Efek
1. Lokasi
2. Waktu
1. Populasi
26
2. Sampel
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2
Keterangan:
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
maka,
40
𝑛=
1 + 40.0,052
40
𝑛=
1,1
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusif
27
E. Sumber dan Cara Pengumpulan Data
1. Sumber Data
a. Data Primer
langsung di lapangan. Data primer ini juga di sebut data asli atau data baru.
Data primer pada penelitian ini adalah data kejadian lipemik dan kadar
b. Data Sekunder
pada penelitian ini data data jumlah pemeriksaan kolestrol di RSUD Kota
Kendari
2. Pengumpulan Data
berikut:
a. Pra Analitik
28
b. Analitik
mengepalkan tangannya.
kepalan tangannya.
f) Isap darah dengan menarik plunger, dan ketika darah telah mengalir
kering, tarik jarum keluar dan tekan atau minta pasien untuk
menekan.
29
c) ID, Nama Pasien dan pemeriksaan-pemeriksaan pasien otomatis
menghadap diluar
dibaca/diperiksa
c. Paska Analitik
1. Pengolahan data
tahap yaitu:
30
a. Coding
Coding yaitu memberikan kode pada data yang diperoleh dari hasil
b. Editing
kesalahan.
c. Tabulasi
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
sebelum melakukan uji Rank Spearman sehingga dalam penelitian ini tidak
31
Parameter Nilai Interpretasi
Sangat lemah 0,00-0,199
Lemah 0,20-0,399
Kekuatan Korelasi Sedang 0,40-0,599
Kuat 0,60-0,799
Sangat kuat 0,80-1,000
3. Penyajian Data
Hasil analisis data disajikan dalam bentuk table dan gambar yang
kemudian dinarasikan.
G. Etika Penelitian
rekomendasi dari pihak kepihak lain dengan mengajukan permohonan izin kepada
adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui
hak responden.
32
2. Anonymity (tanpa nama)
Dilakukan dengan cara tidak memberikan nama pada lembar alat ukur,
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
33