Anda di halaman 1dari 45

PETUNJUK

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI (MPV)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2019
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
BimbinganNya penyusun dapat menyelesaikan buku petunjuk praktikum Bakteriologi
dapat terselesaikan.
Bersama ini perkenalkanlah penyusun mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Dra. Ec. Lianawati, MBA. selaku Ketua Yayasan Pendidikan Bhakti Wiyata
Kediri.
2. Prof. dr. Muhamad Zainuddin., Apt selaku Rektor Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata Kediri
3. Dewi Resty M. Farm., Apt selaku Dekan Farmasi Kesehatan Bhakti Wiyata
Kediri
4. Kepala program studi S1 Farmasi
5. Binti Mu’arofah., S.Pd., S.ST., M.Si Selaku Kepala Laboratorium
Bakteriologi dan Media beserta tim.
6. Serta semua pihak yang belum penyusun sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan buku petunjuk praktikum Bakteriologi.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberikan
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan buku petunjuk praktikum
Bakteriologi.

Kediri, Oktober 2019

Binti Mu’rofah., S.Pd., S.ST., M.Si

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


2
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. 2


Daftar Isi................................................................................................. ......... 3
Pengenalan Budaya K3.................................................................... ................ 4
Alat-Alat ......................................................................................................... 10
Macam-Macam Reagent .................................................................................. 16
Mikroskop ........................................................................................................ 17
Pewarnaan Sederhana ...................................................................................... 29
Pewarnaan Gram .............................................................................................. 31
Uji Kepekaan Antibiotik ................................................................................ 33
Angka Lempeng Total ………………………………………………… ......... 38
Media .............................................................................................................. 40
Cara Pembuatan Media ……………………………………………………….. 43
Daftar Pustaka .................................................................................................. 44

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


3
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

PENGENALAN BUDAYA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)


DI LABORATORIUM

Keterampilan bekerja di laboratorium maupun dunia kerja dapat diperoleh


melalui kegiatan praktikum.Di samping itu ada kemungkinan bahaya yang terjadi
di laboratorium seperti adanya bahan kimia yang karsinogenik, bahaya kebakaran,
keracunan, sengatan listrik dalam penggunaan alat listrik (kompor, oven, dll).Di
samping itu, orang yang bekerja di Laboratorium dihadapkan pada resiko yang
cukup besar, yang disebabkan karena dalam setiap percobaan digunakan :
1. Bahan kimia yang mempunyai sifat mudah meledak, mudah terbakar, korosif,
karsinogenik, dan beracun.
2. Alat gelas yang mudah pecah dan dapat mengenai tubuh.
3. Alat listrik seperti kompor listrik, yang dapat menyebabkan sengatan listrik.
4. Penangas air atau minyak bersuhu tinggi yang dapat terpecik.

Untuk mencegah terjadinya kecelakaan di laboratorium, hal yang harus dilakukan


pada saat bekerja di Laboratoriumantara lain :
1. Tahap persiapan
a. Mengetahui secara pasti (tepat dan akurat) cara kerja pelaksanaan
praktikum serta hal yang harus dihindari selama praktikum, dengan
membaca petunjuk praktikum.
b. Mengetahui sifat bahan yang akan digunakan sehingga dapat terhindar dari
kecelakaan kerja selama di Laboratorium. Sifat bahan dapat diketahui dari
Material Safety Data Sheet (MSDS).
c. Mengetahui peralatan yang akan digunakan serta fungsi dan cara
penggunaannya.
d. Mempersiapkan Alat Pelindung Diri seperti jas praktikum lengan panjang,
kacamata goggle, sarung tangan karet, sepatu, masker, dll.

2. Tahap pelaksanaan

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


4
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

a. Mengenakan Alat Pelindung Diri.


b. Mengambil dan memeriksa alat dan bahan yang akan digunakan.
c. Menggunakan bahan kimia seperlunya, jangan berlebihan karena dapat
mencemari lingkungan.
d. Menggunakan peralatan percobaan dengan benar.
e. Membuang limbah percobaan pada tempat yang sesuai, disesuaikan dengan
kategori limbahnya.
f. Bekerja dengan tertib, tenang dan hati-hati, serta catat data yang
diperlukan.
3. Tahap pasca pelaksanaan
a. Cuci peralatan yang digunakan, kemudian dikeringkan dan kembalikan ke
tempat semula.
b. Matikan listrik, kran air, dan tutup bahan kimia dengan rapat (tutup jangan
tertukar).
c. Bersihkan tempat atau meja kerja praktikum.
d. Cuci tangan dan lepaskan jas praktikum sebelum keluar dari laboratorium.

KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

Peralatan Keselamatan Kerja Pribadi - Pakaian yang Sesuai


 Pakailah pakaian kerja yang sesuai dengan pekerjaan di Laboratorium. Gunakan
selalu jas lab lengan panjang. Gunakan sepatu tertutup yang layak untuk keamanan
bekerja di laboratorium. Gunakan selalu kacamata pelindung dan sarung tangan
ketika bekerja dengan zat-zat yang berbahaya dan iritan.
 Jangan pernah menggunakan lensa kontak ketika bekerja di laboratorium kimia.
Gunakanlah selalu kacamata pelindung yang sesuai.
 Sepatu terbuka, sandal atau sepatu hak tinggi tidak boleh digunakan di
laboratorium.
 Rambut yang panjang harus selalu diikat dan dimasukkan ke dalam jas lab,
sementara itu mahasiswa yang memakai jilbab harus memasukkan jilbabnya ke

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


5
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

dalam jas lab juga, hal ini untuk menghindari kontak dengan zat-zat berbahaya,
mesin yang bergerak dan nyala api.
 Selalu cuci tangan dan lengan anda sebelum meninggalkan laboratorium.
Melakukan Percobaan
 Jangan pernah melakukan pekerjaan, penyiapan sampel atau percobaan tanpa
adanya pengawasan asisten/dosen laboratorium.
 Selalu persiapkan prosedur keselamatan kerja sebelum bekerja di laboratorium.
anda harus mengacu pada Material safety Data Sheet (MSDS) setiap kali bekerja
dengan zat-zat kimia tertentu.
 Cek semua peralatan sebelum digunakan. Apabila terdapat kerusakan, segera
laporkan pada petugas laboratorium untuk segera diganti/diperbaiki.
 Pilihlah tempat yang tepat untuk melakukan percobaan. Percobaan yang
melibatkan zat-zat berbahaya dan beracun harus dilakukan di dalam lemari asam.
 Diskusikan selalu setiap perkembangan dalam percobaan kepada asisten atau
dosen pemimpin praktikum.
 Jangan meninggalkan suatu percobaan tanpa pengawasan, terutama percobaan
yang menggunakan bahan-bahan yang mudah meledak atau mudah terbakar.
Penanganan Khusus Zat-zat Beracun dan Berbahaya
 Anda harus mengetahui sifat fisik dan kimia zat-zat yang akan digunakan dalam
setiap percobaan. Baca dan pahami MSDS (Material Safety Data Sheet) tiap-
tiap zat !
 Beri label pada botol reagen dan sampel yang anda gunakan.
 Simpan zat-zat kimia di lokasi yang sesuai.
 Jangan membuang zat-zat kimia ke wasbak !
 Pindahkan zat-zat kimia sisa, residu atau zat tak terpakai ke botol-botol atau
jurigen yang khusus untuk zat-zat sisa, yang tersedia di laboratorium.
 Jangan pernah memipet sesuatu dengan mulut, gunakan bola hisap pushball
 Segera bersihkan setiap tumpuhan zat kimia maupun air dengan lap kering.
 Laporkan setiap kejadian bila anda ragu cara menanggulanginya

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


6
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

Bahan Kimia
 Bahan-bahan kimia di laboratorium harus dianggap beracun dan berbahaya.
jangan makan dan minum di laboratorium ! Cucilah tangan anda setiap akan
meninggalkan laboratorium! dan bila perlu segera minum susu setelah
melaksanakan praktikum.
 Selalu buka pintu dan jendela serta nyalakan lemari asam dan blower ketika
bekerja di laboratorium. Kerjakan reaksi-reaksi yang melibatkan senyawa yang
mudah menguap dan mudah terbakar di dalam lemari asam !
 Jika anda menyimpan zat-zat yang mudah menguap di meja anda, tutuplah
selalu wadah yang digunakan untuk menyimpan zat tersebut !
 Jika anda menumpahkan zat kimia di meja anda, segera bersihkan dengan lap
kering atau tissu. Buanglah tissu pada tempatnya, jangan buang sampah di
dalam wasbak !
 Jika anda terkena zat kimia, segeralah cuci dengan sabun dan bilaslah dengan
air mengalir yang banyak. kecuali apabila anda terkena tumpahan atau
cipratan brom, fenol atau asam-asam pekat, hindari membilas dengan air !!
 Jika terkena H2SO4 pekat, laplah bagian tubuh anda yang terkena asam sulfat
pekat dengan tissue kering atau lap kering. Kemudian setelah beberapa saat,
cucilah bagian tubuh anda dengan air sabun dan air mengalir yang banyak.
 Zat-zat kimia berikut sangat iritan, kecuali jika dalam konsentrasi encer : asam
sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO3), asam klorida (HCl), asam asetat
(CH3COOH), larutan kalium hidroksida (KOH) dan natrium hidroksida
(NaOH). Berhati-hatilah!
 Dimetilsulfoksida, walaupun tidak iritan, tapi cepat sekali terserap oleh kulit.
Berhati-hatilah !
Selain pengetahuan mengenai penggunaan alat dan teknis pelaksanaan di
laboratorium, pengetahuan resiko bahaya dan pengetahuan sifat bahan yang
digunakan dalam percobaan.Sifat bahan secara rinci dan lengkap dapat dibaca
pada Material Safety Data Sheet (MSDS) yang dapat didownload dari internet.
Berikut ini sifat bahan berdasarkan kode gambar yang ada pada kemasan bahan
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
7
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

kimia:
Tabel 1. Simbol berbahaya
Toxic (sangat beracun) Bahan ini dapat menyebabkan
kematian atau sakit serius bila
Huruf kode: masuk ke dalam tubuh melalui
T+ pernapasan, pencernaan atau
melalui kulit

Corrosive(korosif)
Bahan ini dapat merusak
Huruf kode:
jaringan hidup, menyebabkan
C
iritasi kulit, dan gatal.

Explosive (bersifat
mudah meledak) Bahan ini mudah meledak
Huruf kode: dengan adanya panas, percikan
E bunga api, guncangan atau
gesekan.

Oxidizing
(pengoksidasi) Bahan ini dapat menyebabkan
kebakaran. Bahan ini
Huruf kode:
menghasilkan panas jika kontak
O
dengan bahan organik dan
reduktor.

flammable (sangat
mudah terbakar)
Bahan ini memiliki titik nyala
Huruf kode: rendah dan bahan yang bereaksi
F dengan air untuk menghasilkan
gas yang mudah terbakar.

Harmful (berbahaya)
Huruf kode: Bahan ini menyebabkan luka
Xn bakar pada kulit, berlendir dan
mengganggu pernapasan.

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


8
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

Tabel 2. Beberapa Jenis Kecelakaan Yang Sering Terjadi


Jenis Cara Pencegahannya Pertolongan yang diberikan
kecelakaan
Syok Listrik Menggunakan sandal Matikan sumber listrik, cabut sambungan
atau sepatu saat dari sumber, Jangan memegang korban
menghubungkan saat kena strum, tenangkan korban dan
listrik ke sumbernya bawa ke dokter
Kebakaran Jauhkan zat yang Basahi handuk dan kurungkan ke atas api
mudah terbakar api yang menyala, siapkan tabung pemadam
kebakaran. Dan jauhkan bahan-bahan lain
yang mudah terbakar api.
Terhirup gas  Jangan menghirup Usahakan pasien untuk muntah, bawa ke
beracun gas sembarangan tempat yang tenang dan udara bersih
 Gunakan masker
jika hendak
praktikum kimia
Tersiram zat  Jangan taruh zat Jangan langsung dilap bagian kulit yang
kimia kimia di tepi meja terkena cairan. Alirkan air ke atas bagian
 Gunakan pakaian kulit yang terkena tumpahan.
khusus ketika akan
bekerja dengan
bahan-bahan kimia
 Bacalah dengan
teliti label zat yang
ada di botol

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


9
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

ALAT DAN REAGENT

TUJUAN : Untuk mengetahui nama, bentuk dan fungsi alat yang ada di
laboratorium bakteriologi.
Untuk mengetahui reagent yang digunakan di laboratorium
bakteriologi dan fungsinya.
No. Nama Dan Gambar Fungsi
1. Ose Bulat - Untuk penanaman kuman
pada media padat/cair
- Untuk pembuatan sediaan

2. Ose Jarum - Untuk penanaman kuman


pada media yang
membutuhkan tusukan KIA,
Semi Solid.
- Untuk pembuatan sediaan
3. Staining Jar
- Untuk pewarnaan kuman
dengan system celup
- Bak pengecatan

4. Devicator/Evicator - Untuk
mengikubasi/mengeramkan
kuman secara anaerob oksigen

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


10
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

5. Incubator - Untuk mengikubasi kuman


secara aerob

6. Oven - Untuk sterilisasi alat dengan


suhu 160º-170ºC selama 1 jam
- Untuk mengeringkan media
dengan suhu ±70ºC
- Memiliki 1 pintu dari stainless

7. Petri Dish/Plate - Untuk tempat media padat

8. Autodave - Untuk sterilisasi mesia dengan


suhu 121ºC atau 250ºF selama
15 menit dengan tekanan 1-1,5
atas. Waktu 15 menit dihitung
(1 jam) pada saat suhu 121ºC
- Menggunakan prinsip uap air
bertekanan

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


11
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

9. Tabung reaksi - Untuk tempat media padat dan


cair

10. Tabung centrifuge - Untuk centrifuge darah dalam


pembuatan plasma citrat.

11. Tabung durhan - Untuk melihat pembentukan


gas oleh kuman pada media
gula-gula
- Penggunaan tabung ini
dimasukkan ketabung
khan/reaksi dengan posisi
terbalik

12. Obyek glass datar - Untuk tempat sediaan atau


preparat
- Untuk tes koagulasi dan
katalase

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


12
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

13. Objek glass cekung - Untuk sediaaan tetes gantung

14. Colony counter - Untuk menghitung jumlah


koloni kuman pada media
plate

15. Inkase - Untuk mengurangi


kontaminasi pada penanaman
kuman

16. Asbes - Untuk membantu saat


pemanasan diletakan diatas
kaki tiga

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


13
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

17. Beaker glass - Untuk melarutkan media cair

18. Mortir - Untuk menghaluskan sampel

19 kaki tiga - Untuk penopang erlenmeyer


atau becker glass saat
melarutkan.

19. Maat pipet - Untuk menghisap larutan


dalam jumlah yang sedikit
atau tetes

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


14
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

20. Gelas ukur

- Untuk mengukur cairan atau


aquadest saat melarutkan.

21. Erlen meyer - Digunakan untuk melarutkan


media padat.
- Digunakan untuk melarutkan
media cair klau tidak langsung
dipakai.
22. Lampu spiritus - Untuk mensterilkan ose
- Untuk menflaming mulut
tabung
- Untuk menfiksasi

23. Bunsen - Untuk memanaskan /


melarutkan media
- Untuk menflaming plate

24. Jembatan perwarnaan  untuk mewarnai sediaan


kuman dengan system tuang
 bak pengecetan

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


15
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

25. Neraca Analitik  Untuk menimbang media


 Menimbang reagen yang perlu
ditimbang.

26. Jangka sorong  untuk menghitung zona


jernih yang terbentuk pada
pemeriksaan antibiotic

MACAM-MACAM REAGENT

1. PZ
Phisiologi Zuur yang isinya NaCl 0,85%
Digunakan : - untuk pembuatan suspense kuman

2. Oil Imersi
Digunakan : - untuk pengamatan mikroskop menggunakan lensa
Objektif

3. Xylol / Xylene
Digunakan : - untuk membersihkan lensa objektif 100 kali pada
mikroskop
Caranya : - kapas putih (biasa) Xylol dan dioleskan ke lensa obyektif
pada mikrosko

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


16
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

MIKROSKOP MONOKULER

Mikroskop adalah suatu alat yang digunakan untuk melihat benda-benda kecil (jasad
renik) yang tidak tampak oleh mata telanjang.
1) System Optik
Terdiri dari : a. Okulator
b. Obyektif
c. Kondensor
d. cermin
2) System Mekanik
Terdiri dari : a. Tabung / Tabus
b. Makrometer
c. Mikrometer
d. Revolver Nois Picce
e. Meja Objek / Stage
f. Penjepit
g. Sekrup penggerak
h. Kerangka body
i. Food / kaki
j. Diafragma

SISTEM OPTIK
a. Okulair / Eyepiece
 Gunanya : untuk memperbesar bayangan semu terakhir
sehingfa dapat dilihat oleh mata.
 Ada dua macam :
1. Monokulair / satu okulair
2. Binokulair / dua okulair
 Ukuran yang tertera 5x, 10x, 15x

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


17
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

b. Objektif / Noisepiece
 Gunanya : untuk memperbesar bayangan benda
 Mempunyai perbesaran
1. 5x, 10x, 20x yang dikenal dengan low dry
2. 40x, 50x yang dikenal dengan high dry
3. 97x, 100x yang menggunakan Oil Immersi
 Tingkat numeris
Adalah salah satu factor penting untuk mengefisiensikan penggunaan
lensa obyektif dengan kondensor.

c. Kondensor
Kondensor adalah lensa cembung yang bersifat menfokuskan sinar dan
mempertegas pencahayaan benda.
 Terdiri dari :
1. Lensa datar
2. Lensa cembung

d. Cermin
 Gunanya : untuk mengumpulkan / menangkap sumber cahaya
 Terdiri dari :
1. Cermin Datar
Digunakan apabila menggunakan sinar dari alam / lansung
Contoh : sinar matahari
2. Cermin Cekung
Digunakan apabila menggunakan sibar buatan / tak langsung
Ada 2 sinar buatan :
a. sinar dari dalam
contoh : lampu dari dalam mikroskop
b. sinar dari luar
contoh : lampu TI / Ruangan

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


18
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

SISTEM MEKANIK
a. Tabung atau Tubus
Tempat lensa okulair
b. Makrometer
Menaik turunkan tubus secara tepat agar bayangan dapat terfokus
c. Mikrometer
Menaik turunkan tubus secara sangat lambat agar bayangan dapat terfokus
d. Revolver Nolse Piece
Lensa okulair
e. Meja Objek / Stage
Tempat sediaan yang akan diperiksa
f. Penjepit
Untuk menjepit sediaan yang akan diperiksa
g. Sekrup penggerak
Penggerak sediaan yang akan diperiksa
h. Kerangka / body
Untuk menyangga mikroskop
i. Foot / kaki
Dasar mikroskop
j. Diafragma
Mengatur intensitas cahaya yang masuk

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


19
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

GAMBAR MIKROSKOP

Cara Menggunakan MIkroskop


Dapat dibagi menjadi :
1. Cara Kering
 Menggunakan objektif 5x, 10x, 40x, dan 45x
Tehnik :
a. mikroskop harus dalam posisi tegak.
b. carilah sumber cahaya dengan menggunakan cermin
Caranya :
- Objektif 5x / 10x ditenpatkan dilubang stage
- Kondensor diturunkan penuh
- Diafragma ditutup penuh
- Mata didekatkan lensa okulair
- Putar-putarlah cermin sampai mendapatkan lapang pandang yang
terang
c. setelah didapat lapang pandang yang terang, letakkan sediaan pada
meja sediaan dan jepitlah dengan jepit sediaan.
d. Objektif diturunkan sampai hamper menyentuh sediaan (dengan

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


20
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

mkrometer)
e. Carilah bayangan benda. Naikan objektif dengan menggunakan
makrometer secara perlahan.
f. Setelah bayangan benda terfokus, putarlah micrometer sampai
bayangan benda terlihat jelas.
 Menggunakan Objek 40x, 50x
Tehnik :
a. mikroskop harus dalam posisi tegak
b. Carilah sumber cahaya dengan menggunakan cermin
Caranya :
- Objektif 40x, 50x ditempakan di lubang stage#
- Kondensor dinaikan setengah
- Diafragma dibuka setengah
- Mata dekatkan lensa okuler
- Putar-putarlah cermin sampai mendapatkan lapang pandang yang
terang
c. Gantilah objektif 5x, 10x, dengan objektif 40x, 50x
d. Setelah bayangan benda terfokus, putarlah micrometer sampai
bayangan benda jelas terlihat.
2. Cara Basah
 Cara ini menggunakan objektif 100x dan menggunakan minyak cedar /
oil immersion
 Guna minyak cedar adalah mengurangi pembiasan sinar karena sinar
yang masuk terlalu kuat.
 Tehnik :
a. Mikroskop dalam posisi tegak
b. Carilah sumber cahaya dengan menggunakan cermin
Caranya :
- Objektif 5x, 10x ditempatkan dilubang stage
- Kondensor diturunkan penuh

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


21
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

- Diafragma ditutup penuh


- Mata didekatkan lensa okulair
- Putar-putarlah cermin sampai mendapatkan lapang pandang yang
terang
c. Setelah di dapat lapang pandang yang terang, letakkan sediaan pada
meja dan jepitlah dengan penjepit sediaan.
d. Objektif diturunkan sapai hampir menyentuh sediaan
e. Carilah bayangan benda. Naikkan objektif dengan menggunakan
makrometer secara perlahan.
f. Setelah bayangan benda terfokus, putarlah micrometer sampai
bayangan benda terlihat jelas.
g. Setelah terlihat jelas dilanjutkan dengan :
- Kondensor dinaikan penuh
- Diafragma dibuka penuh
- Sediaan diberi minyak cedar
- Obkektif diganti 100x
h. Penjelas bayangan dengan menggunakan micrometer.

Penanganan dan Pemeliharaan Mikroskop


1. Setelah dipakai harus dibersihkan dengan kain halus / kapas
2. Perhatian :
- Untuk objektif 10x dan 45x dibersihkan dengan kapas dan tidak boleh
tersentuh minyak cedar
- Untuk objek 100x dibersihkan dengan kapas berxylol
- Untuk alat-alat mekanik dibersihksan dengan kapas / kain kering
3. Cara penyimpanan mikroskop
- Mikroskop dalam posisi tegak
- Kondensor diturunkan penuh
- Diafragma ditutup
- Cermin desejajarkan

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


22
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

- Objektif 10x ditempatkan tepat pada lubang stage


- Objektif diturunkan penuh
- Simpan mikroskop dalam kotak yang kering dan bersih
4. Cara membawa mikroskop
Mikroskop dibawa dalam posisi tegak, tangan kanan memegang tangkai
mikroskop dan tangan kiri memegang dasar mikroskop
- Alat :
a. Mikroskop
b. Objek Glass
c. Cover Glass
d. Lampu
- Bahan / objek : preparat bakteri
- Prosedur
Menggunakan cara basah :
a. Mikroskop harus dalam posisi tegak
b. Mencari sumber cahaya dengan cermin pada mikroskop
Caranya :
- Objek 100x ditempatkan diatas lubang stage
- Kondensor dinaikkan penuh / diafragma dibuka penuh
- Tetesi preparat dengan oil immersion
- Putar-putarlah cermin sampai dapat lapang pandang yang
terang.
c. Setelah dapat lapang pandang yang terang, letakkan sediaan pada
meja sediaan dan jepit dengan penjepit sediaan.
d. Objek diturunkan sampai hampir menyentuh sediaan
e. Mencari bayangan benda, naikkan objek dengan menggunakan
makrometer dengan perlahan
f. setelah bayangan benda terfokus, putarlah makrometer sampai
bayangan benda jelas terlihat.

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


23
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

MIKROSKOP BINOKULER

Penemu awal mikroskop bernama Anthony Van Leewenhoek. Mikroskop


merupakan alat bantu yang bisa digunakan atau berfungsi untuk melihat dan
memperbesar benda – benda yang memiliki ukurannya sangat kecil, mikro yaitu
benda yang tidak akan bisa dilihat dengan mata telanjang. Benda benda kecil seperti
bakteri dan sel darah, dapat dilihat dengan memperbesar ukurannya sesuai perbesaran
yang digunakan. Benda bisa diperbesar dengan 40 kali, 100 kali, 400 kali dan 1000
kali.
Mikroskop umumnya memiliki lensa okuler dan lensa objektif dengan kekuatan
pembesaran sebagai berikut:
1. Objektif 4 x dan okuler 10 x,pembesaran total 40 x
2. Objektif 10 x dan okuler 10 x,pembesaran total 100 x
3. Objektif 40 x dan okuler 10 x,pembesaran total 400 x
4. Objektif 100 x dan okuler 10 x,pembesaran total 1000 x

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


24
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

Jenis mikroskop dibedakan menjadi dua menurut jumlah lensanya yaitu


1. Monokular jika memiliki lensa satu
2. Binokuler jika memiliki lensa dua. Dan menurut jenisnya terdapat dua yaitu
mikroskop cahaya dan mikroskop electron.
Bagian Bagian Mikroskop
Bagian mikroskop dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian optik dan mekanik.
A. Bagian Optik
1. Lensa Okuler
Lensa okuler berfungsi memperbesar bayangan memperbesar bayangan dengan
perbesaran 6 kali, 10 kali, atau 12 kali.
2. Lensa Objektif
Terdapat tiga lensa objektid dengan perbesaran 10 kali, 40 kali, 100 kali atau
juga ada yang 1000 kali pada jenis mikroskop terbaru. Saat menggunakan lensa
objektif, 100 kali untuk memperjelas gambaran benda perlu diberi minyak
pelumas oil imersi karena benda atau objek sampai menempel atau bersentuhan
dengan lensa.
3. Kondensor
Kondensor merupakan bagian yang bisa diputar naik turun berfungsi untuk
memusatkan objek atau benda serta memperjelas cahaya yang dipantulkan oleh
cermin.
4. Diafragma
Benda atau objek mikro biasanya diletakkan pada preparat atau lempengan kaya
yang di jepitkan pada tatakan bawah lensa. Diafragma berfungsi mengatur
seberapa banyak cahaya yang digunakan untuk melihat objek pada preparat.
5. Cermin
Cermin berada pada posisi bawah berbentuk bulat dan berfungsi menerima dan
memantulkan cahaya ke arah preparat agar objek yang sedang diamati bisa
terlihat jelas. Cermin bisa diarahkan ke segala arah untuk mendapatkan
pencahayaan yang cukup terang.

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


25
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

B. Bagian Mekanik
1. Revolver
Revolver merupakan bagian yang digunakan untuk mengatur seberapa banyak
perbesaran lensa yang diinginkan. Revolver bisa diatur dengan memutarnya
sesuai dengan perbesaran yang tertera atau tertulis.
2. Tabung Mikroskop
Tabung mikroskop ini yang berbentuk panjang karena merupakan penghubung
antara lensa objektif dan lensa okuler pada mikroskop.
3. Lengan Mikroskop
Lengan mikroskop merupakan tempat pegangan untuk pengamat. Untuk
memberi kenyamanan bagi pengamat saat menggunakan mikroskop.
4. Meja Benda
Meja benda merupakan tatakan tempat objek atau preparat diletakkan. Pada
meja tersebut terdapat penjepit di kanan dan kiri meja benda yang berfungsi
untuk menjaga agar preparat tidak bergeser.
5. Makrometer
Makrometer merupakan bagian untuk menaikkan atau menurunkan tabung
mikroskop secara cepat dengan tujuan memperjelas gambaran pada objek.
6. Mikrometer
Mikrometer merupakan bagian untuk memperjelas gambaran pada objek.
7. Kaki Mikroskop
Kaki mikroskop merupakan bagian dasar yang menopang mikroskop secara
keseluruhan, dan juga penyangga saat mikroskop akan dipindahkan.
8. Sendi Inklinasi
Pengatur sudut atau tegaknya mikroskop sesuai dengan kenyamanan pengamat.
Sendi inklinasi ini bisa ditegakkan atau dibungkukkan tergantung kenyamanan
pengamat dan disesuaikan dengan arah lensa okulernya.

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


26
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

Cara Pemakaian Mikroskop Binokuler


1. Kabel ditancapkan pada mikroskop dan sumber listrik.
2. Tombol "ON" dinyalakan sehingga lampu menyala. Terang cahaya lampu dapat
diperbesar dengan menggeser pengatur besar kecil cahaya lampu mikroskop.
3. Diafragma digeser dari posisi MIN ke posisi MAX atau mendekati MAX agar
diperoleh pencahayaan yang terang pada obyek yang sedang diamati.
4. Preparat di pasang pada meja benda.
5. Objek pada mikroskop pertama kali dicari pada perbesaran lemah (4 x 10) dengan
cara memutar makrometer mikroskop.
6. Obyek dapat diperbesar atau diperjelas dengan menambah ukuran lensa okuler.
Penambahan ukuran lensa okuler dilakukan dengan menggeser revolver.
7. Perubahan lensa okuler menyebabkan obyek yang telah tampak pada perbesaran
lemah akan menjadi kabur. Obyek yang menjadi kabur dapat diperjelas dengan
menggeser mikrometer. makrometer mikroskop sebaiknya tidak digunakan ketika
memperjelas obyek. Penggunaan makrometer pada perbesaran kuat dapat
menyebabkan pecahnya kaca benda atau preparat yang sedang diamati.

LANGKAH-LANGKAH MENGEMBALIKAN MIKROSKOP BINOKULER


1.Ketika pengamatan berakhir maka kembalikanlah posisi lensa okuler pada
perbesaran terkecil (4 x 10) kemudian turunkan meja benda dengan cara menggeser
makrometer mikroskop.
2. Preparat dari meja benda dilepaskan.
3. Diafragma pada posisi MIN, kemudian lampu mikroskop diredupkan.
4.a. Tombol OFF ditekan.
b. Kondensor diturunkan.
c. Lensa okuler dilap dengan kertas lensa.
d. Meja benda dilap dengan lap bersih.
5.Kabel dilepaskan dari sumber listrik .
6.Kabel dilipat dan dikembalikan pada posisi semula.
7. Mikroskop dikembalikan ke tempat penyimpanan.

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


27
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

Cara merawat Mikroskop


1. Mikroskop harus disimpan di tempat sejuk, kering, bebas debu dan bebas dari uap
asam dan basa. Tempat penyesuaian yang sesuai ialah kotak mikroskop yang
dilengkapi dengan silica gel, yang bersifat higroskopis, sehingga lingkungan
sekitar mikroskop tidak lembab. Selain itu dapat pula diletakkan dalam lemari
yang diberi lampu untuk mencegah tumbuhnya jamur.
2. Bagian mikroskop non optik, terbuat dari logam atau plastik, dapat dibersihkan
dengan menggunakan kain fanel. Untuk membersihkan debu yang terselip di
bagian mikroskop tersebut dapat digunakan kuas kecil atau kuas lensa kamera.
3. Lensa-lensa mikroskop (okuler, objektif, dan kondensor) dibersihkan dengan
menggunakan tisue lensa. Jangan membersihkan lensa menggunakan sapu tangan
atau lap kain.
4. Sisa minyak imersi pada lensa objektif dapat dibersihkan dengan xilol (xylene).
Pada penggunaan xilol haruslah hati-hati, jangan sampai cairan xilol menempel
pada bagian mikroskop non optik, karena akan merusak cat atau merusak bahan
plastik, dan juga jangan menggunakan larutan ini kebagian lensa yang lain.
5. Sebelum menyimpan mikroskop,bersihkan selalu mikroskop tersebut, terutama
hapus semua minyak imersi di permukaan lensa, sehingga partikel yang halus
tidak menempel dan menggumpal serta mengering. Minyak dan partikel halus
pada lensa dapat mengaburkannya dan menyebabkan goresan.
6. Sebelum menyimpan mikroskop, meja mikroskop diatur lagi dan lensa objektif
dijauhkan dari meja preparat dengan memutar alat penggeraknya ke posisi semula,
kondensor diturunkan kembali, lampu dikecilkan intensitasnya lalu dimatikan.

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


28
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

PEWARNAAN

Macam-macam pewarnaan
1. Regresif staining : pewarnaan mengunakan lebih dari satu macam cat (
Gram, ZN, KG )
2. Progresif staining : pewarnaan yang mengunakan 1 macam cat saja (Lugol,
Fucshin, Methylen Blue)
3. Negatif staining : pewarnaan yang diwarnai latar belakangnya ( Kapsul )
4. Metha cromatik staining ( Pewarnaan granula)

PEWARNAAN SEDERHANA
TUJUAN :
* untuk melihat morfologi kuman
* untuk melihat susunan kuman
ALAT :
* Objek glass
* ose bulat/jarum
* lampu spiritus
* Mikroskop
BAHAN :
* Pz
* Oil imersi
* kuman
Prosedur Kerja
A. Pembuatan Sediaan
1. Siapkan semua alat dan bahan.
2. Sterilkan objek glass dengan difiksasi diatas api dan tetesi dengan pz (kuman
dari media padat plate).
3. Panaskan ose bulat dengan api diatas lampu spiritus sampai merah membara
dan dinginkan.

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


29
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

4. Ambil kuman dalam tabung/plate yang telah diflaming dengan ose bulat,
kemudian oleskan pada objek glass searah dengan jarum jam dan keringkan.
5. Sediaan difiksasi (dipanasi diatas api) dan diwarnai.
B. Prosedur pewarnaan sederhana
1. Sediaan digenangi dengan cat gentian violet (gram 1) 1-5 menit.
2. Cat dibuang dan dicuci diair mengair dan di keringkan
3. Sediaan ditetesi dengan Oil Immersi dan diamati dibawah mikroskop dengan
perbesaran 100 x lensa objektif.
Hasil :
Batang

Cat Malacite Green Methylen Blue Fucshin Gentian Violet

Bentuk Batang Batang Batang Batang


Susunan menyebar menyebar menyebar menyebar
Warna Hijau Biru merah unggu

Coccus
Cat Malacite Green Methylen Blue Fucshin Gentian Violet

Bentuk Coccus Coccus Coccus Coccus


Susunan Bergerombol Bergerombol Bergerombol Bergerombol
Warna Hijau Biru merah unggu

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


30
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

PEWARNAAN GRAM

TUJUAN :
 untuk membedakan kuman Gram positif dan kuman Gram negatif
 untuk melihat susunan dan morfologi kuman
 untuk melihat sifat kuman terhadap pewarnaan
 untuk membantu klasifikasi kuman
PRINSIP :
* Kuman Gram positif
Dituangi Gram 1 (gentian violet) berwarna unggu, kemudian
digenangi gram 2 (lugol) agar cat semakin kuat dan bila dilunturkan
dengan Gram 3 ( alkohol 70%) tidak luntur bila digenangi fucshin
tidak terserap sehinga kuman tetap berwarna unggu.
* Kuman Gram Negatif
Dituangi Gram 1 (gentian violet) berwarna unggu, kemudian
digenangi gram 2 (lugol) dilunturkan dengan Gram 3 ( alkohol 70%)
luntur, digenangi fucshin terserap sehinga kuman merah.
ALAT :
* Objek glass
* ose bulat/jarum
* lampu spiritus
* Mikroskop
BAHAN :
* Pz
* Oil imersi
* kuman
* Gram 1 : Gentian Violet
* Gram II : Lugol
* Gram III : Alkohol 70%
* Gram IV : Fucshin
Prosedur Kerja
1. Sedian difiksasi
2. Digenangi Gram 1 selama 3-5 menit, cat dibuang di cuci dengan air mengalir kecil.
3. Digenangi Gram II selama 1 menit, cat dibuang.
4. Digenangi Gram III selama 10 detik, alkohol dibuang dicuci dengan air mengalir
kecil.
5. Digenangi Gram IV selama 3-5 menit, cat dibuang dicuci dengan air mengalir
kecil.
6. Dikeringkan dan diperiksa memakai mikroskop perbesaran 100X
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
31
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

HASIL
Sifat pewarnaan Gram Positif Gram Negatif
Bentuk Coccus Batang
Susunan Bergerombol Menyebar
Warna Unggu Merah

BENTUK KUMAN
1. Batang Gram Negatif
* Echerichia coli
* Klebsiella
* Salmonella
* Shigella
* Proteus
* Pseudomonas
* Vibrio cholera
2. Batang Gram positif
* M. tuberculosa
* M.lepra
* C. difteri
3. Coccus Gram Positif
* Staphylococcu * Diplococcus
* Sarkina * Tetracoccus

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


32
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

UJI KEPEKAAN ANTIBIOTIK

Tujuan : Uji kepekaan kuman terhadap antimikroba terutama antibiotic.


Prinsip : Suatu jeniskuman dapat peka terhadap antibioktik atau antimikroba
dapat diketahui secara invitro dengan cara membiakkan bakteri
pada media yang diberi disk aantibiotik atau antimikroba.
Bahan : Suspensi kuman.
Media : Nutrient broth, Agar Mueller-Hilton (MH Agar)
Kuman control : Staphylococcus aureus ATCC 25923, Escherichia coli ATCC
25922, Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853
Agar memenuhi persyaratan sbb:
o Diameter dan potensi sesuai dengan ketentuan.
o Disimpan dalam -20ºC
o Disk untuk dipakai sehari-hari disimpan dalam 4ºC --- 1 bulan
o Sebelum dipakai container disk dilakukan pada suhu kamar lalu
agar tidak basah waktu dipakai.
Standart kekeruhan Mc farlan untuk dibandingkan dengan suspense bakteri.
Suspensi Bakteri  1. PZ 5ml + koloni bakteri dr media MSA, NAS, BAP, MCA,
Selektif atau KIA
2. NB 5 ml + koloni bakteri dr media MSA, NAS, BAP, MCA,
Selektif atau KIA
Metode : 1. Dilusi
2.Difusi Cakram dan sumuran
Cara pemeriksaan :
1. Strain berasal dari kultur murni.
Satu ose penuh strain ditanam dalam broth/inkubasi 27º C 2-3 jam. Kekeruhan
broth dibandingkan dengan standar Mc farlan.
2. Dengan swab steril kultur dalam broth ditanam merata pada agar MH.
Sebelumnya swab diperas dahulu pada dinding tabung (dengan menekan

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


33
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

sambil diputar). Lalu diswabkan meliputi seluruh permukaan plate secara


merata.
3. Metode Cakram :
a. Plate setelah diswab suspensi bakteri, dibiarkan beberapa menit pada
temperature kamar dalam keadaan tertutup, agar bakteri yang diswabkan
terserap.
b. Disk antibiotic diletakkan dengan pinset/ jarum steril pada permukaan
plate agar, tiap disk diperkirakan jaraknya 15-20 mm, agar zona jernih
yang terjadi tidak saling bertubrukan. Satu plate maksimum tujuh disk.
c. Setelah diinkubasi 37º 24 jam zona jernih yang dihasilkan diukur
diameternya dengan jangka sorong. Cawan petri tetap ditutup pengukuran
dilaksanakan dari dasar plate (dibalik). Hasil pengukuran dicocokkan
dengan tabel NCCLS satuan mio.
4. Metode Sumuran :
a. Plate MH setelah diswab suspensi bakteri, dibiarkan beberapa menit pada
temperature kamar dalam keadaan tertutup agar bakteri terserap..
b. Antibiotic cair diletakkan pada lubang sumuran agar sebanyak 50 mikro
diperkirakan jaraknya lubang 15 mm- 20 mm saat pembuatan media, agar
zona jernih yang terjadi tidak saling bertubrukan. Satu plate maksimum
enam disk.
c. Setelah diinkubasi 37º 24 jam zona jernih diukur diameternya dengan
jangka sorong. Cawan petri tetap ditutup pengukuran dilaksanakan dari
dasar plate (dibalik). Hasil pengukuran dicocokkan dengan tabel NCCLS
satuan mio.
Control kualitas :
 Selalu digunakan control kuman yang murni.
 Media perlu diuji sterilitas dan spesifisitasnya.
 Disk antibiotiknya tidak kadaluarsa.
Cara pelaporan : Ada 3 kategori:
1. Resisten (R)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


34
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

2. Intermediate (I)
3. Sensitif (S)

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. Koloni kuman harus murni dan diketahui spesiesnya.
2. Koloni kuman sudah diinkubasi terlebih dahulu minimal 2 jam.
3. Peneneman harus merata.
4. Jangan diinkubasi pada suhu yang terlalu tinggi beberapa antibiotic rusak oleh
panas.
Antibiotik : zat-zat biokimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme hidup yang
aktif dalam jumlah kecil yang bisa menghambat atau membunuh
mikroorganisme hidup lainnya.
Zat-zat antibater berdasarkan cara kerja :
1. Obat-obat bakteriostastik
Adalah obat-obatan yang dalm konsentrasi yang dapat diterima oleh tubuh,
hanya menghambat pertumbuhan kuman.
Ex : Kloramfenikol, Sulfonamida, Tetrasiklin, dll.
2. Obat-obat bakterisidal
Adalah obat-obatan yang membunuh kuman karena daya kerjanya yang cepat
mematikan kuman.
Ex : Penisilin, Sefalosforin, Aminoglikosida, Asam nalidiksat, dll.

 Obat-obat bakterisidal merupakan zat-zat terapeusin yang lebih efektif


dari pada obat-obat bakteriostatik.
Sasaran obat :
1. Hambatan sintesis peptidoglikan dinding sel
Ex : Penicilin, Bacitrasin, Vankomisin, Sikloserin
2. Mengganggu permeabilitas selaput sitoplasma
Ex : Triosidin, Gramisidin, Polimiksin, Antibiotika polien anti jamur
3. Menghambat sintesis protein

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


35
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

Ex : Aminoglikosida, Tetrasiklin
4. Menghambat sintesis asam nukleat Ex : Rifampisin
DAFTAR DIAMETER ZONE DAN PERKIRAAN YANG SESUAI DENGAN
NILAI MIC
Bahan antimicrobial Kadar µg Zone diameter (mm) Nilai MIC
lempeng Resiet Interm Peka Reisten Peka
ediet µg/ml µg/ml
Amikacin 10 ≤11 12-13 ≥14 ≥32 ≤8
a
Ampicillin -Gram negatif 10 ≤11 12-13 ≥14 32 ≤8
bakteri dan enterococcus
Ampicillina- 10 ≤20 21-28 ≥29 32b ≤0,2
Staphylococcus dan
organisme yang peka thd
Penicillin G
Ampicillina- spesies 10 ≤19 - ≥20 - ≤2,0
Haemophilus
Carbenicillin bila diujikan 100 ≤17 18-22 ≥23 32 ≤16
pada spesies Proteus dan
E.coli
Carbenicillin bila diujikan 100 13 14-16 ≥17 250 ≤125
pada Pseudomonas
aeroginosa
Cephalohinc 30 ≤14 15-17 ≥18 32 ≤10
Chloramphenicol 30 ≤12 13-17 ≥18 25 ≤?2,5
Clindamycin 2 ≤14 15-16 ≥17 2 ≤?
d d
Colistin 10 ≤8 9-10 ≥11 - -
Emythromycin 15 ≤13 14-17 ≥18 8 ≤2
Gentamicin 10 ≤12 13-14 ≥15 16 ≤4
Kanamycin 30 ≤13 14-17 ≥18 25 ≤6
Sethicillin bila diujikan 5 ≤9 10-13 ≥14 - ≤3
pada Staphylococcus
Neomycin 30 ≤12 13-16 ≥17 - ≤10
Penicillin G- bila diujikan 10 unit ≤20 21-23 ≥29 b ≤0,1
pada Staphylococcus
Penicillin G- bila diujikan 10 unit ≤11 12-21 ≥22 32 ≤1,5
pada organisme lainnya
Polymycin 300 ≤8 9-11 ≥12 50 -
Streptomycin 10 ≤11 12-14 ≥15 15 ≤6
Tetracycline 30 ≤14 15-18 ≥19 12 ≤4
Tobramycin 10 ≤11 12-13 ≥14 16 ≤4

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


36
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

Vancomycin 30 ≤9 10-11 ≥12 - ≤???


Sulfonamides e 250-300 ≤12 13-16 ≥17 350 ≤100
Trimethoprim- 1,25 ≤10 11-16 ≥16 200 ≤25
sulfamethoxasole 23,75
HitrofurantoinG 300 ≤14 15-16 ≥17 100 ≤25
Halidixic acidG 30 ≤18 14-?? ≥19 32 ≤12

Dari : National Committee for Laboratory


a. Golongan untuk lempeng ampicilln dan amoxicillin
b. Strain resisten dari S.aureus pembentuk penicillinase. Strain resisten terhadap
amoxicillin dan juga pembentuk penicillinase.
c. Golongan untuk lempeng cephalothin, cephalexin, cephazolin, cephacetrile dan
cephapirin
d. Colistin dan polymyxin sulit menyebar dalam agar, kemantapan tes difusi kurang
sekali dan korelasi MIC tidak dapat dilakukan dengan tepat.

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


37
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

TOTAL PLATE COUNT (TPC)/ ALT

Tujuan : Untuk menghitung jumlah kuman dalam 1ml atau 1 gram sampel.
Prinsip : Inokulasi langsung sampel/cuplikan dalam ml/gram yang diinkubasi
dengan waktu tertentu dan suhu yang sesuai. Kemudian dihitung
jumlah koloni secara visual.
Media : Nutrient agar, PDF, Buffer fosfat.
Skema pemeriksaan : 1 ml
10ml 1 ml

9ml 9ml
Sampel 90ml
pengencer pengencer
pengencer

NA @15ml

Inkubasi suhu 37°C selama 24 jam

Syarat perhitungan :
Dipilih cawan petri dari 1 pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni antara 30-
300. Jumlah koloni rata-rata dari kedua cawan dihitung lalu dikalikan dengan factor
pengencerannya. Hasil dinyatakan sebagai angka lempeng. Total dalam tiap gram
contoh. Untuk beberapa kemungkinan lain yang berada dari pernyataan di atas.
Maka diikuti petunjuk sebagai berikut :
1. Bila hanya salah satu diantara kedua cawan petri pengenceran yang sama
menunjukan jumlah antara 30-300 koloni. Dihitung rata-rata dari kedua cawan
dikalikan dengan factor pengenceran.

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


38
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

2. Bila pada cawan petri dari kedua tingkat pengenceran yang berurutan
menunjukkan jumlah antara 30-300 koloni maka dihitung jumlah koloni dan
dikalikan factor pengenceran kemudian diambil angka rata-rata. Jika angka
pengeceran yang lebih tinggi didapati jumlah koloni lebih besar dari 2 kali
jumlah koloni pada pengenceran terendah (misal pada pengenceran 10-2 diperoleh
140 koloni pada pengenceran 10-3 diperoleh 32 koloni maka dipilih jumlah
koloni pada tingkat pengenceran 10-2 yaitu 140 koloni).
3. Bila dari seluruh cawan petri tidak ada satupun yang menunjukan jumlah antara
30-300 koloni, maka dicatat angka sebenarnya dari tingkat pengeceran terendah
dan dihitung sebagai Angka Lempeng Total perkiraan.
4. Bila tidak ada pertumbuhan pada semua cawan dan bukan disebabkan karena
factor inhibitor, maka angka lempeng total dilaporkan sebagai kurang dari 1
dikalikan factor pengencer terendah.
5. Bila jumlah koloni per-cawan lebih dari 300 maka cawan dengan tingkat
pengenceran tertinggi dibagi dalam beberapa sector (2,4 atau 8). Jumlah koloni
dikalikan dengan factor pembagi dan factor pengencernya. Hasil dilaporkan
sebagai Angka Lempeng Total perkiraan.
6. Bila jumlah koloni lebih dari 200 pada 1⁄8 bagian cawan, maka jumlah koloni
adalah 200x8x factor pengenceran. Angka Lempeng Total perkiraan dihitung
sebagai lebih besar dari jumlah koloni yang diperoleh.

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


39
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

MEDIA :

A. SENSITIFITAS ANTIBIOTIK
MH Agar
12 plate 100 ml  6 plate
Aquadest  100 / 6 × 12 = 200 ml
34 gram / 1000 ml × 200 ml = 6,8 gram

B. MEDIA ALT (Angka Lempeng Total)


NAP
12 plate @ 15 ml
Aquadest 12 × 15 ml = 180 ml
20 gram × 180 ml = 3,6 ml

C. MEDIA PELARUT
1. Letheen Broth
a. Erlenmeyer 90 ml
b. Tabung reaksi @ 9 ml 18 ml
108 ml
37,8 gram / 1000 ml × 108 = 4,1 gram
Twen 80  5/1000 ml × 108 = 0,5 ml
Aquadest  108 – 0,5 = 107,5 ml

2. PZ (Pisiologi Zuur)
Auadest 100 ml
NaCl  5 gram / 1000 = 0,9 gram

3. PDF
a. Erlenmeyer 90 ml

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


40
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

b. Tabung reaksi @ 9 ml 18 ml
Aquadest 108 ml
Pepton  25,5gram/1000ml×108 ml = 2,8 gram

4. Buffer phosphate
Stock  KH2PO4 17 gram
Aquadest 250 ml dan di adkan sampai 1000 ml

D. PEWARNAAN
1. CAT INDUK
 Basic Fuchsin
5 gram basic fuchsin + 95 ml alcohol 96%

 Methylen Blue
5 gram methylen blue + 95 ml alcohol 96%

 Kristal Violet
5 gram kristal violet + 95 ml alcohol 96%

 Gentian Violet
5 gram gentian violet + 95 ml alcohol 96%

 Safranin
5 gram safranin + 95 ml alcohol 96%
 Malachit Green
5 gram malacit green + 95 ml alcohol 96%

2. PEWARNAAN SEDERHANA
 Fuchsin
10 ml cat induk fuchsin + 90 ml aquadest

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


41
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

 Methylen Blue
10 ml cat induk methylen blue + 90 ml aquadest

 Kristal Violet
10 ml cat induk kristal violet + 90 ml aquadest

 Malachite Green
10 ml cat induk malachite green + 90 ml aquadest

3. PEWARNAAN GRAM
 Gram I (Gentian Violet)
5 gram gentian violet + 95 ml alcohol 95%
Pengencer  10 ml cat induk gentian violet + 90 ml aquadest

 Gram II (Induk Logol)


Iodium Kristal 1 gram
KI 2 gram
Aquadest 300 ml

 Gram III
Alcohol 96% 73 ml
Aquadest 27 ml

 Gram IV (Fuchsin)
5 gram fuchsin + 95 ml alcohol 95%
Pengencer  10 ml cat induk fuchsin + 90 ml aquadest

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


42
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

CARA PEMBUATAN MEDIA

Media padat setelah ditimbang dilarutkan dalam Erlenmeyer dan media cair
dilarutkan dalam beaker glass.
1. Media pada plate
Misalnya  NAP, MH
Buat  12 plate
Pelarut aquadest  200 ml
Pembuatan  Steril plate di oven. Ditimbang masing-masing media
dimasukkan Erlenmeyer dan ditambah 200ml aquadest
dipanaskan sampai larut, setelah larut sesuaikan pHnya
dengan yang diminta, disterilkan di autoclave, media yang
sudah steril keluar dari autoclave di tuang pada plate steril
didekat api bunse setelah membeku, disimpan pada almari es
posisi agar di atas.
2. Media cair
Misalnya  NB, Bouillon, PDF, PZ,
Pembuatan  Ditimbang masing-masing media dimasukkan beaker
glass ditambah aquadest sesuai kebutuhan dan dipanaskan
sampai larut, sesuaikan pHnya sesuai yang diminta, tuang
pada tabung sesuai ukuran masing-masing, tutup dengan
kapas berlemak, steril diautoclav, setelah dingin disimpan di
lemari es

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


43
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

DAFTAR PUSTAKA

Balai Laboratorium Kesehatan Surabaya Petunjuk Pemeriksaan Mikrobiologi ed.


Kedua – 1992

Joklik, Willett, Amos, Wilfert, “Zinsser Mikrobiologi, 19th” Ed. Prentice. Hall
International Inc. 1988, him 487

Senzel, A.J (ED). Hewburger’s Manual of Cosmetic Analiysis, 2nd Ed, the association
of official Analytical Chemists, Inc Washington DC, 1977, hlm 132 – 140

Srikandi Fardiaz, Mikrobioligi Pangan , IPB. Bogor – 1992.

Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 661 / Menkes / SK / VII
/ 1992, tentang persyaratan Obat Tradisional

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


44
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

45

Anda mungkin juga menyukai